Bab 02 Tragedi berdarah bag 1

Di sebuah rumah besar nampak seorang wanita cantik sedang duduk di sebuah taman dihalaman belakang. Dia adalah anak kedua dari keluarga Gerald. Paling cantik, paling kaya dan juga paling baik diantara para saudaranya yang lain. Juga yang memiliki nama tanpa memakai nama besar keluarganya.

Sena Aulina Sanca, wanita yang merupakan mama dari Arcila tersebut menghabiskan banyak waktunya ditaman belakang. Taman yang nampak asri dengan banyaknya pepohonan serta bunga bunga yang ditanamnya dengan tangannya sendiri.

Sejak kepergian sang suami, Sena memilih menyibukkan dirinya ditaman tersebut. Tempat dimana dirinya bertemu dan berpisah dengan sang suami kala itu.

Perusahaan besar yang dimilikinya dia biarkan sang kakak mengurusnya. Lagipula, kakaknya adalah orang yang tepat untuk memikul beban tanggungjawab tersebut mengingat dia yang paling tua dan juga punya pengalaman.

Kepergian sang suami yang mendadak disaat kelahiran Arcila membuat Sena harus menjalani harinya dengan susah paya. Meski mendapatkan dukungan dari keluarga besarnya. Namun Sena tetap merasa kehilangan.

"Kau masih disini? bukankah akan ada rapat pemegang saham sebentar lagi?"

"Biarkan saja kakak yang Dody yang mengurusnya, ma. Aku yakin dia mampu untuk itu, lagipula, Kak Gio pasti akan memantaunya dari sana." Sena tersenyum, menatap lembut sang mama yang semakin terlihat tua.

Wanita itu mengelus lembut rambut putri keduanya tersebut dengan sayang. Hal yang terkadang membuat iri ketiga saudaranya yang lain. Meski mereka sudah dewasa dan menjalani kehidupan masing-masing. Namun prilaku kedua orang tuanya terasa berbeda mereka rasakan meski semua tak seperti yang mereka bayangkan selama ini.

"Ya sudah, kalau begitu jangan lupa beristirahat. Mama lihat sejak pagi kau betah berada disini. Kau juga harus menjaga kesehatanmu sendiri."

"Iya, ma." Sena tersenyum. Menatap punggung sang mama yang semakin menjauh darinya. Wanita tersebut menatap ke arah sebuah kolam kecil dengan patung ular yang berada ditengahnya sebelum beranjak untuk masuk ke dalam rumah.

*

*

*

"Bagaimana, apa semua sudah siap? ingat jangan sampai gagal karena ini adalah jalan satu satunya yang kita punya." Seorang lelaki tengah melakukan panggilan telfon entah dengan siapa.

Cerutu ditangannya nampak mengepulkan asap setelah lelaki tersebut menghirup benda bernikotin tersebut dengan nikmat. Sebuah senyum tersungging di bibirnya.

Sudah sejak lama dirinya menunggu hingga kesempatan tersebut mulai terlihat dihadapannya.

*

*

*

Arcila menguap pelan, gadis cantik tersebut Mengernyapkan matanya perlahan. Menyesuaikan pandangan matanya yang kemudian terbelalak kaget ketika menyadari dirinya masih berada di dalam mobil Arsen. Tapi di mana pemuda itu?

Arcila menggerakkan badannya yang sedikit kaku, kemudian mulai mencari keberadaan ponselnya untuk menghubungi Arsen. Sudah menjadi kebiasaan baginya, setelah sesuatu yang entah apa muncul dalam dirinya maka tubuh Arcila akan lemas untuk beberapa waktu hingga membuat gadis tersebut tertidur tanpa tahu tempat. Itulah yang membuat Arsen selalu berusaha berada disisi nonanya itu.

"Nona sudah terbangun?" Suara Arsen mengagetkan Arcila yang sedang fokus. Gadis itu memicing namun tak serta merta membuat Arsen takut. Dimatanya, Arcila sangat menggemaskan masih seperti dulu ketika mereka sama-sama masih kecil.

Pemuda itu tersenyum tipis ketika melihat Arcila keluar dari dalam mobil dan masuk ke dalam restoran. Perutnya sudah terasa sangat lapar sejak beberapa jam yang lalu.

Arsen mengikuti langkah Arcila, wajahnya yang semula tersenyum kembali dibuat datar. Dia hanya ingin menunjukkan senyumnya pada Arcila seorang. Sesuai pesan sang ayah yang selalu diucapkan lelaki paruh baya tersebut padanya. Dia yang kehilangan ibunya semenjak lahir merasa berhutang budi dengan Nyonya Sena yang telah menganggap dirinya juga sebagai anak sama seperti Arcila.

Memendam cinta pada Arcila mungkin adalah satu kesalahan terbesar yang dia lakukan. Namun Arsen tak pernah menyesali perasaan tersebut. Dia hanya menyinta bukan hadir menjadi seorang yang mengharuskan Arcila menerima cintanya.

"Saya sudah memesan makanan untuk, Nona." Arsen membawa Arcila duduk di sebuah meja pojok direstoran tersebut.

Dua cup es krim dengan rasa strawberry dan coklat segera diantar oleh pelayan ketika keduanya baru saja duduk. Arcila tersenyum manis. Tak menunggu lama, gadis cantik tersebut segera menikmati makanan manis yang lumer dimulutnya tersebut dengan nikmat.

Tak berapa lama makanan yang dipesan oleh Arsen pun datang. Binar mata Arcila kembali terlihat. Perutnya semakin meronta ingin cepat diisi. Namun belum sempat keduanya menikmati makannya, dering ponsel Arsen mengalihkan fokus mereka.

"Ya ayah." Pemuda tersebut segera menjawab panggilan dari sang ayah. Namun anehnya, lelaki disebrang sana hanya sempat mengucapkan beberapa kata sebelum suaranya hilang tak lagi terdengar.

"Hallo ayah, ayah." Arsen berusaha beberapa kali menghubungi ayahnya kembali namun lelaki tersebut tak lagi bisa dihubungi.

"Ada apa?" Arcila yang sejak tadi menatap Arsen kemudian bertanya.

"Entah, non." Arsen menjawab singkat dengan tangannya yang masih sibuk mencoba menghubungi sang ayah.

"Paman bilang apa?"

"Ayah hanya mengatakan..." Arsen terdiam, menatap Arcila yang balik menatapnya bingung.

"Bilang apa? kenapa malah diam Arsen."

"Ayah meminta kita untuk tidak pulang saat ini dan menyuruhku membawa Nona pergi." Arsen berujar pelan.

"Kenapa begitu? apa ada hal buruk yang terjadi dirumah? bagaimana dengan nenek dan mama." Arcila menjadi sedikit panik.

Arsen terdiam sesaat. Pemuda itu nampak mengkaitkan segala hal yang terjadi beberapa hari ini. Gelagat aneh sang ayah dan juga banyaknya wajangan yang disampaikan padanya terkait dengan keselamatan Arcila. Serta firasatnya sejak pagi yang memang terasa tak baik baik saja.

"Nona, kita pergi dari sini!!" Arsen menarik pelan lengan Arcila yang kembali menatapnya bingung.

"Kita keluar dulu dari sini, setelah itu kita pikirkan hal lainnya. Nona tolonglah, untuk kali ini Nona percaya sama saya." Arsen mengajak Arcila masuk kedalam mobil.

Dengan cepat pemuda tersebut menghidupkan mobilnya. Namun sebelum itu, Arsen mematikan ponsel nya dan juga Arcila dan menyimpan ke dua benda tersebut dalam saku jaketnya.

"Kita mau kemana?" Arcila yang baru kali ini melihat wajah serius Arsen tentu saja takut. Namun dia percaya pemuda disampingnya tersebut tak akan mencelakai dirinya.

"Kita cari tempat yang aman terlebih dahulu. Setelah itu kita cari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Kita tak bisa langsung pulang dalam keadaan begini, Nona pasti paham dengan apa yang ayah katakan tadi." Arsen memutar kemudinya,memilih jalan kecil untuk bisa keluar dari kota. Setidaknya dia harus mencari jarak aman dari segala jangkauan orang-orang yang tak dia ketahui siapa dan keberadaannya.

Dua hari yang lalu. Ayahnya, pelayan tua Andres yang menjadi kepercayaan tuan besar dan nyonyanya untuk melayani keluarga itu. Mengajak Arsen untuk melintasi tempat ini, dia juga menunjukan sebuah rumah yang tak begitu besar sebagai tempat yang dikatakannya aman jika suatu saat ada hal buruk terjadi.

Ayahnya juga berpesan, agar Arsen selalu berada disekitar Arcila mulai saat itu. Hal itu pula yang membuat Arsen lebih memilih untuk bolos kuliah dan menuruti permintaan sang ayah.

Mobil yang dipakainya saat ini pun seolah telah disiapkan oleh ayahnya untuk dia bawa pergi. Yang Arsen tahu, semua mobil dan kendaraan lain yang digunakan keluarga Gerald dilengkapi dengan peralatan canggih. Dan sang ayah selalu memintanya untuk berganti mobil jika hendak keluar.

Di sebuah cafe kecil yang dia tahu masih milik kerabatnya itulah. Arsen menitipkan mobil keluarga Gerald dan berganti dengan mobil yang telah dipersiapkan oleh ayahnya.

"Ayah, aku tak yakin dengan apa yang ayah lakukan sebelumnya. Tapi kini aku sedikit mengerti, jika memang ada sesuatu yang tak bisa ayah jelaskan padaku selama ini. Ayah berjanjilah untuk tetap bertahan dan temui aku setelah ini." Arsen mengusap kasar wajahnya.

Terpopuler

Comments

⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈

⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈

ada kejadian apa di rumah arcila

2023-03-07

16

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!