Perih

Dulu impianku sangatlah sederhana, jika kelak menikah dan mandiri tanpa campur tangan dari mertua ataupun dari keluargaku sendiri.

Hidup berdua bersama suami dan memulai bisnis bersama.

Akan tetapi itu seperti tidak akan terjadi, apalagi setelah melihat ibu tiri dari suami ku ini, dan juga ayah dari mas Satria yang terlihat tidak akur dengan anaknya sendiri yaitu mas Satria.

Mas Satria belum menyentuhku tapi ibu tirinya sudah bertanya tentang kehamilan, dan ini sepertinya unsur kesengajaan.*

Mentari sudah kembali ke peraduan, dan aku menunggu kepulangan mas Satria di kamar ini, beberapa saat kemudian terdengar suara mpok Surti yang bertanya kepada mas Satria.

Pertanyaan tentang apa yang di tawarkan oleh mpok Surti kepada mas Satria.

Tidak berapa lama, mas Satria sudah masuk ke kamar ini dan ketika aku hendak menyalin tangan lalu di tepis oleh mas Satria, lalu meraih handuk dan pergi ke kamar mandi.

Mas Satria keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk di pinggangnya, akan tetapi sorot matanya terlihat agak lain.

Kemudian mas Satria menarik tanganku lalu mengarahkan tubuh ku ke arah ranjang.

"buka pakaian mu."

Pinta mas Satria, dan terlihat dari balik handuk itu sudah ada yang tegak sempurna, yang tidak lain adalah bagian tubuh mas Satria yang membuat berbeda kali ini.

Sebagai istri dan saya wajib untuk melayani mas Satria.

Tanpa memakai busana, dan rasanya sangat sungkan karena ini pertama kalinya bagiku telanjang di hadapan seorang laki-laki.

Mas Satria melakukan dengan begitu kasar tanpa rangsangan, pedih dan sakit.

Hanya air mata yang mengalir di pipiku ini, dan beberapa menit kemudian mas Satria sudah selesai.

Melihat bercak darah di area pahaku dan sedikit di bercak darah di spray, senyuman puas terpancar dari bibi mas Satria.

Mas Satria langsung berbalik badan, setelah merasakan kepuasan nya, lalu menarik cover bed untuk menutupi tubuhnya yang telanjang.

Perlahan aku bangkit dari ranjang, walaupun perih dan sakit, tapi terus melangkah ke arah kamar mandi.

Lagi-lagi air mata mengalir saat membersihkan sisa noda darah dan juga hasil cairan dari mas Satria.

Sepertinya aku hanya istri yang dibutuhkan ketika Satria sedang birahi.**

Karena sudah terbiasa bangun pagi, dan melakukan segala rutinitas sehari-hari. aku melihat mas Satria dengan tubuh telanjangnya berbaring di sampingku.

"mas.... bangun mas, sudah pagi."

prak.....

Tubuh Ku di tarik olehnya, dan ternyata mas Satria ingin menggagahi ku lagi, dan sebagai istri yang wajib memenuhi ajakan suami.

Yah.....

Masih sama seperti semalam, hanya beda durasi kali ini agak lama sedikit.

Setelah mas Satria menyudahi permainannya dan langsung bangkit dari ranjang lalu menuju kamar mandi.

Saya hanya butuh menaikkan dress transparan ini, agar punya mas Satria bisa masuk.**

Mas Satria sudah berangkat kerja, dan kini aku menerima tatapan aneh dari ibu tirinya yang sudah datang ke meja makan ini.

"jamu nya mujarab kan? berapa ronde mainnya?"

Aku hanya mengganguk untuk menjawab pertanyaan itu, karena pertanyaan itu menurutku adalah privasi.

"Bulan depan kamu harus tes kehamilan ya, kamu tahu kan kalau nak Satria butuh pewaris kekayaannya? dan kamu harus siap mengenai hal itu.

Kamu harus cepat dan segera memberikan keturunan untuk keluarga ini, kamu bisa menipu mama kandung nya Satria, tapi tidak dengan ku."

"saya tidak menipu siapapun bu, dan ini permintaan langsung dari almarhumah...."

"sudah cukup dan ngak usah ngeles, jika semua penipu jujur maka penjara itu penuh."

Friska namanya, ibu tirinya mas Satria dengan mulut nya yang pedas.

"mau kemana?"

"mau jenguk Adam bu."

Mulut pedasnya kembali mengeluarkan kata-kata yang keji yang terbuat dari hinaan dan makian.

Tapi aku terus berjalan, karena keberadaan ku disini adalah demi Adam adikku yang berumur sepuluh tahun yang saat ini berada di rumah sakit karena menderita leukimia.**

'cantik ya.'

'iya, tapi aku yakin dia sudah menjual daging ke pak satria.'

'mana.... orang dia itu penjual pulsa, bukan penjual daging.'

'naif banget, maksudnya itu jual diri demi mengobati adik nya yang berada di ruang VIP itu'

hahahaha hahahaha hahahaha hahahaha hahahaha hahahaha hahahaha hahahaha

Itulah ocehan para perawat yang terlihat sinis ketika melihat Ku berada di lantai VIP rumah sakit ini.

Ingin rasanya ingin memberi paham kepada mereka berdua yang menebarkan gosip aneh itu.

Berjalan menuju ruang rawat Adam, ketika melihat Ku masuk ke ruangan ini, seketika Adam langsung tersenyum sumiringah.

"selamat pagi ibu, sebentar ya. kami melakukan cek up berkala."

Ucap seorang dokter perempuan yang datang bersama dua perawat yang mengatai ku penjual daging di konter tadi.

"syukurlah kemoterapi tidak menunjukkan efek samping dan semoga pengobatan berjalan lancar."

"terimakasih dokter, oh ya dok, saya mau tanya.

Apakah seorang perawat di perbolehkan mengatai wali pasien sebagai wanita murahan?

apakah mengatai seseorang yang tidak benar adalah hal yang lazim di rumah ini?"

"tidak ibu Sarah, jika ibu mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dari dokter, perawat atau tenaga medis lainnya.

maka ibu bisa melaporkan kepada saya atau kepada bagian administrasi di samping konter lantai ini.

apakah ibu mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari staf kami?"

"iya dok, dua perawat yang bersama dokter ini mengatai ku sebagai wanita murahan yang rela jual diri kepada mas Satria demi mengobati adikku ini."

Dokter cantik itu langsung melotot ke arah kedua perawat tersebut, lalu menoleh ku kembali dengan tatapan yang sayu.

Lalu menyuruh kedua perawat tersebut untuk mintak maaf kepada Ku.

"asal kalian tau ya, ibu Sarah adalah pemilik saham sebesar lima belas persen di rumah sakit ini.

Ibu Sarah bisa mengajukan pemecatan terhadap kalian berdua, tolong jaga sopan santun Nya.

apapun latar belakang wali pasien serta pasien, kalian berdua tidak berhak mendikte nya atau menghakiminya.

Tugas kalian disini adalah memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien, bukan bergosip ria."

Dokter cantik itu menegur kedua perawat yang bergosip itu, manusia kurang ajar seperti mereka pantas di berikan pelajaran, agar tidak melakukan hal yang tidak pantas kepada orang lain.**

"lama banget di rumah sakit, ngapain aja sih?"

Baru aja tiba di rumah sudah disambut pertanyaan yang tidak penting, dan kali ini dia bersama seorang wanita muda yang sangat mirip dengan ayah mertua.

"eh Sarah, ini adik ipar mu, namanya Lyra. putriku ini disini untuk menunggu mu pulang."

"untuk apa menunggu Ku pulang?"

Ekspresi wajah mereka terlihat tidak bersahabat saat mendengar pertanyaan dari atas sanggahan dari perkataan ibu mertuaku ini.

"kamu kan ada kartu kredit, lagi pula kamu itu ada uang cash, berikan kartu kredit nya untuk Lyra.

Kasian Lyra tidak ada pegangan apapun, biar bagaimanapun Lyra ini adik ipar mu."

Jawab mertua dengan begitu gamblang nya, dan apa urusannya kepadaKu.

Episodes
1 Pertemuan.
2 Perjanjian
3 Aneh
4 Perih
5 Cek Up
6 Stres.
7 Keluarga yang Rumit.
8 Konsultasi Lagi
9 Kesempatan Bicara.
10 Arisan Keluarga.
11 Mas Satria mengalami Spermatozoa.
12 Perseteruan.
13 Masalah yang Bertambah.
14 Memberikan Pelajaran.
15 Masalah Adik Ipar.
16 Kegaduhan di Pagi Hari.
17 Kelihaian Lidah Ibu Mertua.
18 Siapa Sebenarnya yang Sakit?
19 Rahasia Keluarga.
20 Siapa yang Butuh?
21 Sikap yang Berbeda.
22 Sulit di Pahami.
23 Kebohongan yang Terungkap.
24 Tamparan.
25 Mertua Cerai.
26 Keluarga yang Lain.
27 Ada yang Aneh.
28 Makian itu Lagi.
29 Mencoba Menghalau Serangan Makian.
30 Titipan Dari Almarhumah Ibu Mertua.
31 Penghargaan.
32 Untuk Pertama Kalinya Merasa Bahagia
33 Produk Insani.
34 Bekerja.
35 Pertikaian Dengan Ibu Mertua.
36 Mas Satria Bertindak.
37 Set Perhiasan Bersejarah.
38 Mas Satria Memenuhi Janjinya.
39 Teka-teki Ruangan Almarhumah Ibu Lila.
40 Tentang Almarhumah.
41 Strategi.
42 Sang Ibu Mertua Hobi Berbohong.
43 Mertua Minggat dari Rumah.
44 Kelakuan Friska.
45 Kelakuan Nyleneh.
46 Luka Dan Lebam.
47 Kecewa.
48 Melabrak.
49 Rizal Menceritakan Istrinya.
50 Bertemu Mantan Pacar Satria.
51 Teratozoospermia
52 Memulai dari Awal.
53 Senyuman Mas Satri.
54 Ribut Karena Ferdinand.
55 Kasus Parasit di Lila Group.
56 Bertemu Dengan Istri Rizal.
57 Hadiah dari Desi.
58 Penghiburan.
59 Menguak Rahasia.
60 Kedatangan Mantan Istri Siri.
61 Kenyataan Yang Pahit.
62 Mengungkap Uneg-uneg.
63 Memilih Meninggalkan mas Satria.
64 Penyesalan Seorang Ayah.
65 Menikahi Neni.
66 Rapat Pemegang Saham.
67 Kejutan.
68 Sudah Terlanjur.
69 Rehabilitasi.
70 Masih Bingung.
71 Terbelenggu Dalam Kebodohan.
72 Gelap Mata.
73 Derita Dari Mama.
74 Parah.
75 Lenyap.
76 Berita Duka.
77 Kisah Dari Mendiang ibu Lila.
78 Pria Bodoh.
79 Keluar Dari Fasilitas.
80 Sungguh Mengagetkan.
81 Masih Tetap Bodoh.
82 Dasar Impoten.
83 Tetap Pada Pendirian.
84 Anakku Lahir dan Kembar.
85 Konferensi Pers.
86 Permohonan Maaf.
87 Bertemu Dengan Neni
88 Pengakuan Yang Aneh.
89 Rahasia Yang Mulai Terkuak.
90 Pengakuan Cinta.
91 Belajar Untuk Menerima Kenyataan.
92 Menerima Kembali.
93 Bersatu Kembali.
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Pertemuan.
2
Perjanjian
3
Aneh
4
Perih
5
Cek Up
6
Stres.
7
Keluarga yang Rumit.
8
Konsultasi Lagi
9
Kesempatan Bicara.
10
Arisan Keluarga.
11
Mas Satria mengalami Spermatozoa.
12
Perseteruan.
13
Masalah yang Bertambah.
14
Memberikan Pelajaran.
15
Masalah Adik Ipar.
16
Kegaduhan di Pagi Hari.
17
Kelihaian Lidah Ibu Mertua.
18
Siapa Sebenarnya yang Sakit?
19
Rahasia Keluarga.
20
Siapa yang Butuh?
21
Sikap yang Berbeda.
22
Sulit di Pahami.
23
Kebohongan yang Terungkap.
24
Tamparan.
25
Mertua Cerai.
26
Keluarga yang Lain.
27
Ada yang Aneh.
28
Makian itu Lagi.
29
Mencoba Menghalau Serangan Makian.
30
Titipan Dari Almarhumah Ibu Mertua.
31
Penghargaan.
32
Untuk Pertama Kalinya Merasa Bahagia
33
Produk Insani.
34
Bekerja.
35
Pertikaian Dengan Ibu Mertua.
36
Mas Satria Bertindak.
37
Set Perhiasan Bersejarah.
38
Mas Satria Memenuhi Janjinya.
39
Teka-teki Ruangan Almarhumah Ibu Lila.
40
Tentang Almarhumah.
41
Strategi.
42
Sang Ibu Mertua Hobi Berbohong.
43
Mertua Minggat dari Rumah.
44
Kelakuan Friska.
45
Kelakuan Nyleneh.
46
Luka Dan Lebam.
47
Kecewa.
48
Melabrak.
49
Rizal Menceritakan Istrinya.
50
Bertemu Mantan Pacar Satria.
51
Teratozoospermia
52
Memulai dari Awal.
53
Senyuman Mas Satri.
54
Ribut Karena Ferdinand.
55
Kasus Parasit di Lila Group.
56
Bertemu Dengan Istri Rizal.
57
Hadiah dari Desi.
58
Penghiburan.
59
Menguak Rahasia.
60
Kedatangan Mantan Istri Siri.
61
Kenyataan Yang Pahit.
62
Mengungkap Uneg-uneg.
63
Memilih Meninggalkan mas Satria.
64
Penyesalan Seorang Ayah.
65
Menikahi Neni.
66
Rapat Pemegang Saham.
67
Kejutan.
68
Sudah Terlanjur.
69
Rehabilitasi.
70
Masih Bingung.
71
Terbelenggu Dalam Kebodohan.
72
Gelap Mata.
73
Derita Dari Mama.
74
Parah.
75
Lenyap.
76
Berita Duka.
77
Kisah Dari Mendiang ibu Lila.
78
Pria Bodoh.
79
Keluar Dari Fasilitas.
80
Sungguh Mengagetkan.
81
Masih Tetap Bodoh.
82
Dasar Impoten.
83
Tetap Pada Pendirian.
84
Anakku Lahir dan Kembar.
85
Konferensi Pers.
86
Permohonan Maaf.
87
Bertemu Dengan Neni
88
Pengakuan Yang Aneh.
89
Rahasia Yang Mulai Terkuak.
90
Pengakuan Cinta.
91
Belajar Untuk Menerima Kenyataan.
92
Menerima Kembali.
93
Bersatu Kembali.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!