"Kalau hanya biaya bersekolah putraku, aku pasti bisa membayarnya meskipun aku harus membayar dengan nyawaku aku pasti bisa," sahut Marlina
"Wah kau benar-benar membuat ku ingin memujimu," jawab Narendra menghampiri mereka
Rendy hanya mengepalkan tangannya melihat bagaimana seorang ibunya melawan seorang konglomerat yang merupakan menteri negeri ini.
"Bagaimana?" tanya Narendra
"Sebenarnya sekolah ini hanya diperuntukkan bagi anak-anak yang memiliki intelegensi tinggi dan tentu saja dari keluarga berada. Karena pintar saja tidak cukup jika tidak bisa membayar biaya bersekolah di sini. Tapi kalau kau bersikeras ingin melanjutkan sekolah putramu di sini baiklah aku setuju. Mari kita lihat sampai sejauh mana kau bisa bertahan di sini," sahut Narendra
"Insya Allah Rendra akan bertahan di sini hingga lulus," jawab Marlina begitu mantap.
Wanita itu kemudian mengantar putranya menuju ke kelasnya. Semua mata tampak menatapnya, Namun Rendy tetap santai tak menghiraukan tatapan sinis yang seolah menolak kehadirannya.
Pemuda itu melangkah dengan penuh percaya diri sampai ia duduk di bangkunya.
Marlina kemudian meninggalkannya setelah memastikan putranya baik-baik saja.
Saat wanita itu keluar dari ruangan kelas Bambang mengajaknya untuk berbincang di ruangannya.
Bambang segera mempersilakan wanita itu masuk.
"Silakan duduk Bu," ucap Narendra menyambut kedatangan Marlina
"Terimakasih," jawab Marlina segera duduk di depan Narendra
Tanpa basa-basi Narendra kemudian menyampaikan tujuan ia memanggil wanita itu.
Rendra memberikan surat damai kepada Marlina dan meminta wanita itu untuk menandatanganinya.
"Saya tahu benar anda pasti sangat dendam kepada putraku karena sudah merundung putra kesayangan mu. Tetapi dalam hal ini tidak bisa dipungkiri jika kau dan keluarga mu tidak akan pernah bisa menuntut keluarga kami atas kejadian tersebut apalagi meminta keadilan untuk menghukum Dev. Memang hukum di negara ini tak adil kepada rakyat miskin seperti kalian tapi itulah kenyataannya. Jadi daripada membuang energi anda sia-sia sebaiknya kau terima saja surat damai ini. Aku akan jamin putramu bisa bersekolah lagi di sini dengan gratis dan juga kami akan tetap memberinya beasiswa. Aku juga akan menjamin keselamatan putra anda selama bersekolah di sini dan tentunya kami akan memberikan uang kompensasi untuk kejadian kemarin, bagaimana?" tanya Narendra
"Baiklah aku setuju," jawab Marlina
Terimakasih atas kebaikan anda Pak Menteri," jawab Marlina tanpa basa-basi
Wanita itu segera menandatangani surat perjanjian damai itu dan menerima sejumlah uang sebagai kompensasi atas apa yang menimpa putranya Rendra.
"Terimakasih Bu Lina, ternyata kau memang wanita yang bijak, aku doakan semoga putra anda bisa lulus dengan predikat cumlaude di sini?" ucap Rendra
"Aamiin, terimakasih atas doanya. Kalau begitu saya pamit," jawab Marlina
Wanita itu kemudian bergegas meninggalkan ruangan itu.
Rendy, menundukkan kepalanya untuk menghindari kontak mata dengan teman-temannya. Ia tak mau semua anak tahu jika dirinya bukan Rendra.
Dev yang mengetahui jika Rendra sudah kembali tak sabar untuk bertemu dengannya.
Setibanya di sekolah ia langsung berlari menuju kelasnya.
Dengan nafas tersengal-sengal ia tersenyum sinis menatap Rendy.
*Braakkk!!!
Semua siswa seketika terdiam saat Devano menggebrak meja Rendy
"Kamu benar-benar keren Ren, gue gak nyangka kalau lo punya nyawa sembilan hingga masih bisa hidup sampai sekarang!" seru Dev menepuk-nepuk pundaknya
"Padahal sebelumnya tidak ada yang bertahan seperti mu, mereka rata-rata hilang di telan bumi setelah berurusan denganku," imbuhnya
"Aku penasaran bagaimana orang sepertimu bisa bangkit dari kematian, entah ini mukjizat atau karma, aku harap kali ini kau bisa memanfaatkan kesempatan terakhir ini dengan baik. Karena aku tidak akan membiarkan buruanku lepas kali ini," ucap Dev kemudian kembali ke tempat duduknya
Sementara itu Barra berusaha meretas data keuangan sekolah. Kali ini Barra memang memilih untuk menyerang kepala sekolah lebih dulu.
Ia yakin akan lebih mudah menjatuhkan kepala sekolah daripada sang menteri.
Setelah berhasil meretas laporan ke keuangan dari tahun ke tahun Barra segera membandingkan laporan keuangan itu dan menganalisanya.
"Sudah ku duga di mendapatkan banyak keuntungan dari penerimaan siswa baru, aku harus meng-upload laporan keuangan ini di saat yang tepat," Barra kemudian memperhatikan foto-foto seorang siswa Madrid High School yang terbaring lemas di rumah sakit setelah dianiaya oleh seniornya.
"Semoga setelah ini tidak ada lagi senioritas dan perundungan di sekolah ini," ucap Barra mengepalkan tangannya
*********
*Madrid High School
Suara bel jam istirahat berbunyi membuat semua siswa segera menuju kantin sekolah.
Kantin di penuhi dengan anak-anak yang sudah mengantre untuk mengambil jatah makan mereka.
Di sana tampak seorang siswa laki-laki tengah membawakan beberapa piring makanan di tangannya.
Namun salah seorang siswa sengaja menghadang langkahnya hingga ia jatuh dan nasi yang dibawanya tumpah di lantai.
Terdengar suara para siswa menertawakannya. Tak satupun dari mereka yang mau menolongnya hingga seorang wanita datang menolongnya.
Ia membantunya mengambil piring nasi yang terjatuh dan mengantar siswa itu ke bangkunya.
"Wah ada yang mau jadi pahlawan kesiangan nih!"
Gadis itu segera menghampiri keempat pemuda itu dan menggebrak mejanya.
"Awas saja kalau kalian sampai mengganggunya lagi, aku akan menghajar kalian sampai orang tua kalian tak mengenali kalian lagi!" ancamnya dengan suara lantang
"Uh takut!" goda salah seorang dari mereka
Gadis itu segera pergi setelah mengancam mereka namun siapa sangka salah seorang dari mereka langsung menarik lengannya.
"Aku suka gadis pemberani seperti dirimu tapi sayangnya aku tak suka jika ada merasa sok jago dan berani mengancam kami. Ingat hanya siswa level A yang boleh mengancam, merundung, atau mengintimidasi siswa lain bukan siswa level B seperti dirimu!" ucap pria itu kemudian mendorong gadis itu hingga terjerembab ke lantai.
"Dasar banci, beraninya menganiaya seorang wanita!" seru gadis itu
"Cih, dasar cewek sialan!"
*Buugghh!!
Seketika pria itu terhempas setelah terkena tendangan dari gadis itu. Melihat bos mereka tumbang membuat anak buahnya langsung mengerumuni wanita itu dan mengeroyoknya.
Meskipun gadis itu begitu mahir ilmu beladiri tetap saja ia tak bisa melawan puluhan siswa sendirian.
Sebuah kursi melesat ke punggungnya hingga membuat gadis itu jatuh tersungkur.
"Kau pikir siapa dirimu berani mengancamku, untung saja wajahmu cantik jadi aku tidak menghabisi mu, tapi jika kau macam-macam lagi maka jangan salahkan aku jika kau akan bernasib sama dengan siswa lainnya!" seru salah seorang dari mereka
"Cuih!!" gadis itu dengan berani meludahinya hingga membuat pria itu semakin berang
"Ya...dasar gadis sialan!" seru pria itu terlihat jijik mengusap ludah yang menempel di wajahnya
Ia buru-buru menghampiri gadis itu yang sudah dipegangi oleh anak buahnya.
Namun saat ia hendak melayangkan tinjunya seseorang langsung menahan tangannya.
"Jangan pernah menyakiti seorang wanita karena aku tidak pernah membiarkannya!" ucap Rendy dengan wajah bengisnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
@💜⃞⃟𝓛 Chipitz
siapa tuh cewek berani bener ya
2023-04-11
0
✰͜͡w⃠Husna ✪⃟𝔄ʀ
ternyata Narendra blm sadar juga masih saja berbuat hal yang ngk bener
2023-03-23
1
Raffa&kaifa& Ibrahim
ini ad pemain baru cewe ap gimana
2023-03-23
1