*Buugghh!!
Seketika Rendra terjatuh saat sebuah pukulan keras mendarat di wajahnya.
Arman yang panik langsung menghampiri pemuda itu dan menepuk-nepuk pipinya untuk menyadarkan pemuda itu.
"Rendra, bangun Ren, Rendra!!!" serunya dengan wajah panik
Ia kemudian mengusap darah segar yang mengalir dari hidung pemuda itu.
"Aku yakin dia hanya berpura-pura, mustahil banget dia tiba-tiba pingsan padahal aku masih ingat pukulannya bahkan lebih keras dari pukulan ku," tutur Devano
"Kalau begitu lakukan sekali lagi dan buktikan kalau dia memang berpura-pura," jawab Narendra
Seketika Arman langsung mengepalkan tangannya mendengar ucapan sang menteri yang begitu kejam itu.
"Cukup Pak Menteri, apa anda akan membuat anak malang ini mati di sini. Tidak cukup kah luka ini membuktikan dia begitu lemah dan mustahil melakukan kekerasan yang dituduhkan oleh Mas Dev," ucap Arman membelanya
"Bukankah siswa mati di sekolah ini sudah biasa, jadi tidak masalah bukan jika aku menambah jumlahnya menjadi satu lagi. Toh aku melakukan semua ini agar mereka tahu jika orang yang lemah tidak bisa menindas yang kuat di sekolah ini. Lagipula Aku juga semakin penasaran karena endingnya tak seperti yang aku harapkan," jawab Narendra
Kali ini ia tampak membuka jasnya dan menyingsingkan lengan kemejanya.
Melihat sang ayah sudah membuka jas kebesarannya, Dev kemudian menarik Rendra berdiri dan memeganginya saat sang ayah bersiap melepaskan tinjunya.
*Buugghhh!!
Sebuah tinju melesat ke ulu hati Rendra membuat pemuda itu langsung membuka matanya.
"Wah ajaib sekali ternyata pukulan ku mampu mengembalikan kesadarannya," ucap sang menteri tersenyum sinis
Ia kemudian membersihkan lengannya dan berjalan menghampiri Bambang yang memegangi jas miliknya.
Saat Bambang memberikan Jasnya ia segera membalikkan badannya dan melepaskan tendangan melingkar kearah Rendra.
Seketika tubuh Rendra dan Devano jatuh bersamaan ke lantai membuat Arman semakin menggila melihat kekerasan di hadapannya.
*Bruugghhh!!
Ia segera menggendong tubuh Rendra dan membawanya ke klinik sekolah.
Seorang tenaga medis segera membawa Rendra menuju ruang UGD.
Ia segera membuka maskernya dan membangunkan Rendy, "Sekarang bantu aku pindahin tubuh Rendra," ucap Barra
Rendy segera bangun dan membantu Barra mengangkat tubuh Rendra yang ia sembunyikan di toilet setelah mengganti tubuh Rendy dengan Rendra yang asli ia kemudian menyuruh Rendy untuk memakai wig, topi dan kacamata.
Keduanya segera pergi sebelum petugas medis yang sebenarnya datang.
Tidak lama Bambang segera mendatangi ruang UGD bersama seorang dokter.
Lelaki itu langsung memeriksa kondisi Rendra.
"Bagaimana keadaannya dok?" tanya Bambang
"Denyut jantungnya sangat lemah, sepertinya dia sangat kritis dan harus di rujuk ke rumah sakit," jawab sang dokter
Narendra kemudian menyambangi ruang UGD bersama dengan Arman dan Devano.
"Apa dia sudah sadar?" tanya Narendra
"Belum Pak," jawab sang dokter gugup
Narendra kemudian menyuruh asistennya membawakan koper miliknya.
Ia kemudian membuka isi koper itu dan semuanya tercengang saat melihat isi koper tersebut.
"Lakukan apa saja untuk membuat serangga ini bagun lagi," ucap sang menteri kemudian melemparkan uang itu kepada Bambang.
*Grepp!!
Bambang langsung menangkap koper itu dengan wajah tegang.
Ia kemudian mengantar sang menteri keluar dari ruangan itu sampai ke parkiran.
"Aku tidak mau lagi mendengar putraku mengalami perundungan. Dan jika hal ini sampai terjadi lagi maka aku janji akan menutup sekolah ini dan menjebloskan kalian semua ke penjara!" ancam Narendra
"Tentu saja Pak, saya jamin hal ini tidak akan terulang lagi," jawab Bambang
Lelaki itu kemudian menutup pintu mobil Narendra dan melambaikan tangan kearahnya.
"Ah dasar bajing*n, kalau saja kau bukan menteri aku mungkin sudah mengajar mu!" gerutu Bambang
Lelaki itu kembali ke ruang UGD untuk melihat kondisi Rendra.
"Apa dia belum sadar juga?" tanyanya mulai khawatir saat melihat raut wajah sang dokter yang tiba-tiba muram lagi.
"Sepertinya dia koma lagi," jawab sang dokter parau
"Apa!" seru Bambang dan Arman bersamaan
"Dia koma lagi," ucap sang dokter dengan wajah gusar
"Aku yakin sebenarnya Dev sengaja melukai dirinya dan menuduh Rendra yang melakukannya karena ia takut Rendra akan membuka mulutnya dan memberitahukan kejahatannya kepada pihak polisi," ujar Arman
"Aku setuju denganmu, mana mungkin Rendra yang lemah dan sangat lembut ini berani memukulinya,"
"Lalu apa yang harus kita lakukan, bagaimana jika kali ini Rendra benar-benar mati karena monster itu?" Arman tampak semakin gusar menatap wajah pucat Rendra
Ia kemudian mengusap lembut wajah siswanya itu.
"Berdoa saja semoga ada keajaiban," jawab Bambang
"Lalu kemana kita akan merujuknya Pak?" tanya sang dokter
"Coba cari rumah sakit lain yang keberadaannya jauh dari ibukota dan aku minta kepada kalian untuk merahasiakan hal ini dari siapapun." tambah Bambang
"Ok,"
*Kosan Barra
Rendy benar-benar tak menyangka dengan sikap kepala sekolah yang hendak menyembunyikan Rendra di rumah sakit terpencil.
"Cih, mereka benar-benar tak punya hati. Apa mereka tak punya anak sehingga tak tersentuh hatinya saat melihat siswa lemah sepertinya di aniaya di depan matanya!"
"Mereka sudah terbiasa dengan situasi seperti itu, itulah kenapa mereka tak berempati Kepadanya. Baginya yang terpenting adalah mereka tetap menjilat para pejabat agar bisa tetap mengajar di sekolah itu dan mendapatkan gaji yang cukup besar, " jawab Barra
"Sekarang apa rencanamu selanjutnya?" tanya Rendy
"Kita akan menyebarkan video perundang-undangan yang dilakukan oleh ayah dan anak itu sebagai hadiah ulang tahun sang menteri." jawab Barra
Pemuda itu kemudian meng-upload rekaman kamera CCTV sekolah ke sosial media.
*Kantor Kementerian tempat ayah Devano Bekerja
Semua karyawan sudah berkumpul di aula untuk merayakan ulang tahun sang pimpinan. Narendra begitu terharu saat mengetahui surprise Party yang dibuat oleh para karyawannya.
"Terimakasih atas perhatian kalian semua, saya benar-benar terharu dan tidak menyangka jika kalian begitu peduli padaku. Sebagai bentuk rasa terimakasih ku kepada kalian makan aku akan mentraktir kalian makan sepuasnya di restoran jepang!" ucap sang menteri disambut teriakan bahagia para karyawannya.
Para karyawan langsung berkumpul di restoran Jepang yang berada di depan gedung kementerian.
Namun saat mereka sedang menikmati hidangan makan siang mereka salah seorang karyawan terkejut saat melihat video sang menteri dan putranya Devano sedang merundung salah seorang siswa di sebuah sekolah internasional.
Karyawan itu kemudian memberitahu rekannya hingga semua karyawan mengetahui video itu.
Melihat para karyawannya menatap nanar kearahnya membuat sang menteri penasaran dan menyuruh wakilnya untuk melihat video apa yang ditonton oleh para karyawannya itu.
Wakil menteri begitu terkejut saat melihat video itu dan memperlihatkannya kepada sang menteri.
Seketika Narendra merasa lemas setelah mengetahui ulahnya menghajar salah seorang siswa di sekolah putranya beredar luas di media sosial.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
🔥⃞⃟ˢᶠᶻ🦂⃟ᴘɪᷤᴘᷤɪᷫᴛR⃟️𝕸y💞hiat
sukurin pak menteri rasakan perbuatanmu yang sangat kejam dan menggunakan jabatan dengan seenaknya
2023-04-03
0
Raffa&kaifa& Ibrahim
puas lo
2023-03-16
0
🦈HUSNA✰͜͡w⃠
menteri gila ngk mencerminkan kebaikan malah berbuat jahat
2023-03-16
1