SALAH PAHAM

Seli dan Salsa tidak menyangka jika tujuan mereka untuk menghabiskan waktu di pantai akan membawa mereka pada sebuah keberuntungan. Bagi mereka, bertemu dengan Dave dan Alula sekaligus di tempat yang tidak seharusnya adalah sebuah keberuntungan besar. Bukankah dengan begitu mereka jadi memiliki kesempatan lebih besar untuk menghancurkan rumah tangga Jeremy dan Alula.

Salsa memegang erat kameranya, mengarahkan kameranya pada Alula dan Dave yang masih berdiri di kejauhan.

"Potret sebanyak yang kamu bisa, Salsa," perintah Seli yang masih melambaikan tangan ke arah Alula dan Dave.

Salsa mengangguk. "Tentu. Aku bukan tipe orang yang suka membuang kesempatan emas," ujarnya, sembari mulai memotret Dave dan Alula di kejauhan.

Seli tersenyum. "Entah apa yang sedang mereka lakukan di sini. Apakah menurutmu mereka memang berpacaran? Bukankah sekarang sedang trend menusuk teman dari belakang. Bisa saja mereka berdua membohongi Kak Jeremy, 'kan?"

Salsa tersenyum sinis. "Entahlah, kurasa Dave bukan tipe pria yang akan mengkhianati sahabatnya. Tapi, apa peduli kita soal itu, yang terpenting adalah kita bisa membuat Kak Jeremy merasa bahwa Dave dan Alula memang tengah mengkhianatinya. Hanya itu tujuan kita."

Seli mengangguk. "Ya, benar. Siapa yang peduli apa yang sebenar terjadi. Ayo, kita susul mereka."

Seli dan Salsa kemudian menghampiri Alula dan Dave yang masih berdiri di depan mobil.

Jika Dave terlihat gugup dan tidak nyaman dengan kehadiran Seli dan Salsa, tidak demikian dengan yang dirasakan Alula. Alula justru tersenyum dan terlihat senang karena bertemu dengan dua adik iparnya.

"Wah, tidak kusangka jika kita akan bertemu mereka di sini," ujar Alula sembari tersenyum ke arah Seli dan Salsa.

Dave menaikan sebelah alisnya. "Aku pikir kamu tidak menyukai Seli dan Salsa. Mereka berdua bersikap tidak baik padamu, 'kan?"

Alula memandang Dave, kemudian berkata. "Ya, mereka memang bandel sekali. Tapi, mereka masih muda, Dav, mereka tidak tahu mana yang salah, mana yang benar. Aku rasa mereka membenciku hanya karena Tante Bianca membenciku."

Dave tertawa terbahak-bahak, ia tidak percaya pada apa yang didengarnya. "Yang benar saja, Alula, mereka itu sudah dewasa. Mereka sudah kuliah semester enam, ingat! Jadi tidak mungkin kalau mereka tidak bisa membedakan mana yang salah dan mana yang benar. Intinya, mereka berdua memang jahat padamu. Kamu ini polos sekali atau bodoh, sih?"

Alula cemberut. "Ish, jangan berkata begitu. Suatu saat nanti mereka pasti menyukaiku."

"Tidak akan, kalau mereka terus dipengaruhi oleh Tante Bianca."

Alula tidak lagi mendebat Dave, karena Seli dan Salsa telah tiba di hadapan mereka berdua.

"Hai, Kak Lula, apa yang Kakak lakukan di sini bersama dengan Kak Dave? Di mana Kak Jeremy?" tanya Seli, sambil mengedarkan pandangan, berpura-pura mencari keberadaan Jeremy.

Alula tersenyum, kemudian menjawab pertanyaan Seli. "Jeremy masih di kantor. Aku juga dari kantor tadi, tapi aku pulang duluan, dan Dave mengajakku mampir ke sini sebentar."

"Oooh," seru Seli dan Salsa berbarengan sambil saling melempar tatapan aneh.

"Apa Kak Jeremy tahu kalau Kak Alula ada di sini sekarang?" tanya Seli.

Alula menggeleng. "Tidak. Jeremy tidak tahu," jawab Alula dengan tatapan kosong. Rasa sedih kembali merayapi dadanya saat ia teringat bagaimana Jeremy dan Feli yang saling bercanda di ruang kerja Jeremy tanpa memedulikan kehadirannya.

"Ah, baiklah, biarkan saja Kak Jeremy yang masih sibuk bekerja. Karena sudah berada di sini, bagaimana kalau kita main air?!" Seli berteriak dan segera menarik tangan Alula menuju bibir pantai.

Tindakan mendadak Seli itu membuat Alula terkejut hingga hampir terjatuh. Beruntung ada Dave di samping Alula yang lagi-lagi menjadi malaikat penolong bagi Alula. Dave dengan cepat menahan tubuh Alula agar tidak terjatuh, dan kejadian itu tidak luput dari perhatian Salsa yang langsung memotret Alula dan Dave berkali-kali.

Dave mengeluh di dalam hati, ia tahu setelah ini apa yang akan terjadi.

***

Jeremy menghabiskan makanan yang Feli bawa tanpa tersisa sedikitpun. Meskipun lebih banyak diam setelah kepergian Alula dan Dave, Feli tetap saja merasa senang karena Jeremy menghargai pemberiannya dan memakannya dengan lahap.

"Terima kasih, Alula," ujar Jeremy, sembari menutup kembali kotak makan milik Feli.

Senyum di wajah Feli mendadak memudar saat Jeremy salah menyebut namanya.

Feli membungkuk dan meraih kotak makan miliknya, "Terima kasih kembali, Jeremy. Oh, ya, Aku Feli, bukan Alula," ucap Feli.

Jeremy memijat pelipisnya. "Ah, iya, maafkan aku. Aku kurang fokus," ujar Jeremy. Ia lalu bangkit berdiri dan melonggarkan dasinya. "Biar aku antara kamu pulang, Fel, tujuan kita searah."

"Kamu sudah akan pulang? Apa pekerjaanmu sudah selesai?" tanya Feli.

Jeremy mengangguk. "Pekerjaanku belum selesai, tapi aku merasa kurang enak badan. Aku rasa aku butuh sedikit istirahat."

Feli Maura menjadi khawatir, ia mendekat ke Jeremy dan reflek menyentuh wajah pria itu untuk memastikan apakah Jeremy demam atau tidak.

"Jangan forsir tenagamu, Jeremy, aku tidak suka jika kamu terlalu lelah dan akhirnya jatuh sakit. Aku akan membawakan obat ke rumahmu nanti malam."

Jeremy tersenyum dan mundur beberapa langkah untuk menjaga jarak dari Feli. "Terima kasih atas perhatianmu, Feli, tapi aku rasa kamu tidak perlu membawakanku obat. Aku memiliki beberapa obat di rumah. Alula selalu menyediakan obat sakit kepala dan demam."

Feli mengangguk. "Ah, ya, aku lupa kalau Alula selalu bisa diandalkan.

Jeremy tersenyum simpul. "Ya, dia memang selalu bisa diandalkan. Mari!" Jeremy melambaikan tangan, mempersilakan Feli untuk keluar terlebih dahulu.

Feli Maura melangkah dengan enggan. Langkahnya berat, seberat beban rasa sayang yang ia simpan selama ini untuk Jeremy. Feli menghela napas, ia sadar jika menggapai hati Jeremy adalah sesuatu yang sangat tidak mungkin baginya. Baik dulu saat Jeremy masih sendiri, dan juga sekarang saat Jeremy sudah berkeluarga. Ya, jika dulu saja sudah sulit, apalagi sekarang.

***

Siang menyingkir, dan malam yang dingin kembali menyambut. Alula mengatur napas, berharap jika malam yang dingin ini tidak mengubah hati Jeremy agar ikut menjadi dingin pula.

Alula yang sejak tadi membaca buku di ruang baca memutuskan untuk kembali ke kamar setelah ia yakin jika rasa kecewanya pada Jeremy sudah menghilang. Rasa kecewa yang melekat sejak melihat kedekatan Jeremy dan Feli memang sangat mengganggu Alula, sehingga ia memutuskan untuk menyendiri di ruang baca daripada harus muncul di hadapan Jeremy dengan wajah cemberut.

Tok, tok, tok!

Alula mengetuk pintu kamar di hadapannya. Ia tidak masuk ke dalam kamar sebelum suara Jeremy terdengar mempersilakannya untuk masuk.

"Ya, masuklah!" teriak Jeremy.

Alula membuka pintu dan mengintip sedikit sebelum benar-benar masuk ke dalam kamar.

"Alula, kamu ... kenapa mengetuk?" tanya Jeremy, keheranan.

"Aku masuk di kamar orang asing, aku harus mengetuk, 'kan?" ujar Alula, sembari menghampiri Jeremy dan duduk di samping Jeremy. "Suamiku terasa seperti orang asing bagiku," ujar Alula lagi, lalu menyandarkan kepalanya di pundak Jeremy.

"Apa maksudmu?" tanya Jeremy.

"Jangan pura-pura bodoh, Jeremy. Aku merindukanmu."

Jeremy diam sejenak, lalu perlahan tangannya terulur dan mulai membelai puncak kepala Alula. Ia tahu, jika dirinya sudah keterlaluan pada Alula beberapa hari ini. Meskipun Alula melakukan sebuah kesalahan, tidak seharusnya ia memperlakukan Alula dengan buruk. Terlebih lagi hanya dirinyalah yang Alula andalkan. Alula tidak memiliki siapa pun selain dirinya.

"Aku pun merindukanmu," lirih Jeremy.

Alula mendongak dan memiringkan wajahnya agar dapat menatap Jeremy, lalu perlahan Alula menyentuh kedua pipi Jeremy dan mendekatkan wajah Jeremy ke wajahnya.

"Aku ingin menciummu, Jeremy," bisik Alula, yang kedua matanya tidak pernah lepas dari bibir Jeremy yang merah dan penuh.

"Ya, lakukanlah," jawab Jeremy.

Alula tersenyum, dan kedua matanya yang berkaca-kaca menatap Jeremy dengan penuh kerinduan. Ia mendekat, semakin dekat ... sekarang ia dapat merasakan embusan hangat napas Jeremy di wajahnya, seketika perasaan mendambanya semakin membuncah dan ketika bibirnya mulai merasakan bagaimana lembutnya bibir Jeremy, pintu mendadak terbuka.

"Kak Lula, lihatlah apa yang kami bawa."

Alula mendorong Jeremy menjauh, sementara Jeremy terlihat salah tingkah dan sedikit kecewa.

"Seli, Salsa, tidak sopan masuk ke kamar orang lain tanpa mengetuk!" seru Jeremy, mengomeli kedua adiknya.

Salsa berdecak. "Kak Jeremy dan Kak Lula bukan orang lain bagi kami," ujarnya, tanpa merasa bersalah sama sekali. Kemudian ia melanjutkan. "Sudahlah, Kak Jeremy jangan ikut campur, aku dan Seli datang kemari karena ingin menunjukan foto ini pada Kak Lula."

"Foto?" Alula terlihat bingung.

"Yup, foto Kak Lula dan Kak Dave di pantai tadi. Semua terlihat bagus. Coba lihat, Kak."

Jeremy menatap Alula. "Kalian ke pantai tanpa aku?"

Bersambung.

Episodes
1 HARI PERNIKAHAN
2 DIPERMAINKAN
3 PEMBAWA SIAL
4 KEDATANGAN FELI MAURA
5 SEDIKIT KECEWA
6 ABAI
7 KEBOHONGAN YANG MENGECEWAKAN
8 RENCANA BIANCA
9 SEMAKIN MENEMPEL
10 LIBURAN UNTUK ALULA
11 SETELAH DUA TAHUN
12 MENCINTAI APA ADANYA
13 SALAH PAHAM
14 SIKAP YANG BERUBAH
15 JARAK YANG SEMAKIN NYATA
16 PAHIT
17 SALAH PAHAM
18 PERTENGKARAN
19 NODA PERNIKAHAN
20 RENCANA PERNIKAHAN KEDUA
21 MENJELANG PERNIKAHAN KEDUA
22 PERHATIAN DARI PRIA LAIN
23 TIDAK BOLEH ADA PERASAAN LAIN
24 PAKAIAN UNTUK PERNIKAHAN KEDUA JEREMY
25 PERNIKAHAN MACAM APA INI
26 DIA PEREBUT SUAMIKU!
27 KEMARAHAN ANTONIO
28 TIDAK AKAN SAMA LAGI
29 HARI PERNIKAHAN 2
30 KEKACAUAN YANG TERJADI
31 FELI MAURA HAMIL?!
32 SEPAK TERJANG BIANCA
33 BUKAN PERNIKAHAN YANG KUINGINKAN
34 BERBAGI SUAMI
35 MEMILIH BERTAHAN
36 KEMBALIKAN SAJA ALULA
37 AKU BUKAN PELACUR
38 JEREMY SEPERTI YANG DULU
39 MENGHABISKAN WAKTU BERSAMA
40 APA ITU CINTA?
41 PENYELIDIKAN
42 BASEMENT HOTEL
43 MORNING SICKNESS
44 HASIL USG PALSU
45 KEKALAHAN ALULA!
46 CINTA ADALAH PENYEMBUHAN SEGALA PENYAKIT
47 FELI TERSISIH
48 FELI YANG TERHINA
49 MENGGODA ALULA
50 PENCARIAN BERAKHIR
51 JEBAKAN LAGI
52 TERJEBAK
53 BAHAGIA DAN KECEWA
54 KAMAR BARU UNTUK ALULA
55 DOKTER EDI
56 JANGAN PERNAH KEMBALI
57 EXCITING NIGHT
58 KABAR TENTANG DAVE
59 SELI YANG PANDAI BICARA
60 PERINTAH ANTONIO UNTUK ALULA
61 TINDAKAN DAVE
62 GAUN UNTUK ALULA
63 ALULA YANG CEMBURU
64 ANTONIO TERKENA SERANGAN JANTUNG
65 MEMASAK UNTUK ANTONIO
66 PERMINTAAN ANTONIO PADA ALULA
67 BERCERAILAH.
68 MEMOHON PADA AMARA
69 AMARA YANG BINGUNG.
70 DAVE AKAN KEMBALI
71 BERTANYA LAGI
72 ANTONIO LULUH?
73 ALULA TERHARU
74 PENDERITAAN LEVEL 10
75 SHOW STARTS
76 KECELAKAAN
77 HARI YANG KACAU
78 POSISI BIANCA TIDAK AMAN
79 KETAHUAN
80 DILEMA
81 AKAN PERGI
82 AKHIR PERNIKAHAN
83 PERGI
84 MENUJU KOTA ASAL
85 SUAMI YANG SEMAKIN BERUBAH
86 RENCANA BALAS DENDAM ALULA
87 MACAM-MACAM CINTA
88 BIANCA KEMBALI BERSIASAT
89 BERCERAI DAN MENIKAHLAH LAGI
90 JEREMY MEMBUAT KERIBUTAN
91 KEPUTUSAN TERBAIK ANTONIO
92 KESEMPATAN FELI
93 AMARA MENGAMUK
Episodes

Updated 93 Episodes

1
HARI PERNIKAHAN
2
DIPERMAINKAN
3
PEMBAWA SIAL
4
KEDATANGAN FELI MAURA
5
SEDIKIT KECEWA
6
ABAI
7
KEBOHONGAN YANG MENGECEWAKAN
8
RENCANA BIANCA
9
SEMAKIN MENEMPEL
10
LIBURAN UNTUK ALULA
11
SETELAH DUA TAHUN
12
MENCINTAI APA ADANYA
13
SALAH PAHAM
14
SIKAP YANG BERUBAH
15
JARAK YANG SEMAKIN NYATA
16
PAHIT
17
SALAH PAHAM
18
PERTENGKARAN
19
NODA PERNIKAHAN
20
RENCANA PERNIKAHAN KEDUA
21
MENJELANG PERNIKAHAN KEDUA
22
PERHATIAN DARI PRIA LAIN
23
TIDAK BOLEH ADA PERASAAN LAIN
24
PAKAIAN UNTUK PERNIKAHAN KEDUA JEREMY
25
PERNIKAHAN MACAM APA INI
26
DIA PEREBUT SUAMIKU!
27
KEMARAHAN ANTONIO
28
TIDAK AKAN SAMA LAGI
29
HARI PERNIKAHAN 2
30
KEKACAUAN YANG TERJADI
31
FELI MAURA HAMIL?!
32
SEPAK TERJANG BIANCA
33
BUKAN PERNIKAHAN YANG KUINGINKAN
34
BERBAGI SUAMI
35
MEMILIH BERTAHAN
36
KEMBALIKAN SAJA ALULA
37
AKU BUKAN PELACUR
38
JEREMY SEPERTI YANG DULU
39
MENGHABISKAN WAKTU BERSAMA
40
APA ITU CINTA?
41
PENYELIDIKAN
42
BASEMENT HOTEL
43
MORNING SICKNESS
44
HASIL USG PALSU
45
KEKALAHAN ALULA!
46
CINTA ADALAH PENYEMBUHAN SEGALA PENYAKIT
47
FELI TERSISIH
48
FELI YANG TERHINA
49
MENGGODA ALULA
50
PENCARIAN BERAKHIR
51
JEBAKAN LAGI
52
TERJEBAK
53
BAHAGIA DAN KECEWA
54
KAMAR BARU UNTUK ALULA
55
DOKTER EDI
56
JANGAN PERNAH KEMBALI
57
EXCITING NIGHT
58
KABAR TENTANG DAVE
59
SELI YANG PANDAI BICARA
60
PERINTAH ANTONIO UNTUK ALULA
61
TINDAKAN DAVE
62
GAUN UNTUK ALULA
63
ALULA YANG CEMBURU
64
ANTONIO TERKENA SERANGAN JANTUNG
65
MEMASAK UNTUK ANTONIO
66
PERMINTAAN ANTONIO PADA ALULA
67
BERCERAILAH.
68
MEMOHON PADA AMARA
69
AMARA YANG BINGUNG.
70
DAVE AKAN KEMBALI
71
BERTANYA LAGI
72
ANTONIO LULUH?
73
ALULA TERHARU
74
PENDERITAAN LEVEL 10
75
SHOW STARTS
76
KECELAKAAN
77
HARI YANG KACAU
78
POSISI BIANCA TIDAK AMAN
79
KETAHUAN
80
DILEMA
81
AKAN PERGI
82
AKHIR PERNIKAHAN
83
PERGI
84
MENUJU KOTA ASAL
85
SUAMI YANG SEMAKIN BERUBAH
86
RENCANA BALAS DENDAM ALULA
87
MACAM-MACAM CINTA
88
BIANCA KEMBALI BERSIASAT
89
BERCERAI DAN MENIKAHLAH LAGI
90
JEREMY MEMBUAT KERIBUTAN
91
KEPUTUSAN TERBAIK ANTONIO
92
KESEMPATAN FELI
93
AMARA MENGAMUK

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!