Deru mesin motor ku semakin pelan tepat di bawah pohon jambu yang tengah berbunga , motor biru kesayangan milik ku terparkir asal sejajar dengan satu mobil yang bisa ku kenali itu milik siapa . Ayah! sangat terpaksa ku sebut begitu saat berpapasan dengannya saat acara kumpul keluarga yang begitu membanggakan sosok laki-laki pekerja keras seperti dia.
" Sudah pulang kak?"
Tanya ibu begitu langkah ku melintasi pintu yang terbuka.
" Iya Bu ."
Kata ku singkat , sebenarnya tak nyaman untuk ku lakukan tapi ada rasa tak rela saat melihat wanita yang dulu begitu perhatian dan sekarang terasa mulai mengacuhkan ku.
" Ibu mau belanja sebentar kak , tolong jaga Aulia sebentar ya."
kata ibu tanpa menoleh , bayangkan aku saja belum melepas seragam ku ibu sudah berteriak meminta aku menjaganya.
Aku tidak menjawab tapi tetap kulakukan walau dengan perasaan dongkol.
Begitu pakaian ganti sudah melekat ditubuh ku , aku berjalan enggan menuju ruang tamu dimana Aulia tengah bermain dengan mainan baru yang entah sudah berapa kali dalam seminggu ayah menghadiahinya.
Brukk
tubuhku tergeletak di atas sofa , buku yang ku bawa ku taruh sedikit kasar di atas meja kayu berwarna coklat yang di lapisi pelitur sehingga begitu mengkilap saat terkena cahaya.
Dari balik pintu kamar ibu, laki-laki berpawakan cukup tinggi dengan rambut pendek bersetelan kaus oblong dengan celana bahan panjang keluar dengan ponsel di tangannya.
" Angel? Dimana ibu?"
Tanyanya dengan posisi ku masih setengah terduduk aku mendongak mengedar suara yang mengajakku berinteraksi.
" Pergi ke warung!"
Jawab ku singkat tanpa menoleh.
" Oh ."
" ya sudah Aulia biar Ayah yang jaga ."
Deg
kalimat yang terdengar cukup membuatku merasa dongkol seolah takut jika putri kecilnya ku buat menangis, seolah tak percaya jika aku bisa menjaga bayi besar itu.
" Iya ."
Jawab ku dengan begitu singkat tanpa menyambung nama panggilan di belakangnya.
Aku berdiri dengan segera , melangkah malas tanpa menoleh untuk memastikan Ayah benar-benar bermain dengan anak itu.
Aku berjalan menuju dapur mencari makanan untuk mengisi perut yang sedari tadi terasa lapar.
Glekk
" Hah! ".
Hela nafas ku terasa berat saat ku buka tudung saji yang dulu selalu tersimpan beberapa menu makanan kesukaan ku kini sering kali ibu lupa bahwa aku masih ada di rumah ini . Mata ku menatap tajam kearah wadah sampah yang terlihat bungkus kotak berwarna putih terlihat seperti bekas nasi box tanpa menyisakan untuk ku . Aku berusaha berfikir baik walau tetap saja jantungku berdetak dengan kepala yang sudah dipenuhi luapan emosi , hanya saja mulut ku tak mampu berucap walau hanya sekedar untuk mengutarakan ketidak nyamanan ku.
cclleeteekkk
kompor gas ku nyalakan memanaskan secukupnya air untuk menenggelamkan mie instan sebagai menu makan siang ku hari , duduk dengan tenang sembari menuangkan bumbu kedalam mangkuk sebelum kepulan asap yang menandakan air sudah memanas.
" Angel ?"
Aku menoleh ternyata ibu sudah datang dengan kantung keresek di tangannya.
" Kau makan mie instan lagi kak?"
Tanyanya yang cukup sering melihat ku menyantap menu siap saji.
" Tidak ada pilihan lain Bu , tidak ada makanan di sini jadi Angel terpaksa memakannya."
Kata ku sedikit menekan kata terpaksa sekedar untuk menyadarkan ibu bahwa aku juga butuh makanan sehat seperti yang lain.
Namun sayang ibu tak mendengar ucapan ku , dia sibuk dengan barang-barang yang dibawanya seolah ucapan ku hanya angin yang terhembus pelan tak bisa menyentuh permukaan , tak berwujud juga tak bisa di genggam.
Duduk dengan diam tangan sibuk mengaduk bumbu yang sudah ku taburkan di atas rebusan mie dengan kuah yang menurutku begitu menggiurkan.
" maaf ya kak , ibu tadi harus jemput adik terus di toko barang baru juga sampai jadi ibu bantu Ayah untuk mengecek nota."
Ibu berucap namun aku menjawab hanya anggukan kecil dengan mulut terus meyeruput kuah yang terasa nikmat berusaha tak terpancing emosi ku sendiri.
ku bawa mangkuk kosong itu lalu mencucinya segera , tak ada asisten rumah tangga , dan itu menjadi alasan ibu yang tak sempat mengerjakan ini itu juga banyak alasan sekedar membuatkan makanan untuk ku.
Dulu kita hanya hidup berdua namun ibu begitu telaten mengurus ku juga rumah dengan jam yang di bagi untuk bekerja. Jika bisa ku putar ulang ingin rasanya aku memberontak keras saat ibu memperkenalkan dia untuk menjadi Ayah sambung ku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments