Keesokan harinya Bram pulang lebih awal. Ia khawatir kalau Luna akan semakin mencurigainya.
"Assalamualaikum," Sapa Bram ketika dirinya sudah menghentikan mobil miliknya dan keluar dari dalam mobil.
"Waalaikumsalam Mas." sahut Luna seolah dirinya tidak memiliki curiga terhadap suaminya.
Luna membantu suaminya membawa tas dan jas seperti biasa ia lakukan setiap hari. Luna menyiapkan makan malam untuk mereka.
"Masak apa kamu sayang?" tanya Bram kepada Luna berbasa-basi.
"Masak makanan kesukaan Mas. Sebenarnya Luna ragu untuk memasak. Tadi Luna kira Mas lembur lagi hari ini. Tapi entah mengapa kata hatiku mengatakan kalau mas pulang agak cepat hari ini. Sehingga luna akhirnya memasak."ucap Luna sambil menghidangkan menu makanan kesukaan suaminya.
"Wah, kalau menunya seperti ini pasti aku akan makan lahap." ucap Bram senyum sumringah menatap Luna. Luna membalas Bram dengan senyuman. Lalu mempersilahkan suaminya untuk mencicipi menu makanan itu, dan Luna juga meminta komentar dari suaminya tentang masakannya.
"Bagaimana mas, enak tidak?" tanya Luna penuh selidik.
"Luar biasa, kamu memang sangat mengetahui makanan kesukaan Mas membuat mas semakin jatuh cinta kepadamu." ucap Bram sambil mengedipkan matanya sebelah kepada Luna membuat Luna tersipu malu.
Makan malam telah usai, kini Bram sibuk dengan layar ponselnya. Dari layar kaca meja rias Luna, ia memperhatikan pola ponsel milik suaminya dan Luna sudah menghafal Bagaimana cara membuka layar ponsel suaminya.
Hati luna bergetar seolah dirinya seperti Ingin mencuri sesuatu. Ia berdoa agar suaminya tidur lebih awal. Ia ingin sekali melihat apa saja yang disembunyikan suaminya di layar ponselnya. Entah karena faktor kelelahan, akhirnya Bram tertidur pulas dengan memegang ponsel di tangannya.
Luna memperhatikan suaminya yang sudah tertidur pulas. Lalu pelan-pelan ia meraih ponsel itu. Luna mulai membuka pola ponsel itu dan akhirnya terbuka juga. Apalagi beberapa minggu belakangan ini, tak ada lagi cumbu mesra penghantar tidur untuk mereka berdua. Ini semakin meyakinkan luna jika Bram memang sedang menyembunyikan sesuatu.
Luna masih penasaran apa yang disembunyikan dari suaminya. Setelah Luna membuka layar ponsel suaminya, Luna segera keluar kamar untuk mengecek isi benda pipih itu. Mencari tahu apa yang sebenarnya ia sembunyikan.
Di sini Luna sekarang, duduk di sofa ruang tamu. Pertama luna cek panggilan masuk. Tertera nama seseorang di sana panggilan masuk pada pukul 5lina sore. Itu kan, waktu Bram akan pulang dari kantor. Yang Bram mengatakan kalau itu panggilan dari teman kantornya, melainkan seorang perempuan yang bernama Vanessa.
"Siapa dia sebenarnya? dan untuk apa ia mengajak Mas Bram? hingga Mas Bram sampai membohongiku, sudah itu panggilan darinya terlalu sering. Dan setiap kali mendapat sambungan telepon darinya, Mas Bram selalu beralasan lembur.
Tak membuang waktu lama, Luna segera membuka aplikasi berwarna hijau, dan benar isi chat teratas tertulis nama Vanessa. foto profilnya boneka. Luna langsung membuka isi chat mereka.
"Mas, jangan lupa nanti malam datang ke rumah ya, Aku kangen nih."
"Iya sayang, nanti setelah pulang kerja aku ke sana."
Luna menutup mulutnya rapat-rapat agar tak ada suara lolos dari mulutnya. Karena tersentak saat membaca cat janjian mereka, seketika terasa nyeri di hati ini. Melihat suaminya menyebut kata sayang pada perempuan lain. Tak ada chat lain selain dua chat itu. Mungkin chat sebelumnya sudah dihapus oleh Bram.
Selain chat dengan Vanessa, tak ada lagi yang menurutnya aneh. Dari aplikasi itu, beralih ke aplikasi berwarna biru. Baru saja luna klik aplikasi warna biru itu, sebuah notifikasi terlihat pada jendela layar. Sebuah cat pesan dari messenger Vanessa masuk.
"Mas, Terima kasih ya untuk semalam, kamu luar biasa." Disertai dengan emoticon kiss dan gambar hati.
Ketika pandangan mata luna meremang, dipenuhi oleh bulir bening yang menyisakan keluar dari sarangnya.
Air bening mengalir begitu deras di wajah cantik Luna. Seiring dengan suasana hati yang perih bak tertusuk sembilu. Sakit dan perih itu yang luna rasakan.
Luna tidak membuka notifikasi itu, hanya membaca dari tirai layar ponsel milik suaminya Bram. Luna tak ingin Bram curiga kalau Luna telah membuka ponselnya.
"Entah Apakah ini sebuah musibah atau sebuah anugerah. Yang jelas Allah masih sayang pada Luna, Allah telah tunjukkan pada Luna karena beberapa hari belakangan ini luna sibuk mencari kesalahan apa yang ia lakukan pada Bram atas perubahan sikapnya. Kini semua telah Allah tunjukkan mengapa ia berubah, rupanya ini jawabannya.
Setiap kali Luna bertanya kepadanya Bram selalu mengatakan lembur, tapi setiap kali Luna mencari tahu mengecek ke kantor tak pernah Bram lembur di kantor. Apa mungkin Bram di rumah wanita itu? jawabannya hanya Bram yang mengetahuinya. Tapi dari isi chat yang dibaca oleh Luna, kalau selama ini Bram berada di rumah wanita itu.
Luna mendongakkan kepalanya. Dalam hati Luna terus beristighfar, sembari menata hati.
"Apakah kau sudah bosan denganku Mas? hingga kau berpaling pada wanita lain.
" Apakah rumah tangga kita selama sepuluh tahun ini harus hancur karena pengkhianatan mu mas!
" Apakah kau lupa saat kita dulu mulai semuanya dari nol? hingga kini kau sukses seperti sekarang ini?
" Apakah kau lupa aku menentang seluruh keluargaku untuk dapat menikah denganmu, karena aku sangat mencintaimu?
"lantas saat kau sudah sukses dan bekerja di perusahaan pamanku, dan jabatanmu sudah tinggi di sana kamu telah terbuai dengan wanita lain?"
"Tidak! aku tidak rela kau mencampakkan aku begitu saja mas!" batin Luna geram.
Luna melanjutkan mengecek media sosial berwarna biru akun sosial suaminya. Dan berselancar Di sana, Ia terus menggulir layar ponsel suaminya tak ada postingan suaminya yang ganjal. Ibu jari Luna kemudian mengerahkan pada fitur kembali ke messenger
Seketika mata Luna membulat sempurna. Melihat chat suaminya yang dengan seorang wanita bernama Vanessa. Yang Luna yakini Dia adalah orang yang sama.
"Mas kapan kamu akan menceraikan istrimu?
"Aku akan memikirkannya nanti, selagi dia belum curiga, Tak perlulah buru-buru menceraikannya."
"Tapi aku mau memilikimu seutuhnya Mas!"
"Iya sayang, kamu yang sabar ya nanti akan Mas urus dulu."
"Iya, tapi jangan lama-lama ya. Aku sudah tidak sabar ingin bersanding denganmu."
Itu rentetan isi chat mereka. Hati Luna semakin sakit bagai tertusuk duri tajam bertubi tubi. Istri mana yang tak sakit hati mendapati suami yang di cintanya telah berpaling pada wanita lain. Semua bukti ini sudah cukup jelas bagi luna. Sudah cukup memberi jawaban atas perubahan sikap Bram.
lalu Luna screenshot semua pesan Whatsapp dan pesan messenger yang masuk ke layar ponsel suaminya. Lalu ia kirimkan ke layar ponselnya untuk bukti-bukti kelak jika diperlukan. Kemudian ia menghapus seluruh yang dikirimkan oleh Luna dan screenshot yang ia ambil sendiri, agar Bram tidak mengetahuinya.
Luna segera masuk ke kamar dan meletakkan kembali ponsel ke atas nakas. Jam dinding menunjukkan pukul 24.03 tengah malam , Luna mengambil wudhu dan menunaikan sholat tahajud sholat sunnah yang sering luna kerjakan selama ini.
Usai melaksanakannya hatinya merasa tenang. Dalam kedamaian Luna bersujud. bermunajat memohon pada sang khalik sang pemilik hati agar luna kuat demi anaknya Khairul.
Pagi hari seperti biasa jam 06.30 pagi, Luna sudah menghidangkan makanan di meja makan. Sengaja Luna lebih banyak diam tak banyak bicara seperti biasanya. Luna mencoba cuek pada Bram. Kalau dia bisa seperti itu, kenapa aku nggak! yang penting Luna sudah melaksanakan kewajibannya menyiapkan makanan untuknya, meskipun rasanya tidak setulus sebelumnya.
Bersambung.....
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓🙏
JANGAN LUPA TEKAN, FAVORIT, LIKE, COMMENT, VOTE, DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏💓
JANGAN LUPA MAMPIR KE KARYA MORATA YANG BARU TERBIT." MENJANDAKAN ISTRI DEMI JANDA"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Uci
yang sabar ya luna
2023-04-07
0
Sunarti
bermain dng cantik Luna utk mengetahui kebusukan suami mu
2023-03-28
1