One night stand

Setelah menerima tawaran gila dari sahabatnya, dengan langkah sempoyongan Vallen menghampiri pria asing yang menjadi target mereka. "Boleh aku duduk di sini?" tanya Vallen dengan suara parau karena kesadarannya hanya tersisa setengah saja.

"Hem," pria itu hanya bergumam dan kembali menenggak minumannya.

"Dunia sangat tidak adil," gumam Vallen dengan mata berkaca-kaca, tatapannya lurus ke arah gelas yang berisi cairan berwarna kecoklatan.

"Bukan dunia yang tidak adil, tapi kau yang kurang bersyukur," sahut pria asing itu tanpa menoleh sedikitpun.

"Ck, hidupmu pasti begitu lancar sampai kau bisa berkata begitu," Vallen menoleh dan menatap pria asing yang duduk di sampingnya, di saat yang bersamaan pria itu juga menoleh sehingga netra mereka saling beradu. Pria itu segera menarik pandangannya dan kembali memesan segelas alkohol, dan tanpa mereka sadari Kelly menaruh obat perangsang di minuman pria asing itu.

Kelly tersenyum miring menyaksikan Vallen yang semakin mabuk dan pria asing itu mulai bertingkah aneh. Kelly lalu menghampiri Vallen dan merangkulnya. "Ajak dia ke hotel Val," bisik Kelly.

Vallen mengangguk, gadis itu menoleh dan menatap pria asing itu. Di saat yang bersamaan pria itu berdiri dan keluar dari bar, Vallen mengikutinya dengan langkah gontai, demi uang lima ratus juta Vallen tidak memikirkan harga dirinya lagi. Vallen menahan tangan pria itu, saat pria itu menoleh Vallen tersenyum. "Apa kau mau tidur denganku?" tanyanya dengan suara menggoda.

"Dasar sampah," tolak pria itu seraya menepis tangan Vallen. Namun Vallen tak habis akal, dia menghadang langkah pria itu lalu dengan cepat mencium bibir sang pria. Awalnya pria itu menolak, namun pengaruh obat yang Kelly berikan membuat tubuhnya terbakar gairah, perlahan pria itu mulai membalas ciuman Vallen, keduanya bertukar saliva dengan penuh gairah.

Entah siapa yang memulai, keduanya sudah berada di sebuah kamar hotel yang tak jauh dari bar. Mereka kembali melanjutkan ciuman panas mereka, bahkan kini tangan di pria mulai menjelajahi tubuh Vallen.

Alkohol dan obat perangsang membuat pria itu benar-benar di luar kendali, dengan kasar dia merobek baju Vallen menyisakan sebuah braaa berwarna hitam dan under wear dengan warna senada. Dengan buasnya pria asing itu mulai mencumbu Vallen, wanita mabuk itu tak bisa menolak, setiap sentuhan sang pria menggetarkan tubuhnya. Dia menikmati cumbuan itu, sesekali Vallen mendesaaah saat pria itu bermain-main di bagian intinya.

Malam semakin larut, dua orang asing itu telah berhasil melakukan penyatuan, keduanya sama-sama mengerang menikmati permainan panas mereka. Entah berapa kali mereka melakukannya hingga keduanya terlelap karena kelelahan.

Matahari mulai terik, cahayanya menembus masuk melewati celah jendela. Vallen mulai terusik dengan silau cahaya, wanita itu mulai mengerjapkan matanya. Perlahan Vallen bangun sambil memegangi kepalanya yang masih terasa berat. Gadis itu begitu terkejut melihat seorang pria tidur di sebelahnya dan yang membuat Vallen semakin terkejut mereka sama-sama dalam keadaan tanpa busana.

"Astaga, apa yang terjadi?" tanya Vallen pada dirinya sendiri, sekuat tenaga dia mengingat kejadian semalam. Terakhir yang dia ingat adalah Kelly menawarinya uang lima ratus juta dan dia setuju mengajak pria asing tidur dengannya. Tunggu, bukankah kata Kelly hanya mengajak tidur dan bukan tidur bersama sungguhan, tapi kenapa mereka malah berada di atas ranjang yang sama.

"Bodoh, kau benar-benar tidak berguna Vallencia!" maki Vallen pada dirinya sendiri, Vallen lalu bangun dan memunguti bajunya yang berserakan dan sialnya bajunya robek dan tidak bisa di pakai lagi. "Benar-benar sial," umpat Vallen frustrasi. Saat dia sedang mencari cara untuk menutupi tubuhnya tiba-tiba pria asing yang tidur dengannya terbangun, pria itu terlihat begitu terkejut melihat tubuhnya yang polos, apalagi setelah dia melihat Vallen yang hanya mengenakan pakaian dalam.

"Siapa kau? Apa yang sudah kita lakukan?" tanya pria itu seraya menatap tajam Vallencia.

"Mm, gue, oh tidak. Maksudnya aku, Vallen dan kita semalam..." Vallen tak melanjutkan kalimatnya, dia ragu untuk mengatakan jika semalam mereka bercinta.

"Semalam apa?"

"Semalam sepertinya kita melakukannya."

"What, aish," pria itu mendesis kesal, tanpa malu sedikitpun dia menyibak selimutnya dan memakai bajunya, Vallen yang melihat itu terpaksa menutup mata meski dia sedikit mengintip. Setelah berpakaian lengkap, pria itu menghampiri Vallen dan mengeluarkan dompetnya. Tanpa Vallen sangka pria itu mengeluarkan beberapa lembar uang dan memberikannya kepada Vallen. "Jangan pernah temui aku lagi!" ucapnya dengan dingin, tanpa menunggu jawaban Vallen pria itu keluar dari kamar hotel.

Vallen menatap uang di tangannya, wanita itu tertawa hambar. Dia benar-benar tak memiliki harga diri lagi, dia bahkan di anggap pelacurrr oleh pria asing itu.

"Hancur sudah hidupmu Vallencia!"

Setelah menenangkan diri dan memesan pakaian, Vallen segera pergi dari hotel dan menemui Kelly do rumahnya. Dia ingin tau apa yang sebenarnya terjadi sehingga dia harus bercintaa dengan pria asing itu.

"Jelaskan apa yang terjadi semalam Kell?" tanya Vallen dengan dada naik turun karena menahan amarah.

"Loe nggak inget. Gue udah ngingetin loe buat berhenti tapi loe udah kebawa nafsu. Ya gue gak bisa apa-apa lagi selain bawa kalian ke hotel," jawab Kelly dengan santai.

"Kenapa loe nggak bawa gue pergi dari tempat itu Kell! Apa jangan-jangan loe sengaja ngejebak gue?" cecar Vallen yang mulai curiga.

"Gue nggak ngejebak loe. Jelas-jelas loe sendiri yang nerima tantangan gue. Kalau loe sampai melewati batas berarti bukan salah gue lah, loe nya aja yang nafsuan!"

Vallen mengacak rambutnya dengan kasar, melihat senyuman Kelly dia semakin yakin jika Kelly merencanakannya sejak awal.

"Loe tenang aja gue udah transfer uangnya ke rekening loe. Sekarang loe pergi dari rumah gue!"

"Anjiiing loe Kell!"

Kelly tertawa puas melihat Vallen sengsara, sejak mereka masih SMA Kelly memang sangat iri pada Vellen. Meski Vallen bukan dari keluarga kaya raya, namun Vallen memiliki kecantikan di atas rata-rata sehingga Vallen selalu menjadi idola di sekolah, tak sedikit cowok di sekolah mereka yang mengejar Vallen. Kelly semakin cemburu saat cowok yang dia sukai malah menyukai Vallen dan yang membuatnya membenci Vallen adalah Vallen dan cowok yang Kelly suka berpacaran.

"Kita impas Vall," gumam Kelly dengan seringai licik di wajahnya.

BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

jahat sekali kau Kelly..

2023-09-06

0

🚀Tiioooo🛸🛰

🚀Tiioooo🛸🛰

Vel polos bngt astaga🗿🗿

2023-04-27

1

👑Ria_rr🍁

👑Ria_rr🍁

di zaman sekarang susah mendapat teman yang baik, terkadang orang yang dekat dengan kita aja bisa berubah jadi orang jahat yang siap menikam

2023-04-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!