Derita Anak Angkat
''Ampun Mah, Lini tidak akan ulangi lagi,'' teriaknya dengan menahan sakit akibat di pukul oleh seorang wanita yang sudah belasan tahun mengangkat nya sebagai anak.
''Sudah Mah, jangan dengerin dia. Lini tidak akan berhenti kalau tidak di kasih pelajaran,'' seru seorang gadis yang tengah duduk di sofa dengan menyilangkan kaki nya, dia adalah kakak nya yang memang tidak menyukai Lini di kehidupan nya.
Karena menurut Almira, Mahalini sudah merebut kasih sayang dari Ayah nya. Sang Ayah begitu menyayangi Mahalini di bandingkan kepada anak kandung nya sendiri.
''Mama sudah, cukup!!'' teriak seorang anak laki-laki yang berusia belasan tahun, dia adalah adik Mahalini. Hanya Farel yang menyayangi Mahalini di rumah besar itu selain Ayah nya.
''Apa Mama nggak kasihan dengan kakak Lini, Mama selalu menyiksa kak Lini hanya gara-gara kak Lini tidak cepat pulang dari kampus! sedangkan Mama pura pura nggak melihat jika kak Almira pulang malam, apa itu adil,'' teriaknya membuat sang Mama menghentikan cambukan ke arah tubuh Mahalini yang sudah pada biru semua.
''Pukulan Mama saja yang kemarin belum hilang dari tubuh kak Lini Ma, tapi sekarang Mama sudah membuat luka lagi,'' tambahnya dengan memeluk sang kakak yang sudah ia anggap sebagai kakak kandung nya sendiri.
''Kenapa kamu selalu membela Lini ketimbang aku kakak kandung kamu sendiri Farel!'' Teriak Almira kepada sang adik yang selalu membela Lini, sedangkan dia selalu di jelek jelekkan di depan Mama nya.
''Karena kak Lini pantas di bela,'' sahutnya seraya membawa Mahalini pergi dari hadapan dua wanita yang begitu ia sayangi. Tapi sifat dan tingkah lakunya yang bikin Farel benci kepada dua wanita tersebut.
Agnes menghempaskan cambuk yang di pegang nya ketika sang Putera lebih memilih Mahalini di timbang keluarga nya sendiri.
''Mama bisa lihat sendiri kan kelakuan Farel yang selalu membela wanita sampah itu,'' Ucap Almira dengan nada jengkel nya.
''Iya, Mama juga nggak ngerti kenapa Farel dan Papa kamu lebih menyayangi Mahalini ketimbang Mama dan juga kamu.'' jawab sang Mama dengan menahan emosi nya yang sedang menggebu-gebu.
Di dalam kamar, Farel membantu sang kakak mengoles salep di lengan nya. ''Dek, kenapa kamu selalu bantu kakak?'' tanya Mahalini dengan lirih.
''Karena Farel sudah berjanji kepada Papa, akan selalu menjaga kak Lini dari Mama dan kakak,'' jawab nya yang terus mengoles salep ke lengan kakak angkat nya.
''Terima kasih sudah mau membela kakak, tapi kakak takut kamu di apa apain sama Mama dan juga kak Almira,'' gumam Mahalini yang terus mengusap air mata nya yang terus saja mengalir di kedua pipinya.
''Tak usah di pikirkan kak, aku bisa jaga diriku sendiri, dan mungkin mereka berdua tidak akan berani menyakiti aku,'' sahut Farel lembut. ''Lebih baik kakak tidur dulu,'' tambahnya dengan membaringkan tubuh kakaknya ke kasur yang menurut Farel tidak layak untuk kakaknya, namun Farel tidak bisa berbuat apa apa, karena dia sendiri masih tinggal bersama Mama dan juga kakak nya yang begitu jahat kepada kakak angkat nya.
''Tapi pekerja'an ku belum beres? aku harus...''
''Tidurlah, biar aku dan Mbak Wina yang kerjakan semua nya,'' Farel memotong ucapan dari Mahalini sang kakak.
''Tapi...''
''Kak Lini sebaiknya tidur saja, jangan ngebantah atau Farel tidak akan pernah membela kak Lini lagi kalau Mama berbuat jahat kepada kak Lini,'' lagi lagi Farel memotong ucapan Mahalini. Dan dengan berat hati Mahalini menuruti ucapan dari sang adik yang begitu ia sayangi.
...****************...
Flashback on
Mahalini kecil di bawa oleh Pak Setiawan ke kediaman nya ketika dia sedang menangis seorang diri di pinggir jalan waktu itu, Pak Setiawan yang sedang fokus menyetir mobil melihat Mahalini kecil segera menepikan mobilnya dan langsung menghampiri nya.
Dengan nada lembut dan aura kebapa'annya membuat Mahalini nyaman ketika tengah di tanyain oleh Pak Setiawan tersebut.
''Adik kenapa sendirian?'' tanya nya dengan lembut.
''Aku di tinggalkan di sini Paman.'' jawab nya dengan suara yang begitu lucu, karena dia masih sangat kecil karena isinya baru menginjak yang ketiga tahun.
''Apa kamu terlalu jauh main nya sampai di tinggalkan di sini,'' tanya pak Setiawan lagi.
''Lini ndak tau Paman,'' jawab nya lagi yang begitu menggemaskan. ''Ayo ikut Paman sekarang, besok kita baru cari rumah kamu, gimana,'' ajak Pak Setiawan dengan penuh kasih sayang.
Mahalini kecil mengangguk patuh, dia tidak pernah mengira kehidupan yang akan ia jalani akan sepahit ini, Mahalini kecil sering mendapatkan perlakuan yang tidak adil kalau sang Ayah sedang tugas keluar kota, sedangkan jika ada sang Ayah Mahalini kecil akan mendapatkan kasih sayang seperti kakak nya yang selalu di sayang boleh Mama nya, tapi tidak dengan dia.
Kehidupan nya tidak berhenti serta merta ketika Mahalini tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik dan banyak para laki-laki yang terpesona dengan kecantikan Mahalini, Almira malah membuat ulah dengan menjelek jelekkan Mahalini, agar semua laki-laki yang ingin mendekati Mahalini menjauh dan malah terpikat oleh dirinya.
Flashback off
''Kenapa aku harus hidup dengan berbagai siksa'an seperti ini ya Allah?'' keluh Mahalini yang sedari tadi tidak bisa memejamkan matanya, setiap dia memejamkan matanya dia selalu teringat dengan perlakuan sang Mama yang ia sayangi sejak ia pulang ke rumah yang di tempati sekarang.
Mahalini merubah posisi nya menjadi duduk, di buka baju yang kini masih melekat di tubuh nya. Banyak bekas luka di sana dan sebagian ada yang masih membiru akibat pukulan yang tadi di berikan oleh sang Mama.
''Ya Allah, kalau seperti ini terus hamba tidak akan kuat menjalani semua coba'an yang engkau berikan, tapi hamba mohon kuatkan hamba untuk menjalani semua ujian yang engkau berikan ini, dan semoga engkau segera memberikan kebahagia'an kepada hamba di saat yang tepat ya Allah,'' gumam Mahalini di dalam hatinya seraya memejamkan matanya agar dia segera mendatangi alam yang indah, di mana lagi kalau bukan di alam mimpi, pikir Mahalini.
Dua detik kemudian Mahalini sudah mengitari alam yang sangat indah dan bertemu dengan orang orang yang begitu baik kepada nya, Mahalini nampak mengulas senyum ke semua orang di depan nya, ada pula seorang gadis kecil yang berlarian kesana kemari hanya mengejar kupu kupu yang beterbangan bebas.
Mahalini pun tak pernah tidak tersenyum melihat semua orang yang ada di sana bahagia, namun di saat kemudian Mahalini terkejut dengan air yang mengenai wajah nya.
Terima kasih kakak yang sudah sudah dukung karya Almahyra.
Jangan lupa like, komen dan favorit kan ya, makasih 🙏🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 180 Episodes
Comments
nurvaizatul karimah
😄😄😄😄
2024-01-16
1
~**Alfi_Pjm** ~💜💜💜
😘😘😘
2024-01-15
0
lina
jangan jangan mahalini anak orang kaya nih
2023-05-06
0