2

Mario mengajak Saras menuju salah satu warung makan yang ada di dekat proyek. Tempat biasa dimana Mario sering makan di sana selama tinggal di bedeng proyek.

"Mau makan apa? Pilih saja. Di sini memang kebanyakan lelaki, namanya juga proyek pembuatan gedung," ucap Mario dengan suara pelan menjelaskan.

"Ekhemm ... Nasi putih saja sama telur dadar," jawab Saras memilih menu makanan favoritnya. Sederhana memang apa yang menjadi kesukaan Saras.

Mario mengajak Saras duduk di belakang warung makana itu. Di sana ada amben yang terbuat dari bambu sambil menikmati pemandangan sawah yang mulai menguning dan bersiap untuk di panen.

Saras sudah duduk dan menatap makanan yang ia pesan. Perutnya sudah sangat lapar dan sesegera mungkin Saras makanan yang telah di pesannya denagn sanagt cepat. Mario menatap Saras denagn terkekeh.

"Kamu lapar banget ya? Sampai bersih gitu makannya," tanya Mario pelan.

Saras mengangguk sempurna. Selesai makan Saras langsung menyeruput air teh manis panas yang sangat nikmat sebagai penutup.

"Bukan lagi, lapernya. Dari kemarin belum makan," jawab Saras singkat.

Mario menganggukkan kepalanya pelan. Ia penasaran pada beberapa preman tadi yang mengejar Saras.

"Terus? Preman tadi kenapa? Ekhemm ... Maksud aku, punya masalah apa dengan preman tadi? Sampai di kejar sebanyak itu? Gak mungkin ka, kalau cuma ingin di perkosa saja, pasti ada sebab akibatnya," tanya Mario dengan suara pelan tanpa menyinggung perasaan Saras.

"Oke. Saras di kear, karena ingin di nikahkan oelh Tuan Takur, tuan tanah di kampung X. Saras mau di jadikan istri keempat. Untung saja, tadi beliau ada tamu, dan Saras bisa melarikan diri lewat jendela kamar," jelas Saras dengan sangat jujur.

"Hanya itu? Kurang meyakinkan dan gak logis," ucap Mario tak percaya. Mario juga sudah menghabiskan sarapan paginya.

"Gak logis gimana? Memang ucapan Saras gak bisa di percaya gitu?" tanya Saras kesal.

"Bukan gak bisa di percaya. Aku lihat kamu masih baik -baik saja, tidakada tindak kekerasan, gitu maksudnya. Jangan salah paham," ucap Mario pelan.

Saras tertawa sinis. Bisa -bisanya Mario tidak percaya dengan ucapannya. Aneh sekali. Sara menyesal meminta bantuan pada Mario. Lbeih baik, tadi Sara mengurus diri Saras sendiri.

"Saras mau pergi. Terima kasih, sudah membantu Saras tadi," ucap Sara tegas dan ketus.

Baru berjalan beberapa langkah. Tubuh mungil Sara harus menabrak dada seorang laki -laki. Dada yang begitu keras seperti beton.

"Ekhemmm ... Maaf Tuan. Saya gak sengaja," ucap Saras pelan.

"Kamu? Bukannya gadis yang tadi ada di Tuan Takur?" tanya lelaki itu dengan suara lantang sambil berusaha mengingat.

Saras langsung mengangkat wajahnya dan memangbenar sekali, lelaki itu adalah lelaki yang tidak sengaja menangkap tubuh mungilnya dari jendela dan terjatuh berdua di kebun bunga samping bangunan rumah besar Tuan Takur.

"Ekhemmm ... Betul sekali Tuan. Maafkan saya, tolong jangan beritahu Tuan Takur atas keberadaan saya saat ini di isni," pinta Saras dengan suara lantang.

"Ya. Baiklah. Rahasia kamu aman. Saya Sadewo, panggil saja Dewo. Kamu siapa?" tanya Dewo pelan.

"Ekhemm ... Saya Saras," jawab Saras semangat.

"Owh ... Nama yang bagus sekali. Habis sarapan? Kamu dengan siapa di sini?" tanay Sadewo mulai penasaran dan ingin melancarkan aksinya.

Saras yang polos dan jujur pun menoleh dan menatap ke arah mario yang kaget melihat Sadewo.

Sadewo mengedipkan satu matanya pada Mario. Mario paham dengan semua kode yang di tunjukkan oleh Sadewo.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!