Keluarga yang Rumit.

Setelah merapikan pakaian mas Satria, lalu kami berdua berjalan ke arah ruang makan. setelah makan tersaji di piringnya, dan mas Satria mulai melahapnya.

"ngak ke dokter? siapa tahu aja kamu mandul. masa sudah hampir satu bulan lebih belum ada tanda-tanda kehamilan?"

Rasanya tidak sanggup untuk menyuapkan nasi ini ke mulut karena ucapan ibu mertua yang pedas ini.

"ibu sudah punya dua anak, ketika umur pernikahan ibu satu bulan lebih, apakah ibu langsung hamil?"

"jadi maksud kamu itu, saya hamil duluan gitu? kurang ajar kamu ya.

Saya ini wanita terhormat, emangnya apa salahnya kalau hamil duluan? bukankah itu lebih baik?"

Ingin rasanya mengoyak mulutnya, atau setidaknya memperlakukannya dengan statusnya sebagai wanita pelakor.

Jelas dia wanita pelakor, karena usia kedua anaknya yang bernama Lyra dan juga Rizal terpaut jauh umur dari mas Satria.

Hanya bisa terdiam mendengarkan ocehannya, seketika selera makan menjadi hilang.

"saya sudah ke dokter dan melakukan USG transvaginal, dari diognoasa dokter bahwa rahim ku baik-baik saja."

"sudah-sudah....

ini meja makan, disini tempat makan bukan untuk berdebat."

Ujar mas Satria, dan ibu tirinya akhirnya diam. kemudian datanglah ayah mertua ke meja makan dan raut wajahnya terlihat murung.

"Rijal mau kuliah di Inggris, tolong biayain semua keperluannya, biar bagaimanapun itu juga adik mu."

"kuliah apa di luar negeri? jauh amat, kenapa tidak di Indonesia aja "

"mau ambil kedokteran swasta yang terbaik, karena Rizal tidak lulus seleksi masuk bersama perguruan tinggi negeri."

Mas Satria berhenti mengunyah, Lalu mengambil gelas di depannya yang sudah berisi air minum.

"mau ambil kedokteran, ngak salah itu? bukannya sudah tiga kali dia pindah sekolah?

oh ya Rizal dan Lyra itu anak ayah, itu bukan urusanku.

Berani berbuat dan berani bertanggungjawab, mama sudah jelas-jelas mengatakan untuk tidak memberikan apapun kepada anak-anak ayah yang lain."

plok.....

Gelas yang dipegangnya diletakkan kuat ke atas meja, dan sorot matanya mas Satria sangatlah tajam ke ayahnya.

"saya peringatkan kepada kalian semua, jangan pernah meminta apapun kepada Sarah, dan jika kalian masih nekat. maka saya akan mengusir kalian berdua dari rumah ini."

Lalu mas Satria beranjak dari tempat duduknya, dan melangkah ke keluar.

"anak itu memang keterlaluan, apa salahnya membiarkan Rizal dan Lyra tinggal disini?

jika mereka tinggal disini, kan bisa hemat. kita tidak perlu menyewa apartemen untuk mereka."

Ayah mertua ngomel dan tidak perlu aku dengar, sebab itu bukanlah urusan ku.

"mau kemana kamu ah?"

Baru aja berdiri, sang ibu mertua sudah ngoceh lagi.

"ke rumah sakit mau jenguk Adam, toh juga mas Satria sudah pergi kerja."

"apa? enak banget jadi kamu ya. punya uang banyak dan bisa keluyuran terus, pikirkan kapan kamu hamil?"

Tidak perlu di gubris, karena itu hanya menambah sakit hati.

Terus melangkah dan tiba-tiba saja berpapasan dengan seorang pria yang tergolong masih muda.

"saya Rizal, adik ipar mu."

Ternyata ini Rizal, tatapan matanya yang terlihat genit dan itu sangat menjijikkan.

"oh iya, katanya kamu belum hamil ya? sini biar Rizal buat hamil. bergaransi resmi, jika belum hamil, Rizal bersedia mengulanginya."

Manusia tidak beretika seperti ini tidak perlu di gubris, dan lebih ke rumah sakit untuk menjenguk Adam.**

"kamu Sarah istrinya Satria kan?"

Seorang perempuan paru baya, bersama seorang gadis belia. mereka berdua mencegat Ku di pintu masuk lantai VIP ini.

"saya bu Dewi dan ini putri ibu namanya Sinta, suami ibu namanya Farhat, adik kandung dari ayah mertua mu.

ibu mau tolong kepadamu, tolong sampaikan kepada nak Satria kalau Danu sepupunya di rawat di rumah sakit ini.

Tolong sampaikan kepadanya agar Danu mendapatkan fasilitas VVIP dan bisa gratis."

"kan keponakan ibu, tinggal telpon aja. ibu adakan nomor handphone nya mas Satria?"

Sudah mulai terlihat sewot karena jawaban dariku yang tidak menyenangkan baginya.

"ada memang nomornya, tapi nak Satria tidak pernah mau menjawab panggilan dari ibu.

Tolonglah sampaikan kepada suamimu, kita ini keluarga. saling membantu satu sama lain, jangan egois gitu dong."

Tarik napas dalam-dalam lalu buang secara perlahan, hanya itu yang bisa aku lakukan saat ini.

"orang tua loh yang bicara kak, tolong hargailah. kakak ngak jangan kelewatan gitu, jangan egois kak "

Ocehan anak perempuannya yang bernama Sinta, suaranya yang sengaja dibuat besar agar menarik perhatian pengunjung yang lain.

"mohon maaf ibu, maaf kakak, tolong suaranya dikecilkan karena ini rumah sakit, banyak pasien yang ingin istrihat."

Security akhirnya menegur kami, dan sorot mata mereka berdua kepada security yang seolah-olah ingin menghajarnya.

"apaan lagi ini? kamu ngak tahu siapa saya? saya bude nya pemilik rumah sakit ini.

Berani-beraninya pegawai rendahan seperti kamu menegur saya, kurang ajar kamu ya.

Mau dipecat iya? mau? sekali telpon saja kamu langsung di pecat."

Security itu terdiam dan tidak berani lagi menatap wajah kedua perempuan itu.

"bagus dong bu, silahkan ditelpon mas Satria nya, sekaligus ibu meminta nya untuk melakukan seperti yang ibu pinta.

Untuk memindahkan anak ibu ke ruang VVIP dan siapa tahu bisa gratis."

Awalnya terlihat garang sekarang sudah terlihat ciut, sepertinya beliau termakan oleh ucapannya sendiri.

Kedua perempuan itu langsung pergi, mungkin karena malu karena sudah berlagak sok dihadapan security.

Tidak habis pikir mengapa mereka memintanya kepadaku, dan kebenaran bahwa mereka adalah bude mas Satria, saya tidak tahu menahu.

Karena mas Satria belum memperkenalkan semua keluarganya kepadaku, dan sepertinya hubungan keluarga ini terlalu rumit untuk di pahami.

Dari ucapannya barusan, kalau mas Satria tidak pernah menjawab panggilan telepon dari budenya tersebut.

Pasti ada sesuatu yang tidak saya ketahui, dan jika seandainya aku menyampaikan hal ini kepada mas Satria.

Tidak bisa aku bayangkan akan makiannya, atau mungkin saja menjadi fitnah bagiku nantinya.

Baru melangkah beberapa langkah kaki ini, ada lagi laki-laki yang sangat mirip dengan ayah mertua.

Haduh......

Siapa lagi yang akan aku hadapi ini?

"saya Farhat, adik dari ayah mertua mu. telpon suami mu sekarang dan sampaikan kalau om nya yang bernama Farhat berada di rumah sakit ini."

"bapak saja yang nelpon ya."

Ingin segera berlalu dari hadapannya tapi dia malah melangkah ke depanku dan berdiri tepat dihadapan Ku.

"telpon sekarang."

Lalu handphone dari tas kecil, aku raih dan mencari kontak mas Satria, setelah tersambung dan langsung aku aktifkan loudspeaker handphone.

'ada apa?'

'halo mas, maaf mengganggu, ada pak Farhat disini, katanya om kamu mas.'

'sampaikan sama dia, suruh dia mati bersama anaknya. buat anak bisa, tapi membiayai hidup dan biaya rumah sakitnya harus orang lain, dasar pengemis.'

Tut..... tut......tuh.... tut.....

Dari sorot matanya terlihat ada dendam, dan perlahan melangkah ke arah pintu keluar itu karena dia sudah menjadi bahan perhatian.

Terpopuler

Comments

justmine

justmine

mendadak ngfans sm satria es balok..

2023-03-27

1

clara

clara

pengen gratisan ya

2023-03-05

1

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan.
2 Perjanjian
3 Aneh
4 Perih
5 Cek Up
6 Stres.
7 Keluarga yang Rumit.
8 Konsultasi Lagi
9 Kesempatan Bicara.
10 Arisan Keluarga.
11 Mas Satria mengalami Spermatozoa.
12 Perseteruan.
13 Masalah yang Bertambah.
14 Memberikan Pelajaran.
15 Masalah Adik Ipar.
16 Kegaduhan di Pagi Hari.
17 Kelihaian Lidah Ibu Mertua.
18 Siapa Sebenarnya yang Sakit?
19 Rahasia Keluarga.
20 Siapa yang Butuh?
21 Sikap yang Berbeda.
22 Sulit di Pahami.
23 Kebohongan yang Terungkap.
24 Tamparan.
25 Mertua Cerai.
26 Keluarga yang Lain.
27 Ada yang Aneh.
28 Makian itu Lagi.
29 Mencoba Menghalau Serangan Makian.
30 Titipan Dari Almarhumah Ibu Mertua.
31 Penghargaan.
32 Untuk Pertama Kalinya Merasa Bahagia
33 Produk Insani.
34 Bekerja.
35 Pertikaian Dengan Ibu Mertua.
36 Mas Satria Bertindak.
37 Set Perhiasan Bersejarah.
38 Mas Satria Memenuhi Janjinya.
39 Teka-teki Ruangan Almarhumah Ibu Lila.
40 Tentang Almarhumah.
41 Strategi.
42 Sang Ibu Mertua Hobi Berbohong.
43 Mertua Minggat dari Rumah.
44 Kelakuan Friska.
45 Kelakuan Nyleneh.
46 Luka Dan Lebam.
47 Kecewa.
48 Melabrak.
49 Rizal Menceritakan Istrinya.
50 Bertemu Mantan Pacar Satria.
51 Teratozoospermia
52 Memulai dari Awal.
53 Senyuman Mas Satri.
54 Ribut Karena Ferdinand.
55 Kasus Parasit di Lila Group.
56 Bertemu Dengan Istri Rizal.
57 Hadiah dari Desi.
58 Penghiburan.
59 Menguak Rahasia.
60 Kedatangan Mantan Istri Siri.
61 Kenyataan Yang Pahit.
62 Mengungkap Uneg-uneg.
63 Memilih Meninggalkan mas Satria.
64 Penyesalan Seorang Ayah.
65 Menikahi Neni.
66 Rapat Pemegang Saham.
67 Kejutan.
68 Sudah Terlanjur.
69 Rehabilitasi.
70 Masih Bingung.
71 Terbelenggu Dalam Kebodohan.
72 Gelap Mata.
73 Derita Dari Mama.
74 Parah.
75 Lenyap.
76 Berita Duka.
77 Kisah Dari Mendiang ibu Lila.
78 Pria Bodoh.
79 Keluar Dari Fasilitas.
80 Sungguh Mengagetkan.
81 Masih Tetap Bodoh.
82 Dasar Impoten.
83 Tetap Pada Pendirian.
84 Anakku Lahir dan Kembar.
85 Konferensi Pers.
86 Permohonan Maaf.
87 Bertemu Dengan Neni
88 Pengakuan Yang Aneh.
89 Rahasia Yang Mulai Terkuak.
90 Pengakuan Cinta.
91 Belajar Untuk Menerima Kenyataan.
92 Menerima Kembali.
93 Bersatu Kembali.
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Pertemuan.
2
Perjanjian
3
Aneh
4
Perih
5
Cek Up
6
Stres.
7
Keluarga yang Rumit.
8
Konsultasi Lagi
9
Kesempatan Bicara.
10
Arisan Keluarga.
11
Mas Satria mengalami Spermatozoa.
12
Perseteruan.
13
Masalah yang Bertambah.
14
Memberikan Pelajaran.
15
Masalah Adik Ipar.
16
Kegaduhan di Pagi Hari.
17
Kelihaian Lidah Ibu Mertua.
18
Siapa Sebenarnya yang Sakit?
19
Rahasia Keluarga.
20
Siapa yang Butuh?
21
Sikap yang Berbeda.
22
Sulit di Pahami.
23
Kebohongan yang Terungkap.
24
Tamparan.
25
Mertua Cerai.
26
Keluarga yang Lain.
27
Ada yang Aneh.
28
Makian itu Lagi.
29
Mencoba Menghalau Serangan Makian.
30
Titipan Dari Almarhumah Ibu Mertua.
31
Penghargaan.
32
Untuk Pertama Kalinya Merasa Bahagia
33
Produk Insani.
34
Bekerja.
35
Pertikaian Dengan Ibu Mertua.
36
Mas Satria Bertindak.
37
Set Perhiasan Bersejarah.
38
Mas Satria Memenuhi Janjinya.
39
Teka-teki Ruangan Almarhumah Ibu Lila.
40
Tentang Almarhumah.
41
Strategi.
42
Sang Ibu Mertua Hobi Berbohong.
43
Mertua Minggat dari Rumah.
44
Kelakuan Friska.
45
Kelakuan Nyleneh.
46
Luka Dan Lebam.
47
Kecewa.
48
Melabrak.
49
Rizal Menceritakan Istrinya.
50
Bertemu Mantan Pacar Satria.
51
Teratozoospermia
52
Memulai dari Awal.
53
Senyuman Mas Satri.
54
Ribut Karena Ferdinand.
55
Kasus Parasit di Lila Group.
56
Bertemu Dengan Istri Rizal.
57
Hadiah dari Desi.
58
Penghiburan.
59
Menguak Rahasia.
60
Kedatangan Mantan Istri Siri.
61
Kenyataan Yang Pahit.
62
Mengungkap Uneg-uneg.
63
Memilih Meninggalkan mas Satria.
64
Penyesalan Seorang Ayah.
65
Menikahi Neni.
66
Rapat Pemegang Saham.
67
Kejutan.
68
Sudah Terlanjur.
69
Rehabilitasi.
70
Masih Bingung.
71
Terbelenggu Dalam Kebodohan.
72
Gelap Mata.
73
Derita Dari Mama.
74
Parah.
75
Lenyap.
76
Berita Duka.
77
Kisah Dari Mendiang ibu Lila.
78
Pria Bodoh.
79
Keluar Dari Fasilitas.
80
Sungguh Mengagetkan.
81
Masih Tetap Bodoh.
82
Dasar Impoten.
83
Tetap Pada Pendirian.
84
Anakku Lahir dan Kembar.
85
Konferensi Pers.
86
Permohonan Maaf.
87
Bertemu Dengan Neni
88
Pengakuan Yang Aneh.
89
Rahasia Yang Mulai Terkuak.
90
Pengakuan Cinta.
91
Belajar Untuk Menerima Kenyataan.
92
Menerima Kembali.
93
Bersatu Kembali.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!