Zia terlihat memucat saat Nicko mendorongnya hingga ia terjatuh ke sofa.
Saat Zia hendak kabur Nicko langsung menahannya.
"Lepaskan!" seru Zia berusaha melepaskan diri dari cengkeraman Nicko.
Saat melihat Zia berhasil melepaskan diri dari pria itu beberapa orang langsung menghampirinya dan menjegalnya.
Nicko menyeringai senang saat melihat Zia tak bisa berkutik dalam cengkraman anak buahnya.
Sementara itu Devano segera menggeledah ponsel gadis itu dan mengambilnya..
"Ternyata passwordnya masih sama," Dev membuka ponsel itu dan mulai membuka semua pesan di dalamnya.
Tawanya seketika pecah saat melihat chat pribadi Zia dengan Rendra.
"Oh, ternyata dia bersekongkol dengan si brengsek Rendra untuk menjatuhkan mu Nick, sayang sekali sebentar lagi kalian tidak bisa berkongsi lagi," ucap Dev kemudian membanting ponsel Zia dan menginjak-injaknya hingga hancur.
"Sekarang kita tunjukkan bagaimana hukuman bagi pengkhianat di kelompok kita," imbuhnya kemudian menghampiri Nicko
Dev membisikkan sesuatu kepada pemuda itu, dan Nicko mengangguk paham dengan seringai iblis di wajahnya.
Suara tepukan Devano membuat semua orang langsung bersiap di posisinya masing-masing.
Beberapa orang crew segera menata kameranya dan menyalakan lampu ruangan agar terlihat lebih terang.
Nicko memerintahkan beberapa orang wanita untuk mendandani Zia agar terlihat lebih cantik.
Dev membawakan segelas air dan memaksa Zia untuk meminumnya.
"Aku yakin kali kita akan menghasilkan film dokumenter terbaik sepanjang masa!" seru Devano
Pemuda itu kemudian menjentikkan jarinya memberikan isyarat kepada sutradara untuk memulai syuting film mereka.
"Ok semuanya siap, camera, roll, action!" seru seorang sutradara membuat Nicko segera menyeret Zia menuju ke sebuah ranjang yang sudah di persiapkan oleh crew.
Zia mulai merasakan efek obat yang diminumnya, tubuhnya terasa panas hingga ia membuka cardigan yang dipakainya.
Tentu saja hal itu membuat Nicko mendekati gadis itu.
"Sepertinya kau sudah mulai terangsang," ucap Nicko meletakkan tangannya di leher Zia yang pucat
Meskipun Zia berusaha kabur dari tempat itu namun usahanya sia-sia karena Nicko selalu menjegalnya.
"Menyerahlah Zia dan mari kita bersenang-senang," ucap pemuda itu kemudian mendaratkan ciumannya. Meskipun berusaha menolak, pengaruh obat sudah menguasai gadis itu hingga ia tak bisa berkutik dan pasrah saat pria itu mulai menyentuhnya.
*Brakkk!!!
Semua orang yang ada ditempat itu begitu terkejut saat polisi datang menggerebek tempat itu.
"Diam di tempat dan angkat tangan kalian!" seru salah seorang polisi sembari mengarahkan senjatanya
"Sial!" pekik Devano segera melemparkan kameranya kearah polisi dan mencoba kabur, namun Rendra dengan sigap langsung melompat dan menerjang pemuda itu hingga keduanya tersungkur ke lantai.
Seorang polisi langsung mendekati keduanya dan memborgol Devano.
"Kali ini kau tidak akan bisa mengelak lagi!" ucap Rendy sinis
"Kita lihat saja nanti," sahut Devano
Sementara itu Barra langsung menghampiri Zia dan menutupi tubuh gadis itu menggunakan selimut dan memapahnya menuju ke mobil.
Melihat wajah pucat gadis itu membuatnya merasa bersalah, "Maafkan aku, karena datang terlambat," ucapnya kemudian merapikan rambut gadis itu yang terlihat berantakan
"Harusnya aku yang minta maaf padamu, maafkan aku karena sudah membuatmu masuk bui, dan dikeluarkan dari sekolah," ucap gadis itu menatapnya sendu
"Aku sudah memaafkan mu sebelum kau memintanya," jawab Barra
Saat Barra hendak meninggalkannya gadis itu segera memeluknya dari belakang.
"Miss u, I miss you so much," ucap Zia terisak
Barra yang tak mampu membendung kesedihannya segera membalikkan badannya dan memeluk erat wanita itu.
"Miss u too,"
Rendy yang melihat keduanya segera membalikkan badannya seolah tak melihat apapun.
Tidak lama polisi keluar membawa Dev. Lelaki itu berhenti di depan Rendy dan menatap sinis kearahnya.
"Aku tak peduli sekuat apapun kau berusaha menjebloskan aku ke penjara. Katena percuma saja kau menyingkirkan aku dari sekolah itu karena pasti akan ada yang menggantikan posisi ku selama di sekolah itu masih mementingkan senioritas dan tingkat kekayaan para siswanya. Jadi bagaimana kau bisa merubah sekolah neraka itu menjadi surga bagi para siswa berprestasi seperti dirimu, " ucap Dev sinis
Tidak lama Barra menghampirinya, "Ayo kita pulang," ajak Barra
"Bagaimana dengan Zia?" tanya Rendy
"Biarkan polisi yang mengantarnya pulang, lagipula dia masih dalam pengaruh obat jadi lebih aman kalau ia bersama mereka," jawab Barra
lelaki itu segera naik keatas motornya dan bergegas meninggalkan tempat itu.
Pagi harinya Bambang tampak terkejut saat puluhan wartawan sudah menunggunya di depan gerbang sekolah.
"Apa yang terjadi, kenapa banyak sekali wartawan datang ke sekolah?" ucapnya begitu panik
Lelaki itu segera menghubungi wakil kepala sekolah bidang kesiswaan dan menanyakan apa yang terjadi pagi itu sehingga banyak wartawan berkumpul di sekolah.
Wakil kepala sekolah segera mengirimkan tautan berita online tentang penangkapan Nicko dan juga Dev terkait kasus pelecehan dan pembuatan video vulgar ilegal.
"Astaghfirullah, bagaimana ini. Apa yang harus aku katakan pada mereka??" belum hilang rasa panik bercampur bingung, tiba-tiba ponselnya berdering.
Bambang tampak tak bisa berkata-kata saat mengetahui Narendra yang menghubunginya.
Ia sengaja tidak mengangkatnya karena tak mau berdebat dengan pria itu.
Ia memutuskan untuk turun dan menemui para wartawan. Namun bukannya membahas berita penangkapan Nicko dan Dev wartawan justru menanyakan tentang berita yang menyebutkan penggelapan dana yang dilakukan olehnya.
"Apa penggelapan dana bantuan sekolah, yang benar saja!" seru Bambang
Lelaki itu segera membuka ponselnya untuk melihat pemberitaan disampaikan oleh wartawan tersebut.
Seketika ia merasakan dadanya terasa sesak saat melihat headline news sebuah media online terkemuka.
*Bruughh!!
Seketika ia merasa sekelilingnya menjadi gelap hingga membuat lelaki itu limbung dan tumbang ke lantai.
"Pak Bambang, pak, pak!!"
Terdengar suara beberapa orang wartawan berusaha membangunkannya.
Keributan pagi hari di sekolah tak membuat kegiatan belajar mengajar terhenti. Semuanya berjalan seperti biasa meskipun Bambang harus di larikan ke IGD setelah terkena serangan jantung.
Hampir semua siswa tampak begitu senang saat mendengar penangkapan Nicko dan Dev terutama bagi para korban keduanya.
Namun siapa sangka sekolah semakin kacau karena semua siswa merasa ingin menjadi penguasa saat sang penguasa tidak ada hingga membuat perundungan kembali merajalela.
Bahkan kali ini lebih sadis dari sebelumnya.
*Brakkk!!
Rendy segera meletakan sendok makannya saat melihat seorang siswa jatuh menimpa makanannya.
"Maaf, aku tak sengaja," ucap siswa itu segera bangun dan membereskan meja Rendy
"Minggir semua!" seru salah seorang siswa memberikan jalan kepada siswa lain. Seorang siswa laki-laki bertubuh tinggi dan kekar berjalan menghampiri Rendy
"Bukankah kau Rendra yang sudah menjebloskan Dev ke penjara," ucap pria itu menyeringai
"Dilihat dari tubuhmu yang kerempeng aku yakin aku bisa menyingkirkan mu hanya dengan sekali jotos!" ucap pria itu kemudian mengetatkan otot-otot tangannya.
Semua siswa langsung menyingkir saat pria itu memasang kuda-kuda dan bersiap melepaskan tinjunya kearah Rendy.
*Buugghhh!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Yuli Eka Puji R
di sekolah kaya jagoan, kenapa di sni jd lembek
2023-05-15
0
✰͜͡w⃠Husna ✪⃟𝔄ʀ
wah sdh ngk bener ni para pengurus sekolah ngk ada yang beres dan muridnya sebagian sok berkuasa
2023-03-30
2
Sumawita
sekolah buat ajang para iblis
2023-03-30
1