Bagian Ibu

Dengan datangnya kedua orang itu. Aku sudah mengabarkan kepada mertuaku. tujuan kedatangan orang tua selingkuhan bang fajri.

Mereka sangat marah, dan mendatangiku pagi hari, sebelum aku berangkat bekerja.

"Pokoknya ibu tidak mau kamu memberikan apapun untuk mereka.

Ibu tidak ikhlas!!". ucapnya.

Aku mengangguk saja. dalam hati juga mengucapkan 'Tidak akan pernah memberi mereka uang pesangon atau asuransi'.

"Dari pada buat mereka, kamu lebih bertanggung jawab kepada kami.

Ibu dan ayah akan menerima berapapun yang kamu beri pada ibu. karena kami juga berhak!". jelasnya.

"Baik bu. Aku juga tidak tahu berepa dan kapan akan diterima!". ucapku memutus ucapan ibu yang banyak dan panjang.

Karena aku akan berangkat bekerja pagi ini.

"Pokoknya jangan lupakan ibu dan ayah!". ucapnya menuju pintu.

Melihat aku yang sudah bersiap untuk berangkat.

Akupun mengambil tas dan bekal makan siangku. lalu mengunci pintu, dan pergi bekerja menggunakan mobil yang biasa bang fajri gunakan.

.

Sudah lebih dua bulan lebih aku ditinggal bang fajri. Dan utusan kantor bang fajri juga sudah mendatangiku, untuk pencairan pesangon dan juga asuransi.

Dan hampir setiap akhir pekan aku di datangi oleh orang tua Dian. Selingkuhan bang fajri.

Tapi tidak sekalipun dian mendatangiku. Apa Dian hanya mengandalkan orang tuanya saja untuk meminta semua keinginannya.

Selama inipun aku tidak pernah datang ke kantor bang fajri. Mereka mengutus seseorang kekantorku.

Dan semua uang pesangon dan asuransi bang fajri dikirim oleh kantor ke rekening pribadiku.

Alasan pimpinan dan yang datang menemuiku, mereka juga didatang oleh irang tua dian. untuk meminta bagian anaknya.

Hingga

Aku dipangil mertuaku datang kerumahnya.

Aku mendatangi rumah mertuaku sote sepulang dari bekerja.

"Kamu gita. kenapa langsung kamu masukan kerekening kamu uang pesangon dan asuransi Fajri.

Apa kamu tidak mau memberikan bagian untuk kami. kami kan orang tua fajri!!". ucap ibu mertua.

saat aku baru sampai di rumah ibu mertua.

Ternyata disana juga ada Dian dan kedua orang tuanya.

"Kami juga minta bagian Dian!". ucap ayah Dian.

Aku hanya memandang mereka semua.

"Kamu itu anak orang kaya Gita. kami lebih butuh uang Fajri itu!.

Dasar kamu itu". ucap ibu lagi.

"Anakku juga harus kamu beri bagiannya. Dia sudah rusak oleh fajri!". ayah dian tidak mau kalah.

"Kemaren saat kami mendapat kabar kalau semua uang masuk rekening kamu. makanya kami langsung mengantar surat nikah kalian ke pengadilan agama!.

Bar jami mrlepas tanggung jawab kami". ucap ibu mertua kesal.

"Hah. dimana ibu ambil surat nikah kami!". tanya ku heran kaget.

Rasanya aku menyimpan surat- suratku dengan aman.

"Tidak perlu kamu tahu. Ibu kecewa dengan kamu.

Buat apa kamu masih status menantu kami, kalau kamu itu rakus dan tamak. mengambil uang tunjangan fajri semua.

Ibu kecewa!!!". ucapnya.

Aku mendengar saja. ocehan mereka yang membuat aku sedikit pusing.

"Bu.

Bisa kita bicara bertiga!!?". pintaku pada ibu mertua.

"kenapa harus bertiga. kamu anggab apa kami!". marah ayah Dian.

"Maaf pak.ini pembicaraan antara Menantu dan mertua!". ucapku telak.

Aku memandang Dian dan kedua orang tuanya. Mereka juga memandang sinis.

"Sebentar lagi masa iddah kamu selesai. dan kamu akan dapat surat janda kamu dari pengadilan agama!". ucap ibu.

"Iya ibu, ayah.

Tapi ada sesuatu yang harus kita bicarakan sebelum ibu melepas tanggung jawab ibu!". ucapku.

Ayah mertua juga memandanggku kesal.

"Jika anak kami tidak dapat uang, maka Dian akan tinggal di rumah Fajri!". ucapnya melotot.

"Itu...".

"Baik!". jawabku memotong ucapan ibu mertua.

"Ayah, ibu!. kita harus bicara!". ucapku berdiri.

Agar tujuanku kerumah orang tua fajri selesai.

"Ayo bu, yah. Dikamar bang fajri saja!". ucapku.

Ayah dan Ibu mertua berdiri mengikutiku.

"Maaf. kami bicara sebentar. mohon tunggu sebentar!". icap ibu mertua pada Dian dan orang tuanya.

Maka kami menuju kamar bang Fajri yang berada di rumah belakang.

Rumah ibu mertua seperti rumah model lama. karena ada ruang terbuka antara rumah utama dan bagian belakang.

Juga ada beberapa kamar untuk anak dan cucu jika menginap. yang mana setiap kamarnya berupa kosan. Ada terasnya.

Rumah utama hanya ada tiga kamar, dan juga ruang dapur.

"Ada apa!". ucal ibu mertua duduk di atas kursi sofa rotan.

Aku membuka tas ku. dan

Flashback.

"Pak, kalau bisa tolong bagi dua saja semua uang yang akan aku terima dari pesangon dan asaransi bang fajri!". ucapku.

Saat itu pimpinan perusahaan dan bagian keuangan datang mengatakan kalau uangnya akan di transfer bulan baru.

"Maksud Nak gita bagai mana?!". ucap bapak pimpinan perusahaan.

Yang aku tahu kenaldengan papa dan bang Zai.

"Begini pak. aku ingin di bagi dua dengan kedua orang tua bang Fajri. dan bagian bang fajri langsung saja bapak berikan kepada mereka!". ucapku waktu itu.

"Hmm. boleh.

Apa kamu ikhlas memberi mereka!.

Dan kenapa tidak ke rekening fajri saja?!". tanya pimpinan itu.

"Ikhlas pak. mereka adalah orang tuaku!.

Mengenai rekening bang fajri. ak akan menon aktifkan akhir bulan ini. Aku sudah menghubungi pihak bank". jelasku.

"Mm. baik. Nanti kamu berikan kabar ke kedua mertuamu. kapan mereka bisa kami temui!". jawabnya.

"Baik pak!. akan aku temui mereka!". ucapku.

Fkashback off

"Makanya aku membawa surat ini pada ibu dan ayah.

Uang pesangon itu kemaren siang dikirim kerekeningku. Dan untuk ibu dan ayah. akan didatangi langsung oleh pimpinan!". jelasku.

"Jangan bohong kamu!". ucap ibu menerima surat itu.

Dan

"Apa??". kaget ibu mertua.

Dan ayah mertua pun mengambil surat itu.

"Serius segini Gita?!". kaget ayah juga.

Aku mengangguk. Bagaimana tidak kaget. uang bagian ibu hampir setengah m.

"Alhamdulillah!".ucap ibu mertua memelukku.

"Maaf. ibu sudah salah sangka padamu. dan mengenai surat itu akan ibu cabut!". ucap ibu mertua.

"Tidak usah bu. kedepannya juga pasti akan dilakukan!". ucapku.

"Tapi, kan bukan kamu yang meminta Gita!". sesal ibu.

"Tidak apa bu. Aku sudah ikhlas. biar bang Fajri juga tenang.

Ibu dan ayah mertua hanya mengangguk saja.

"Tadi mereka bilang akan menemoati rumah kamu. dan kamu bagaimana?!". tanya ibu mertua.

ingat ucapan ayah dian tadi.

"Kalau ibu izinkan. biar mereka nenempati rumah itu. sampai habis masa kontraknya.

Tapi beri aku waktu untuk mengemasi semua barangku!". ucapku.

"Baik lah. kam bawa semua punya kamu. pakaian Fajri kalau boleh, ibu minta untuk ayah juga adik fajri yang masih kuliah!". ucap ibu.

"Iya bu. nanti aku sisihkan. dan diantar kerimah ibu!". ucapku.

Setelah berbicara dengan kecua mertuaku, aku langsung pulang. tidak mau ambil pusing dengan mereka.

Terserah apa yang akan mereka bicarakan.

.

.

Aku sudah mulai mempersiapkan kepindahanku, yang bisa saja

Terpopuler

Comments

N Wage

N Wage

baik banget si gita😢
kalau aku mah sdh kuinjak2nsi dian laknat itu.dasar perempuan gak punya malu,sm sj dg orangtuanya.gak punya perasaan.gak punya empati kpd sesama perempuan.

2023-12-11

1

lihat semua
Episodes
1 Kabar Buruk
2 Bang Fajri
3 Bukan info baru
4 Kedatangan polisi itu
5 Barang pribadi bang Fajri
6 Mulai Mencari kebenaran
7 Masih mencari
8 Ucapan Ibu Mertua
9 Ayah dan Ibu Mertua Datang
10 Memeriksa ATM Bang Fajri
11 Ditinggal
12 Memulai Hari
13 Dian
14 Ayah Dian Mendatangi Mertua
15 Marahnya Ayah Dian
16 Kedatangan Pimpinan Kantor Bang Fajri
17 Keputusan
18 Dian kecewa
19 Gita di datangi
20 Bagian Ibu
21 Mulai Berkemas
22 Pergi
23 Memulai Hidup Baru
24 Ucapan Usil Anna
25 Makan Malam
26 Drama
27 Cerita Anna
28 Joging
29 Bertemu Lagi
30 Sama Usil Kok
31 Teman Kos
32 Ucapan Bang Guntur
33 Surat
34 Datang lagi
35 Menghindar
36 Harus Bicara.
37 Saling Terbuka
38 Restu
39 Permintaan Papa
40 Diserang
41 Fitnah
42 Fitnah Lagi
43 Malu Sendiri
44 Lagi
45 Maunya
46 Gagal Fitnah
47 Pindah
48 Curhat mama bang Guntur
49 Wakil Direktur Baru
50 Keruang Direktur
51 Rencana Guntur
52 Di paksa
53 Di Mata-matai
54 Trik
55 Dika
56 Dipanggil Bos lagi
57 Lagi
58 Pengintaian
59 Awas Saja
60 Salah minum
61 Pertolongan OB
62 Dugaan Dika
63 Gita Resign
64 Calon Gita?
65 Andika Marah
66 Jadi Kamu Bosnya Gita?
67 Ke Salon
68 Ternyata
69 Resmi jadi Suami Istri
70 Mencari Gita
71 Canggung
72 Masih Canggung
73 Masih mencari
74 Mencari Tempat Tinggal
75 Curhat Dika
76 Curahan Hati Gita
77 Tanggapan Guntur
78 Masa Lalu Guntur
79 Usaha Dika
80 Hilang
81 Dika bertemu Gita
82 Dika Mengancam
83 Aksi Guntur
84 Apartemen baru
85 Mencari Hiburan
86 Menginap di Apartemen Baru
87 Enak.
88 BAB 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 Di buntuti
92 Zonk
93 Bukan Juga
94 Dapat Info Baru
95 Usaha Dika
96 Mungkin
97 Bingung Lagi
98 Persiapan
99 Sia-sia
100 Indri
101 Dirumah Mertua.
102 Dika Kesal Sendiri
103 Kita Kesana
104 Tidak Ada Disini
105 BAB 105
106 Resepsi Guntur dan Gita
107 Perdebatan
108 Dika Tidak Percaya
109 Bukan Pengantin Baru
110 Rencana Ulang Dika
111 Berkas Dari Asisten
112 Aksi Pengantin baru
113 Pembelaan Si Asisten
114 Apa itu Gita
115 Menemui Gita
116 Ucapan Gita
117 Di Asrama
118 Pembicaraan
119 Opini Dika
120 Rencana periksa
121 Pengintaian Dika
122 Tidak Dapat Info
123 Bertemu
124 Ooo.. Mau Cari Tahu
125 Mantan
126 Cerita Indri
127 Siapa Istrinya?
128 Senyum Dika
129 Diatas Angin
130 Dika Berencana
131 Alhamdulillah
132 Di ikuti
133 Indri Datang
134 Tidak Apa-apa
135 BAB 135
136 BAB 136
137 BAB 137
138 BAB 138
139 BAB 139
140 BAB 140
141 BAB 141
142 BAB 142
143 BAB 143
144 BAB 144
145 BAB 145
146 BAB 146
147 BAB 147
148 BAB 148
149 BAB 149
150 BAB 150
151 BAB 151
152 BAB 152
153 BAB 153
154 BAB 154
155 BAB 155
156 BAB 156
157 BAB 157
158 BAB 158
159 BAB 159
160 BAB 160
161 BAB 161
162 BAB 162
163 BAB 163
164 BAB 164
165 BAB 165
166 BAB 166
167 BAB 167
168 BAB 168
169 BAB 169
170 BAB 170
171 BAB 171
172 BAB 172
173 BAB 173
174 BAB 174
175 BAB 175
176 BAB 176
177 BAB 177
178 BAB 178
179 BAB 179
180 BAB 180
181 BAB 181
182 BAB 182
183 BAB 183
184 BAB 184
185 BAB 185
186 BAB 186
187 BAB 187
188 BAB 188
189 BAB 189
190 BAB 190
191 BAB 191
192 BAB 192
193 BAB 193
194 BAB 194
195 BAB 195
196 BAB 196
197 BAB 197
198 BAB 198
199 BAB 199
200 BAB 200
201 BAB 201
202 BAB 202
203 BAB 203
204 BAB 204
205 BAB 205
206 BAB 206
207 BAB 207
208 BAB 208
209 BAB 209
210 BAB 210
211 BAB 211
212 BAB 212
213 BAB 213
214 BAB 214
215 BAB 215
216 BAB 216
217 Extra Part 1
Episodes

Updated 217 Episodes

1
Kabar Buruk
2
Bang Fajri
3
Bukan info baru
4
Kedatangan polisi itu
5
Barang pribadi bang Fajri
6
Mulai Mencari kebenaran
7
Masih mencari
8
Ucapan Ibu Mertua
9
Ayah dan Ibu Mertua Datang
10
Memeriksa ATM Bang Fajri
11
Ditinggal
12
Memulai Hari
13
Dian
14
Ayah Dian Mendatangi Mertua
15
Marahnya Ayah Dian
16
Kedatangan Pimpinan Kantor Bang Fajri
17
Keputusan
18
Dian kecewa
19
Gita di datangi
20
Bagian Ibu
21
Mulai Berkemas
22
Pergi
23
Memulai Hidup Baru
24
Ucapan Usil Anna
25
Makan Malam
26
Drama
27
Cerita Anna
28
Joging
29
Bertemu Lagi
30
Sama Usil Kok
31
Teman Kos
32
Ucapan Bang Guntur
33
Surat
34
Datang lagi
35
Menghindar
36
Harus Bicara.
37
Saling Terbuka
38
Restu
39
Permintaan Papa
40
Diserang
41
Fitnah
42
Fitnah Lagi
43
Malu Sendiri
44
Lagi
45
Maunya
46
Gagal Fitnah
47
Pindah
48
Curhat mama bang Guntur
49
Wakil Direktur Baru
50
Keruang Direktur
51
Rencana Guntur
52
Di paksa
53
Di Mata-matai
54
Trik
55
Dika
56
Dipanggil Bos lagi
57
Lagi
58
Pengintaian
59
Awas Saja
60
Salah minum
61
Pertolongan OB
62
Dugaan Dika
63
Gita Resign
64
Calon Gita?
65
Andika Marah
66
Jadi Kamu Bosnya Gita?
67
Ke Salon
68
Ternyata
69
Resmi jadi Suami Istri
70
Mencari Gita
71
Canggung
72
Masih Canggung
73
Masih mencari
74
Mencari Tempat Tinggal
75
Curhat Dika
76
Curahan Hati Gita
77
Tanggapan Guntur
78
Masa Lalu Guntur
79
Usaha Dika
80
Hilang
81
Dika bertemu Gita
82
Dika Mengancam
83
Aksi Guntur
84
Apartemen baru
85
Mencari Hiburan
86
Menginap di Apartemen Baru
87
Enak.
88
BAB 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
Di buntuti
92
Zonk
93
Bukan Juga
94
Dapat Info Baru
95
Usaha Dika
96
Mungkin
97
Bingung Lagi
98
Persiapan
99
Sia-sia
100
Indri
101
Dirumah Mertua.
102
Dika Kesal Sendiri
103
Kita Kesana
104
Tidak Ada Disini
105
BAB 105
106
Resepsi Guntur dan Gita
107
Perdebatan
108
Dika Tidak Percaya
109
Bukan Pengantin Baru
110
Rencana Ulang Dika
111
Berkas Dari Asisten
112
Aksi Pengantin baru
113
Pembelaan Si Asisten
114
Apa itu Gita
115
Menemui Gita
116
Ucapan Gita
117
Di Asrama
118
Pembicaraan
119
Opini Dika
120
Rencana periksa
121
Pengintaian Dika
122
Tidak Dapat Info
123
Bertemu
124
Ooo.. Mau Cari Tahu
125
Mantan
126
Cerita Indri
127
Siapa Istrinya?
128
Senyum Dika
129
Diatas Angin
130
Dika Berencana
131
Alhamdulillah
132
Di ikuti
133
Indri Datang
134
Tidak Apa-apa
135
BAB 135
136
BAB 136
137
BAB 137
138
BAB 138
139
BAB 139
140
BAB 140
141
BAB 141
142
BAB 142
143
BAB 143
144
BAB 144
145
BAB 145
146
BAB 146
147
BAB 147
148
BAB 148
149
BAB 149
150
BAB 150
151
BAB 151
152
BAB 152
153
BAB 153
154
BAB 154
155
BAB 155
156
BAB 156
157
BAB 157
158
BAB 158
159
BAB 159
160
BAB 160
161
BAB 161
162
BAB 162
163
BAB 163
164
BAB 164
165
BAB 165
166
BAB 166
167
BAB 167
168
BAB 168
169
BAB 169
170
BAB 170
171
BAB 171
172
BAB 172
173
BAB 173
174
BAB 174
175
BAB 175
176
BAB 176
177
BAB 177
178
BAB 178
179
BAB 179
180
BAB 180
181
BAB 181
182
BAB 182
183
BAB 183
184
BAB 184
185
BAB 185
186
BAB 186
187
BAB 187
188
BAB 188
189
BAB 189
190
BAB 190
191
BAB 191
192
BAB 192
193
BAB 193
194
BAB 194
195
BAB 195
196
BAB 196
197
BAB 197
198
BAB 198
199
BAB 199
200
BAB 200
201
BAB 201
202
BAB 202
203
BAB 203
204
BAB 204
205
BAB 205
206
BAB 206
207
BAB 207
208
BAB 208
209
BAB 209
210
BAB 210
211
BAB 211
212
BAB 212
213
BAB 213
214
BAB 214
215
BAB 215
216
BAB 216
217
Extra Part 1

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!