Agnes masih terus saja menatap wajah Farel yang nampak biasa biasa saja. Tak ada raut wajah yang mencurigakan dari putera nya itu.
''Kalau Mama yidak mau ngomong sekarang, Farel pergi ke kamar sekarang. Masih banyak yang akan Farel kerjakan hari ini,'' gumam Farel. Agnes yang sedang melamun pun harus membuyarkan lamunan nya.
'Entah apa yang mereka berdua bicarakan? sehingga harus berada di ruangan kerjanya,' batin Agnes yang terus saja berpikir, kalau putera dan juga suami nya akan merencanakan sesuatu.
''Apa yang kalian obrolin di dalam!'' tanya Agnes dengan ketus.
''Apa? kami nggak ngobrolin apa apa kok, cuma minta pendapat saja sama Papa, kalau aku ingin kuliah di luar negeri, biasalah cara referensi baru di sana, sekalian mau cari gebetan bule juga?!'' balas Farel panjang lebar.
'Aku harus bersikap seperti biasanya kepada Mama dan kak Almira, agar mereka berdua tidak terlalu curiga kepadaku dan juga Papa setelah kepergian kak Lini.' batin Farel.
''Ya sudah lah Ma, Farel tuh banyak PR yang harus di kerjakan sekarang, di tambah lagi ujian sekolah sebentar lagi,'' ujarnya dengan meninggalkan Mama Agnes yang masih berdiam diri di tempat nya.
Farel mengelus dadanya setelah menghindari sang Mama, ''Ada ada saja dech Mama, bikin jantungan saja,'' bisiknya dan masuk ke dalam kamar nya, Farel terus saja melewatkan makan malam nya karena dia males bertemu dengan Mama dan juga kakak nya, sedangkan Mahalini sendiri sudah mempersiapkan makan malam untuk keluarga angkat nya.
Ya walaupun badan Mahalini masih terasa nyut nyutan, tapi dia harus bangun dan mempersiapkan semua yang di perlukan keluarga angkat nya.
''Lini kamu nggak makan malam?'' tanya Pak Setiawan ketika melihat Mahalini berjalan menuju dapur.
''Lini belum lapar Pa, tadi kan sudah makan?'' jawab Mahalini dengan menyunggingkan senyumnya.
Sebenarnya Mahalini sangat lapar, namun dia tidak akan makan sebelum Mama angkat nya tidur.
Pak Setiawan merasa sedih melihat puteri angkat nya yang jauh dari kemewahan, dan kebahagia'an. Di tambah lagi dia sering mendapatkan perlakuan yang sangat memilukan sehingga siapa pun yang melihat waktu itu, akan mengeluarkan air mata nya karena kasian.
''Ya sudah kamu istirahat saja di kamar,'' kata Pak Setiawan lembut, diapun mengalihkan pandangan nya ke meja yang di mana di sana sudah terhidang berbagai macam masakan.
'Mulai besok kamu tidak akan menderita lagi sayang, semoga Papa selalu di beri kelancaran dalam mencari rezeki, dan selalu di berikan kesehatan sampai kamu menemukan kebahagia'an kamu sendiri,' batin Pak Setiawan.
Sedangkan Agnes, sudah memutar bola mata malasnya mendengar obrolan suami dan anak angkat nya.
''Sudah kita makan saja sekarang, lagian Papa ngapain juga harus mengajak anak pungut makan bersama kita sich!'' seru Agnes yang tak ingin Mahalini makan di satu meja dengan nya.
''Kenapa kamu ngomong seperti itu sich Ma, Lini juga anak kita,'' sahut Pak Setiawan dengan menatap wajah istri nya.
''Iya anak kita, tapi anak pungut?!'' ketusnya, membuat Pak Setiawan menaruh sendok beserta garpu yang sedang ia pegang. lalu beranjak dari duduknya dan melangkah pergi menuju gazebo di samping rumahnya.
Malam ini Agnes terang terangan kalau dia sungguh tidak suka dengan kehadiran Mahalini di rumah nya, kalau dulu Agnes selalu berbuat baik di depan suaminya, tapi sekarang dia lebih terbiasa menampakkan rasa bencinya kepada anak angkat nya tersebut.
Pak Setiawan terus saja melangkah pergi tanpa mau mendengarkan teriakan Agnes yang menyuruh dia berhenti, dan kembali ke meja makan melanjutkan makanan nya.
...****************...
Pagi pagi sekali Mahalini sudah selesai merapikan semua rumahnya, agar dia di ijinkan pergi keluar rumah bersama Farel sangat adik.
Agnes menghampiri Mahalini yang sudah terlihat rapi dengan kaos berwarna abu abu, dan jeans biru yang ia kenakan, nampak sangat cantik dan anggun walau hanya berpakaian sederhana seperti itu.
''Mau pergi kemana lho!'' tanya Agnes dengan sedikit meninggikan suaranya.
''Lini di ajak jalan jalan sama Farel Ma,'' jawab nya masih dengan nada yang begitu lembut, walaupun dia selalu mendapatkan perilaku yang menurut dia sangat buruk di mata semua orang.
''Memang nya siapa yang mengijinkan kamu pergi!'' ketusnya, seraya melihat ke sekeliling yang ternyata sudah bersih dan rapi, semua pakaian sudah ada di jemuran, dan semua ruangan terlihat sudah di pel bersih sehingga nampak mengkilap.
''Maaf Ma, semua ruangan sudah Lini bersihkan, makanan sudah terhidang di meja makan?'' jawab Mahalini menundukkan kepalanya.
''Papa sudah ngijinin Lini ikut Farel Ma, jadi tidak ada alasan lagi untuk tidak memberi ijin kepada Mahalini Ma,'' potong Pak Setiawan saat melihat Mahalini tertunduk karena omelan dari Agnes.
''Tapi Pa, siapa yang akan membereskan semuanya setelah kita makan?'' rengek Agnes yang sudah berjalan menghampiri suaminya yang masih berdiri di anak tangga.
''Mama bisa bersihkan sendiri, lagian dulu Mama yang selalu beres beres rumah, kenapa sekarang Mama seperti Ratu yang takut kotor kalau beres beres rumah,'' jawab Pak Setiawan yang kini sudah melipat kedua tangan ke dada nya.
''Sudah Pa jangan di lanjut lagi, Farel pergi sekarang saja sama kak Lini,'' seru Farel membuat Agnes menatap ke arah putera nya yang juga baru turun dari anak tangga.
''Ya sudah kamu hati hati di jalan, jaga baik baik kakak kamu itu,'' balas Pak Setiawan menyambut uluran tangan putera nya.
Farel mengangguk dan melewati sang Mama begitu saja, tanpa mau menyapa nya sama sekali, dia masih merasa sangat kesal dengan sikap Mama nya yang selalu ketus dengan Mahalini.
Farel memegang tangan sang kakak dan di bawa keluar rumah, ''Senang senang lah,'' Ucap Pak Setiawan ketika melihat putera dan juga puteri nya sudah pergi.
''Ayo ke meja makan sekarang, aku sudah lapar,'' ujar Almira malas, 'pagi pagi sudah melihat drama serial anak pungut,' bisik nya dalam hati.
Mahalini di bawa ke Mall, Farel membelikan barang barang keperluan nya ketika sudah berada di rumah nya nanti.
''Farel, kamu kenapa beli semua barang ini buat apa?'' tanya Mahalini yang belum tau rencana adiknya.
''Ini buat kak Lini nanti, semua ini Papa yang belikan buat kakak, jadi jangan tolak oke,''
''Tapi barang di rumah audah banyak yang seperti itu Farel?'' tanyanya lagi.
''Kak Lini mulai sekarang akan tinggal sendiri, Farel janji akan selalu jenguk kak Lini setiap pulang sekolah,'' jawab nya mencoba meyakinkan sang kakak.
''Kamu mengusir kakak?'' kini air mata Mahalini sudah membanjir di kedua pipi putihnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 180 Episodes
Comments
Maulida
Semangat 💪🥰,,yock lini jadi wanita tegar👌
2023-03-07
0