BAB 9. TERTANGKAP BASAH_ PDHP

"Khairul Kamu jangan nakal ya, sayang. Mama akan pergi sebentar dengan Tante Desi." ucap Luna pada putranya, saat sudah berada di depan rumah Bimo dan sepupu Bimo.

"Iya ma, tapi pulangnya beliin Khairul es krim ya."ucapnya tersenyum terlihat anak sepupu Bimo sudah menunggu untuk bermain.

"Ya, Nanti Mama beliin." ucap Luna sambil tersenyum.

"Mbak, titip Khairul ya." seru Luna pada sepupu Bimo

"Iya, tenang saja lun, Khairul aman di sini." ucapnya mengurus rambut Khairul. Luna mengangguk dan meninggalkan rumah itu.

Luna melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya menunjukkan jam lima sore. Luna yang duduk di jok belakang Desi yang tengah fokus mengendarai motor Luna.

"Des, agak ngebut ya. Aku takut Mas Bram sudah keluar duluan dari kantor. Nanti malah susah untuk kita mengikutinya." Luna menepuk punggung sahabatnya dengan perasaan tak menentu.

"Iya lun, Ini juga udah ngebut say." jawabnya tanpa menoleh ke arah Luna.

Saat sampai di halaman, tampak sudah sepi. hanya tinggal petugas keamanan, sopir Yang sepertinya juga hendak pulang ke rumahnya.

"Pak....,kantor kok udah tutup? apa Mas Bram dan semua karyawan sudah pada pulang?" tanya Luna pada lelaki itu melintas di depan mereka.

"Eh Mbak Luna. udah Mbak, ini juga saya baru mau pulang. Pak Bram malah sudah keluar dari jam empat sore mbak." jawabnya

"Oh gitu ya Pak. "Ya sudah, jika Bapak mau pulang silahkan Pak. Saya kebetulan lewat sini, jadi sekalian mampir. Eh tahunya sudah pulang Mas Bram." Kilah Luna.

"Oh Mbak, saya permisi ya." pamitnya.

"Kita telat, Coba sekarang kamu hubungi Mas Bram." ucap Desi memberikan usul.

Luna sendiri sedikit bingung kenapa sekarang kantor lebih cepat tutup. Bukannya dulu waktu Luna masih terkadang ikut ke kantor membantu sang paman, sebelum jabatan Bram di percayakan sang paman menangani kantor sepenuhnya kantor tutup pada jam enam sore? atau kalau masih ada kerjaan Sampai jam tujuh malam."

Luna mencoba menghubungi ponsel Bram. tapi ponselnya mati, alias tak bisa dihubungi.

"Ponselnya mati Des, terus kita harus bagaimana ini." ucap Luna melihat sekeliling. Luna dengan Desi yang terlihat sedang berpikir juga.

"Sambil mencari ide, kita makan bakso dulu lun. Aku lapar nggak bisa mikir aku kalau perutku lapar." ucap Desi yang sedikit gusar. Mungkin karena rencana ini, tak berjalan sesuai rencana nampaknya sedikit menguras emosinya.

Luna tersenyum. Padahal tadi di rumah dia sudah banyak makan cemilan. Tapi dari dulu, dia tak berubah jika sedang banyak pikiran. justru makin nambah nafsu makannya.

"Okey, kita makan bakso dulu di seberang sana. Kan, ada kedai bakso langganan kita dulu. Sudah lama juga kita tidak mampir ke sana." ucapnya menunjuk ke arah seberang jalan.

"Oh iya, benar juga kamu Lun. Udah lama kita nggak makan bakso di sana. Aku juga sudah kangen sama bakso uratnya." ucapnya sumringah dengan senyum merekah di bibirnya.

Luna dan Desi makan di kedai bakso, sambil terus memikirkan apa yang akan Luna lakukan selanjutnya. Hingga tak terasa azan maghrib berkumandang. Mungkin lebih baik mereka mencari masjid atau mushola terdekat untuk menunaikan salat Magrib. mudah-mudahan Allah memudahkan jalannya.

"Des, salat dulu yuk! mudah-mudahan nanti setelah salat, Allah berikan kita petunjuk." ucap Luna dibalas anggukan dari Desi.

Usai melaksanakan kewajiban sebagai seorang umat muslim, mereka duduk sebentar di teras masjid. Rencana untuk mengikuti Bram seakan terhenti karena Luna tidak tau Bram Kemana dia pergi.

Tiba-tiba Luna teringat sesuatu. "Kenapa Luna tidak kepikiran sama sekali untuk datang ke alamat rumah Vanessa?" Luna menepuk jidatnya meretuki kelalaiannya sendiri. Luna mencengkram lengan Desi, yang mulai beranjak usai memakai sepatunya

"Tunggu Des, Kenapa kita nggak kepikiran untuk datang ke rumah Vanessa, kan aku ada alamatnya, info dari Bimo kemarin?" ucap Luna pada Desi.

Desi sontak menjitakkan pelan kepala Luna. Luna hanya nyengir.

Saat mereka berjalan menuju motor yang terparkir, tiba-tiba ponsel luna berdering. Tertera nama Bimo di layar ponselnya. Segera Luna geser tombol hijau yang ada di layar ponselnya, agar sambungan telepon selulernya tersambung kepada Bimo.

"Hallo assalamualaikum Bimo." sapa Luna di dalam sambungan telepon selulernya.

"Waalaikumsalam Mbak Luna, segera buka pesan dari aku mbak." ucapnya langsung tanpa basa-basi

Seketika luna melihat tirai layar ponselnya. Benar, ternyata Bimo telah mengirimkan pesan sepuluh menit yang lalu

"Okey Bimo, Mbak segera buka pesan darimu ya."

"Okey Mbak."

Bimo mengakhiri panggilan usai berpamitan. segera Luna buka pesan dari Bimo, ternyata isi pesannya sebuah gambar dengan caption. "Aku tadi bertemu mereka di rumah makan seafood."

Luna mengunduh gambar itu.

satu detik sampai tiga detik terlihat sebuah gambar Bram tengah merangkul punggung Vanessa di depan sebuah rumah makan. Luna langsung membalas pesan Bimo.

"Apa mereka masih di sana? pesan Whatsapp Itu yang dikirimkan Luna kepada Bimo.

"Kemudian balasan dari pesan Whatsapp Luna pun terdengar jelas di telinga Bimo.

Ia juga membuka di layar ponsel pesan Whatsapp balasan dari Bimo

"Mereka sudah pulang. Tadinya aku mau ngikutin mereka, tapi emak telepon minta aku segera pulang. Jadi aku pulang, tapi aku lihat mereka lewat jalan ke arah rumah Mbak Vanessa." balas Bimo

"Okey, terima kasih Bimo, atas informasinya." balas Luna.

Menjawab chat dari Bimo, membuat mereka duduk kembali di teras masjid.

"Gimana Lun, apa kata Bimo?" tanya Desi yang duduk di sampingnya.

"Tidak salah lagi Des, Bram ada di rumah Vanessa. Sekarang kita ke sana. Aku kesal menahan emosi dada Luna rasanya sesak. Luna berjalan cepat menuju motornya yang terparkir dan Desi mengikutinya.

"Biar aku yang bawa, kamu sedang menahan emosi. Takutnya nggak konsen." ucap Desi saat melihat Luna sudah duduk memegang setir motor.

Sungguh rasanya sakit saat lelaki yang masih bergelar suami itu, Dengan bahagianya bermesraan dengan wanita lain. Bahkan di tempat umum tanpa rasa bersalah. Tanpa memikirkan perasaan Luna dan Khairul. "Sungguh kamu tega Mas Bram." gumam Luna dalam hati menahan rasa perih yang ada di dalam hatinya.

Sepanjang perjalanan Luna terdiam. Rasanya ingin segera tiba di sana dan menggeluti mereka berdua.

"Mulai saat ini, tak lagi aku menangis untukmu Mas. Terlalu berharga air mataku, untuk menangisi lelaki penghianat sepertimu." ucap Luna di dalam hati menahan air mengalir begitu deras di wajah cantiknya.

"Kita sudah sampai Lun, Ayo turun." ucap Desi mengangetkan Luna.

Luna masih terdiam mencoba menguasai suasana hatinya, yang sedang bergemuruh tak menentu,

"Lihat tuh, itu mobil mas Bram Kan?" tanya Desi menunjukkan mobil yang terparkir cantik di halaman rumah sederhana yang tidak terlalu besar itu. Rumah bercat warna kuning di halamannya ditanami beberapa macam bunga yang tertata rapi di dalam pot.

Pandangan Luna mengarah pada mobil yang sangat ia kenal. "Iya benar, itu mobil milik suamiku. Dan Ku lihat dia depan pintu juga ada sepasang sepatu milik suamiku." ucap Luna kepada Desi.

"Tak salah lagi, pasti mereka sedang ada di dalam. Tapi mengapa terlihat sepi?"

Luna dan Desi berjalan pelan dan mengendap-endap agar tak menimbulkan suara aneh. Memang karena rumah ini terlihat sepi, namun saat mereka sampai di ambang pintu ternyata pintunya tidak tertutup sepenuhnya. "Apakah benar Bram ada di dalam tapi mengapa sepi sekali?"

Luna yang sudah diliputi rasa penasaran, ingin segera masuk ke dalam. Namun Desi mencegah luna, agar tidak krasak krusuk

Pelan namun pasti. Desi dan Luna nekat masuk ke dalam rumah itu dengan hati-hati. dan hati luna begitu yakin Bram pasti ada di dalam.

Mereka berada di ruang tamu, dan sepi tak ada siapapun. Hanya ada bekas gelas kopi, yang telah habis diminum dan hanya tinggal ampasnya saja. Tapi tunggu, sayup-sayup Luna mendengar suara ******* dari dalam kamar yang berada di samping ruang tamu. sontak Luna dan Desi menutup mulut dengan menggunakan telapak tangannya.

Luna dan Desi menggelengkan kepala. Meski tak mengucapkan sepatah kata pun, Luna dan Desi seperti saling mengerti bahasa tubuh masing-masing.

Tanpa pikir panjang, Luna raih daun pintu dan membukanya dengan kasar beruntung pintu itu tidak terkunci. Entah apa yang ada di pikiran mereka, sampai lupa mengunci pintu depan dan pintu kamar. Atau mungkin ini cara Allah tunjukkan pada Luna, untuk menangkap basah perbuatan hina mereka.

Brakkkk...

Pintu kamar itu terbuka lebar dengan sekali hentakan.

Seketika mata Luna membulat sempurna. Seakan mau lompat dari tempatnya, darahnya seakan naik dengan cepat hingga ke ubun-ubun, melihat pemandangan yang ada di hadapannya.

Deru nafas yang memburu dalam dada ini sesak sungguh terasa sesak. Seakan asupan oksigen dalam tubuh luna menipis, bersamaan dengan detak jantung yang tak karuan.

Bersambung.....

hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓🙏

JANGAN LUPA TEKAN, FAVORIT, LIKE, COMMENT, VOTE, DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏💓

Terpopuler

Comments

Sunarti

Sunarti

seru dan saru,,, awkwkwk

2023-03-28

0

Gibran

Gibran

seru😁

2023-03-22

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. GELISAH _PDHP
2 BAB 2. PESAN WHATSAPP _ PDHP
3 BAB 3. SINGA SIAP MENERKAM _ PDHP
4 BAB 4. MENDAPAT INFORMASI _PDHP
5 BAB 5. SIAPA VANESSA _ PDHP
6 BAB 6. REKAMAN VIDEO _ PDHP
7 BAB 7. MERASA HAMBAR_ PDHP
8 BAB 8. MABUK ASMARA_ PDHP
9 BAB 9. TERTANGKAP BASAH_ PDHP
10 BAB 10. TAMPARAN DARI LUNA_ PDHP
11 BAB 11. SEMUANYA BERUBAH _PDHP
12 BAB 12. TAMPARAN DARI BRAM _ PDHP
13 BAB 13. MENIKAH LAGI_ PDHP
14 BAB 14. BERI PELAJARAN _PDHP
15 BAB 15. TERTAWA PUAS _PDHP
16 BAB 16. KURAS HABIS _PDHP
17 BAB 17. KORUPSI _ PDHP
18 BAB 18. INGIN MENGAMBIL ALIH_PDHP
19 BAB 19.SURAT WASIAT _PDHP
20 BAB 20. MISI BERHASIL _ PDHP
21 BAB 21. BERUBAH UBAH_ PDHP
22 BAB 22. RENCANA _PDHP
23 BAB 23. MENYESAL _ PDHP
24 BAB 24. AMARAH BRAM _ PDHP
25 BAB 25. BARU MENYADARI _ PDHP
26 BAB 26. DI MALL_ PDHP
27 BAB 27. NIKAH SIRI _ PDHP
28 BAB 28. KHAIRUL SAKIT_ PDHP
29 BAB 29. LAGI LAGI TERASA PERIH _PDHP
30 BAB 30. MISI BERHASIL LAGI_ PDHP
31 BAB 31. RENCANA GUGAT CERAI _ PDHP
32 BAB 32. GUGATAN CERAI _ PDHP
33 BAB 33. TAK INGIN CERAI_ PDHP
34 BAB 34. DUKUNGAN SEORANG AYAH_ PDHP
35 BAB 35. JALAN SEMAKIN MUDAH _ PDHP
36 BAB 36. TAK SOPAN _ PDHP
37 BAB 37. TAMPARAN DARI AYAH_ PDHP
38 BAB 38. KHAIRUL JADI ALASAN_PDHP
39 BAB 39. TEKAD SUDAH BULAT_ PDHP
40 BAB. VERSI BRAM MENYESAL _ PDHP
41 BAB 41. SIDANG PERCERAIAN _ PDHP
42 BAB 42. PUSING_ PDHP
43 BAB 43. DI PECAT_ PDHP
44 BAB 44. MENATAP HERAN _ PDHP
45 BAB 45. MABUK_ PDHP
46 BAB 46. TALAK_ PDHP
47 BAB 47. WANITA ULAR_ PDHP
48 BAB 48. KEMBALI KE JAKARTA _ PDHP
49 BAB 49. LEMBARAN BARU_ PDHP
50 BAB 50. RUMAH DI SITA_ PDHP
51 BAB 51.KEHANCURAN MBAK RIMA_ PDHP
52 BAB 52. TIDAK PUNYA APA APA LAGI_ PDHP
53 BAB 53. KELAPARAN _ PDHP
54 BAB 54. PERNIKAHAN VANESSA _ PDHP
55 BAB 55. SEPERTI PEMBANTU _ PDHP
56 BAB 56. AKAL BUSUK VANESSA TERBONGKAR _ PDHP
57 BAB 57. RAHASIA TERBONGKAR _ PDHP
58 BAB 58. VANESSA SAKIT_ PDHP
59 BAB 59. ALDO BERUBAH_ PDHP
60 BAB 60. HANYA PELAMPIASAN _ PDHP
61 BAB 62. INGIN CERAI _ PDHP
62 BAB 62. HADIRNYA MAYA_ PDHP
63 BAB 63. TALAK_ PDHP
64 BAB 64. VANESSA LUMPUH_ PDHP
65 BAB 65. PENYESALAN SELALU TERLAMBAT _PDHP
66 BAB 66. TELEPON DARI MALAKIANO _PDHP
67 BAB 67. MEMINTA MAAF_ PDHP
68 BAB 68. KHAIRUL MERASA TAKUT_ PDHP
69 BAB 69. MENGUSIR SECARA HALUS
70 BAB 70. BERASA JADI MUDA_ PDHP
71 BAB 71. CELOTEHAN KHAIRUL _ PDHP
72 BAB 72. SEPERTI SANG PUJANGGA _ PDHP
73 BAB 73. MEMINTA MAAF _ PDHP
74 BAB 74. BERUSAHA _ PDHP
75 BAB 75. TINGKAH KONYOL MAYA _ PDHP
76 BAB 76. KEDATANGAN MAYA DAN PAK KARYO _PDHP
77 BAB 77. KEDATANGAN MALAKIANO _ PDHP
78 BAB 78. PERTEMUAN BRAM, VENESSA, KIA, PAK KARYA DAN LUNA_ PDHP
79 BAB 79. SALING MEMAAFKAN _ PDHP
80 BAB 80. WISUDA PASCA SARJANA _ PDHP
81 BAB 81. MASIH BELUM SIAP_ PDHP
82 BAB 83. MEMINTA PERSETUJUAN KHAIRUL _PDHP
83 BAB 83. LAMARAN DITERIMA_ PDHP
84 BAB 84. PERNIKAHAN LUNA & MALAKIANO _ PDHP
85 BAB 85. TAK RELA_ PDHP
86 BAB 86. PENYESALAN YANG BEGITU DALAM _PDHP
87 BAB 87. MERASA MALU_ PDHP
88 BAB 88. SEPERTI DAPAT BAJU LEBARAN _ PDHP
89 BAB 89. BERTEMU RINI_PDHP
90 BAB 90. JANDA GATAL_ PDHP
91 BAB 91. MERASA TAK NYAMAN_ PDHP
92 BAB 92. AMARAH BRAM _ PDHP
93 BAB 93. KEDATANGAN TAMU_ PDHP
94 BAB 94. DI RUMAH RINI_ PDHP
95 BAB 95. KELUARGA RINI _ PDHP
96 BAB 96. JOB TAMBAHAN _PDHP
97 BAB 97. KONDISI SEMAKIN MEMBURUK_PDHP
98 BAB 98. KEDATANGAN LUNA_ PDHP
99 BAB 99. SEMAKIN MEMBURUK _PDHP
100 BAB 100. TAKUT KEHILANGAN MBAK RIMA_ PDHP
101 BAB 101. ACARA TAHLILAN _ PDHP
102 BAB 102. MAKAN SIANG BERSAMA _ PDHP
103 BAB 103. MEMINANG RINI_PDHP
104 BAB 104. PERNIKAHAN BRAM DAN RINI_ PDHP
Episodes

Updated 104 Episodes

1
BAB 1. GELISAH _PDHP
2
BAB 2. PESAN WHATSAPP _ PDHP
3
BAB 3. SINGA SIAP MENERKAM _ PDHP
4
BAB 4. MENDAPAT INFORMASI _PDHP
5
BAB 5. SIAPA VANESSA _ PDHP
6
BAB 6. REKAMAN VIDEO _ PDHP
7
BAB 7. MERASA HAMBAR_ PDHP
8
BAB 8. MABUK ASMARA_ PDHP
9
BAB 9. TERTANGKAP BASAH_ PDHP
10
BAB 10. TAMPARAN DARI LUNA_ PDHP
11
BAB 11. SEMUANYA BERUBAH _PDHP
12
BAB 12. TAMPARAN DARI BRAM _ PDHP
13
BAB 13. MENIKAH LAGI_ PDHP
14
BAB 14. BERI PELAJARAN _PDHP
15
BAB 15. TERTAWA PUAS _PDHP
16
BAB 16. KURAS HABIS _PDHP
17
BAB 17. KORUPSI _ PDHP
18
BAB 18. INGIN MENGAMBIL ALIH_PDHP
19
BAB 19.SURAT WASIAT _PDHP
20
BAB 20. MISI BERHASIL _ PDHP
21
BAB 21. BERUBAH UBAH_ PDHP
22
BAB 22. RENCANA _PDHP
23
BAB 23. MENYESAL _ PDHP
24
BAB 24. AMARAH BRAM _ PDHP
25
BAB 25. BARU MENYADARI _ PDHP
26
BAB 26. DI MALL_ PDHP
27
BAB 27. NIKAH SIRI _ PDHP
28
BAB 28. KHAIRUL SAKIT_ PDHP
29
BAB 29. LAGI LAGI TERASA PERIH _PDHP
30
BAB 30. MISI BERHASIL LAGI_ PDHP
31
BAB 31. RENCANA GUGAT CERAI _ PDHP
32
BAB 32. GUGATAN CERAI _ PDHP
33
BAB 33. TAK INGIN CERAI_ PDHP
34
BAB 34. DUKUNGAN SEORANG AYAH_ PDHP
35
BAB 35. JALAN SEMAKIN MUDAH _ PDHP
36
BAB 36. TAK SOPAN _ PDHP
37
BAB 37. TAMPARAN DARI AYAH_ PDHP
38
BAB 38. KHAIRUL JADI ALASAN_PDHP
39
BAB 39. TEKAD SUDAH BULAT_ PDHP
40
BAB. VERSI BRAM MENYESAL _ PDHP
41
BAB 41. SIDANG PERCERAIAN _ PDHP
42
BAB 42. PUSING_ PDHP
43
BAB 43. DI PECAT_ PDHP
44
BAB 44. MENATAP HERAN _ PDHP
45
BAB 45. MABUK_ PDHP
46
BAB 46. TALAK_ PDHP
47
BAB 47. WANITA ULAR_ PDHP
48
BAB 48. KEMBALI KE JAKARTA _ PDHP
49
BAB 49. LEMBARAN BARU_ PDHP
50
BAB 50. RUMAH DI SITA_ PDHP
51
BAB 51.KEHANCURAN MBAK RIMA_ PDHP
52
BAB 52. TIDAK PUNYA APA APA LAGI_ PDHP
53
BAB 53. KELAPARAN _ PDHP
54
BAB 54. PERNIKAHAN VANESSA _ PDHP
55
BAB 55. SEPERTI PEMBANTU _ PDHP
56
BAB 56. AKAL BUSUK VANESSA TERBONGKAR _ PDHP
57
BAB 57. RAHASIA TERBONGKAR _ PDHP
58
BAB 58. VANESSA SAKIT_ PDHP
59
BAB 59. ALDO BERUBAH_ PDHP
60
BAB 60. HANYA PELAMPIASAN _ PDHP
61
BAB 62. INGIN CERAI _ PDHP
62
BAB 62. HADIRNYA MAYA_ PDHP
63
BAB 63. TALAK_ PDHP
64
BAB 64. VANESSA LUMPUH_ PDHP
65
BAB 65. PENYESALAN SELALU TERLAMBAT _PDHP
66
BAB 66. TELEPON DARI MALAKIANO _PDHP
67
BAB 67. MEMINTA MAAF_ PDHP
68
BAB 68. KHAIRUL MERASA TAKUT_ PDHP
69
BAB 69. MENGUSIR SECARA HALUS
70
BAB 70. BERASA JADI MUDA_ PDHP
71
BAB 71. CELOTEHAN KHAIRUL _ PDHP
72
BAB 72. SEPERTI SANG PUJANGGA _ PDHP
73
BAB 73. MEMINTA MAAF _ PDHP
74
BAB 74. BERUSAHA _ PDHP
75
BAB 75. TINGKAH KONYOL MAYA _ PDHP
76
BAB 76. KEDATANGAN MAYA DAN PAK KARYO _PDHP
77
BAB 77. KEDATANGAN MALAKIANO _ PDHP
78
BAB 78. PERTEMUAN BRAM, VENESSA, KIA, PAK KARYA DAN LUNA_ PDHP
79
BAB 79. SALING MEMAAFKAN _ PDHP
80
BAB 80. WISUDA PASCA SARJANA _ PDHP
81
BAB 81. MASIH BELUM SIAP_ PDHP
82
BAB 83. MEMINTA PERSETUJUAN KHAIRUL _PDHP
83
BAB 83. LAMARAN DITERIMA_ PDHP
84
BAB 84. PERNIKAHAN LUNA & MALAKIANO _ PDHP
85
BAB 85. TAK RELA_ PDHP
86
BAB 86. PENYESALAN YANG BEGITU DALAM _PDHP
87
BAB 87. MERASA MALU_ PDHP
88
BAB 88. SEPERTI DAPAT BAJU LEBARAN _ PDHP
89
BAB 89. BERTEMU RINI_PDHP
90
BAB 90. JANDA GATAL_ PDHP
91
BAB 91. MERASA TAK NYAMAN_ PDHP
92
BAB 92. AMARAH BRAM _ PDHP
93
BAB 93. KEDATANGAN TAMU_ PDHP
94
BAB 94. DI RUMAH RINI_ PDHP
95
BAB 95. KELUARGA RINI _ PDHP
96
BAB 96. JOB TAMBAHAN _PDHP
97
BAB 97. KONDISI SEMAKIN MEMBURUK_PDHP
98
BAB 98. KEDATANGAN LUNA_ PDHP
99
BAB 99. SEMAKIN MEMBURUK _PDHP
100
BAB 100. TAKUT KEHILANGAN MBAK RIMA_ PDHP
101
BAB 101. ACARA TAHLILAN _ PDHP
102
BAB 102. MAKAN SIANG BERSAMA _ PDHP
103
BAB 103. MEMINANG RINI_PDHP
104
BAB 104. PERNIKAHAN BRAM DAN RINI_ PDHP

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!