Semakin memanas

Di rumah Gretta yang kini tinggal hanya berdua bersama pekerja di rumah nya nampak mengurung di kamar.

Gretta tak menangis lagi, alih-alih sedih Gretta malah puas karena telah membalaskan dendam nya pada Albert.

"Rasakan Alberto! lihat saja kau juga akan hancur sama seperti ku, masa depan mu hancur dan itu semua karena ulah mu sendiri" ucap Gretta tersenyum puas.

Drett..

Ponsel Gretta berdering..

Gretta mengambil ponsel nya dan melihat nomer siapa yang menelpon nya.

"Nomer siapa lagi ini" gumam Gretta tak mengenal nomer yang menelpon nya.

Karena tak merasa mengenali nomer ponsel itu Gretta pun memilih membiarkan nya.

Di tempat lain Albert nampak sangat kesal karena Gretta tak kunjung mengangkat telpon nya.

"Sialan! angkat!" Albert sangat kesal.

Albert mengumpat karena sangat kesal.

Albert kembali menelpon dan lagi-lagi Gretta tak mengangkat nya yang mana membuat Albert sangat kesal.

"Lihat saja apa yang akan aku lakukan malam ini, siapa suruh tidak mengangkat telpon dariku" kesal Albert sambil mengambil sweater hoodie nya.

Saat baru turun dari kamar Albert berpapasan dengan sang Mommy, tapi Alya yang masih marah nampak acuh dan memilih mengabaikan Albert.

Melihat itu Albert hanya bisa menghembuskan nafasnya kasar, gara-gara Gretta Mommy nya yang biasanya bawel kini mengabaikan nya.

"Albert mau kemana?" tanya Luke melihat Albert yang mengambil kunci motor.

"Tanyain saja sama anak kamu" balas Alya ketus.

"Dia anak kamu juga jika kamu lupa" ucap Luke mengingatkan.

Dan Alya langsung melirik tajam ke arah Luke.

"Iya anak ku, aku yang lahirin tapi sifat nya sebelas dua belas sama kamu yang dulu, urusin tuh anak kamu aku pusing melihat wajah dia yang sama persis kaya kamu" kata Alya dengan wajah kesalnya.

Luke mengusap punggung sang istri tapi Alya langsung menepis tangan Luke.

"Jangan sentuh aku, ingat seminggu ke depan kamu tidur di kamar Sean" tegas Alya, lalu berjalan pergi meninggalkan Luke sendiri.

Luke melihat kepergian istrinya yang masih marah hanya bisa menghembuskan nafasnya kasar, memang salahnya tidak terlalu memperketat keamanan untuk Albert.

Dan alhasil sekarang putra nya mengikuti jalan nya yaitu masuk ke dalam dunia bebas, bahkan Albert masih berstatus mahasiswa dan masa mudanya malah hancur karena nafsu sesaat.

"Albert yang salah tapi kenapa jatah ku yang berkurang" gumam Luke heran.

.

.

Tok..tok..

"Bi siapa?" tanya Gretta yang mendengar suara ketukan pintu.

"Nggak tau non, belum di lihat" balas bibi.

"Ya sudah tolong bukain aja bi, tanya siapa dan ada keperluan apa" ucap Gretta.

Bibi mengangguk lalu pergi untuk membukakan pintu.

Sedangkan Gretta memilih lanjut menonton TV karena saat ini dia butuh hiburan dan film yang di tonton Gretta adalah film kartun larva.

Ceklek..

"Den Albert" kaget bibi melihat Albert.

"Mana Gretta bi?" tanya Albert.

"Non, Gret lagi__" ucap bibi terpotong.

Albert langsung masuk begitu saja tanpa dipersilahkan, bibi yang melihat itu langsung mencoba menghalangi Albert yang berjalan dua langkah di hadapannya.

"Den jangan masuk nanti Nona Grett marah" kata bibi mencoba mengingatkan.

"Bibi jangan ikut campur ini urusan aku sama gadis cupu itu" kata Albert tak bisa di halangi.

Albert terus berjalan meski bibi terus mencoba menghalangi jalan nya, hingga akhirnya dari kejauhan dia melihat kepala seseorang yang nampak sedang duduk di sofa.

"Itu dia" gumam Albert yakin jika itu Gretta.

"Hey Gadis cupu!" panggil Albert sedikit berteriak.

Gretta yang mendengar suara tak asing sontak langsung melirik ke sumber suara, dan matanya langsung menangkap sosok yang sangat dikenal yaitu Alberto.

"Mau apalagi bajing*n sialan itu ke sini" gumam Gretta dengan sorot mata tajamnya melihat ke arah Albert.

Gretta bangkit dan begitupun dengan Albert yang berjalan mendekati Gretta.

Saat jarak keduanya tak lagi berjauhan Albert langsung mencekal keras tangan Gretta.

"Lepaskan!" ketus Gretta.

"Apa yang kau mau hah!" tanya Albert dengan mata tajam nya.

"Apa yang aku mah? kau masih bisa bertanya?" Gretta balik menatap tajam Albert.

"Kau sudah membuat Mommy Daddy ku marah, dan sekarang apalagi? kau memang gadis gila ya!" Albert nampak tak bisa mengendalikan emosi nya.

Dia sangat kesal dan marah karena jika saja Gretta tak buka suara sudah pasti Mommy Daddy nya tak akan semarah ini, dan yang di lakukan oleh Gretta membuat dia kehilangan kepercayaan Mommy Daddy nya.

"Kau pikir aku peduli hah?, sama sekali tidak aku malah merasa bangga karena telah berhasil membuat kau merasakan apa yang aku rasakan, kehilangan masa depan!" balas Gretta tersenyum mengejek.

"Kau!" Albert menunjuk wajah Gretta.

"Apa? mau membun*h ku? bun*h saja dan setelah itu tuntutan yang kau dapatkan akan semakin bertambah mungkin dari 15 tahun jadi 25 tahun atau mungkin hukuman ma*i " ucap Gretta santai.

Albert mengepalkan tangan nya, dia benar-benar menyesal hampir tertarik pada gadis menyebalkan dan pedendam seperti Gretta.

"Lihat saja kau akan menyesal, kau salah jika mau berurusan dengan salah satu keluarga Chris, jika kau hamil aku tak sudi mengakui anak itu karena aku yakin kau pasti murah*n dan pastinya bukan hanya aku yang meniduri mu" kata Albert dengan wajah marah nya.

Plakk!

"Pergi dari rumah ku bajing*n!" teriak Gretta mengusir Albert setelah menampar pria itu.

Albert menatap penuh kemarahan pada Gretta lalu dengan sengaja memecahkan pas bunga milik Gretta, dan pergi dengan perasaan marah nya.

"Jangan pernah injakan kaki mu yang menjijikan itu di rumah ku lagi!" teriak Gretta lagi.

"Dasar Albert kampret, bajing*n" Gretta nampak begitu sangat marah.

Dan bibi mendekati Gretta setelah gadis itu terlihat sudah tenang.

"Sabar, minum dulu non" bibi memberikan minum.

Gretta menerima nya dan langsung minum sampai habis, tapi meski begitu dia masih belum bisa tenang karena Albert selalu membuatnya emosi.

🌹

Jangan lupa like coment and vote ya❤🤗🙏

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***