Aku tidak perduli, bagaimana masalalu mu. Yang aku tau hanya, aku cinta kamu,'
- Cosmos ganteng-
***
Cosmos berlari memasuki area rumah sakit dengan masih menggunakan stelan jas yang sudah urak urakan. Ia tidak perduli dengan penampilannya sekarang, yang ia prioritaskan sekarang adalah Rosaline. Ia tidak habis fikir, bagaimana bisa seorang lelaki tega melecehkan seorang wanita hamil. Cosmos sudah mengerahkan semua mata matanya untuk mencari lelaki itu. Cosmos bersumpah, jika ia melihat sedikit pun luka pada diri Ros. Cosmos akan menghabisi lelaki itu.
Cosmos langsung memasuki lift, karena menurut informasi dari Steffi adiknya. Ruangan Ros dirawat berada dilantai tiga, ruang VIP.
Ting.
Lift terbuka lebar, lalu Cosmos berlari, mencari ruang VIP itu berada. Karena tak kunjung menemukan ruangan Ros, mau tak mau, Cosmos bertanya kepada suster yang sedang lewat.
Cosmos menarik tangan seorang suster dan suster itu melihat Cosmos dengan tatapan terkejut.
"Ruang VIP dimana, sus?" Tanya Cosmos dengan nafas memburu.
Namun, suster itu hanya diam terpaku menatap mata Cosmos yang hitam pekat itu lalu turun kearah bibirnya yang berwarna pink. Suster itu sudah melayang layang bersama imajinasi liarnya bersama pria yang menarik tangannya ini.
"Suster, ruang VIP dimana?!" Tanya Cosmos kembali dengan sedikit berteriak. Ia tak habis fikir, kenapa suster ini tidak menjawabnya padahal ia sedang terburu buru.
Suster itu memerjapkan matanya dan kembali kepada dunia nyata.
"I.. itu... Di ujung lorong sana... belok kanan..." Ucap Suter dengan nada sensualnya.
Tanpa aba aba lagi, Cosmos langsung berlari kearah yang ditunjukkan oleh suster tadi. Cosmos berbelok ke arah kanan. Namun langkahnya terhenti, karena melihat sosok lelaki yang sedang bersandar pada dinding rumah sakit. Dirgantara Delta. Orang yang paling ia benci didunia ini. Banyak pertanyaan yang muncul dikepalanya Cosmos, banyak hal yang harus Cosmos ketahui dan sepertinya banyak hal juga yang Cosmos lewatkan.
Cosmos berjalan santai menuju arah Dirga. mendengar langkah kaki yang mendekat membuat Dirga menoleh dan menegakkan tubuhnya. Dirga menatap Cosmos dengan tajam, namun Cosmos hanya berjalan mengabaikan keberadaan Dirga disana. Cosmos hanya tidak ingin berkelahi dirumah sakit, karena tujuannya saat ini adalah Rosaline. Cosmos membuka pintu kamar Rosaline, namun pintu baru terbuka sedikit, Dirga langsung berujar.
"Banyak hal yang kau lewatkan," Ucap Dirga dengan sinis. Cosmos berusaha menahan emosinya, lalu Cosmos kembali berjalan masuk. Sebelum benar-benar masuk kedalam Dirga kembali berkata.
"She is mine and still mine," Ucap Dirga.
Lalu pintu tertutup rapat dan Meninggalkan Dirga sendiri diluar.
Cosmos berjalan kearah Rosaline yang sedang tertidur pulas, Cosmos mengabsen setiap inchi wajah Ros. Dan dia menemukan luka disudut bibir Ros, Cosmos memegang dadanya yang berdenyut nyeri. Cosmos meraih tangan Ros lalu mengelusnya dengan perlahan.
'maafkan aku... Karena aku tidak bisa menjagamu. Ada satu hal yang perlu aku jelaskan tentang masa lalu kita. Perlu kamu tau... Aku tidak pernah sedikitpun berpaling dari kamu. Bahkan sampai kamu memutuskan hubungan kita, hatiku masih menyebut namamu, bahkan hingga saat ini hatiku masih berdetak untukmu dan hingga saat ini juga aku masih tetap mencintai dan bahkan bertambah'. Ucap Cosmos dalam hati. Lalu Cosmos mencium kening Ros dengan hangat.
Cklek.
Suara pintu kamar mandi terbuka. Cosmos melirikan matanya kearah belakang dan melihat sosok adiknya. Cosmos menegakkan tubuhnya lalu berbalik menatap kearah adiknya.
"Bagaimana keadaannya?" Tanya Cosmos dengan wajah paniknya.
"Kau tenang lah... Keadaannya sudah stabil, dia hanya butuh istirahat. Dia mengalami sedikit pendarahan karena terjatuh dan syok. Mungkin besok ia sudah boleh pulang," Jawab Steffi.
"Apa?! Pulang? Tidak! dia harus disini dulu sampai benar benar pulih," Ucap Cosmos dengan sedikit emosi.
"Kau harus mengerti... Dia sudah lebih baik sekarang," Ucap Steffi dengan geram.
"Bagaimana kau tau?! Kalau dia dalam keadan baik? yang punya tubuhkan dia, Bukan kamu," Ucap Cosmos yang masih kekeh dengan keinginannya agar Ros dirawat sampai ia benar benar pulih.
"Kau juga! Bagaimana bisa tau, kalau dia tidak dalam keadaan baik? Kan, yang punya tubuh dia, bukan kakak! Dasar menyebalkan!" Ucap Steffi sembari membuang wajahnya ke arah Ros. Dan Steffi dapat melihat Ros yang sudah terbangun dan Steffi juga melihat Dirga yang sedang menyembulkan kepalanya dari balik pintu dengan memberikan tatapan - ada apa? -.
"Dia yang duluan," Ucap Steffi sembari menunjuk kearah Cosmos. Lalu Cosmos menoleh kearah belakang dan melihat Dirga. Seketika pandangan mereka beradu tajam. Untuk apa Dirga mengintip kedalam ruangan ini. Baru Cosmos ingin melangkah kan kakinya, langkahnya tertahan oleh suara Ros yang lebih dulu menginterupsi.
"Cosmos..." Panggil Ros.
Cosmos berjalan cepat kearah Ros lalu memeluknya dengan erat. Ros menangis sejadi jadinya dalam pelukan Cosmos, Cosmo mengelus rambut Ros dengan sangat hati hati.
"Menangislah... Sampai kau merasa lega," Ucap Cosmos. Sebenarnya Cosmo tidak suka jika melihat Ros menangis, tapi karena Cosmo tau apa yang baru saja menimpa wanita ini, membuat Cosmos mengerti akan kesedihannya.
"Aku takut... " Ucap Ros. Sebenarnya Ros takut dengan Dirga yang melihatnya seperti makan yang lezat.
"Tidak ada apa apa... Ada aku. Tidak akan ada, yang berani nyakitin kamu lagi," Ucap Cosmos sembari terus mengelus rambut Ros yang masih sehalus dulu.
"Anakku..." Ros menundukkan kepalanya lalu mengelusnya dengan lembut. Ros takut kalau Dirga akan mengambil anaknya dari dirinya nanti.
"Jangan tinggalin bunda," Ucap Ros dengan lirih.
"Dia baik baik saja," Ucap Cosmos sembari mengelus perut Ros juga. Tubuh Cosmos mendadak menjadi merinding, karena untuk pertama kalinya Cosmos menyentuh perut yang berisikan kehidupan didalamnya. Lalu Cosmos melepaskan elusannya karena kaget, ketika bayi yang ada didalam menendang.
"Ah..." Ringis Ros, karena merasakan anaknya menendang.
"Kau kenapa? Ada yang sakit. Tadi bayi manis ini menendang ya?" Ucap Cosmos dengan antusias. Ros tersenyum kearah Cosmos.
"Iya paman, itu tadi salam perkenalan dari aku..." Ucap Ros dengan menirukan suara anak kecil.
Cosmos tersenyum lebar lalu menunduk tubuhnya sejajar dengan Ros.
"Hai sayang... Perkenalan... Aku adalah pacar ibumu dan ibumu adalah cinta pertamaku," Ucap Cosmos. Dari data yang Cosmos dapatkan. Cosmos tau, kalau Ros belum memiliki suami, Rosnya mendapatkan anak ini dari hasil one night stand, lalu lelaki itu tidak mengakui anak yang dikandung oleh Ros. Tapi, Comsos tidak mempermasalahkan hal itu dan cosmos siap bertanggung jawab atas anak ini.
Ros tersenyum miris dengar ucapan Cosmos. Ros jadi ingat masa lalu bersama Cosmos, ros tau, yang salah disini adalah Ros.
"Maaf untuk yang dulu," Ucap Ros dengan menyesal.
Cosmos melihat wajah Ros yang sudah muram, Cosmos menangkup pipi Ros lalu mengelus dengan lembut.
"It's okay. Lupakan yang sudah lalu, tugas kita sekarang adalah berbahagia. Karena anak ini akan lahir ke dunia dan mewarnai hari hari kita nanti," Ucap Cosmos dengan lembut kearah Ros.
Ros menggelengkan kepalanya.
"Bukan, kita. Sekarang, kita buka lagi kita. Sekarang aku sudah ingin mempunyai anak dan kamu bisa mencari wanita lain yang lebih baik daripada aku," Ucap Ros.
Cosmos menggelengkan kepalanya dengan tegas.
"Tidak! Aku hanya menginginkan mu, bukan dengan yang lain, " Ucap Cosmos dengan tegas.
"Kalau kamu tau, apa yang sudah terjadi dalam hidup ku. Pasti kamu akan meninggalkan aku," Ucap Ros dengan air mata yang sudah mendesak ingin keluar.
"Aku tau, tapi aku tetap milih kamu. Soal anak itu, aku yang akan tanggung jawab," Ucap Cosmos sembari meremas tangan Ros, berharap Ros akan mempercayainya.
"Tapi..."
Cup.
Cosmos mengecup bibir Ros dengan lembut. Cosmos tidak ingin mendengar berbagai macam alasan yang Ros berikan lagi. Cosmos hanya ingin Ros mengerti, kalau ia hanya menginginkan Rosnya dalam hidupnya, entah dari dulu ataupun hingga sekarang.
Steffi mengibas ngibaskan tangannya didepan wajahnya, ketika melihat adegan itu. walaupun hanya sebuah ciuman, tapi itu adalah hal yang pribadi dan dengan seenaknya kakaknya yang bodoh itu malah ciuman didepannya.
"Aduh... Panas banget. Hot.. hot.. Poll..." Ucap Steffi dengan nada menyindir.
Brak.
Dirga yang melihat adegan itupun memanas. Dirga menarik tubuhnya keluar lalu menutup pintu dengan kasar. Steffi menoleh kearah pintu lalu baru teringat kalau kekasihnya itu berada di luar. Steffi berjalan keluar ruangan, lalu menoleh kearah kanan dan kiri. Namun, tidak melihat Dirga.
'Aduh... yang ciuman siapa, yang malu siapa'. Ucap Steffi dalam hati. Ia merasa tidak enak pada Dirga, karena Dirga harus melihat adegan ciuman antara kakaknya dan Cinta pertamanya itu dan selama ia pacaran dengan Dirga, ia tidak pernah melakukan ciuman apapun. Lalu Steffi keluar dari ruangan Ros untuk mencari keberadaan Dirga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Tri Utami Iin
Thor maaf ni ya, mau usul mending buat bubur merah putih gih si cosmos, ganti nama Thor, ga enak banget pas bagian baca namany 😂
Jangan marah ya thor
2022-06-24
0
Sulati Cus
kau slh Stefi, Dirga bkn malu tp cemburu 😂
2021-10-20
0
dhapz H
awkwkwk ada yg cemburu dan emosi
2021-09-21
0