Permaisuri Tak Terkendali

Permaisuri Tak Terkendali

Gara-Gara Gas

“Ayam goreng sambal kemangi sudah jadi, tararra!” teriak seorang gadis cantik berambut panjang yang dikuncir ekor kuda sedang menirukan gaya cheff yang pernah ditontonnya di youtube.

Namanya Aira, hobi memasak dan seorang pemilik salah satu brand kosmetik yang sedang naik daun saat ini. Ia yang masih memakai celemeknya pun dengan bersemangat membawa masakan buatannya tersebut ke meja makan yang berada di ruangan lain yang dibatasi dengan sekat kaca.

“Hah, aku memang pintar memasak. Pasti beruntung yang bisa menjadi suamiku nantinya,” gumamnya sembari meletakkan seporsi ayam sambal kemangi tersebut di samping sekeranjang buah-buahan segar yang dibelinya tadi.

Tiba-tiba saja ia teringat sesuatu.

“Ah, iya tempe gorengku!” Ia pun langsung berlari ke arah dapur kembali.

Terlihat asap mengepul dari penggorengan. Belum sempat ia mendekati kompor, tiba-tiba saja api sudah menjalar di atas penggorengan. “Api!” teriaknya panik.

Sedetik kemudian ….

BAMM!

**

Saat ini di depan banyak orang terlihat sepasang pengantin yang sedang melakukan ritual pernikahan. Baju merah dengan sulaman benang emas membentuk pola phoenix di jubah pasangan pengantin tersebut sungguh membuat banyak orang yang ada di sana takjub. Namun, tidak ada yang tahu apa yang benar-benar sedang terjadi saat ini.

“Ah, di mana ini?” gumam Aira karena merasa kepalanya pusing.

“Apa yang terjadi? Apa yang terjadi?”

Terdengar keributan yang membuat kepala Aira terasa makin pusing.

“Apa sih yang terjadi? Dan ini apa-apaan?” batinnya karena tidak mengerti kenapa saat ini wajahnya ditutupi kain merah.

Ia pun melihat kalau saat ini tubuhnya di tahan oleh seseorang. “Sebenarnya ada apa ini?” Aira pun makin merasa bingung. Ia pun segera berdiri tegap agar tak lagi dipapah oleh orang lain.

“Nyonya, Anda tidak apa-apa kan?” Suara seorang wanita yang tadi menopang tubuh Aira.

“Nyonya?” Aira terkejut mendengar panggilan tersebut.

Belum sempat Aira menjawab, tiba-tiba saja suara seorang laki-laki yang berdiri tepat di sampingnya berbisik, “Jika kamu berbuat macam-macam, jangan harap keluargamu bisa selamat.”

Mata Aira terbelalak mendengar ancaman tersebut. “Keluarga, keluarga apa?” gumam Aira karena dia sudah yatim piatu sejak umur sepuluh tahun.

Tapi belum sempat ia bertingkah, saat ini sebuah pisau lipat sudah berada di bawah dada kirinya. “Nyonya, tolong tenang dan selesaikan semuanya,” ucap wanita yang tadi menopang tubuh Aira.

“Ini aku diancam?” pikir Aira yang kemudian hanya bisa mengangguk karena tak berani melawan saat ini.

Tak lama kemudian terdengar wanita yang saat ini sedang memegang pisau untuk mengancam Aira berkata dengan cukup lantang. “Maaf, Putri Ailing sedang tidak begitu enak badan. Jadi harap kemurahan hati raja dan ratu untuk membiarkan upacara pernikahan kali ini dipercepat.”

“Hah, pernikahan? Aku menikah? Tunggu, aku menikah dengan siapa? Eh, bukan. Yang menikah adalah Putri Ailing. Terus kenapa aku yang diancam?” batin Aira yang belum bisa memahami apa yang terjadi.

“Baik, silahkan dilanjutkan,” ucap Raja.

“Terima kasih, Yang Mulia,” sahut laki-laki yang ada di sebelah Aira.

Setelah itu acara pernikahan pun kembali berlangsung. Semuanya berjalan penuh hikmat seolah tak ada yang aneh sedikit pun. Bahkan Aira yang saat ini berada di dalam pakaian pengantin perempuan juga merasa bingung karena tubuhnya seolah bergerak sendiri melakukan semua hal yang tentu saja belum pernah dilihatnya sekali pun.

Beberapa jam berlalu. Setelah menyelesaikan semua prosesi yang cukup melelahkan, akhirnya Aira pun dibawa masuk ke dalam sebuah ruangan. Dan setelah merasa ruangan tersebut sepi, ia pun dengan cepat membuka penutup wajahnya.

“Di mana ini?” ucap Aira sembari menatap ke sekitar ruangan tersebut. Iya kebingungan melihat seluruh ruangan tersebut yang hampir semuanya berfurniture kayu. Bahkan ia tak melihat adanya lampu dan hanya lilin yang menjadi penerang ruangan tersebut.

“Eh tunggu, kenapa aku bicara seperti ini?” ucapnya yang baru saja sadar kalau dia berbicara dengan bahasa asing. Namun anehnya dia bisa mengerti apa yang dia katakan dan dia bisa berbicara menggunakan bahasa aneh tersebut seolah itu adalah bahasa yang sehari-hari dia gunakan.

Sesaat kemudian kepalanya terasa berdenyut. Tiba-tiba beberapa gambaran muncul di kepalanya, suara-suara orang yang memanggilnya dengan sebutan Ailing pun seolah berdengung di telinganya. Dan setelah beberapa saat memejamkan mata, akhirnya ia pun membuka matanya kembali.

“Ailing,” gumamnya.

Iya pun segera berdiri dari ranjang yang didudukinya. Dengan susah payah menarik ke atas gaun merah yang digunakannya, akhirnya ia pun berhasil mengambil lilin dan membawanya ke arah meja rias yang masih berada di dalam kamar tersebut.

“Ini siapa?” tanya Aira ketika melihat gambaran dirinya di cermin. Sangat jelas kalau itu bukan wajahnya.

Ia pun dengan keras mencubit pipinya sendiri. “Au!” pekiknya yang merasa kesakitan.

“Ini aku? Tunggu,” gumam Aira sembari meletakkan lilin tersebut dan kemudian duduk di kursi yang ada di dekatnya.

Ia diam cukup lama untuk mencoba mengingat apa yang sebenarnya terjadi. Hingga akhirnya munculah ingatan tentang kejadian tempe goreng yang gosong dan gas meledak.

“Aku harusnya mati ‘kan? Atau jangan-jangan aku hidup lagi?” gumam Aira sembari kembali menatap gambar wajahnya yang ada di cermin.

“Berarti aku adalah Ailing itu ‘kan? Hah, kenapa bisa begini?” gumam Aira yang masih tidak habis pikir dengan apa yang terjadi.

Sesaat kemudian terdengar pintu tersebut di buka. Aira pun segera menoleh untuk melihat orang yang datang.

“Wah, gantengnya,” batin Aira ketika melihat laki-laki tampan bertubuh tinggi tegap tersebut.

“Dasar tidak punya aturan,” cemooh laki-laki tersebut.

Kalimat pedas tersebut langsung membuat Aira mengernyit. “Apa maksud kamu?” tanyanya.

Langsung saja sebuah senyum sinis muncul di bibir tipis laki-laki tampan tersebut. “Apa seperti ini cara kediaman jendral mendidikmu?” tanyanya lagi.

“Ah, kamu bicara apa sih,” tukas Airin sembari bangun dari kursinya. “Kamu ini siapa, kenapa tiba-tiba masuk dan mengomel tidak jelas,” komentarnya sembari melepas penutup wajah yang tadi masih menempel di kepalanya.

“Sungguh tidak tahu aturan,” geram laki-laki tersebut sembari berjalan mendekati Aira. “Apa kamu ingin bilang kalau kamu itu hilang ingatan dan melupakan pernikahan kita beberapa waktu yang lalu, Putri Ailing?”

Mata Aira membulat. “Jadi dia yang tadi menikah denganku. Berarti dia juga yang menyuruh orang mengancamku?” batinnya.

“Oh, jadi kamu yang tadi mengancamku! Kamu ini sebenarnya siapa? Kenapa tiba-tiba menikahiku dengan paksa dan sekarang-sekarang ….” Ia kehabisan kata-kata.

Langsung saja laki-laki di depan Aira tersebut mengernyit. “Apa benar kepalanya bermasalah?” pikirnya.

Setelah itu laki-laki tersebut menghela napas panjang. “Aku tidak mau melihat banyak drama. Cepat lepaskan pakaianku dan kita lakukan semuanya. Aku punya banyak urusan,” ucapnya sembari merentangkan tangannya.

“Lepaskan pakaiannya? Banyak urusan? Maksudnya dia mengajakku melakukan itu, dengan gayanya yang seperti itu? Cih, tidak sudi,” batin Aira sembari menyipitkan matanya pada laki-laki tampan tersebut.

“Jangan mimpi!” tolak Aira sembari memilih untuk lanjut melepas pakaiannya sendiri yang terasa seperti bungkusan kue lemper, berlapis-lapis.

Sesaat kemudian, tiba-tiba saja Aira merasakan ada bahaya mendekat. Ia dengan cepat mundur karena laki-laki di depannya tersebut mengayunkan pedangnya ke arah Aira. Dan dengan insting yang tidak tahu dari mana, tiba-tiba saja Aira mengambil sebuah pedang yang menjadi hiasan dinding di kamar itu.

Ia pun balas menyerang. Perkelahian tak terhindarkan, mereka berdua beradu pedang. Tangan Aira bahkan terlihat lincah memainkan pedang tersebut.

“Ah, tidak tahu. Yang pasti ini bukan anggar yang aku pelajari. Tapi terserahlah, yang penting aku tidak mati dulu saat ini,” batin Aira sembari terus mengayunkan pedang.

Hingga ….

Brak! Pintu ruangan tersebut terbuka.

“Tuan!” panggil seseorang yang masuk dengan tiba-tiba. “Eh!”

Terpopuler

Comments

✯⃟ྂ❦༎ຶšȇϻͤɓᷡᴉᷲḶḁᷟ͢ͷ ℒ⃝Ꭵʍǟ࿐ ⃢🙋

✯⃟ྂ❦༎ຶšȇϻͤɓᷡᴉᷲḶḁᷟ͢ͷ ℒ⃝Ꭵʍǟ࿐ ⃢🙋

terimakasih

2023-04-09

3

IndraAsya

IndraAsya

👣👣👣 jejak 💪💪💪😘😘😘

2023-04-01

2

AK_Wiedhiyaa16

AK_Wiedhiyaa16

Kenapa Airanya terkesan lemot? 🙃

2023-03-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!