CINTA UNTUK HILYA
Di makam sekarang hanya tersisa Hilya dan ayahnya yang bernama Irwanto. semuanya sudah pulang termasuk sahabat Hilya.
"Hilya sudah cukup nak sedihnya, ikhlaskan kepergian bunda mu, ayo kita pulang" ucap Irwanto pada putrinya
"Hilya masih ingin di sini Yah, Hilya masih ingin bersama bunda" ucap Hilya yang duduk di pusaran makam bundanya.
"Hilya jika kamu tidak mengikhlaskan kepergian bunda mu, bunda mu tak akan tenang sayang" ucap Irwanto lagi.
"kita pulang sekarang ya" ucap Irwanto lagi
mendengar ucapan dari sang ayah, Hilya pun memejamkan matanya sejenak dan mau untuk pulang.
"ayo Yah, kita pulang" ucap Hilya yang berdiri.
mereka pun pulang ke rumah mereka yang jaraknya memakan waktu 20 menit perjalanan.
malamnya Hilya dan ayahnya sedang makan bersama. jujur hati Hilya masih sangat sakit namun rasa sakit Hilya bertambah saat ayah Hilya mengatakan sesuatu.
"Hilya besok ayah akan balik ke Jakarta sayang, ayah tidak bisa lama-lama meninggalkan pekerjaan ayah" ucap Irwanto yang memang bekerja di sebuah perusahaan besar di jakarta.
"apa ayah tidak bisa tinggal di sini dulu untuk beberapa hari?" tanya Hilya
"tidak bisa sayang, atasan ayah tadi telpon karena ada beberapa berkas meeting yang harus ayah selesaikan" jelas Irwanto pada putrinya.
"eumm, gimana baik di ayah aja" ucap Hilya dengan perasaan sedih.
"kamu setelah naik kelas 12 bisa pindah ke Jakarta saja" ucap Irwanto
"sepertinya tidak yah, Hilya bakal di sini saja" ucap Hilya yang pergi dari meja makan
di kamar Hilya menangis mengingat bundanya, hatinya semakin sedih saat mengingat kembali ucapan ayahnya yang akan meninggalkan dia sendiri dalam keadaan masih berduka.
keesokan harinya Hilya terbangun dan langsung bersiap-siap untuk ke sekolah. setelah rapi Hilya turun ke bawah dan mendapati ayahnya yang sedang menyiapkan sarapan untuk Hilya.
"Hilya makan dulu" ucap Irwanto pada sang putrinya
"Hilya makan di kantin aja nanti, Hilya berangkat dulu" ucap Hilya yang mencium tangan ayahnya dan kemudian pergi.
Hilya berangkat ke sekolah dengan motornya. sesampainya di sekolah Hilya langsung memarkirkan motornya dan pergi menuju taman.
Hilya terduduk sendiri di taman dengan air matanya yang mulai mengalir. tiba-tiba ada seseorang yang menyodorkan sebuah sapu tangan untuk Hilya.
"nih hapus air mata kamu, banyak orang yang gak bisa menerima kenyataan. tapi aku yakin kamu pasti bisa" ucap seseorang tersebut yang ternyata Abian
"makasih" sahut Hilya sambil mengambil sapu tangan tersebut dan menghapus air matanya.
"kamu jangan sedih lagi ya, cewek semanis kamu tidak pantas untuk menangis. Ikhlasin kepergian bunda kamu" ucap Abian lagi yang membuat Hilya melihat kearah Abian dan tersenyum.
"aku pergi dulu ya" ucap Abian dan dianggukin oleh Hilya.
Hilya masuk ke kelasnya dan langsung di sambut oleh keempat sahabatnya. Meskipun pun Disa, Kia dan Fia beda kelas, mereka juga datang ke kelas Hilya dan Syifa untuk menyemangati Hilya.
"Hilya" panggil Kia, Disa, Syifa, dan Fia barengan
"kamu gak apa-apa kan" tanya Syifa
"iya aku udah gak apa-apa kok" ucap Hilya yang sedikit tersenyum.
"kamu jangan sedih lagi ya, kan ada kita" ucap Kia
"iya, kamu jangan sedih lagi ya" ucap Fia dan di anggukin oleh Hilya
"ya udah kita balik ke kelas dulu,bye" ucap Disa dan Kia.
Iya, ya udah yuk duduk keburu masuk guru nanti" ucap Hilya pada Syifa.
setelah melalui proses belajar bel istirahat pun berbunyi.
"ke kantin yuk" ajak Fia
"ayok, aku juga udah laper banget" sahut Disa
mereka pun pergi ke kantin, di kantin Hilya yang sedang duduk dengan keempat sahabatnya pun di hampiri oleh Abian.
"Hilya nih buat kamu" ucap Abian yang memberikan air ke Hilya
"makasih Bian" sahut Hilya tersenyum
"cieeeee" ucap Kia, Disa, Syifa, dan Fia barengan sambil ketawa
"apaan sih kalian" ucap Hilya malu dan membuat Abian tersenyum
"Sama-sama, oh ya gimana perasaan kamu sudah mendingan?" tanya Abian
"sudah kok" sahut Hilya lagi
"kamu jangan sedih lagi ya" ucap Abian yang membuat Hilya kembali salah tingkah.
"ya udah aku pergi dulu ya, mau latihan basket" ucap Abian
"iya" sahut Hilya sambil tersenyum
Abian pun pergi meninggalkan Hilya dengan yang lainnya.
"Cieeee,,,,eheeemmm" ucap Kia, Disa, Syifa, dan Fia barengan.
"apaan sih kalian" ucap Hilya yang malu
"idih wajahnya kayak kepiting rebus" ucap Syifa.
"apaan sih" ucap Hilya
setelah dari kantin mereka kembali belajar dan akhirnya pulang.
"aku duluan ya" ucap Hilya
"iya, Hati-hati ya" ucap Kia
Hilya mengambil motornya dan langsung pulang ke rumahnya.
waktu berjalan dengan begitu cepat, sudah tiga bulan bundanya Hilya meninggal. Hilya sudah mulai terbiasa dengan setiap keadaan. waktu demi waktu, hari demi hari dan bulan demi bulan hubungan Hilya dengan Abian pun semakin dekat. Hilya semakin terbawa perasaan dengan sikap mau pun perlakuan yang berikan oleh Abian.
hari ini hari terakhir Hilya menjalankan ujiannya, sebenarnya ayahnya selalu memaksa Hilya untuk mau pindah ke Jakarta namun Hilya menolak karena ingin tetap tinggal dan bersekolah di bandung.
Hilya sudah siap-siap untuk berangkat ke sekolah, namun ponselnya berdering yang di mana ayahnya menelpon.
"Halo ayah" ucap Hilya
("halo sayang, ayah mau bilang sesuatu sama kamu"ucap ayahnya di seberang sana)
"mau bilang apa Yah?" tanya Hilya
("sayang ayah mau kamu ke Jakarta setelah ujian nanti, karena ayah mau menikah dengan tante Dewi" ucap Irwanto)
"apa, secepat ini" ucap Hilya yang mendengar ucapan ayahnya di ponsel
("sayang ini sudah tiga bulan lebih bunda mu pergi, kita harus memulai hidup baru "ucap Irwanto yang membuat Hilya menitikkan air mata)
(" lusa pernikahan ayah akan dilaksanakan, nanti pulang sekolah kamu langsung ke bandara ayah akan mengurus segalanya"ucap Irwanto lagi)
"aku tidak akan datang ayah menikah saja, lagian ayah tidak membutuhkan restu ataupun izin dari ku kan" ucap Hilya yang langsung mematikan panggilannya.
Hilya menarik nafas berat dan menghapus air matanya lalu berangkat ke sekolah. sesampainya di sekolah Hilya menjadi banyak diam kembali karena kepikiran tentang ayahnya yang akan menikah.
selama ujian Hilya tak terlalu fokus dalam mengikuti ujiannya, dia terus kepikiran dengan ayahnya.
"Hilya kamu kenapa sih?" tanya Fia
"aku gak apa-apa kok" jawab Hilya sambil tersenyum
"seriusan?" tanya Disa lagi dan diangguki oleh Hilya
"oh ya ke kantin yuk, aku laper" ucap Kia
"ayo" sahut mereka semua kecuali Hilya
"aku gak ikut ya, aku ada urusan bentar"ucap Hilya dan keluar duluan dari kelas
"Hilya kenapa ya" ucap Kia
"gak tau juga" sahut Disa
"yaudah kita ke kantin aja yuk" ucap Disa
"ayok" ucap Kia, Disa, Syifa, dan Fia barengan
Kia, Disa, Syifa, dan Fia pergi ke kantin sedangkan Hilya duduk sendirian di taman sekolah.
"sedih lagi" ucap Abian
"eh, engga kok" sahut Hilya sambil tersenyum
"tumben gak gabung sama mereka, lagi ada masalah ya" ucap Abian
"engga kok, aku gak laper aja makanya gak ikutan ke kantin" ucap Hilya
"kamu pinter ya dalam menyembunyikan kesedihan kamu" ucap Abian yang melihat kearah Hilya
"jangan sedih terus, kamu tuh harus bahagia, aku gak mau lihat kamu sedih terus" ucap Abian yang membuat Hilya melihat Abian
"Oh ya besok kan libur, kamu ikut aku ya" ucap Abian
"kemana" tanya Hilya
"udah pokoknya besok aku jemput ya" ucap Abian
"tapi.....
...****************...
...****************...
...****************...
...****************...
Hai guys terimakasih atas dukungan kalian untuk cerita ini, terus dukung author di karya-karya menarik lainnya ya.
Jangan lupa juga ikut mampir ke cerita author yang lainnya dan cerita baru juga yang berjudul ZESHA.
...----------------...
...----------------...
Hai guys dukung terus author ya
jangan lupa follow, like,comment, dan tambahkan ke daftar favorit kalian, supaya kalian mendapatkan notifikasi saat author update.
maaf jika ada kata-kata yang typo
byebye....
...****************...
...****************...
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Becky D'lafonte
lah abian bener2 ya bikin orang kd baper aja sama perhatian yg diberikan
2023-10-14
0
Mukmini Salasiyanti
Wowwwwww🤗
2023-10-05
1
ayu nuraini maulina
jgn baper dulu hilya
2023-08-01
0