Masalah yang Bertambah.

Desi dipersilahkan oleh mpok Surti untuk duduk, jujur saja. aku kasihan melihatnya berada disini.

"ini karena kamu Satria, coba saja Rizal dan Lyra bisa tinggal disini sehingga gampang untuk mengontrol mereka."

"lah kok saya, itukan anak mu. apa urusannya sama Ku."

Ayah mertua terlihat begitu murka, tapi sepertinya dia tidak berdaya menghadapi mas Satria.

"Rizal....

kamu harus bertanggungjawab, nikahi pacar mu ini."

"Rizal pengganguran ayah, bagaimana Rizal bisa menafkahi keluarga nantinya?"

"gampang, kamu kerja saja sebagai cleaning servis di kantor.

Karena kamu tidak punya keahlian, SMA saja ngak kelar."

Ayah mertua dan istrinya serta Rizal langsung menolah ke arah mas Satria, sepertinya ucapan mas Satria membuat mereka semakin marah

"kamu tega melihat adik mu sendiri sebagai cleaning servis di kantor mewah itu?"

"kenapa ngak? masa langsung jadi menager? saya yakin kalau Rizal ini tidak bisa mengoperasikan komputer.

Jika hanya mengandalkan tampang saja, lebih baik jadi model, tapi apa iya bisa jadi model dengan kemampuan nya yang pas-pasan?"

Terlihat suasana semakin memanas karena jawaban mas Satria kepada ayahnya.

"jika setuju jadi cleaning servis, datang besok ke kantor, dan saya akan membiayai biaya pernikahan Rizal bersama pacarnya itu.

Tapi tidak resepsi ya, hanya akad nikah saja, yang penting sah."

Ucap mas Satria, lalu beranjak pergi ke arah kamar.

Lalu aku mengikuti mas Satria ke kamar, akan tetapi sang ibu mertua mencegat ku.

"kamu harus bantu, sekarang berikan kartu kredit mu itu.

ibu butuh uang untuk membeli perlengkapan bayi, sini serahkan kartu kredit itu?"

hmmmm......

Batuk yang sengaja dibuat oleh mas Satria dan akhirnya sang ibu mertua berhenti mendesak untuk mendapatkan kartu kredit dariku.

Lalu aku menyusul mas Satria masuk ke dalam kamar, dan langsung menyiapkan handuk untuk mas Satria.

Tidak berapa lama kemudian mas Satria sudah keluar dari kamar mandi dengan mengenakan handuk di pinggangnya.

Pakaian nya sudah aku siapkan dan mas Satria langsung mengenakan pakaian tersebut.

"mas sudah makan? mau makan apa mas?"

"ntar aja, tunggu Rizal dan pacarnya pulang baru kita makan."

Setelah mengatakan demikian, lalu aku ke kamar mandi.

Selesai mandi lalu berpakaian, terlihat mas Satria sedang memainkan handphone nya.

"sepertinya Rizal dan pacarnya sudah pulang mas, yuk kita makan!"

Beranjak dari ranjang dan kami berdua keluar kamar.

Setelah menyajikan makanan dan minuman untuk mas Satria, lalu kami berdua mulai makan yang ditemani oleh mpok Surti.

"Satria...

masa kamu tega melihat adikmu sebagai pegawai rendahan di kantor? apakah kamu ngak punya hati?"

prak.... prak.....

Sendok diletakkan oleh mas Satria dengan kasar ke piring, dan kemudian menatap tajam ke arah ayahnya yang baru datang bersama ibu tirinya.

"sudah berapa kali saya sampaikan, kalau anak-anak ayah itu bukan urusan ku.

Dulu almarhumah mama berpesan, agar tidak memberikan apapun kepada anak-anak mu. ayah harus ingat, kalau semua harta kekayaan ini adalah milik almarhumah mama.

Ayah bersyukur dong, masih diberi saham sebanyak dua persen untuk memenuhi istri dan anak-anak mu.

jangan ngelunjak ya, seharusnya bersyukur kalau Rizal saya terima kerja di kantor.

Kalau ayah keberatan silahkan cari kerja yang lain untuk Rizal, saya tidak memaksanya."

Ujar mas Satria lalu pergi entah kemana, kini tinggallah diriku bersama ayah dan ibu tirinya mas Satria.

"Sarah.....

tolong bujuk suami mu ya, masa tega melihat adiknya kerja sebagai pegawai rendahan.

apa kata orang nanti? masa anakku kerja sebagai cleaning servis?

Tolong bantu ayah ya."

Hanya mengganguk untuk menjawabnya agar aku bisa cepat pergi dari meja makan ini, walaupun sebenarnya perut ini masih lapar.

drrrt..... drrrt..... drrt.....

Handphone ku bergetar dan ada panggilan masuk, setelah aku cek dan ternyata itu dari rumah sakit.

Dokter menyuruhku untuk segera ke rumah sakit, karena ada yang menggangu Adam.

Dengan terburu-buru ke rumah sakit, dan hanya mengambil tas kecil milikku, lalu naik taksi online.

Berhubung jalanan tidak terlalu macet, sehingga aku bisa tiba lebih cepat ke rumah sakit.

"kak....

wanita itu hendak menusuk perut Adam, dia seram sekali."

Ucap Adam dengan nada suaranya yang bergetar karena masih syok dan ketakutan, setelah agak tenang.

Adam dipindahkan ke ruangan VVIP, dengan harapan kejadian yang sama tidak terulang lagi.

Adam sudah disuntikkan obat penenang dan akhirnya bisa tertidur, lalu dokter jaga dan empat security bersama nya.

"maaf ibu, kami sudah mengecek sisi tv. barangkali ibu mengenal siapa pelakunya."

Ujar dari salah satu security itu, lalu aku mengikuti mereka ke ruang kontrol keamanan.

Tampilkan sisi tv menunjukkan kalau Lyra lah pelakunya, dan sangat jelas terlihat bahwa Lyra membawa pisau ke ruangan Adam.

Lalu aku memintak video itu, setelah menerimanya lalu mengirimkannya ke mas Satria.

drrrt..... drrrt.... drrrt.....

Handphone ku kembali berdering dan ternyata mas Satria yang menghubungi Ku.

'tenang aja ya, polisi akan segera memburunya.

malam ini kamu jaga Adam aja, usahakan Adam tenang, setelah itu baru kita selesaikan masalah kita.'

Sambungan telpon dari mas Satria berakhir begitu saja, tapi setidaknya mas Satria masih ada kepedulian terhadap Ku.

"dokter...

ini bukannya mbak Siska dan mbak Risa ya? perawat yang berada di kelas VIP?"

Ujar seorang security kepada dokter yang ikut bersama kami ke ruang kontrol ini, dan teringat seketika bahwa kedua perawat itu pernah mengatai ku sebagai penjual daging.

Dalam tampilan sisi TV, terlihat Lyra. adik tiri mas Satria ngobrol dengan kedua perawat itu, perawat yang pernah aku adukkan kepada dokter jaga saat itu.

Hal itu dikarenakan, kedua perawat itu mengatai sebagai wanita murahan alias penjual daging.

Tidak berapa lama security berhasil mengamankan kedua perawat itu dan sudah tiba di ruang kontrol ini.

"ibu Siska dan bu Risa, kenapa kalian berdua bisa terlibat?"

Dokter itu bertanya dengan tegas kepada kedua perawat yang sudah menunduk ketakutan.

"Kalian berdua jelas mengetahui kalau ruangan VIP itu terkenal dengan pelayanan kemanan.

Bahkan kalian berdua berusaha untuk bisa ditempatkan di lantai VIP, tapi apa yang telah kalian lakukan?"

Mereka berdua tetap diam tak bergeming, walaupun gertakan dari dokter dan hal itu tidak membuat mereka bicara.

Handphone kemudian bergetar dan ada pesan masuk dari mas Satria.

Mas Satria mengabari kalau Lyra sudah ditangkap polisi, dan kabar tersebut langsung aku tunjukkan kepada kedua perawat itu.

"maafkan kami berdua dokter, kami berdua yang memberitahukan kepada mbak itu ruangan pasien leukemia itu.

Kami berdua mendapatkan uang sebanyak dua juta rupiah per orang.

Jujur aku melakukannya karena sakit hati dengan wali pasien ini, dia melaporkan sikap kami berdua kepada dokter ketika mengatai nya sebagai perempuan murahan."

Itulah pengakuan perawat yang bernama Siska itu, terlihat dokter itu menghela napas panjangnya.

Episodes
1 Pertemuan.
2 Perjanjian
3 Aneh
4 Perih
5 Cek Up
6 Stres.
7 Keluarga yang Rumit.
8 Konsultasi Lagi
9 Kesempatan Bicara.
10 Arisan Keluarga.
11 Mas Satria mengalami Spermatozoa.
12 Perseteruan.
13 Masalah yang Bertambah.
14 Memberikan Pelajaran.
15 Masalah Adik Ipar.
16 Kegaduhan di Pagi Hari.
17 Kelihaian Lidah Ibu Mertua.
18 Siapa Sebenarnya yang Sakit?
19 Rahasia Keluarga.
20 Siapa yang Butuh?
21 Sikap yang Berbeda.
22 Sulit di Pahami.
23 Kebohongan yang Terungkap.
24 Tamparan.
25 Mertua Cerai.
26 Keluarga yang Lain.
27 Ada yang Aneh.
28 Makian itu Lagi.
29 Mencoba Menghalau Serangan Makian.
30 Titipan Dari Almarhumah Ibu Mertua.
31 Penghargaan.
32 Untuk Pertama Kalinya Merasa Bahagia
33 Produk Insani.
34 Bekerja.
35 Pertikaian Dengan Ibu Mertua.
36 Mas Satria Bertindak.
37 Set Perhiasan Bersejarah.
38 Mas Satria Memenuhi Janjinya.
39 Teka-teki Ruangan Almarhumah Ibu Lila.
40 Tentang Almarhumah.
41 Strategi.
42 Sang Ibu Mertua Hobi Berbohong.
43 Mertua Minggat dari Rumah.
44 Kelakuan Friska.
45 Kelakuan Nyleneh.
46 Luka Dan Lebam.
47 Kecewa.
48 Melabrak.
49 Rizal Menceritakan Istrinya.
50 Bertemu Mantan Pacar Satria.
51 Teratozoospermia
52 Memulai dari Awal.
53 Senyuman Mas Satri.
54 Ribut Karena Ferdinand.
55 Kasus Parasit di Lila Group.
56 Bertemu Dengan Istri Rizal.
57 Hadiah dari Desi.
58 Penghiburan.
59 Menguak Rahasia.
60 Kedatangan Mantan Istri Siri.
61 Kenyataan Yang Pahit.
62 Mengungkap Uneg-uneg.
63 Memilih Meninggalkan mas Satria.
64 Penyesalan Seorang Ayah.
65 Menikahi Neni.
66 Rapat Pemegang Saham.
67 Kejutan.
68 Sudah Terlanjur.
69 Rehabilitasi.
70 Masih Bingung.
71 Terbelenggu Dalam Kebodohan.
72 Gelap Mata.
73 Derita Dari Mama.
74 Parah.
75 Lenyap.
76 Berita Duka.
77 Kisah Dari Mendiang ibu Lila.
78 Pria Bodoh.
79 Keluar Dari Fasilitas.
80 Sungguh Mengagetkan.
81 Masih Tetap Bodoh.
82 Dasar Impoten.
83 Tetap Pada Pendirian.
84 Anakku Lahir dan Kembar.
85 Konferensi Pers.
86 Permohonan Maaf.
87 Bertemu Dengan Neni
88 Pengakuan Yang Aneh.
89 Rahasia Yang Mulai Terkuak.
90 Pengakuan Cinta.
91 Belajar Untuk Menerima Kenyataan.
92 Menerima Kembali.
93 Bersatu Kembali.
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Pertemuan.
2
Perjanjian
3
Aneh
4
Perih
5
Cek Up
6
Stres.
7
Keluarga yang Rumit.
8
Konsultasi Lagi
9
Kesempatan Bicara.
10
Arisan Keluarga.
11
Mas Satria mengalami Spermatozoa.
12
Perseteruan.
13
Masalah yang Bertambah.
14
Memberikan Pelajaran.
15
Masalah Adik Ipar.
16
Kegaduhan di Pagi Hari.
17
Kelihaian Lidah Ibu Mertua.
18
Siapa Sebenarnya yang Sakit?
19
Rahasia Keluarga.
20
Siapa yang Butuh?
21
Sikap yang Berbeda.
22
Sulit di Pahami.
23
Kebohongan yang Terungkap.
24
Tamparan.
25
Mertua Cerai.
26
Keluarga yang Lain.
27
Ada yang Aneh.
28
Makian itu Lagi.
29
Mencoba Menghalau Serangan Makian.
30
Titipan Dari Almarhumah Ibu Mertua.
31
Penghargaan.
32
Untuk Pertama Kalinya Merasa Bahagia
33
Produk Insani.
34
Bekerja.
35
Pertikaian Dengan Ibu Mertua.
36
Mas Satria Bertindak.
37
Set Perhiasan Bersejarah.
38
Mas Satria Memenuhi Janjinya.
39
Teka-teki Ruangan Almarhumah Ibu Lila.
40
Tentang Almarhumah.
41
Strategi.
42
Sang Ibu Mertua Hobi Berbohong.
43
Mertua Minggat dari Rumah.
44
Kelakuan Friska.
45
Kelakuan Nyleneh.
46
Luka Dan Lebam.
47
Kecewa.
48
Melabrak.
49
Rizal Menceritakan Istrinya.
50
Bertemu Mantan Pacar Satria.
51
Teratozoospermia
52
Memulai dari Awal.
53
Senyuman Mas Satri.
54
Ribut Karena Ferdinand.
55
Kasus Parasit di Lila Group.
56
Bertemu Dengan Istri Rizal.
57
Hadiah dari Desi.
58
Penghiburan.
59
Menguak Rahasia.
60
Kedatangan Mantan Istri Siri.
61
Kenyataan Yang Pahit.
62
Mengungkap Uneg-uneg.
63
Memilih Meninggalkan mas Satria.
64
Penyesalan Seorang Ayah.
65
Menikahi Neni.
66
Rapat Pemegang Saham.
67
Kejutan.
68
Sudah Terlanjur.
69
Rehabilitasi.
70
Masih Bingung.
71
Terbelenggu Dalam Kebodohan.
72
Gelap Mata.
73
Derita Dari Mama.
74
Parah.
75
Lenyap.
76
Berita Duka.
77
Kisah Dari Mendiang ibu Lila.
78
Pria Bodoh.
79
Keluar Dari Fasilitas.
80
Sungguh Mengagetkan.
81
Masih Tetap Bodoh.
82
Dasar Impoten.
83
Tetap Pada Pendirian.
84
Anakku Lahir dan Kembar.
85
Konferensi Pers.
86
Permohonan Maaf.
87
Bertemu Dengan Neni
88
Pengakuan Yang Aneh.
89
Rahasia Yang Mulai Terkuak.
90
Pengakuan Cinta.
91
Belajar Untuk Menerima Kenyataan.
92
Menerima Kembali.
93
Bersatu Kembali.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!