Melihat tak ada seorangpun wartawan yang meliput acara konferensi pers mereka membuat Kombes Polisi Rakhmat Hidayat terlihat enggan melanjutkan konferensi pers tersebut.
Namun tiba-tiba dua orang wartawan datang menghampirinya.
"Lanjutkan saja pak, masih ada kami berdua yang akan menyiarkan acara ini secara live," ucap dua orang wartawan yang baru tiba.
"Baiklah,"
Kedua wartawan itu langsung memasang peralatan guna menyiarkan acara itu secara live.
Keduanya sengaja menyiarkan acara tersebut secara daring menggunakan sosial media sehingga. Keduanya tahu benar jika tidak ada satupun stasiun televisi yang mau menyiarkan acara tersebut. Sehingga hanya menyiarkan acara itu melalui live streaming.
Mengetahui ada seseorang yang berusaha menyiarkan acara tersebut Sekertaris Narendra segera meminta pihak KPI untuk memboikot acara tersebut.
Acara berjalan lancar tanpa ada hambatan, namun siapa sangka di tengah-tengah acara konferensi pers akun sosial media mereka di band hingga acara live streaming pun dihentikan.
Akun tersebut di band karena dianggap melakukan pelanggaran dengan mengunggah konten yang tidak sesuai.
"Sial, mereka langsung memboikot akun ku!" pekik Barra
"Lalu bagaimana ini?" tanya Rendy
"Tetap lanjutkan, kita bisa menjadikan rekaman konferensi pers hari ini sebagai bukti untuk menjerat Devano suatu saat," jawab Barra
"Ah sial, benar-benar menyebalkan!" pekik Barra
"Sudah menjadi rahasia umum jika seorang warga biasa dilarang untuk mengusik kehidupan para sultan," gerutu Rendy
Barra yang mengetahui hal itu sengaja menguploud potongan acara konferensi pers tersebut ke Twitter dan beberapa sosial media.
Unggahan Bara banyak mendapatkan komentar dari para netizen yang langsung menghujat Dev dan sang ayah.
Bukan rahasia lagi jika putra seorang tokoh masyarakat mengkonsumsi obat-obatan terlarang. Namun sayangnya tak lama setelah video itu diupload seketika akun itu menghilang setelah di hack oleh beberapa orang peretas situs profesional.
"Mereka Selalu menggunakan jabatan dan kekuasaan sang ayah untuk lepas dari jerat hukum saat tertangkap, dan juga membereskan pemberitaan media, dasar anj*ng!" gerutu Barra
Mengetahui acara konferensi pers yang diadakan pihak kepolisian gagal total. Maka pihak Keluarga Narendra mengadakan konferensi pers tandingan guna memberitahukan kebebasan putranya yang dianggap negatif dari obat-obatan terlarang dan segera membersihkan nama baik mereka.
Pernyataan itu dikuatkan oleh pernyataan seorang siswa SMA PENCERAHAN yang merupakan teman Devano memberikan kesaksian jika ia mengambil foto tersebut untuk membalas dendam karena Devano untuk menjatuhkan nama baik keluarga Devano. Ia juga mengaku jika foto itu tidak asli dan merupakan rekayasa digital yang ia lakukan seorang diri.
Siswa tersebut kemudian di tahan, menggantikan Devano.
Barra dan Rendy tampak geram saat menyaksikan acara konferensi pers keluarga Narendra di televisi, mereka tak menduga jika keluarga itu tega menghancurkan masa depan seorang siswa miskin hanya demi memulihkan naman baik keluarga mereka.
"Dasar biadab, kenapa mereka selalu saja menang, dan kenapa ada anak bodoh seperti dia yang mau menjadi kambing hitam kasus ini!" seru Barra
"Aku yakin dia memiliki alasan melakukan hal itu, aku tahu benar bagaimana orang miskin seperti dia bertahan hidup di tengah tekanan para penguasa," jawab Rendy
"Jadi kau menemukan foto-foto itu di ponsel anak itu?" tanya Rendy
Barra menggelengkan kepalanya.
"Kalau bukan dari anak itu kenapa ia ditangkap?" tanya Rendy penasaran
"Itu hanya trik, untuk mencari kambing hitam agar bisa membebaskan Dev dan membersihkan nama baik keluarga mereka," terang Barra
"Wah kasian sekali anak itu," ujar Rendy
"Jika ada orang yang harus bertanggung jawab atas beredarnya foto!! dia adalah si peretas itu," jawab Barra
"Tapi tak mudah meyakinkan kepada mereka jika siswa itu bukan pelakunya. Apalagi dia sudah mengakui semuanya di depan polisi. Andai saja aku bisa mengeluarkan dia dari tahanan," imbuhnya
"Semuanya sudah terlambat, dia lebih cepat dari yang aku duga," sahut Rendy
Keesokan harinya kepala sekolah memberikan sebuah kertas kepada siswa itu untuk segera melakukan konferensi pers.
"Hari ini kamu harus mengakui semua perbuatan mu di depan Media. Kamu cukup membaca naskah yang sudah kami siapkan. Aku janji setelah melakukan hal itu kami akan mengirim mu ke luar negeri dan belajar di sekolah yang kau inginkan," ucap Bambang
"Lalu bagaimana dengan Ibuku, kau tahu kan aku hanya tinggal dengan Ibuku dia sudah tua jadi aku takut ia akan kenapa-kenapa jika aku tak bersamanya. Jadi apa boleh ibuku ikut bersama ku,"
"Tidak bisa terlalu banyak uang yang harus kami keluarkan jika kalian pergi bersama. Jangan khawatir aku akan mengirimkan ibumu ke panti jompo agar ia ada yang merawatnya, jadi cepat lakukan konferensi persnya!" sahut Bambang
Siang itu, hampir semua televisi nasional menyiarkan acara konferensi pers Andika.
Barra yang mengetahui ada konferensi pers keluarga Narendra segera menyalakan televisi nya.
"Dia benar-benar Iblis!!" Seru Barra saat mendengar pengakuan Andika
"Tega-teganya ia menimpakan semua kesalahan kepada siswa yang tak berdosa sepertinya," Barra mengepalkan tangannya saat melihat raut wajah Dika yang terlihat begitu gemetar saat membacakan teks yang dipegangnya.
Barra segera bergegas meninggalkan kosannya dan memasuki ruangan konferensi pers.
Pemuda itu langsung mencari keberadaan Rendy dan mengajaknya menuju ke belakang panggung.
Ia membisikkan sesuatu kepada Rendy, dan dengan sigap Rendy segera menyingkirkan para petugas yang berwenang mengurusi penyiaran acara tersebut di sebuah ruangan khusus.
Barra segera mengambil alih kendali. Ia sengaja memasang semua foto-foto Devano yang sedang madat di jam sekolah. Ia juga menunjukan aksi bejat pemuda itu sedang melecehkan beberapa siswa perempuan.
Seketika ruangan konferensi pers tiba-tiba menjadi berisik saat beberapa gambar Devano tengah menikmati sabu-sabu seorang diri beredar di kalangan ponsel para siswa. Bukan hanya itu bahkan ada beberapa gambar yang menunjukkan pelecehan seksual yang dilakukan oleh Devano kepada para teman-teman wanitanya.
Saat semua orang terkesiap dengan isi ponsel mereka masing-masing, Narendra yang curiga pun segera membuka ponselnya.
"Brengsek, siapa yang berani menyebarkan foto-foto ini!" serunya dengan suara lantang
Narendra segera menggerakkan para staffnya untuk mencari siapa orang yang sudah menyebar luaskan foto-foto tersebut.
Sementara itu Barra tampak menghilang dari tempat itu setelah berhasil membuat kacau konferensi pers di sekolah elite tersebut.
Sementara itu Bambang tampak ketakutan saat melihat kedatangan sang menteri di sekolahnya.
*Brakkk!!
Pria itu langsung mendobrak pintu ruang kerja Bambang.
Ia segera menghampiri Bambang dan langsung mencekiknya, "Apa kau sengaja mempermalukan keluarga ku dengan membuat konferensi pers sampah ini!" pekik Narendra membuat Bambang tak bisa berkata-kata
"Tolong ampuni aku Pak Menteri, aku janji akan mencari siapa yang sudah mempermalukan anda dan mengeluarkannya dari sekolah ini!" seru Bambang
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Yuli Eka Puji R
baru sm mentri aja ketakutan blm juga kepala negara ternyata isinya orang goblok semua
2023-05-14
0
@💜⃞⃟𝓛 Chipitz
haduh masa pihak sekolah juga ada di bawah kuasa Narendra
2023-04-11
0
☠ᵏᵋᶜᶟ𝒀𝑹ᵃᶦ🕊️⃝ᥴͨᏼᷛˢ⍣⃟ₛ 𒈒⃟ʟʙᴄ
bagus kerjaan mu bara
2023-04-03
0