Part 5 - Penghinaan

Pemakaman pria yang akan dinikahi oleh Mentari selesai. mereka semua bersiap untuk meninggalkan makam.

Mentari berjalan beriringan bersama dengan ibunya. dia berusaha menguatkan ibunya agar tidak merasa bersalah.

"hei, anak pembawa sial!" teriak seorang wanita yang suaranya dikenali oleh Mentari dan ibunya.

itu adalah suara wanita yang beberapa jam lalu akan menjadi ibu mertua dari Mentari.

Wanita yang sejak tadi terus menatapnya dengan tatapan kekesalan.

Mentari dan ibunya menoleh ke arah di mana wanita itu berdiri.

"dengarkan aku dasar wanita pembawa sial. Aku tidak akan pernah rela atas kematian putraku. kalian harus menanggung semua akibatnya."

wanita itu bicara penuh dengan ancaman. Mentari dan ibunya menjadi gemetar. mereka tidak mengerti mengapa bisa sampai terjadi seperti ini.

"Sudah Bu jangan dipikirkan. lebih baik sekarang kita pulang." Mentari mencoba kuat meskipun rasanya sakit sekali.

"Hei! Berhenti kalian." Wanita itu kembali meneriaki.

Mentari terus mendorong ibunya untuk melanjutkan langkah mereka. Mentari tidak ingin ada keributan. Sudah cukup dia di hina sejak tadi.

Anak pembawa sial. Itu yang terus di ucapkan oleh ibu dari pria yang hampir saja menjadi suaminya.

"Ya Tuhan. Mungkin ini jalan terbaik untuk keluargaku. Kau batalkan pernikahan putriku. Kau perlihatkan sisi lain dari wanita yang sejak kemarin selalu bersikap manis di hadapan kami."

Sambil terus berjalan. Ibu mentari membatin.

Dia seakan mendapatkan jawaban atas doanya. Begitu lega hatinya. Mungkin jika dia menikahkan mentari dengan pria itu. Bisa jadi mentari akan tersakiti.

"Mungkin, ini takdirku. Aku yang sejak awal ragu dengan pernikahan ini. Tuhan telah dengan baiknya menarikku sebelum aku masuk ke dalam keluarga itu."

dia yang sejak awal merasa pernikahan ini tidaklah sejalan dengan pemikirannya. ternyata benar saja pernikahan ini malah membawa petaka untuknya dan juga keluarganya.

"paman sebaiknya kita juga pulang." ajak bulan kepada ayah Mentari.

tikno tidak bisa berbuat apa-apa lagi. ia harus menanggung malu dengan apa yang telah terjadi kepada putrinya dan juga keluarganya.

pria paruh baya itu juga tidak mengerti. mengapa bisa keluarga calon besannya itu berpikir bahwa putrinya adalah wanita pembawa sial.

"Pak, Bu. maafkan mentari yang sudah membuat kecewa bapak dan ibu dengan batalnya pernikahan ini." Mentari bersujud di kaki kedua orang tuanya yang sedang duduk di bangku ruang tamu.

"nak ini semua bukanlah salahmu. Ibu juga tidak mengerti kenapa pemikiran mereka seperti itu terhadap mu. padahal sejak awal kita bertemu. mereka kemudian memintamu. sampai akhirnya kalian akan menikah. mereka tidak pernah menyinggung sedikit pun perasaan keluarga kita."

raut wajah seorang ibu yang awalnya sangat menanti hari pernikahan putrinya. raut wajah senang itu luntur seketika tak tersisa.

mereka menyesal telah memaksa Putri mereka yang masih muda untuk menikah. sejak awal Mentari sudah mengatakan bahwa ia tidak ingin menikah di usia muda.

karena tinggal di sebuah desa yang masih menganut pernikahan muda. membuat kedua orang tua Mentari memutuskan menikahkan anaknya yang sudah berusia dua puluh tahun.

"seharusnya Bapak dan Ibu yang meminta maaf kepadamu Tari. kami telah memaksakan kehendak kami kepadamu. padahal sudah jelas kamu tidak ingin menikah di usia muda." Tikno membuka suara.

"Pak, Bu. Mentari tahu bapak dan ibu melakukan ini karena khawatir kepada Mentari. untuk semua yang terjadi pada hari ini itu murni di luar kehendak kita semua."

Mentari berusaha menghapus perasaan bersalah dan sesal di dalam hati kedua orang tuanya. anak seperti Mentari seharusnya bukan dicap sebagai wanita pembawa sial, akan tetapi seharusnya dicap sebagai seorang anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya.

kurang apa dari Mentari, paras cantik, rajin, dan juga baik hati.

saat mereka semua sedang berbincang di ruang tamu. terdengar suara pintu terketuk begitu keras.

pintu diketuk seperti orang ingin merobohkan pintu rumah keluarga Tikno.

Mentari hendak bangun dan membuka pintu rumah, tetapi ayahnya melarang.

"biar bapak saja yang membukakan pintunya," ujar Tikno.

Tikno berjalan ke arah pintu rumahnya dan dia segera membukanya. karena sepertinya orang yang mengetuk pintu sudah tidak sabar untuk bertamu.

Dalam langkahnya ada rasa takut. Tubuhnya seakan merasakan aura negatif. Sehingga dia tidak bisa mengendalikan dirinya yang diliputi oleh rasa ketakutan.

Tikno berdiri sejenak di depan pintu rumahnya. Dia merasa ragu untuk membukanya. Namun, ketukan pintu semakin keras dan memaksa Tikno untuk keluar dari rumah.

"hai Tikno. Mana putrimu yang pembawa sial itu?"

Seorang pria berteriak keras ketika Tikno muncul dari balik pintu rumahnya. di depan rumah keluarga mentari beberapa warga sudah merkumpul.

Mendengar suara yang begitu kencang. Membuat mentari mendelik. Dia tidak menyangka kalau keluarga beni dan beberapa warga sudah berkumpul di depan halaman rumahnya. Mereka membawa obor sebagai penerang dan beberapa membawa tongkat panjang.

"Untuk apa itu?" Mentari bertanya-tanya.Tubuhnya bergetar dan dia memegang erat lengan ibunya.

Mentari tidak menyangka semua akan berbuntut panjang. Dia juga tidak menyangka keluarga beni akan membawa turut serta warga untuk mengepung rumah mereka.

Sebagai anak mentari takut terjadi sesuatu kepada bapaknya yang seorang diri menghadapi keluarga beni dan juga warga.

Dia terus memperhatikan bapaknya. Dia tidak sedikitpun mengalihkan pandangannya.

Mentari melihat keluarga beni terutama bapaknya  menunjuk-nunjuk bapaknya. Mereka sangat marah. Dari suara mereka terdengar sampai ke telinga Mentari yang ada di dalam rumah.

"Tari, bagaimana ini?" Tanya ibunya.

"Bu, tari juga tidak tahu. Tari takut bapak kenapa-napa." Mentari menunjukkan raut wajah kecemasan.

"Sudah, Bi, Tar. Kalian tenang saja. Paman pasti bisa mengatasi mereka. Warga pasti tidak akan menyakiti paman juga." Bulan berusaha menenangkan bibi dan juga sepupunya itu.

Mentari berusaha mempercayai kata-kata kakak sepupunya. Dia berharap hal baik kembali kepada mereka. Dia berharap hal baik kembali memihak mereka.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!