Terlihat Bram keluar kamar sudah rapi, mengenakan baju kemeja putih dan menenteng tas laptop di tangannya. Luna berjalan menuju kamar Khairul, rasanya belum siap Luna menatap wajah suaminya yang sudah jelas telah mengkhianati cintanya.
Khairul masih nyenyak tidurnya. Dengan lembut, luna mengusap pipi tembam putranya. Ia menggeliat dan kembali terlelap.
"Khairul... bangun Nak, sudah siang!" ucap Luna sambil duduk
lembut di sampingnya. Luna mengusap rambutnya lurus putranya perawakan rambut ayahnya. Khairul kembali menggeliat dan perlahan membuka matanya.
"Hmmm Iya Ma." ucapnya dengan mengucek mata.
"Bangun yuk, mandi. Terus sarapan kan, hari ini Khairul harus sekolah." terang luna merapikan baju anaknya yang tersingkap. Luna menuntunnya Turun Dari ranjang dan berjalan ke kamar mandi.
letak kamar mandi yang berdekatan dengan dapur dan meja makan. Terlihat Bram sedang menikmati sarapannya sambil tangannya asik dengan gawainya. Sesekali terlihat ia senyum-senyum sendiri menatap benda pipih itu. Hingga Luna dan Khairul memasuki kamar mandi pun ia tak sadar. Luna yakin dia mungkin sedang berkirim pesan dengan Vanessa gundiknya itu.
"Ma ....Mama kenapa, Kok cemberut gitu?" ucap Khairul tiba-tiba mungkin memperhatikan mimik wajah luna yang tak seperti biasanya.
"Nggak kok Sayang, Mama nggak apa-apa." jawab luna mengulas senyum untuk buah hatinya.
Setelah selesai memandikan Khairul, luna dan Khairul kembali ke kamar Khairul untuk bersiap-siap berangkat ke sekolah. Luna mencarikan baju seragam Khairul di dalam lemari bajunya. Sedangkan ia sendiri Luna suruh mencari kaos dalam dan miliknya biar cepat.
"Lun...."Aku berangkat ya!"
terdengar teriakan Bram akan berangkat ke kantornya. Ngak ada niat untuk menghampiri luna dan Khairul di kamar sekedar untuk berpamitan. Benar-benar sudah berubah. Sepertinya dia memang sudah tak peduli lagi dengan Luna dan juga Khairul.
Luna mempersiapkan Khairul untuk berangkat sekolah. Karena setelah itu dia harus pergi ke kantor, yang kebetulan Luna sebagai seorang pegawai negeri sipil.
Luna tak menyahuti teriakannya. Bagi Luna itu sudah tak penting lagi.
Luna membuang nafas kasar mendengar teriakannya. Tak lama kemudian terdengar suara mesin mobil menyala dan perlahan menjauhi rumah mereka. "Kamu boleh acuh sekarang Mas, tapi lihat nanti kamu pasti akan menyesal!" cetus Luna dalam hati.
Khairul menghabiskan sarapannya dengan lahap tanpa banyak bicara seperti malam tadi. Mungkin ia juga tahu waktunya sudah mepet untuk berangkat ke sekolah. Tak lupa Ia juga meraih segelas susu yang sudah disiapkan oleh luna dan meminumnya hingga habis tanpa sisa.
luna menyalakan mesin motor miliknya dan Khairul sudah siap duduk di jok belakangnya. Padahal bisa saja Bram menghantarkan mereka terlebih dahulu, baru dia berangkat ke kantor. Tapi itu sudah tidak dilakukan Bram lagi dan memilih membiarkan istri dan anaknya naik motor pergi ke sekolah dan ke kantor.
"Ayo nak." ujar luna meraih tangannya dengan menggandengnya hingga depan pintu ruang kelasnya.
Luna mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh bocah berusia enam tahun ini. Luna memandangi wajah polos yang murah senyum itu.
"Belajar yang rajin ya nak, nanti jam 12.00 Mama jemput kamu lagi." ujar Luna menangkup kedua pipi tembem putranya. Untung saja kantor Luna tidak terlalu jauh dari sekolah Khairul. Sehingga dia bisa menyempatkan diri untuk menjemput Khairul putranya.
"Iya Ma." jawabnya tersenyum
"Iya nak, jangan nakal. Sayangi teman okey!" dia mengangguk kemudian meraih tangan luna dan mencium punggung tangan luna.
Khairul pun berlalu memasuki ruang kelasnya. Luna memandangi punggungnya yang tertutupi tasnya. Setelah memastikan ia sudah masuk, Luna bergegas untuk pergi ke kantor karena masih banyak tugas negara Telah menanti.
Lalu Luna berangkat ke kantor yang lokasinya tidak terlalu jauh dari sekolah Khairul.
****
Siang harinya Luna menjemput Khairul di sekolah. lalu menghantarkannya pulang ke rumah. Memberikan Khairul makan siang terlebih dahulu. Setelah istirahat sebentar, Ia pun menghantarkan Khairul Kembali ke pengajian. Kemudian Luna kembali berangkat ke kantor sampai sore tiba.
Pukul 16.30 Luna sudah pulang dari kantor terlebih dahulu, lalu langsung menjemput Khairul dari tempat pengajian.
Luna melajukan kuda besinya membelah jalanan komplek perumahan. Sampai di rumah, Luna langsung berkutat dengan cucian, Memilih baju yang akan dimasukkan ke mesin cuci. Serta mengecek satu per satu saku baju dan celana. Khawatir ada benda yang tertinggal dan bisa jadi merusak benda tersebut jika ikut tergiling di dalam mesin cuci.
Kening Luna seketika mengernyit saat mata Luna menangkup sebuah noda merah muda di kerah kemeja milik Bram. Noda Itu tampak begitu jelas menempel pada kemeja lengan pendek polos berwarna putih itu.
Jelas sekali ini bukan lipstik punya Luna. karena Luna Jika di rumah jarang sekali memakai benda itu. Sekilas Luna mengingat Bram memakai baju ini, saat lembur malam itu dan kembali ke rumah pukul dua dini hari. Luna yakin ini lipstik milik perempuan yang bernama Vanessa itu.
Dugaan Luna semakin kuat setelah beberapa bukti ditemukan olehnya. Mungkin mulai saat ini Luna harus mencari tahu sendiri sejauh mana hubungan mereka. Sepandai-pandainya ia menyimpan kebohongan, pasti akan terbongkar juga. Itulah yang dirasakan oleh Luna satu demi satu telah Allah tunjukkan pada luna perbuatan suaminya Bram.
Luna meremas kuat noda lipstik itu di tangannya. Luna Tak rela pelakor itu merenggut kebahagiaan keluarganya. Dan Bram sudah berani membohonginya. Luna tak menyangka Bram tega menghancurkan rumah tangga mereka yang mereka bina selama sepuluh tahun ini. Dan lebih memilih berpaling Dengan wanita murahan itu." Luna emosi
"Lihat saja mas, aku yang terlihat lemah dan penurut selama ini, akan menjadi singa yang siap menerkam siapapun yang berani mengusik ketenanganku."
Segera luna menyelesaikan semua pekerjaan rumah, dan mulai menyusun langkah apa yang akan Luna lakukan untuk mengatasi semua permasalahan yang tengah menguji rumah tangganya.
Mengenai sikap datar dan dinginnya Bram sudah tak dipikirkan lagi. Karena Luna sudah menemukan jawabannya. Memang Luna juga harus belajar cuek seperti yang dilakukan Bram terhadapnya. Luna berusaha mendapat semua rasa sakit hatinya. Luna harus tegar demi Khairul.
Luna tak terima dengan pengkhianatan ini. sekian tahun Luna mencoba sabar dan bertahan mendampinginya dalam keadaan susah sekalipun, Luna ikhlas. Tapi jika sudah pada masalah perselingkuhan, Luna tak akan tinggal diam. "Apa ini balasan atas kesetiaan dan pengorbananku selama ini mas?" tanya Luna dalam hati
Luna meraih benda pipih miliknya dan mencoba menghubungi Bram di kantor.
Beberapa kali Luna mencoba menghubungi tapi tak diangkat. Luna mencoba menghubunginya sekali lagi.
"Hello..."
"Degh
Seketika pandangan luna meremang dia kaget bukan kepalang, mendengar suara seorang wanita yang mengangkat panggilannya. Asupan oksigen dalam tubuh luna akan menipis, dengan dada naik turun. Luna mencoba tenang menarik nafas panjang kemudian menghembuskannya pelan-pelan.
"Halo ini siapa?
" Kenapa ponsel suami saya ada sama kamu? "Dimana Mas Bram? ucapnya tanpa basa-basi.
Panggilan telepon seluler itu langsung terputus.
Luna mendengus kasar CK, "Dia mematikan sambungan teleponnya."
"Pasti Bram sedang bersama perempuan itu." batin Luna geram.
Bersambung.....
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓🙏
JANGAN LUPA TEKAN, FAVORIT, LIKE, COMMENT, VOTE, DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏💓
JANGAN LUPA MAMPIR KE KARYA MORATA YANG BARU TERBIT." MENJANDAKAN ISTRI DEMI JANDA"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Sunarti
sdh lupa dng anak dan istri karna selingkuh
2023-03-28
1
jhon sasri siregar
Suami ngak tau diri ini bram
2023-03-03
2