BAB 3 - MB 3

Altheo, sosok pria yang penyayang dan selalu ingin melindungi keluarganya dari ancaman bahaya dari manapun. Tapi juga memiliki rasa empati yang tinggi terhadap lingkungannya. Akhir akhir ini, di kota tempat ia tinggal seringkali terjadi unjuk rasa. Mereka mengkampanyekan tentang bahayanya Narkoba untuk generasi anak muda mau pun yang sudah tua. Maraknya obat obatan terlarang, mudahnya mendapatkan obat tersebut. Pusat panti rehabilitasi yang dulu di bangun oleh Ryu, di penuhi oleh pecandu. Bahkan melebihi kapasitas daya tampung.

Saat ini, panti rehabilitasi itu di kelola oleh Gio. Namun Altheo selalu membantu pekerjaan Gio, di sela sela kesibukannya.

Hari ini, Altheo dan Gio kedatangan dua sahabat Ayahnya yaitu Kitaro dan Ariela. Sepasang suami istri yang sudah lama bekerja di Kepolisian. Mereka mendatangi panti rehabilitasi milik Ryu untuk melihat kondisi pasien.

Altheo dan Gio melangkah di depan. Perawakan mereka yang tinggi, membuat Kitaro dan Ariela harus tengadahkan wajah untuk bicara dengan mereka.

"Lihat itu paman." Tunjuk Gio ke arah ruangan.

Kitaro menatap arah tunjuk Gio, ia melihat seorang bayi tengah menangis keras di samping ibunya.

"Bayi itu sudah terkena virus AIDS sejak dalam kandungan, karena ibunya seorang pecandu." Timpal Altheo.

"Sungguh memprihatinkan, mereka menghancurkan masa depannya, dan masa depan putranya. Ini tidak bisa di biarkan," ucap Ariela.

"Tapi sayang, perusahaan berkedok obat obatan herbal. Di belakangnya mereka mengedarkan obat terlarang. Tapi tak seorang pun bisa mencegahnya." Kitaro menimpali ucapan Ariela.

"Bagaimana mungkin? bukankah kalian Polisi? sudah pasti mengantongi bukti?" tanya Gio, menatap ke arah Kitaro.

"Alexa, satu satunya wanita yang menjadi ketua mafia dan itu sejarah baru di dunia hitam, dia sangat licin dan licik. Meskipun catatan hitam sudah kami kantongi, tapi sampai detik ini. Alexa tidak pernah menginjakkan kakinya di kantor Kepolisian." Jelas Kitaro panjang lebar.

"Alexa?" Altheo mengulang ucapan Kitaro.

"Ya, Alexa. Sahabat kami dan..?" Ariela tidak melanjutkan ucapannya karena mendapatkan isyarat dari Kitaro.

"Siapa Alexa paman?"

Kitaro menjelaskan latar belakang Alexa secara garis besarnya saja, mereka tidak mau putra putra Genzo tahu mengenai masa lalu keluarganya atas keinginan Ryu dan Kenzi termasuk Genzo.

Gio dan Altheo menganggukkan kepala, mendengar penjelasan Kitaro.

"Oke, kalau kalian butuh informasi dan bisa bekerjasama. Tolong hubungi kami untuk kasus obat obatan ini." Kitaro mengulurkan tangannya, di balas jabatan erat oleh Gio dan Altheo.

"Terima kasih paman!" ucap Altheo membungkuk hormat sesaat.

Kitaro menganggukkan kepalanya, lalu mereka berdua beranjak pergi meninggalkan tempat.

Sementara itu di lain tempat.

Xavier dan Daniel yang mengelola perusahaan obat obatan untuk di kirim ke berbagai rumah sakit, mendapatkan satu box obat untuk di kirim terselip dua gram obat obatan terlarang. Detik itu juga mereka melakukan sidak, namun mereka belum menemukan bukti adanya pelanggaran yang di lakukan para pekerja. Kemudian, Xavier dan Daniel mengajak Gio dan Altheo bertemu di sebuah kafe untuk membicarakannya.

Semua mata wanita pengunjung kafe, diam diam memperhatikan ke empat pria tampan yang sedang berbincang sambil menikmati secangkir kopi.

Gio memperhatikan layar monitor, mencari informasi tentang sindikat mafia yang di pimpin oleh Alexa.

Sementara Altheo, Xavier dan Daniel berdiskusi bagaimana baiknya, apakah harus melibatkan Genzo, namun niat mereka di urungkan mengingat Genzo masih belum stabil mentalnya akibat kehilangan istri dan putri bungsunya.

Sementara di lain pihak.

Khai Ozora, si anak ceroboh. Baru saja pulang dari sekolah, langsung pergi ke sekolah Kaila untuk menjemputnya. Tak lama ia telah sampai di pintu gerbang sekolah, Khai keluar dari pintu mobil menghampiri Kaila.

"kebiasaan!" rutuk Kaila kesal.

"Ya maaf, tadi aku-?" Khai tidak melanjutkan ucapannya. Ia menyadari ada yang mengawasinya. Khai menoleh ke arah lain. Terlihat dua pria kekar menggunakan setelan jas hitam, memakai kaca mata hitam sedang berdiri tegap memperhatikan mereka.

Khai menarik tangan Kaila, lalu masuk ke dalam mobil.

"Simpan kekesalanmu, kau bisa marah nanti kalau sudah di rumah." Kata Khai.

"Ada apa?" tanya Kaila, menoleh ke luar jendela kaca mobil.

"Sudah, kita pulang." Kata Khai lalu menjalankan mobilnya.

Terpopuler

Comments

Nina

Nina

lanjut jangan lama lama up

2023-03-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!