Begitu tiba di rumah dan ternyata arisan itu belum kelar juga, dan kini semakin bertambah banyak pesertanya.
Rizal dan kakak perempuannya yaitu Lyra juga sudah ada, dan seperti biasa tatapan genit dari Rizal yang memperhatikan diriku mulai kaki hingga ke area dadaku.
"kakak dari mana? oh habis belanja, sini dong duduk bareng kita."
"buat apaan zal, ngak sudi duduk bareng dengan perempuan yang pelit itu."
Jawab Lyra adiknya Rizal dengan gamblang, toh juga aku tidak bersedia duduk disampingnya.
Tidak berapa lama kemudian mas Satria tiba, syukurlah dia tidak membawa wanita yang bersamanya tadi.
"dari mana aja? kok kalian berdua tidak pulangnya bisa bersamaan?"
"dari supermarket pelangi pak."
Jawabku kepada ayahnya mas Satria, terlihat wajah itu sudah panik.
"tumben bisa bareng? dalam rangka apa ini?"
"dalam rangka membujuk mas Satria untuk melakukan tes kesuburan, apakah saya yang mandul atau anak tiri ibu yang mandul."
Mas Satria lalu mendekatiku yang masih memegang barang belanjaan.
"tampar mas, ayo tampar....."
"apa mau Mu?"
Belanjaan aku turunkan, lalu meraih handphone dan menunjukkan photo yang aku di kafe kepada mas Satria.
Terlihat panik dan mas Satria berusaha tenang, kemudian aku menunjukkan video kepadanya.
"Sarah sudah buat janji untuk konsultasi ke dokter klinik itu, tepatnya jam delapan malam ini mas, jika mas tidak mau maka Sarah akan mintak cerai."
"mas tidak mungkin mandul, pria itu tidak pernah mandul. tetapi wanitalah yang rawan mandul."
"ngak usah ngelak mas, ngakunya berpendidikan tinggi, tapi masih saja diskriminasi.
Mas tunjukkan kalau mas itu ngak mandul, Sarah sudah menunjukkannya dan saya tidak mandul.
Mas berani ngak? "
"ayo kita ke klinik itu."
Akhirnya provokasi yang aku lontarkan berhasil, dan akhirnya mas Satria manarik tanganku dan kami keluar ruangan.**
Sebenarnya aku tidak membuat janji dengan klinik itu, tapi pihak klinik bersedia membantu Ku, selama dokternya masih praktek.
Jam praktek dokternya mulai jam delapan pagi sampai jam sembilan malam.
Akhirnya kami sampai juga di klinik tersebut, klinik yang mewah dengan fasilitas yang mempuni.
Karena melalui jalur rekomendasi, dan berhubung yang konsultasi sudah tinggal sedikit, dan kami bisa langsung dilayani.
Perawat terlebih dahulu mengecek tensi darah mas Satria, lalu cek suhu tubuh dan berat badan. kemudian mas Satria di minta masuk ke ruangan steril.
Setelah mas Satria keluar dari ruangan steril itu, Lalu perawat memberikan botol plastik kecil kepada mas Satria lalu diarahkan ke ruangan menstruasi.
Tidak berapa lama kemudian mas Satria, memberikan cairan ****** dalam botol plastik itu kepada perawat.
Menunggu sekitar tiga puluh menit menit lebih, lalu kami dipanggil perawat untuk masuk ke ruangan dokter.
"selamat malam bu Sarah dan selamat malam pak Satria, silahkan duduk."
Ujar dokter nya, tertulis nama dokter tersebut adalah dokter Supriadi.
"begini bapak ibu, saya sudah menerima hasil USG transvaginal dari ibu Sarah, yang dilakukan oleh dokter bening di praktek dokter nya, dan dokter bening yang merekomendasikan bu Sarah ke klinik ini.
Berdasarkan hasil diagnosa USG transvaginal, bahwa rahim dan reproduksi bu Sarah itu dalam keadaan baik.
Dokter bening itu adalah dokter yang hebat, yang menempuh pendidikan luar negeri dan guru besar di fakultas kedokteran.
Jika tidak perlu lagi di ragukan akan kemampuan dan spesifikasi nya.
Disini saya akan menerangkan hasil uji laboratorium akan cairan mani pak Satria.
Berdasarkan hasil uji laboratorium, bahwa bapak itu mengalami azoospermia.
Artinya tidak terdapat spermatozoa dalam cairan air mani bapak, spermatozoa inilah yang membuahi sel telur dari istri bapak.
Sementara air mana adalah sebagai kendaraan spermatozoa untuk menuju ke sel telur, sementara air mani bapak tidak ada sedikitpun spermatozoa nya."
"tidak mungkin Dok, karena saya bisa ereksi dengan sempurna. bagaimana bisa seorang pria itu dinyatakan mandul ketika bisa ereksi dengan sempurna."
Dokter Supriadi tersenyum mendengar pembelaan dari mas Satria, memang mas Satria bisa ereksi.
Tapi daya tempur hanya beberapa menit saja, dan itu langsung lemas setelah bernaung dalam hitungan detik di dalam.
Dokter Supriadi menatapku, dan tatapannya itu mendapatkan ekspresi jengkel dari mas Satria.
"mohon ijin untuk bertanya kepada istri bapak mengenai performa bapak di ranjang, boleh pak?"
"ngak usah, itu adalah privasi kami."
Dokter Supriadi tersenyum, senyuman yang mencurigakan dan beliau berusaha tetap profesional walaupun ekspresi dari mas Satria yang menjengkelkan.
"dokter yakin dengan diognoasa itu?"
Mas Satria sepertinya meragukan hasil uji laboratorium itu, akan tetapi dokter Supriadi menanggapi perkataan mas Satria dengan profesional.
"tadi bapak sendiri kan yang mengeluarkan air mani itu? itu bukan air mani orang lain kan?
kalau pihak kami selalu profesional pak, karena itu adalah satu moto dari klinik kami ini.
Jika seandainya bapak tidak percaya, silahkan uji di klinik lain."
"oke baik, sekarang apa solusinya?"
Sang dokter menarik napas panjang, lalu mengarahkan layar monitor komputer ke arah kami yang berada tepat disamping mas Satria.
"begini prosesnya pak Satria, nantinya tim akan membedah saluran air mani untuk melihat apakah ada sumbatan dari testis, dan jika ternyata ada sumbatan, maka sumbatan itu akan di ambil, agar spermatozoa bisa keluar saat ejakulasi, sekaligus mengambil sempel nya untuk uji laboratorium.
Tapi apabila tidak ditemukan sumbatan, maka tim beda akan mengambil langkah air mani dari sumbernya yaitu testis, untuk pengujian spermatozoa.
Jika dari sumbernya pun tidak ditemukan spermatozoa, maka kami akan menyarankan beberapa metode nantinya.
Setelah hasil laboratorium keluar, akan air mani yang diambil sumbernya ditemukan spermatozoa.
Maka spermatozoa akan dilakukan pembuahan diluar rahim dengan sel telur dari ibu Sarah, atau disebut dengan proses bayi tabung.
Setelah berhasil maka spermatozoa yang sudah menyatu dengan sel telur akan disuntikkan kembali ke rahim ibu Sarah.
Apakah penjelasan saya sudah dapat dipahami pak?"
Mas Satria mengganguk tanda mengerti, lalu tatapan mas Satria mengarah ke arah Ku.
"kami berdua akan bicara dulu dokter."
Ucap mas Satia seraya melihat ke arahku dan kemudian menoleh ke arah dokter Supriadi.
Lalu dokter Supriadi meresepkan beberapa vitamin untuk mas Satria, setelah menebus vitamin tersebut, lalu kami pulang.
Sepanjang perjalanan pulang ke rumah, mas Satria hanya terdiam.
Seolah-olah tidak menerima hasil uji laboratorium tersebut.
Bukannya merasa menang dalam hal ini, tapi setidaknya dapat jawaban akan tuduhan mas Satria dan ibu tirinya yang menuduhku wanita mandul.
Saya hanya ingin tuduhan itu tidak dilontarkan kepada Ku, sakit jika mendengar kata wanita mandul yang tertuju ke arahku.
Seperti kata dokter bening, selama wanita masih punya rahim dan belum menopause, atau berhenti menstruasi.
Masih ada harapan untuk bisa melahirkan anak, apalagi dengan kondisi rahim dan sistem reproduksi yang masih normal dan tidak pernah terkena penyakit apapun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Netti
saking seru nta nya baca jadi lupa komen🤭ceritanya seru thor
2023-08-01
1