DIUJUNG PEMBALASAN (Sang Mantan)

DIUJUNG PEMBALASAN (Sang Mantan)

Prolog

Shindy sedang duduk di kloset yang tertutup. Kedua tangannya menggenggam gusar benda pipih berwarna putih. Jantungnya berdebar tak karuan. Takut. Jika hasil yang didapat tidak sesuai harapannya. Shindy menggigit bibir bawahnya, tak sabar menanti menit demi menit. Perlahan tangannya membuka.

Tanda plus (+) terpampang jelas di depannya. Positif. Tubuhnya merosot ke lantai kamar mandi yang dingin.

"Aku.. Aku hamil." mulutnya menganga tak percaya.

Pergulatannya dengan Rama membuahkan hasil. Bukan.. Ini bukan yang Shindy inginkan. Bagaimana bisa Shindy hamil anak orang lain sedang dalam hitungan minggu, pernikahannya dengan Andrian akan berlangsung.

"Nggak mungkin. Ini pasti salah. Nggak.. Aku harus ke dokter kandungan untuk memastikan."ujar Shindy mengusap kasar kedua pipinya.

Shindy keluar dari toilet kamarnya. Bergegas berganti pakaian dan memakai jaket tebalnya.

"Shin, mau kemana kamu?" suara berat Pak Anton terdengar

"Mau ke rumah temen Pa." ujar Shindy tanpa menoleh

"Begini ya caramu bicara dengan orang tua?" tanya Pak Anton

"Pa, sudahlah. Mungkin Shindy sedang buru-buru." ujar Bu Indri mencoba menenangkan suaminya

"Shindy keluar dulu."

Shindy berlari ke bagasi. Mengambil motor matic kesayangannya dan memakai helm berkaca mata bulat. Penuh kekhawatiran yang besar, Shindy mengebut di jalanan.

Dr. Kandungan Santi. Plang nama itu tampak di depannya. Shindy memarkirkan sepeda motornya di halaman. Tampak seorang perawat wanita dengan tubuh kecil duduk di ruang antrian.

"Silahkan Mbak, mau periksa apa?" tanya Laili, tampak dari name tag di dada kanannya

"Saya mau periksa kandungan." ujar Shindy ragu-ragu

"Apa ada gejala sakit atau menstruasi tidak teratur?" tanya Laili lagi.

"Saya terlambat datang bulan. Tadi pagi saya tes hasilnya positif. Saya hanya ingin memastikan, apa saya benar-benar hamil?" tanya Shindy dengan suara yang sangat pelan

"Tunggu sebentar ya." tanya Laili masuk ke dalam ruangan dokter Santi

Tak lama kemudian Laili kembali.

"Silahkan masuk Mbak." ujarnya ramah

Shindy masuk ke ruangan dokter kandungan. Dengan gugup dia duduk di hadapan dokter Santi.

"Mau cek kehamilan ya?" tanya dokter Santi sambil mengukur tensi Shindy

"Iya dok. Saya sudah terlambat mens dua minggu." ujar Shindy gugup bercampur malu

"Baik, tensinya normal. Mari berbaring dulu." ajak dokter Santi

Shindy merebahkan dirinya ke tempat tidur. Stetoskop tertempel di dada bagian atas. Jantung Shindy semakin tak karuan tatkala gel dingin diusapkan di perutnya. Dokter itu menggerak-gerakkan transducer secara melingkar. Tampak gambar samar yang tidak Shindy pahami di monitor.

"Wah, ini usia janinnya sudah jalan satu bulan Mbak." ujar dokter Santi

Shindy menelan ludahnya. Terasa kering tenggorokannya mendengar penuturan dokter Santi.

"Saa... Saya beneran hamil dok?" tanya Shindy masih tak percaya

"Benar Mbak, hasilnya positif." ujar dokter Santi

Shindy turun dari kasur dan kembali duduk di kursi yang sudah disediakan.

"Ini kehamilannya masih rawan. Jadi tolong dijaga dengan baik ya, ini saya beri resep vitamin penguat kandungan. Tolong diminum secara teratur dan jangan terlalu capek." ujar dokter Santi menyerahkan secarik kertas

"Baik dok. Terima kasih ya." ujar Shindy pamit

Shindy berjalan keluar sambil mengamati secarik resep yang dokter berikan.

"Aku.. Hamil. Aku benar-benar hamil." Shindy menangis sesenggukan.

Shindy berjalan menuju sepeda motornya dan duduk sebentar untuk mengambil ponselnya, berniat menelepon seseorang.

Tut.. Tut...

"Halo sayang."

"Halo yang. Aku mau ketemu. Ada.. Hal penting yang mau aku omongin." tukas Shindy

"Ketemu dimana? Hotel yang kemarin atau apartemenku saja?"

Shindy menahan isakannya.

"Di apartemenmu. Aku akan kesana."

"Oke sayang, aku tunggu ya. Muach."

Tut.. Tut.. Tut..

Shindy memasukkan ponselnya ke dalam tas, Shindy pun mengendarai sepeda motornya ke sebuah apartemen. Shindy mengusap air matanya, tidak mau menjadi pusat perhatian karena datang dalam keadaan menangis.

Shindy masuk ke dalam apartemen dan menuju lift. Di tekannya angka 7 dan lift bergerak ke atas.

TING...

Pintu lift terbuka, Shindy berjalan ke arah kamar no. 23. Dipencetnya bel beberapa kali. Sebuah mata mengintip dari lubang pintu.

"Ini aku yang. Tolong buka pintunya." ujar Shindy

CEKLEK..

"Sayangku, masuk sini sayang." ujar Rama sambil mengecup singkat pipi Shindy

"Aku mau ngomong." ujar Shindy

"Tunggu sayang. Jangan buru-buru. Sini duduk dulu." ujar Rama menutup pintu kamarnya.

Shindy duduk di sofa biru yang menghadap ke sebuah layar besar yang sedang memutar video dewasa. Shindy tertunduk. Kekasihnya itu tidak pernah berubah.

"Kamu kangen ya, sampe nangis gitu." goda Rama sambil mengusap pipi Shindy

"Yang, aku serius. Aku mau ngomong penting!" ujar Shindy

"Iya.. nanti aja! Aku lagi kangen nih." ujar Rama menciumi lekukan leher Shindy

"Rama cukup!" bentak Shindy

Rama mengernyit.

"Aku hamil yang. Aku hamil anak kamu." ujar Shindy

Rama memundurkan tubuhnya. Shindy menarik tangan Rama dan menempelkannya di perut Shindy.

"Anak kita di sini." ujar Shindy

Rama menepis kasar tangan Shindy.

"Kamu yakin itu anakku? Hah! Bisa aja kan itu hasilmu bersama Andrian? Lagipula kita cuma sekali kok, nggak mungkinlah langsung hamil!" ucap Rama tak percaya

"Yang, kok kamu gitu sih! Aku nggak pernah tidur sama Andrian. Aku cuma nglakuin itu sama kamu!" balas Shindy

"Heh, kamu aja udah nggak v*rgin pas sama aku! Jadi jelas bukan akulah yang pertama! Artinya belum tentu itu anakku!" ujar Rama

"Terus ini anak siapa?" tanya Shindy

"Ya nggak tahu lah! Kamu tidurnya sama siapa aja? Wanita m*rahan!" tanya Rama dengan senyum meremehkan

Gigi Shindy bergemulutuk. Hatinya sakit mendengar perkataan Rama yang seolah merendahkannya.

"Aku nggak mau tahu Ram, kamu harus tanggung jawab!" ujar Shindy

"Enak aja! Kamu yang nikmatin aku yang nanggung akibatnya! Nggak ada nggak ada!" tolak Rama sambil berbalik meninggalkan Shindy

"Rama tunggu! Aku belum selesai ngomong!" ujar Shindy menarik tangan kekasihnya

"Apa lagi sih? Lepasin!" ujar Rama

"Nggak!"

"Lepasin Shin! Jangan sampai aku berbuat kasar sama kamu!" ancam Rama

"Aku nggak akan lepasin Ram, sampai kamu mau tanggung jawab!" ujar Shindy

"Heh! Pakai otakmu, kamu kira aku mau nerima anak yang gak jelas bapaknya gini? Mending kamu bawa bayi h*ram ini ke Andrian dan minta dia percepat pernikahanmu. Beres kan?" ujar Rama acuh

PLAK..

Tamparan keras Shindy berikan pada Rama. Bekas kemerahan muncul di wajahnya yang putih.

"Berani kamu ya!"

Rama mendorong tubuh Shindy hingga terjerembab ke lantai. Rama mem*kuli wajah cantik Shindy hingga banyak memar kebiruan.

"Rasain tuh! Memangnya enak? Salah sendiri jadi cewek m*r*han!" olok Rama meninggalkan Shindy sendirian di kamarnya

Shindy menangis sambil memeluk lututnya. Ujung mata dan bibirnya tampak bengkak. Di tambah sakit di hatinya yang mungkin akan membekas selamanya.

Terpopuler

Comments

Niwa

Niwa

Aku mampir Thor.. semangat terus berkarya, ayo saling mendukung 🤩

2023-04-02

1

Cacafdy9

Cacafdy9

semangat🤗

2023-03-24

2

Yem

Yem

terima kasih kak..

2023-03-06

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Awal Bencana
3 Kenyataan Pahit
4 Kekecewaan Mendalam
5 Kebencian
6 Tamu Penting
7 Persiapan Pernikahan
8 Dinikahkan !
9 Malam Pengantin
10 Kabur Ke Bali
11 Rencana Tersembunyi
12 Rumah Baru
13 Ruang Kerja
14 Sakit
15 Teka teki baru
16 Penyelidikan
17 Hukuman
18 Rumah Sakit
19 Rencana kabur yang gagal
20 Kenyataan Lain
21 Kembali tertangkap
22 Tidak Terduga
23 Sebuah Ancaman
24 Kehilangan
25 Penyelidikan
26 PENTING WAJIB DIBACA
27 Sebuah Kelicikan
28 Tuduhan Palsu
29 Bagian dari Perangkap
30 Perbincangan Serius
31 Tommy Andrian
32 Surat
33 Kembali
34 Sebuah Laporan
35 Hilangnya Ivan
36 Percobaan Bunuh Diri
37 Kesempatan Kedua
38 Ruangan Rumah Sakit
39 Salah Ruang
40 Tidak Salah Ingat
41 Keputusan yang Salah
42 Sedikit perlawanan
43 Menjauh
44 Awal Baru
45 Sosok Familiar
46 Menjadi Karyawan Baru
47 Merindukan Seseorang
48 Menghindar
49 Obrolan Singkat
50 Cekcok
51 Membuat Masalah
52 Belum Selesai
53 Rahasia Ivan
54 Kembalinya Ivan
55 Tidak Sesuai Harapan
56 Sama-sama Putih
57 Terbongkarnya rahasia
58 Bayi Perempuan
59 K A M U !
60 Pertemuan Tidak Terduga
61 Bayinya Hilang
62 Semakin Menjadi
63 Terlambat
64 Kepulangan Shindy
65 Sebuah Fakta
66 Bukan Pelaku Sebenarnya
67 Penyergapan
68 Balik disergap
69 Pertikaian di Jalan
70 Pemakaman Anton Rahardja
71 Penolakan Sang Istri
72 Kembali
73 Pencarian
74 Serangan Pertama
75 Serangan Kedua
76 Sarang Musuh
77 Menyusup
78 Bala Bantuan
79 Akhir Cerita
80 Belum Selesai
81 Harta Warisan
82 Kisah Sempurna
83 EPILOG
84 SEKILAS INFO MAU LEWAT...
85 IJIN PROMOTE YA...
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Prolog
2
Awal Bencana
3
Kenyataan Pahit
4
Kekecewaan Mendalam
5
Kebencian
6
Tamu Penting
7
Persiapan Pernikahan
8
Dinikahkan !
9
Malam Pengantin
10
Kabur Ke Bali
11
Rencana Tersembunyi
12
Rumah Baru
13
Ruang Kerja
14
Sakit
15
Teka teki baru
16
Penyelidikan
17
Hukuman
18
Rumah Sakit
19
Rencana kabur yang gagal
20
Kenyataan Lain
21
Kembali tertangkap
22
Tidak Terduga
23
Sebuah Ancaman
24
Kehilangan
25
Penyelidikan
26
PENTING WAJIB DIBACA
27
Sebuah Kelicikan
28
Tuduhan Palsu
29
Bagian dari Perangkap
30
Perbincangan Serius
31
Tommy Andrian
32
Surat
33
Kembali
34
Sebuah Laporan
35
Hilangnya Ivan
36
Percobaan Bunuh Diri
37
Kesempatan Kedua
38
Ruangan Rumah Sakit
39
Salah Ruang
40
Tidak Salah Ingat
41
Keputusan yang Salah
42
Sedikit perlawanan
43
Menjauh
44
Awal Baru
45
Sosok Familiar
46
Menjadi Karyawan Baru
47
Merindukan Seseorang
48
Menghindar
49
Obrolan Singkat
50
Cekcok
51
Membuat Masalah
52
Belum Selesai
53
Rahasia Ivan
54
Kembalinya Ivan
55
Tidak Sesuai Harapan
56
Sama-sama Putih
57
Terbongkarnya rahasia
58
Bayi Perempuan
59
K A M U !
60
Pertemuan Tidak Terduga
61
Bayinya Hilang
62
Semakin Menjadi
63
Terlambat
64
Kepulangan Shindy
65
Sebuah Fakta
66
Bukan Pelaku Sebenarnya
67
Penyergapan
68
Balik disergap
69
Pertikaian di Jalan
70
Pemakaman Anton Rahardja
71
Penolakan Sang Istri
72
Kembali
73
Pencarian
74
Serangan Pertama
75
Serangan Kedua
76
Sarang Musuh
77
Menyusup
78
Bala Bantuan
79
Akhir Cerita
80
Belum Selesai
81
Harta Warisan
82
Kisah Sempurna
83
EPILOG
84
SEKILAS INFO MAU LEWAT...
85
IJIN PROMOTE YA...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!