Bab 4. Semakin akrab

Waktu demi waktu berlalu, hubungan Arkhan dan Qeiza pun semakin dekat. Mereka terus bermain selagi bisa, kapanpun dan di manapun. Bahkan, tak jarang juga Arkhan mengajak Qeiza ke kantornya untuk bermain bersama disana. Arkhan sepertinya sudah sangat terobsesi dengan Qeiza, sampai ia tidak bisa melakukan wanita itu dan ingin selalu bersama dengannya.

Kini mereka pun tengah berada di sebuah villa yang terletak di luar kota, Arkhan sengaja mengajak Qeiza tinggal disana agar mereka bisa terus bersama. Ya sebelumnya Arkhan juga sudah membeli Qeiza dari sahabatnya, Wisnu. Sejak mengenal Qeiza, lelaki itu memang tak mau lagi bermain dengan wanita lain selain Qeiza. Itulah sebabnya Arkhan tak ragu untuk membelinya.

Bagi Qeiza sendiri, ini adalah suatu kesempatan yang bagus untuknya agar bisa masuk ke keluarga Arkhan dan menghancurkan semuanya. Qeiza atau yang memiliki nama asli Zafina itu memang masih belum bisa melupakan rasa sakitnya akibat ulah Arkhan, sampai sekarang ia masih memiliki dendam dan ingin membalasnya pada Arkhan dengan cara membuat hidup pria itu hancur.

Qeiza datang menghampiri Arkhan yang tengah menonton tv di ruang depan, ia membawa secangkir kopi untuk pria itu dan duduk di sebelahnya sembari menyerahkan kopi tersebut. Arkhan sontak tersenyum senang, ia merasa seperti hidup bersama sang istri walaupun hubungan mereka hanya sebatas partner ranjang.

"Mas, ini ada kopi buat kamu. Aku cek tadi di belakang ada bubuk kopi, yaudah aku bikin aja buat nemenin kamu yang lagi nonton tv. Kamu suka kan mas?" ucap Qeiza dengan lembut.

"Pasti dong, dari wanginya aja ini udah enak banget. Makasih ya sayang?" ucap Arkhan.

"Sama-sama sayang, dicoba dong kopinya biar kamu tahu itu enak atau enggak!" ucap Qeiza.

"Ya sayang." Arkhan mengangguk dan meraih cangkir di atas meja tersebut, ia lalu meminumnya sedikit demi sedikit sebab kopi itu masih panas.

Sluurrpp

"Ahh ini enak banget sayang, kamu emang pandai meracik kopi ya! Tapi, lebih enak sih kalo ada cemilannya. Kamu bisa gak bikinin aku gorengan atau apa gitu?" ucap Arkhan.

"Oh bisa dong mas, tunggu sebentar ya? Aku lihat dulu di belakang ada apa," ucap Qeiza.

Arkhan hanya mengangguk mengiyakan, Qeiza langsung bangkit dari duduknya dan pergi ke belakang untuk membuatkan cemilan. Arkhan terus memandangi punggung wanita itu yang sengaja dibuat bergoyang agar Arkhan tergoda, tentu saja pria itu dengan mudahnya mampu tergoda hanya karena gerakan Qeiza.

TOK TOK TOK...

Tiba-tiba saja pintu di luar terasa diketuk oleh seseorang, Arkhan pun menaruh sejenak cangkir kopinya di meja untuk pergi ke depan dan mencari tahu siapa yang datang.

"Haish, siapa sih itu? Ganggu aja orang lagi ngopi, padahal enak banget tau ini!" kesal Arkhan.

Pria itu mengecek terlebih dahulu melalui jendela villa, barulah ia membuka pintu setelah tahu yang datang adalah sang penjaga villa yang selama ini merawat dan membersihkan villa tersebut saat tidak ada orang yang menempati.

Ceklek

"Eh bik Rum, kenapa bik? Apa ada masalah?" sapa Arkhan dengan ramah.

"Ah enggak kok tuan, anu bibik cuma mau tanya soal perempuan yang tuan bawa kesini. Dia itu siapa tuan?" ucap wanita bernama bik Rum itu.

"Sekarang bibik udah mau lewati batas ya? Bibik lupa siapa bibik disini, ha?" geram Arkhan.

"Eee bukan begitu tuan, bibik cuma penasaran aja. Takutnya nanti ada yang lihat dan salah paham kalau tuan cuma tinggal berdua sama wanita itu disini," ucap bik Rum.

"Ah itu istri saya, udah ya bibik gausah banyak tanya lagi! Saya itu lagi mau mesra-mesraan sama istri saya, sana bibik pergi!" kesal Arkhan.

"Oh gitu tuan, yaudah saya minta maaf ya karena udah ganggu momen tuan sama istri tuan. Saya permisi ya tuan, sekali lagi saya minta maaf," ucap bik Rum.

"Ya ya ya.." Arkhan langsung menutup pintu dan kembali ke kursi santainya untuk lanjut meminum kopi.

Sementara bik Rum masih berada di luar, ia berpikir keras mengenai perkataan Arkhan tadi tentang wanita yang dia bawa ke villa. Pasalnya bik Rum ingat betul kalau istri Arkhan sebelumnya tidak seperti itu, namun bik Rum masih mencoba berpikir positif dan tak mengira yang tidak-tidak.

Qeiza yang baru kembali dari membuat cemilan, sedikit kaget saat menyadari Arkhan melangkah dari arah luar. Qeiza pun menatap ke arahnya dan bertanya apa yang dilakukan oleh pria itu di luar dengan tangannya masih membawa nampan berisi pisang goreng coklat.

"Mas, kamu abis ngapain dari luar? Ada yang datang?" tanya Qeiza penasaran.

"Ya sayang, barusan ada bik Rum datang dan tanyain siapa kamu. Aku kesal banget sama dia, langsung aja aku usir deh," jawab Arkhan.

"Ih dia kok kepo banget ya sama urusan bosnya? Udah deh kamu pecat aja dia sayang!" ujar Qeiza.

"Pengennya sih gitu, supaya dia gak makin kurang ajar sama aku. Tapi, aku mau kasih kesempatan buat dia karena dia kerja udah lumayan lama sama aku," ucap Arkhan.

"Terserah kamu deh, oh ya ini pisang coklat buah kamu sayang. Cobain siapa tahu enak!" ucap Qeiza.

Arkhan melebarkan senyumnya menatap pisang coklat di atas piring tersebut, tanpa basa-basi ia langsung mengambil satu buah pisang dan duduk di kursi seperti sebelumnya. Qeiza juga melakukan hal yang sama, tak lupa ia meletakkan piring itu di meja dan lalu beralih menatap Arkhan dengan lembut.

"Sampai kapan kamu sembunyikan aku disini mas? Kenapa kamu gak bawa aja aku ke rumah kamu biar aku bisa ketemu langsung sama keluarga kamu?" tanya Qeiza.

"Gak sekarang Qeiza, belum saatnya. Saya gak mau mereka salah paham tentang kamu, lebih baik kamu disini aja dulu sampai semua aman ya," jawab Arkhan.

"Kamu takut mas kalau istri kamu tahu tentang hubungan gelap kita? Ayolah, kamu gak perlu takut begitu! Gini deh, buat apa kamu masih bertahan sama istri lumpuh kayak gitu? Mending kamu sama aku kan?" ucap Qeiza.

Arkhan terdiam sesaat dan mulai melahap pisang goreng di tangannya, sedangkan Qeiza langsung melingkarkan tangannya di sela-sela lengan Arkhan sambil membenamkan wajahnya pada bahu pria itu. Arkhan pun dibuat gelisah, apalagi ketika Qeiza dengan sengaja menyentuh pusakanya di bawah sana yang sudah mengembung.

"Dia bangun lagi ya mas? Tuh kan, baru diginiin aja udah keras. Emang cuma aku yang bisa puasin kamu tahu mas," goda Qeiza.

"Ya sayang, aku tahu itu. Istri aku emang udah lama gak bisa bikin aku puas, makanya aku cari kepuasan lain di luar. Dan aku beruntung banget bisa dapat wanita seperti kamu Qeiza," ucap Arkhan.

"Aku juga senang ketemu kamu mas," ucap Qeiza.

Cup!

Arkhan mengecup kening Qeiza dengan lembut dan mengusap wajahnya, sedangkan wanita itu sendiri malah tersenyum seringai tanpa sepengetahuan Arkhan.

"Kamu harus terima semua akibatnya dari apa yang kamu lakukan dulu Arkhan!" batin Qeiza.

...~Bersambung~...

...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!