Bab 13 hukuman

*Grep!!

Rendy menahan lengan seorang pria saat hendak melayangkan tinjunya kearah seorang siswa perempuan.

"Jangan pernah menyakiti seorang wanita karena aku tidak pernah membiarkannya!" ucap Rendy dengan wajah bengisnya

"Cih, sepertinya kau memang pantaskah di kirim ke Neraka!" seru salah seorang dari mereka langsung melepaskan tinjunya kearah Rendy

Degan sigap Rendy mengelak setiap pukulan yang melesat kearahnya dan menghantamkan pukulannya hingga menjatuhkan mereka satu persatu.

Rendy segera mendekati gadis itu dan memberikan saputangan kepadanya.

"Pergilah ke UKS agar luka lebam bisa memudar," ucap Rendy kemudian meninggalkan gadis itu

"Terimakasih," jawab gadis itu

Rendy kemudian kembali ke kelasnya, dan kemudian merebahkan kepalanya diatas meja.

*Brakkk!!

"Dasar brengsek, kau pikir siapa dirimu hingga bertingkah sok jagoan. Kau lupa kalau aku sudah mengirim mu ke rumah sakit dua kali!" seru Devano berkacak pinggang di depan Rendy.

"Memangnya ada apa?" tanya Rendy begitu santai menanggapi amarah Devano

"Jangan pura-pura bodoh Anj*ng!" seru Devano menarik kerah baju Rendy

Seketika Rendy menepis lengan Devano membuat pria lebih itu langsung melepaskan tinju kearahnya.

*Grepp!!

"Dulu aku sengaja mengalah karena aku tahu aku tak bisa menang melawan keluargamu, tapi tidak kali ini. Aku pastikan sekarang kau akan merasakan sekolah ini seperti neraka seperti yang dirasakan oleh Rendra,"

Rendy segera memelintir lengan Devano hingga pemuda itu mengerang kesakitan.

Ia kemudian menendang Dev hingga ia terhempas menghantam kursi dan meja.

*Brakkk!!

"Rendra!!"

Terdengar suara Arman berteriak memasuki ruang kelas itu.

"Kenapa sih kamu selalu membuat masalah, tidak bisakah kau kembali menjadi Rendra yang dulu. Rendra yang pendiam dan penurut!" imbuh Arman

"Tapi sayangnya Rendra yang penurut sudah mati. Bukankah kematian akan membuat seseorang berubah, jadi jangan kaget jika sekarang anda harus bersiap-siap mendengar beberapa kenakalan yang akan saya lakukan," jawab Rendy

"Aku harap kau tidak akan melakukan hal-hal bodoh itu jika mau tetap bersekolah di sini. Kau tahu benar jika sekolah ini adalah sekolah milik mereka yang memiliki uang, jadi sudah pasti sekolah ini akan memihak mereka yang beruang," terang Arman

"Aku sudah tahu itu,"

"Kalau begitu ikut aku sekarang," ucap Arman

Sementara itu Devano tersenyum senang saat melihat Arman membawa Rendra ke ruang guru.

"Kali ini aku yakin dia pasti di keluarkan dari sekolah," gumam Devano

Setibanya di ruang guru beberapa wali murid sudah menunggunya.

Arman mempersilakan Rendra untuk duduk.

"Ck, ternyata dia biang kerok di sekolah ini. Ternyata hanya anak miskin yang bersekolah di sini karena beasiswa, kau pikir siapa dirimu sampai berhak memukuli anak kami hingga babak belur!" seru salah seorang wali murid

"Sebaiknya keluarkan saja dia, lagipula anak-anak seperti ini bukannya berterima kasih karena bisa sekolah gratis di sekolah terbaik se-Jakarta ini malah ia berulah,"

"Benar aku juga mau Dia dikeluarkan dari sini," imbuh yang lainnya

"Maaf sebelumnya jika saya sudah membuat anda khawatir karena putra anda terluka. Tapi saya terpaksa melakukan semua itu karena putra bapak ibu yang memulainya lebih. Mereka merundung salah seorang siswa perempuan, dan aku tidak bisa melihat seseorang menyakiti perempuan," jawab Rendy

"Tetap saja kau tidak dibenarkan memakai kekerasan di sini!" sahut salah seorang wali murid

"Jadi hanya anak-anak pejabat atau konglomerat saja yang diperbolehkan memakai kekerasan di sini sedangkan kami para minoritas tidak diperkenankan," jawab Rendy sinis

"Pokoknya kami gak mau tahu, aku mau anak itu dikeluarkan dari sekolah ini sekarang juga!"

"Benar, keluarkan dia!" seru yang lain menimpalinya.

*Brakkk!!

Seketika semua orang terdiam saat Rendy menggebrak meja. Pemuda itu kemudian mengeluarkan surat perjanjian damai antara dirinya dengan keluarga Devano yang akan menjamin tetap bersekolah di sana sampai lulus asalkan tidak menuntut keluarga Narendra.

"Sebaiknya kalian bicarakan dulu dengan Pak menteri jika ingin mengeluarkan saya dari sekolah ini," ucap Rendy

"Tidak mungkin, bagaimana bisa pak menteri memberikan jaminan seperti itu kepada orang miskin sepertinya, sebenarnya ada rahasia apa hingga membuat mereka memberikan jaminan seperti itu,"

Setelah membaca surat perjanjian damai tersebut Bambang akhirnya membubarkan para wali murid tersebut.

Meskipun wali murid sangat kecewa dengan keputusan Narendra, namun mereka tak bisa melawan pria itu karena posisinya sebagai ketua komite sekolah.

"Sepertinya kita harus mengadakan pertemuan dengan Komite sekolah, aku takut anak itu akan berbuat sesuatu yang lebih mengerikan dengan surat sakti itu," ujar salah seorang wali murid yang kecewa

"Benar, kita harus memberitahu Pak Narendra jika Anak itu sudah berani menghajar anak kita di hari pertama perjanjian mereka," jawab wali murid lainnya

Sementara itu Rendy yang mendengar ucapan para wali murid hanya tersenyum menanggapi cibiran mereka.

"Lakukan saja apa yang kalian inginkan, karena semuanya akan sia-sia saja, Narendra tidak akan pernah merubah surat perjanjian ini," gumam Rendy

Sementara itu, para wali murid yang kecewa diam-diam menemui Bambang untuk membicarakan masalah Rendra.

Mereka bahkan membawakan barang-barang mahal untuk menyuap lelaki itu.

"Kalau kalian seperti ini aku jadi tidak bisa berbuat apa-apa. Baiklah meskipun aku tidak bisa mengeluarkan Rendra dari sekolah ini tapi aku bisa memberikan hukuman kepadanya untuk memberikan efek jera kepada anak itu, bagaimana?" tanya Bambang

"Ok kami setuju, tapi aku mau kau menghukumnya dengan kejam, beri efek jera Kepadanya, agar dia tidak mengulangi perbuatannya lagi," jawab salah seorang wali murid

"Tentu saja," jawab Bambang tersenyum simpul

Saat bel pulang berbunyi, Arman kembali memanggil Rendy ke ruangannya.

Pria itu kemudian menyuruh Rendy untuk membersihkan semua toilet di sekolah sebelum pulang, sebagai hukuman karena telah melakukan kekerasan terhadap teman-temannya.

Sementara itu Dev begitu senang saat mengetahui Rendra mendapatkan hukuman dari Pak Arman membuat Devano dan teman-temannya sengaja mengganggunya. Ia dan teman-temannya membuat toilet semakin kotor saat Rendy membersihkannya.

Seorang siswa perempuan yang melihat kejadian itu segera mengambil seember air dan menyiramkannya kepada Dev dan teman-temannya.

"Dasar jal*ng sialan, awas saja kau aku pasti akan membuat mu dikeluarkan dari sekolah ini sama seperti kakak mu!" ancam Dev

"Lakukan saja jika kau bisa!" tantang gadis itu

Dev seketika pergi meninggalkan tempat itu saat Rendy menatanya tajam. Tak mau babak belur oleh Rendy, Dev memilih pergi meninggalkan keduanya

"terimakasih, sudah membantuku!" ujar Rendy berterima kasih kepada gadis itu

"Kenapa berterima kasih kepada ku, bukankah harusnya aku yang berterima kasih kepada mu?" jawab gadis itu

"Rendra," ucap pemuda itu mengulurkan tangannya

"Zia,"

Terpopuler

Comments

@💜⃞⃟𝓛 Chipitz

@💜⃞⃟𝓛 Chipitz

siapa Zia?? sekolah apa sii tunduk ama kekuasaan menteri yang salah

2023-04-11

0

⸙ᵍᵏ𝐙⃝🦜Titian Mentari 🦈

⸙ᵍᵏ𝐙⃝🦜Titian Mentari 🦈

anak orang kaya yang di manja ortunya makin besar kepala aja

2023-03-24

0

✰͜͡w⃠Husna ✪⃟𝔄ʀ

✰͜͡w⃠Husna ✪⃟𝔄ʀ

Zia..siapa dia 🤔...semakin hari geng Devano semakin meresahkan

2023-03-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!