"Hello! Aku bukan anak kecil yang gampang kamu Bodoh-bodohi ya Mas! aku sudah tahu semuanya. Dan sampai detik ini kamu masih terus membohongiku Mas." ucap luna sambil menggelengkan kepalanya pelan.
"Bukankah kantor itu, milik pamanku dan sahamku ada di dalamnya?Jadi aku bebas dong datang ke sana kapanpun aku mau. Kenapa kamu bingung? bukankah dulu juga aku hampir setiap hari ke sana?"ucap Luna
"Iya, Mas tahu. Tapi kamu kan bisa kabarin Mas dulu sebelum ke sana. Jadi Mas kan nggak kemana-mana."ujarnya dengan mengulas senyum yang terlihat dipaksakan.
Luna menatap Bram dengan tatapan penuh tanya, mendengar alasan Bram.
" Bilang saja biar kamu nggak ketahuan selingkuh Di kantor, Mas. Aku akan ikuti permainan kamu Mas, dan kita akan lihat siapa yang akan jatuh lebih dulu. Aku tahu kamu dengan wanita murahan itu!"
"Luna, Kamu kenapa sih nggak kayak biasanya,"ucapnya lagi
"Ayah!!!! teriak Khairul tiba-tiba dan langsung menghampiri ayahnya.
"Khairul lagi ngapain? tanyanya mensejajarkan tubuhnya dengan bocah enam tahun itu.
"Ayo yah, main sama aku." ucap Khairul pada ayahnya. Luna melongos meninggalkan mereka. Tak dihiraukan pertanyaan dari Bram
Luna melanjutkan mencuci piring yang sempat Luna tinggalkan tadi, Luna melihat Khairul masih bergelayut sama Bram.
"Khairul, Ayah makan dulu ya. Nanti baru main sama Khairul." ujar Bram saat sampai meja makan.
"Masih ada makanan kan lun?"tanya menoleh ke arah Luna yang sedang mencuci tangan.
"Tuh masih ada!"jawab Luna singkat dengan menunjukkan meja dengan dagu luna.
Khairul Sekarang waktunya bobok, yuk." ujar Luna meraih tangan mungil Khairul dan Luna melihat Bram membuka tudung saji dan kemudian melirik luna
"Kenapa Mas? itu masih ada makanan kan?
"Iya, kali, Mas cuman makan nasi putih dong lun! jawabnya sedikit kesal.
"Kalau kamu mau lauk, goreng aja telur, Tuh di kulkas ada. Kamu kan biasanya makan di kantor, jadi aku nggak sisain lauk buat kamu lah." jawab Luna, lalu melenggang pergi ke kamar Khairul.
Terdengar Bram membuka kulkas dan menggoreng telur untuk makan dirinya sendiri.
Khairul merebahkan tubuhnya di ranjang kamarnya. Dan Luna duduk di sampingnya. Tak berapa lama, Ia pun terlelap karena Khairul sudah biasa tidur sendiri.
Baru saja Luna ingin beranjak, ponsel di sakunya bergetar. Segera Luna merogoh benda pipih kesayangannya itu dan membukanya. Sebuah pesan masuk itu mampu membuat mata Luna membulat sempurna melihat isi pesan itu.
Pesan itu adalah sebuah potongan video yang dikirimkan Bimo. Pada video terlihat jelas Bram berjalan mesra dengan seorang wanita. Luna yakin dia wanita bernama Vanessa. Di video itu terlihat jelas Vanessa sedang bergelut manja di pundak Bram, Bram tampak senang dengan sikap Vanessa. terlihat sekali ia mencubit hidung wanita dengan rambut lurus dan berparas cantik itu.
Melihat video itu hati Luna semakin geram. rasanya ingin luna mencakar muka perempuan penggoda itu.
"Luna, Aku pergi dulu ya, Ada yang ingin aku kerjakan sebentar di luar. Luna tidak menjawab, biarlah Bram mengira Luna sudah tidur bersama Khairul. Dan seperti kemarin-kemarin Bram pergi seperti tak ada beban. Biarlah ia menikmati semua ini, Tapi saatnya nanti aku bertindak Kau pasti akan menyesal Mas.
Kring....
Kring ...
Kring...
Suara deringan ponsel Luna berdering, segera Luna keluar kamar Khairul. Dan tak lupa menutup pintunya. Sebuah panggilan telepon dari Bimo rupanya. Luna menekan tombol hijau yang ada di layar ponselnya, agar sambungan telepon selulernya tersambung kepada Bimo.
"Hello Assalamualaikum Bim."
"Waalaikumsalam, Mbak!"
"Ada apa Bim, Oh ya tadi ada masalah apa saat Rini telepon kamu Bim?
"Tadi ada masalah sedikit dengan klien Mbak, Salah satu WO yang ingin kerja sama meminta beberapa request desain dan mas Bram dihubungi sangat susah sore tadi. Tapi alhamdulillah semuanya sudah selesai dan baik-baik saja Mbak!" ucap Bimo yang ada di seberang sana
"Alhamdulillah kalau gitu Bim." sahut Luna menanggapi
"Mbak tadi udah lihat video yang aku kirim?
"Sudah apa mereka tadi ke kantor?
"Iya Mbak, tadi mereka ke kantor sempat masuk ke ruang kerja Mas Bram. Tapi aku buru-buru kasih tahu Mas Bram, Kalau Mbak tadi ke sini Jadi dia langsung pulang sebelumnya mengantarkan Mbak Vanessa pulang dulu tentunya."
"Apa saja yang mereka lakukan di ruangan Mas Bram?"
"Sepertinya mereka baru ngobrol sebentar saat saya masuk mbak!"
"Okey, terima kasih Bim!"
"Bimo Sudah mengantongi beberapa informasi tentang Mbak Vanessa, nanti aku kirim semua ke ponsel Mbak ya!"
"Okey, Mbak tunggu ya Bim! setelah ini baru Mbak akan menyusun rencana, tapi Mbak masih banyak butuh bantuanmu Bim!"
"Siap mbak, Aku akan selalu siap membantu Mbak tak perlu sungkan."
"Okey terima kasih Bim!"Assalamualaikum!
"Waalaikumsalam!
panggilan telepon langsung terputus setelah Mereka menyelesaikan pembicaraan dan sepakat kalau Bimo akan selalu siap membantu luna.
Luna merebahkan tubuhnya di ranjangnya, mulai memikirkan langkah apa yang akan luna ambil. Rasanya begitu menyakitkan kesetiaan dan pengorbanan selama ini. Justru dibalas dengan penghianatan, rasanya Luna tak sanggup jika terus bertahan dalam rumah tangga yang sudah tak sehat ini.
Ting....!
suara notifikasi sebuah pesan masuk dari di aplikasi warna hijau.
Pesan itu berisi informasi tentang Vanessa, Ia seorang salon kecantikan berikut alamat lengkap tempat tinggalnya.
Luna tekan tombol di layar ponselnya, mencoba menghubungi sahabat karibnya. Tak Berapa lama ia menjawab panggilan telepon seluler dari Luna.
"Hallo Assalamualaikum lun!
"Waalaikumsalam Desi, kamu lagi sibuk nggak? tanya Luna pada Desi karena ia bekerja di sebuah perusahaan ternama di kota ini, jadi Luna juga harus tahu diri takutnya ia tengah sibuk dengan pekerjaannya.
"Nggak kok, aku nggak sibuk kebetulan Hari ini aku di rumah satu harian karena cuti. Jadi aku lagi di rumah. Gimana gimana, ada apa lun?
"Alhamdulillah kalau kau lagi nggak kerja, kamu datang ke rumahku sekarang, ya. Nanti aku ceritakan semua. Aku juga butuh bantuanmu soalnya,"
"Bisa-bisa, aku ke sana sekarang ya!"
Luna mengakhiri panggilan telepon selulernya setelah Desi menyetujui kalau dirinya akan datang ke rumah Luna saat itu juga.
Jarak rumah Desi ke rumah Luna tak terlalu jauh hanya sekitar sepuluh menit.
Sambil menunggu Desi datang, Luna membuka aplikasi warna biru. Luna ketik di laman pencarian Vanessa terpampang. beberapa nama Luna klik nama paling atas yang foto profilnya sama dengan yang Luna lihat saat membuka akun itu di ponsel Bram.
Tercantum beberapa informasi di sana ia seorang gadis, berprofesi sebagai salon kecantikan tampak beberapa foto pengantin hasil polesan tangannya tidak terlalu bagus, juga tidak terlalu jelek standar saja kalau menurut Luna.
Karena perkembangan make up zaman sekarang sudah berkembang pesat, banyak hasil tata rias yang jauh lebih bagus dan berkelas darinya. Beberapa foto selfie dengan gaya centilnya terungkap di sana.
Bersambung
Hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓🙏
JANGAN LUPA TEKAN, FAVORIT, LIKE, COMMENT, VOTE, DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏💓
JANGAN LUPA MAMPIR KE KARYA MORATA YANG BARU TERBIT." MENJANDAKAN ISTRI DEMI JANDA"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Reader
koo berulang-ulang Vanessa seorg Salon Kecantikan aneh yaa...Pemilik Salon Kecantikan?Pegawai?
2023-03-29
1