Malamnya, Arkhan telah menunggu di hotel yang ia sewa untuk menikmati pelayanan memuaskan dari wanita milik Wisnu. Pria itu duduk di sofa menunggu wanita tersebut datang sambil sesekali melihat jam, sudah hampir setengah jam ia menunggu, namun wanita itu tak kunjung datang dan membuatnya sedikit kesal. Belum pernah ia harus menunggu cukup lama seperti sekarang ini sebelumnya, biasanya para wanita itu justru datang lebih dulu dibanding dirinya.
"Haish, kemana sih tuh cewek? Saya kesal banget nih kalo udah gini, gak tepat waktu banget jadi orang! Masa iya pelanggan disuruh nunggu selama ini?" gumamnya dengan kesal.
Ting nong ting nong
Tiba-tiba bel dari luar berbunyi, Arkhan langsung bangkit dari duduknya dan menatap ke arah pintu.
"Ah pasti itu dia," ucapnya lirih.
Tanpa berlama-lama lagi, Arkhan segera melangkah ke dekat pintu untuk menghampiri wanita tersebut. Ia membuka pintu dan betapa terkejutnya ia melihat seorang wanita cantik berdiri di hadapannya, Arkhan sampai melongok dan tak bisa berkata-kata dibuatnya. Wanita itu sungguh cantik, ditambah senyumnya berhasil membuat Arkhan seperti hilang dari dunianya.
Sementara si wanita justru mengernyitkan dahinya sesaat setelah ia melihat pria yang harus ia layani malam ini, wanita itu merasa tidak asing pada pria di hadapannya tersebut dan ia yakin kalau mereka pernah kenal sebelumnya. Namun, wanita bernama Qeiza Makaila itu segera menepis pikirannya dan memilih tidak mengenal siapa lelaki tersebut.
"Hai om! Apa benar ini dengan om Arkhan yang mau saya layani?" tanya si wanita.
"I-i-iya benar, kamu ternyata lebih cantik daripada difoto ya? Nama kamu siapa dah saya lupa?" ucap Arkhan terkagum-kagum.
"Ahaha, om bisa aja. Nama saya Qeiza om, salam kenal ya om?" ucap si wanita.
"Oh ya ya ya, Qeiza cantik. Yuk langsung masuk aja, saya gak sabar mau digoyang sama kamu!" ucap Arkhan.
Qeiza pun mengangguk cepat dan mengikuti langkah kaki Arkhan ke dalam hotel tersebut, tak lupa Arkhan mengunci pintu agar tidak ada siapapun yang bisa mengganggu mereka. Arkhan segera membawa Qeiza ke ranjang karena ia sudah tidak sabar ingin merasakan milik wanita itu, Qeiza dengan senang hati menurut dan duduk di ranjang tersebut sambil tersenyum menggoda.
"Kamu suka gak sama kamar ini? Kalau menurut kamu kurang bagus, saya bisa sewa yang lebih bagus dari ini. Kamu tinggal bilang aja sama saya!" ucap Arkhan.
"Ah ini udah cukup kok om, saya mah main dimana aja suka kok yang penting om puas," ucap Qeiza.
Arkhan tersenyum dengan tangan bergerak mengusap wajah mulus wanita di hadapannya, ia sangat tertarik pada wanita tersebut sampai-sampai ia tak tahan lagi untuk segera melahapnya. Tak lupa ia juga membelai rambut Qeiza yang terasa halus tersebut sambil mendekatinya, Qeiza hanya memejamkan mata menikmati sentuhan Arkhan di area leher serta wajahnya.
"Kamu wangi sekali, apa kita sudah bisa mulai sekarang? Jujur saya sudah gak tahan lagi sejak lihat kamu datang, kamu seksi sayang!" goda Arkhan.
"Ahaha, om juga hot dan bikin aku bergairah. Ayo om kita mulai aja sekarang!" ucap Qeiza sambil juga membelai tubuh Arkhan dengan lembut.
"Of course, baby." Arkhan langsung menyerang Qeiza dengan melahap bibirnya, ia menyatukan bibir mereka dan memberi ciuman panas pada wanita itu.
Qeiza tak segan-segan membalas, ia sangat liar dan ganas seolah tidak ingin mengecewakan pelanggan barunya itu. Namun, di dalam hatinya Qeiza mengingat peristiwa beberapa tahun silam yang nyaris merenggut nyawanya dan ia sangat yakin bahwa pria di depannya saat ini adalah pelaku utama yang melakukan hal keji tersebut padanya.
"Arkhan, aku tahu ini kamu. Andai saja kamu tahu, kalau aku bukan Qeiza si wanita malam, tapi aku adalah Zafina Deananda, perempuan yang pernah kamu sakiti dahulu. Kira-kira apa kamu masih mau cium aku kayak sekarang?" gumam Qeiza dalam hati sambil tersenyum seringai.
•
•
Tak terasa waktu berlalu cukup cepat, kini jam sudah menunjukkan pukul empat pagi dan kedua insan itu masih saling beradu kenikmatan. Qeiza berada di bawah kungkungan Arkhan, nafasnya sudah hampir habis dan tubuhnya telah dipenuhi keringat akibat permainan panas mereka. Meski begitu, Arkhan belum ada niatan untuk mengakhiri ini semua sebab ia sangat merasakan kenikmatan.
Akhirnya gelombang itu datang juga, Arkhan mempercepat goyangannya dan menyemburkan lahar yang sedari tadi ia tahan di atas perut rata Qeiza. Karena lelah, pria itu pun berbaring di sebelah Qeiza dan tersenyum ke arahnya. Qeiza menyambut dengan kecupan singkat pada bibir laki-laki itu, Arkhan pun membalasnya dan memberikan ciuman bertubi-tubi pada wajah sang wanita.
"Qeiza, saya boleh minta satu hal sama kamu sayang?" tanya Arkhan di sela-sela kegiatan mereka.
"Iya om, om mau minta apa dari aku?" ucap Qeiza.
"Tolong jangan panggil saya om lagi! Saya lebih suka kamu panggil saya dengan sebutan sayang, karena itu lebih menggairahkan," pinta Arkhan.
"Akh iya om, eh maksud aku sayang," ucap Qeiza.
Arkhan tersenyum dan mengusap puncak kepala wanita itu dengan lembut, ia benar-benar dibuat puas dengan permainan mereka yang luar biasa. Belum pernah Arkhan merasa sepuas ini saat bermain bersama wanita-wanita malam lainnya, baru dengan Qeiza ini lah Arkhan dapat merasakan kepuasan yang selama ini ia nantikan.
Kini Qeiza yang lemas bangkit dari tempat tidurnya meraih pakaian miliknya yang tergeletak di lantai, melihat itu sontak membuat Arkhan membuka mata dan keheranan. Arkhan tentu berupaya mencegah Qeiza, ia tak mau kehilangan wanita yang sudah benar-benar memuaskan dirinya.
"Hey Qeiza! Kamu mau kemana? Kamu disini aja dulu sayang, masih jam setengah enam kok. Nanti baru saya antar kamu pulang," ujar Arkhan.
"Gak bisa sayang, aku harus pergi sekarang. Aku pinjam kamar mandi kamu ya buat bersih-bersih?" ucap Qeiza sambil tersenyum dan mengecup bibir Arkhan sekilas.
"Tu-tunggu Qeiza!" Arkhan menahan tangan Qeiza dan mencegahnya pergi.
"Kenapa lagi sayang? Kamu masih kurang puas?" tanya Qeiza.
"Iya, saya mau main sama kamu lagi. Saya benar-benar puas dengan goyangan kamu, itu luar biasa sayang," jawab Arkhan.
Qeiza tersenyum dan mengusap wajah Arkhan, ia berbisik di telinga pria itu. "Kalau kamu pengen lagi, just call my name!" Arkhan merinding mendengar suara Qeiza, apalagi nafas wanita itu terasa di area lehernya.
"Of course, i will always call your name." balas Arkhan yang langsung melahap bibir Qeiza kembali.
Akhirnya mereka kembali berbaring di ranjang dengan bibir saling bertaut, Arkhan sangat tidak ingin mengakhiri kegiatan mereka dan ingin selalu bersama Qeiza. Ia melupakan sejenak pikirannya mengenai Berliana, sebab Qeiza berhasil membuat tubuhnya gemetar menikmati kepuasan itu.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
🌈Rainbow🪂
👣
2023-03-05
1