Ia tak mengerti bagaimana mereka saling kenal tapi setahunya, Yumi tidak pernah terlibat dengan anak nakal seperti Reo dan Tano, apalagi sampai pergi bersama-sama. Ia ingin memastikan apa yang sebenarnya terjadi.
Benar saja, ia melihat Yumi dan dua orang pemuda tadi di sebuah komplek rumah makan dan hotel murah. Di situ Yumi sedang dibujuk paksa untuk masuk ke dalam hotel itu.
Ken langsung naik darah. Gadis yang sudah dianggap adik dan teman baginya, karena selalu menghabiskan waktu bersama di panti asuhan, ditarik paksa dalam keadaan mabuk ke hotel murah itu. Gadis itu terlihat berusaha menolak tapi tak kuasa menghadapi kekuatan kedua pemuda itu.
"Ayolah Yumi, sebentar saja," ujar Reo yang menariknya di depan dan Tano mendorong gadis itu di belakang.
"Tidak ... aku tidak mau!"
"Kenapa berubah pikiran sih? Brengsek juga tuh telepon!" umpat Tano.
Ken melihat sekitar. Ada sebuah balok kayu yang bersandar di dekat sebuah bak sampah di samping hotel itu. Ia segera mengambilnya. "Hei, tinggalkan dia atau kalian mau kuhajar, hah?" Pemuda itu mengangkat balok kayu itu ke atas sambil melangkah mendekati mereka bertiga.
"Waduh, dia curang nih!" ejek Reo. "Kalau berani, satu lawan satu, sini!" Ia maju mendekati Ken.
"Ka-kalian juga curang. Memaksa perempuan yang sedang mabuk. A-apa itu sikap kesatria!" Sebenarnya Ken sedikit takut karena yang dihadapinya adalah anak-anak berandalan yang memang makanan sehari-hari mereka adalah berkelahi. Sedang ia sendiri sejauh yang ia ingat, ia pernah kalah karena dikeroyok, tapi saat itu ia melawan dengan tangan kosong, sedang saat ini ia sudah punya senjata. Setidaknya ia bisa membela dirinya saat dikeroyok kedua orang itu.
"Ih!" Pukulan Ken mengenai tempat kosong karena Reo hanya menghindar.
Ia menertawakan pemuda itu. "Hanya segitu kemampuanmu, hah?" Reo memberi kode Tano untuk mengeroyok Ken sehingga Tano meninggalkan Yumi sendirian.
Di tempat itu, lalu lalang acuh akan apa yang terjadi di situ, sehingga tidak ada yang berusaha menolong mereka. Kini Ken harus bisa menaklukkan kedua pria itu sendirian.
Tano datang di sisi lain. Mereka dengan santai menunggu Ken mengayun-ayunkan kayu itu ke arah mereka. Keduanya hanya menghindar hingga satu waktu Tano berhasil meringkus Ken dari belakang. Saat itulah Reo maju dan meraih kayu yang dipegang Ken lalu membuangnya. Ia mulai menghajar wajah dan tubuh Ken tanpa ampun.
"Agh ... agh ...!"
Namun tiba-tiba, prang!!
Yumi memukul kepala Tano dengan botol yang di pegangnya hingga pecah dan pemuda itu jatuh ke aspal dan pingsan.
Kesempatan itu dipakai Ken untuk menghajar Reo, tapi tetap saja Reo lebih tangguh. Ken kewalahan hingga kena hajar beberapa kali di perut dan wajah, tapi kembali seseorang menolongnya.
Bugh!
Yumi memukul kepala Reo dengan balok kayu yang dibawa Ken tadi. Pemuda itu jatuh tersungkur dengan kepala berlumuran darah.
Dia pingsan atau mati? Entahlah ... Yang ada di pikiran Ken saat itu adalah menyelamatkan Yumi. Ia meraih tangan gadis itu dan berlari menjauh dari tempat itu.
Mereka berlari melewati gang dan berbelok-belok hingga mereka lelah dan kemudian berhenti.
Sambil membungkuk, keduanya berusaha mengatur napas.
"Yumi, terima kasih kau telah menolongku," ucap Ken masih dengan mengatur napasnya.
"Akulah yang harusnya berterima kasih padamu Kak Ken, karena telah menyelamatkan aku," sahut Yumi masih dengan napas yang tidak beraturan. Bau alkohol yang menyengat dari mulut Yumi menandakan ia telah minum banyak.
"Yumi ... kenapa kau berteman dengan mereka? Kau tahu 'kan mereka itu orang yang seperti apa?" ucap Ken kesal.
"Mereka datang saat aku mabuk dan memanfaatkanku. Aku tadi hampir saja menyerahkan diriku pada mereka."
"Yumi, kenapa kamu bodoh sekali ...." ucap pemuda itu pelan dengan sedikit marah.
"Lalu aku ingat dirimu."
"Apa?"
Yumi menatap Ken dan tiba-tiba mendekati wajah pemuda itu lalu ....
Cup!
Yumi mengecup bibir pemuda itu.
"Yumi ...." Pemuda itu terkejut.
Tiba-tiba cuaca berubah gelap. Keduanya terkejut dengan perubahan di sekeliling mereka.
"Apa mau ada badai?"
"Aku tidak tahu," jawab Yumi kebingungan.
Ken menarik Yumi yang masih mabuk untuk mencari tempat berteduh.
Biasanya kalau akan ada badai, ia datang disertai hujan atau angin kencang sehingga mereka harus mencari tempat berteduh atau mereka akan basah kuyup karena kehujanan atau dibawa angin kencang.
Mereka berlarian di tengah angin kencang untuk mencari tempat berteduh. Saat bergerak, mereka tidak memperhatikan ke mana mereka melangkah hingga mereka menemukan tanah lapang.
Terlihat sebuah lingkaran besar bercahaya berwarna ungu di atas tanah lapang.
"Apa itu?" tanya Yumi seraya memicingkan mata karena silau.
"Entahlah ...." Ken meletakkan jemarinya di depan mata agar ia sendiri tidak silau oleh cahaya keunguan itu.
Seorang pria keluar dari lingkaran besar bercahaya keunguan itu. Tubuhnya tinggi besar dengan wajah yang dilukis mengerikan.
Mulutnya digambar robek sampai ke samping dengan mata kebiruan dan warna kulit yang pucat. Ia mengenakan jubah berwarna hitam dan topi tinggi hitam bertepi. Sekilas penampilannya mirip orang-orangan sawah dengan wajah mengerikan dengan tongkat berkepala bola kristal.
Pria itu tertawa terkekeh-kekeh melihat Ken. "Akhirnya kita bertemu lagi Kenzie," ucapnya seraya mendatangi keduanya.
"Lagi? Apakah kita pernah bertemu?" tanya Ken heran.
"Mmh. Aku mengikuti perkembanganmu, Kenzie, sedari kecil. Orang tuamu bodoh. Mereka pikir mereka bisa menyembunyikanmu dariku tapi tidak. Mereka tidak bisa menyembunyikannya karena mereka tidak tahu siapa aku. Ha ha ha ha ...." Pria itu kembali tertawa.
"Jadi apa maksudmu mencariku?" Ken tidak takut pada pria itu karena penampilannya yang mirip orang-orang dari sirkus. Ia merasa pria itu pasti salah satu pesulap yang coba mengelabuinya.
"Aku ingin kita bersatu dan menyatukan kekuatan kita untuk menguasai bumi ini. Bumi ini milik kita. Kita adalah manusia setengah dewa dan hanya manusia setengah dewalah yang akan menguasai dunia.
Kau tahu kenapa? Karena manusia sudah melupakan para dewa dan dewi di Kayangan. Keberadaan mereka makin berkurang karena tidak ada lagi yang percaya akan adanya dewa, sehingga banyak dari mereka menikah dengan manusia agar mereka tetap hidup." Pria itu kembali tertawa terbahak-bahak.
"Ternyata mudah sekali memusnahkan para dewa itu ya? Hanya dengan hilangnya kepercayaan orang akan keberadaan mereka, lambat laun mereka menghilang. Bahkan bisa musnah, tapi kekuatan para dewa tetap tidak bisa tertandingi. Karena itu, bila seorang dewa atau dewi menikah dengan manusia, mereka malah melahirkan genetik baru yang luar biasa. Seperti dirimu Kenzie."
"Lalu bagaimana kalau aku tidak tertarik dengan tawaranmu? Lagipula, aku bukan siapa-siapa. Aku rasa kau mungkin salah orang dengan menemui orang sepertiku."
Pria itu kembali tertawa. "Berarti kau belum mendengar ramalan itu sepenuhnya dari ayahmu ya? Sebenarnya, nanti akan ada beberapa orang lain yang akan mencarimu selain diriku, karena di masa depan, kau akan menjadi pemimpin para manusia setengah dewa yang akan memimpin dunia."
___________________________________________
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 212 Episodes
Comments
mochamad ribut
up up up up up ⚡🔨
2023-03-27
1
mochamad ribut
lanjut
2023-03-26
1
mochamad ribut
lanjutkan
2023-03-26
1