Masalah Adik Ipar.

Lebih cepat dari perkiraan dokter, kini Adam sudah diperbolehkan pulang dan harus tetap cek up secara berkala.

Segala syukur aku panjatkan, atas kesehatan Adam yang sudah pulih.

Sesampainya di rumah dan terkejut melihat mas Satria yang sudah menyiapkan kamar khusus untuk Adam.

Adam yang melihat kamar baru nya sangat bahagia, terlebih-lebih mas Satria memberikan mainan dan pakaian yang baru.

Setelah Adam tertidur, lalu aku pergi ke kamar untuk menyusul mas Satria yang saat ini berada di kamar.

"terimakasih ya mas untuk perhatiannya, maaf karena terlalu sibuk mengurus Adam."

"sini duduk."

Pinta mas Satria dengan lembut, yang memintaku untuk duduk di pinggir ranjang.

"Seperti yang mas sampaikan kemarin itu, setelah selesai mengurus Adam, barulah kita mengurus urusan kita.

Adam sudah di rumah ini, jadi apa kamu sudah siap melakukan proses bayi tabung?"

"Sarah bersedia mas, apakah mas tetap memilih klinik itu atau ganti klinik?

Kalau Sarah ngak masalah jika mas ganti klinik."

"mas ngak ganti klinik, kita pilih klinik itu saja. bisa besok kita mulai?"

Aku hanya mengangguk setuju, dan tiba-tiba saja mas Satria memelukku.

Lalu mas Satria melepaskan pelukannya dan memintaku untuk mandi.**

Pagi sudah tiba dan langsung beres-beres dan bersiap, terlebih dahulu mengurus keperluan kami dan kemudian mengurus Adam.

Sebelum pergi bersama mas Satria, aku menitipkan Adam kepada mpok Surti.

Satu jam lebih dalam perjalanan dan akhirnya kami tiba di klinik tersebut. ambil nomor antrian, cek suhu tubuh, berat badan dan juga tensi.

Selanjutnya kami langsung berhadapan dengan dokter Supriadi.

"baik bapak, apakah sudah menghabiskan vitamin yang saya resep kan?"

Astaga.....

Pasti lupa, biasanya aku menyiapkannya untuk mas Satria, tapi karena Lyra mengganggu Adam sehingga aku mengabaikan mas Satria.

"lupa dokter, karena biasanya istriku yang selalu mengingatkan untuk minum vitamin itu.

Karena ada masalah keluarga yang menyita perhatian istriku, sehingga saya sedikit terabaikan."

"tidak masalah bapak, nanti saya resepkan lagi. baiklah kalau begitu, sekarang kita melakukan tahap pertama yaitu uji air mani untuk kedua kalinya, setelah itu tes kadar hormon dalam tubuh."

"bukannya kemarin itu sudah tes air mani ya dok?"

"benar pak, tapi kita harus memastikan ulang dan melakukan pendaftaran ulang untuk bapak dan ibu.

Sebab kemarin itu belum di daftarkan, karena kami masih harus menunggu keputusan bapak dan ibu."

Mas Satria nurut, lalu aku menemani ke ruang onani atau ruangan masturbasi, dan aku hanya diperbolehkan sampai di ruang tunggu saja.

Setelah selesai mengambil air mani nya, lalu diserahkan kepada perawat. kemudian lanjut pengambilan sempel darah.

Sempel darah mas Satria dan juga Sempel darah dariku, kini sudah di kumpulkan oleh perawat.

Lalu mas Satria dibawa ke suatu ruangan, dan aku hanya menunggu nya di ruang tunggu.

Akhirnya selesai juga dan kemudian kami menghadap ke dokter Supriadi.

"Untuk hasil tes air mani bapak masih sama, dan esok akan keluar tes kadar hormon.

Jadi hari ini saya meresepkan vitamin untuk bapak terlebih dahulu.

Bu Sarah, tolong diperhatikan suaminya ya. tetap semangat dan terus berusaha."

Ujar dokter Supriadi, lalu memberikan resep vitamin untuk kami tebus di apotik klinik ini.

Kemudian kami berdua langsung pulang ke rumah, agar mas Satria bisa istirahat.

Sesampainya di rumah, dan nyatanya pasti tidak akan bisa tenang. karena sudah ada Rizal bersama pacarnya yang hamil duluan.

Kedatangan pacarnya Rizal, yang ditemani oleh kedua orangtuanya Desi, yang meminta pertanggungjawaban terhadap Rizal dan keluarganya.

Semakin rumit ini, padahal mas Satria harus istirahat total.

"ada apa ini rame-rame?"

Seketika kedua orangtuanya Desi, langsung menoleh mas Satria dengan tatapan yang kesal.

"kami berdua adalah orang tuanya Desi, kami ke sini memintak pertanggungjawaban Rizal.

Saya tidak melihat niat baik dari pak Diman, selaku orang tua dari Rizal. apa perlu kita membawa ini ke jalur hukum?"

Ucap ayah Desi dengan tegas, terlihat sorot matanya yang kecewa terhadap putrinya itu dan terlebih-lebih kepada ayah mertua.

"Rizal, kenapa kamu ngak datang ke kantor? atau kamu sengaja mau mempermainkan pacar mu yang sudah hamil itu?"

Rizal menolah mas Satria dengan tatapannya yang tajam.

"Rizal ngak mau kerja sebagai pegawai rendahan seperti itu, mas kan pemilik perusahaan itu, apa salahnya memberikan jabatan yang layak untuk Rizal?"

"dasar benalu? di kasih hati mintak jantung.

mangnya kau bisa apa? tamat SMA pun ngak? apa keahlian mu? berpoya-poya? mati aja kau."

Bapak mertua langsung berdiri dan menghampiri mas Satria, mereka berdua sedang beradu mata.

"kenapa? ngak terima kalau anak mu saya sebut benalu?

ngak ada bedanya sama kamu, di kasih hati mintak jantung, modal telor doang."

"cukup....."

Teriak ibu mertua, sorot matanya yang menyeramkan kini mengarah kepadaku.

"saya tidak butuh perdebatan kalian, begini saja. saya akan membawa Rizal bersama kami, dan tentunya Rizal akan bekerja di perusahaan saya.

Terserah saya berikan pekerjaan apapun, yang penting Rizal bekerja. termasuk jika sebagai cleaning servis sekalipun.

Besok, saya tunggu kedatangan kamu Rizal. jika kamu tidak ke rumah, maka polisi yang akan menjemput mu."

Kedua orangtuanya Desi, langsung pergi dengan membawa putrinya.

"tolonglah ayah, Rizal ngak mau tinggal serumah dengan orangtuanya Desi. papa Desi itu mantan preman.

Bisa-bisa nanti Rizal jadi abu disana, tolong selamatkan Rizal ayah."

"kamu coba aja dulu Rizal, ayah juga tidak punya pilihan lain."

Rizal terus merengek kepada ayahnya, dan tatapan ayahnya mengarah kepada mas Satria yang menginginkan sesuatu darinya.

Mas Satria melangkah ke arah kamar, dan aku mengikutinya dari belakang.

Lalu aku belok ke arah dapur, untuk mengambil makanan dan minuman untuk mas Satria.

"Baguslah kalau non bawa ke kamar, kondisi ini kurang kondusif. kalau Adam sudah mpok kasih makan.

Tadi sudah tidur, non urus nak Satria aja ya. ini juga mpok menyiapkan semuanya."

"terimakasih ya mpok."

Mpok Surti langsung menyiapkan makanan dan minuman untuk aku bawa ke kamar, dan setelah itu melangkah ke arah kamar.

Lagi-lagi tatapan ibu mertua sangat menyeramkan yang mengarah ke arahku.

"mas mau mandi atau makan malam?"

"yuk makan aja, Adam sudah makan?"

"sudah mas, tadi sama mpok Surti."

Lalu kami berdua makan di kamar ini, selama hidup, aku belum pernah makan di dalam kamar.

Tapi karena kondisi rumah yang tidak kondusif dan akhirnya bersama suami harus makan di dalam kamar.

Selesai makan malam, lalu memberikan vitamin yang di resepkan oleh dokter Supriadi untuk mas Satria.

Setelah itu mas Satria ke kamar mandi, sementara aku merapikan piring bekas makanan kami tadi dah membawa ke dapur.

Terpopuler

Comments

ADIKUASA PN

ADIKUASA PN

waktu tinggal sama mertua, aku selalu makan di kamar.
karena mulut mertuaku sangat luar biasa.

2023-03-11

2

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan.
2 Perjanjian
3 Aneh
4 Perih
5 Cek Up
6 Stres.
7 Keluarga yang Rumit.
8 Konsultasi Lagi
9 Kesempatan Bicara.
10 Arisan Keluarga.
11 Mas Satria mengalami Spermatozoa.
12 Perseteruan.
13 Masalah yang Bertambah.
14 Memberikan Pelajaran.
15 Masalah Adik Ipar.
16 Kegaduhan di Pagi Hari.
17 Kelihaian Lidah Ibu Mertua.
18 Siapa Sebenarnya yang Sakit?
19 Rahasia Keluarga.
20 Siapa yang Butuh?
21 Sikap yang Berbeda.
22 Sulit di Pahami.
23 Kebohongan yang Terungkap.
24 Tamparan.
25 Mertua Cerai.
26 Keluarga yang Lain.
27 Ada yang Aneh.
28 Makian itu Lagi.
29 Mencoba Menghalau Serangan Makian.
30 Titipan Dari Almarhumah Ibu Mertua.
31 Penghargaan.
32 Untuk Pertama Kalinya Merasa Bahagia
33 Produk Insani.
34 Bekerja.
35 Pertikaian Dengan Ibu Mertua.
36 Mas Satria Bertindak.
37 Set Perhiasan Bersejarah.
38 Mas Satria Memenuhi Janjinya.
39 Teka-teki Ruangan Almarhumah Ibu Lila.
40 Tentang Almarhumah.
41 Strategi.
42 Sang Ibu Mertua Hobi Berbohong.
43 Mertua Minggat dari Rumah.
44 Kelakuan Friska.
45 Kelakuan Nyleneh.
46 Luka Dan Lebam.
47 Kecewa.
48 Melabrak.
49 Rizal Menceritakan Istrinya.
50 Bertemu Mantan Pacar Satria.
51 Teratozoospermia
52 Memulai dari Awal.
53 Senyuman Mas Satri.
54 Ribut Karena Ferdinand.
55 Kasus Parasit di Lila Group.
56 Bertemu Dengan Istri Rizal.
57 Hadiah dari Desi.
58 Penghiburan.
59 Menguak Rahasia.
60 Kedatangan Mantan Istri Siri.
61 Kenyataan Yang Pahit.
62 Mengungkap Uneg-uneg.
63 Memilih Meninggalkan mas Satria.
64 Penyesalan Seorang Ayah.
65 Menikahi Neni.
66 Rapat Pemegang Saham.
67 Kejutan.
68 Sudah Terlanjur.
69 Rehabilitasi.
70 Masih Bingung.
71 Terbelenggu Dalam Kebodohan.
72 Gelap Mata.
73 Derita Dari Mama.
74 Parah.
75 Lenyap.
76 Berita Duka.
77 Kisah Dari Mendiang ibu Lila.
78 Pria Bodoh.
79 Keluar Dari Fasilitas.
80 Sungguh Mengagetkan.
81 Masih Tetap Bodoh.
82 Dasar Impoten.
83 Tetap Pada Pendirian.
84 Anakku Lahir dan Kembar.
85 Konferensi Pers.
86 Permohonan Maaf.
87 Bertemu Dengan Neni
88 Pengakuan Yang Aneh.
89 Rahasia Yang Mulai Terkuak.
90 Pengakuan Cinta.
91 Belajar Untuk Menerima Kenyataan.
92 Menerima Kembali.
93 Bersatu Kembali.
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Pertemuan.
2
Perjanjian
3
Aneh
4
Perih
5
Cek Up
6
Stres.
7
Keluarga yang Rumit.
8
Konsultasi Lagi
9
Kesempatan Bicara.
10
Arisan Keluarga.
11
Mas Satria mengalami Spermatozoa.
12
Perseteruan.
13
Masalah yang Bertambah.
14
Memberikan Pelajaran.
15
Masalah Adik Ipar.
16
Kegaduhan di Pagi Hari.
17
Kelihaian Lidah Ibu Mertua.
18
Siapa Sebenarnya yang Sakit?
19
Rahasia Keluarga.
20
Siapa yang Butuh?
21
Sikap yang Berbeda.
22
Sulit di Pahami.
23
Kebohongan yang Terungkap.
24
Tamparan.
25
Mertua Cerai.
26
Keluarga yang Lain.
27
Ada yang Aneh.
28
Makian itu Lagi.
29
Mencoba Menghalau Serangan Makian.
30
Titipan Dari Almarhumah Ibu Mertua.
31
Penghargaan.
32
Untuk Pertama Kalinya Merasa Bahagia
33
Produk Insani.
34
Bekerja.
35
Pertikaian Dengan Ibu Mertua.
36
Mas Satria Bertindak.
37
Set Perhiasan Bersejarah.
38
Mas Satria Memenuhi Janjinya.
39
Teka-teki Ruangan Almarhumah Ibu Lila.
40
Tentang Almarhumah.
41
Strategi.
42
Sang Ibu Mertua Hobi Berbohong.
43
Mertua Minggat dari Rumah.
44
Kelakuan Friska.
45
Kelakuan Nyleneh.
46
Luka Dan Lebam.
47
Kecewa.
48
Melabrak.
49
Rizal Menceritakan Istrinya.
50
Bertemu Mantan Pacar Satria.
51
Teratozoospermia
52
Memulai dari Awal.
53
Senyuman Mas Satri.
54
Ribut Karena Ferdinand.
55
Kasus Parasit di Lila Group.
56
Bertemu Dengan Istri Rizal.
57
Hadiah dari Desi.
58
Penghiburan.
59
Menguak Rahasia.
60
Kedatangan Mantan Istri Siri.
61
Kenyataan Yang Pahit.
62
Mengungkap Uneg-uneg.
63
Memilih Meninggalkan mas Satria.
64
Penyesalan Seorang Ayah.
65
Menikahi Neni.
66
Rapat Pemegang Saham.
67
Kejutan.
68
Sudah Terlanjur.
69
Rehabilitasi.
70
Masih Bingung.
71
Terbelenggu Dalam Kebodohan.
72
Gelap Mata.
73
Derita Dari Mama.
74
Parah.
75
Lenyap.
76
Berita Duka.
77
Kisah Dari Mendiang ibu Lila.
78
Pria Bodoh.
79
Keluar Dari Fasilitas.
80
Sungguh Mengagetkan.
81
Masih Tetap Bodoh.
82
Dasar Impoten.
83
Tetap Pada Pendirian.
84
Anakku Lahir dan Kembar.
85
Konferensi Pers.
86
Permohonan Maaf.
87
Bertemu Dengan Neni
88
Pengakuan Yang Aneh.
89
Rahasia Yang Mulai Terkuak.
90
Pengakuan Cinta.
91
Belajar Untuk Menerima Kenyataan.
92
Menerima Kembali.
93
Bersatu Kembali.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!