Sementara itu, Siluman Kera Api belum menyerang dirinya lagi. Saat ini dia sedang menatap Qiao Feng dengan tatapan tajam. Sedangkan anak muda itu sendiri, sekarang dia sedang menundukkan kepala sambil berpikir.
Dengan kekuatannya sekarang, benarkah dia mampu mengalahkan Siluman Kera Api dan membawa pulang Mustika Siluman?
Kalau dipikir lebih lanjut, perbedaan di antara mereka memang tidak terlalu jauh. Mungkin hanya beda dua tingkat saja. Tapi sayangnya, perbedaan yang dua itu justru sudah mampu untuk menentukan segalanya.
Qiao Feng berpikir cukup lama. Berhasil macam gambaran tiba-tiba muncul begitu saja.
"Manusia. Aku sarankan lebih baik kau segera pergi," kata Siluman Kera Api tiba-tiba bicara.
Anak muda itu mengangkat kepala lalu memandang ke arahnya. "Baik, aku akan pergi, tapi dengan satu syarat," jawabnya.
"Apa syarat itu?"
"Berikan Mustika Siluman milikmu kepadaku,"
Grrr!!!
Siluman Kera Api kembali mengeluarkan suara geraman ketika mendengar jawaban Qiao Feng.
"Dasar manusia tidak tahu diri. Aku sudah memberikan hati kepadamu. Tapi kau malah meminta jantung. Kalau kau memang ingin Mustika Siluman, aku akan memberikannya!"
Wushh!!!
Dia langsung melesat. Seluruh tubuh siluman kera yang semula berwarna putih, sekarang tiba-tiba berubah menjadi merah membara. Hawa panas yang teramat sangat keluar dari setiap inci tubuhnya.
"Gawat! Dia sudah benar-benar marah," guamm Qiao Feng merasa panik.
Buru-buru dirinya melompat mundur dan mencari tempat aman. Sayangnya pihak lawan tidak mau memberikan kesempatan itu. Siluman Kera Api mulai melancarkan serangan jarak jauh.
Puluhan bola api muncul di tengah udara hampa dan langsung menyerang Qiao Feng. Ke mana pun anak muda itu melarikan diri, puluhan bola api tersebut pasti akan terus mengikutinya.
Karena menyadari sudah tidak ada lagi jalan keluar, terpaksa kau tidak mau dia harus melayaninya.
Sringg!!!
Dia mencabut sebatang pedang pusaka yang tersoren di punggungnya. Cahaya putih keperakan keluar dan membuat arena pertarungan menjadi terang untuk sesaat.
Setelah mengeluarkan senjatanya, Qiao Feng mulai menangkis puluhan bola api yang sejak tadi mengejarnya. Tusukan dan tebasan pedang dilancarkan secara bergantian.
Semua serangan Siluman Kera Api berhasil dia musnahkan. Hanya saja, ternyata serangan itu tidak sampai di situ saja.
Siluman penguasa hutan tersebut kembali mendekat ke arahnya. Jurus pukulan yang mengandung tenaga dahsyat dilancarkan. Tubuh Qiao Feng menjadi samsak hidup untuk yang kesekian kalinya.
Pukulan dan tendangan terus menerjang. Dalam waktu singkat saja ia telah berada di ujung tanduk. Qiao Feng benar-benar berada di ambang kematian!
Darah segar telah membasahi seluruh tubuhnya. Wajah yang pucat pasi itu bercampur dengan merahnya darah. Pedang pusaka yang selama ini dia gunakan, berhasil dipatahkan oleh Siluman Kera Api.
Saat ini, anak muda tersebut sedang dicekik olehnya. Tangan yang mencengkeram leher itu sangat kuat. Qiao Feng sendiri tidak bisa membebaskannya begitu saja.
Dalam keadaan seperti sekarang, ia menjadi putus asa. Harapan untuk hidup sudah tidak ada lagi. Kecuali menunggu kematian, memangnya apalagi yang bisa dia lakukan?
'Kenapa guru menyuruhku untuk melakukan hal ini? Padahal dia tahu bahwa kekuatanku belum mumpuni. Apakah secara tidak langsung, guru ingin membunuhku? Ah, tidak, tidak mungkin. Guru pasti mempunyai maksud dan tujuannya tersendiri,'
Batin Qiao Feng terus bertanya-tanya. Di awal dia mempunyai prasangka buruk terhadap gurunya. Tapi kemudian, pada akhirnya dia memilih untuk berpikir positif.
Dia yakin, dibalik ini, gurunya pasti mempunyai tujuan tersendiri yang sampai sekarang belum dia ketahui!
Sementara itu, bersamaan dengan hal tersebut, rasa sakit semakin mendera tubuhnya. Cekikan Siluman Kera Api semakin keras. Qiao Feng merasa kesulitan bernafas.
Tiba-tiba dia memejamkan kedua matanya. Ia sudah benar-benar pasrah akan nasibnya sendiri.
Namun secara tiba-tiba sesuatu terjadi. Segulung angin yang sangat kencang mendadak berhembus. Cekikan Siluman Kera Api terlepas begitu saja. Detik berikutnya siluman itu ikut terbang ke belakang karena tidak kuasa mempertahankan dirinya.
Wushh!!!
Koakk!!!
Burung gagak hitam yang sejak semula melihat pertarungan itu tiba-tiba terbang dengan cepat ke arahnya. Burung itu kemudian mencengkeram kerah baju Qiao Feng lalu membawanya pergi begitu saja.
Siluman Kera Api menyaksikan hal tersebut. Tapi dia tidak berminat untuk mengejarnya. Apalagi selama ini dia memang sangat jarang keluar dari sarangnya.
###
Beberapa waktu kemudian, burung gagak hitam sudah tiba di goa yang menjadi tempat tinggal Qiao Feng bersama gurunya. Sepanjang perjalanan, kedua kakinya terus mencengkeram kerah baju Qiao Feng tanpa rasa lelah.
Kalau ada orang lain yang menyaksikan kejadian ini, mungkin mereka tidak akan percaya dengan mata kepalanya sendiri.
Dengan tubuh sekecil itu, bagaimana mungkin dia sanggup membawa pemuda yang bertubuh tinggi kekar?
Percaya tidak percaya, tapi begitulah kenyataannya.
Sementara itu, ketika tiba di sana, kebetulan Pertapa Cahaya Putih juga sudah berdiri di mulut goa. Seolah-olah dia sudah tahu akan apa yang telah terjadi.
"Bawa dia ke dalam dan baringkan di Pembaringan Dewa Es," kata Pertapa Cahaya Putih memberikan perintah.
Koakk!!! Koakk!!!
Burung gagak bersuara. Ia lalu terbang ke dalam dan melaksanakan tugas yang diberikan oleh orang tua itu.
Setelah tugasnya selesai, burung gagak langsung terbang keluar dan pergi begitu saja.
Pertapa Cahaya Putih berjalan masuk ke dalam. Dia menghampiri Qiao Feng yang masih dalam keadaan tidak sadarkan diri.
Orang tua itu menaruh telapak tangannya di atas dada Qiao Feng. Aura warna putih transparan tiba-tiba memasuki tubuhnya.
Tidak lama kemudian, seluruh luka yang dialami olehnya sudah hilang begitu saja.
Sekitar sepuluh menit berikutnya, tiba-tiba Qiao Feng sadar dan membuka matanya. Dia cukup terkejut saat menyadari bahwa dirinya sudah ada di dalam goa kembali.
Pemuda itu bangun lalu memandang ke tengah ruangan. Melihat di sana ada gurunya yang sedang duduk, Qiao Feng kemudian turun dari pembaringan lalu berjalan menghampirinya.
"Guru, maaf aku tidak bisa melaksanakan tugas itu," ucapnya ketika sudah tiba di hadapan gurunya.
Qiao Feng berkata sambil berlutut. Kepalanya tetap menunduk ke bawah. Dia tidak berani melihat ke arah Pertapa Cahaya Putih. Seolah-olah dirinya takut gurunya akan marah.
"Bangun dan duduklah, Feng'er," katanya dengan lembut.
Qiao Feng menurut. Ia bangun kemdain duduk di kursi yang tersedia.
"Bagaimana kekuatan Siluman Kera Api itu?" tanyanya seakan-akan Pertapa Cahaya Putih belum tahu kekuatan siluman tersebut.
"Dia benar-benar kuat, guru. Kalau aku tidak salah, saat ini Siluman Kera Putih itu berada di tingkatan Siluman Surgawi tahap satu," katanya sedikit menyesal.
"Jadi, kau tidak mampu untuk mengalahkannya?"
"Yang ada, aku malah hampir mati di tangannya," jawab Qiao Feng sambil tersenyum getir.
Pertapa Cahaya Putih menganggukkan kepala beberapa kali. Setelah minum arak, ia berkata lagi. "Sejak awal aku sudah tahu kau akan kalah dan bahkan hampir tewas di tangannya," ujar orang tua itu sambil tersenyum.
Qiao Feng membalas senyuman. Namun dalam hatinya dia menggerutu. 'Kalau sudah tahu, terus kenapa guru tetap memberikan tugas ini kepadaku? Apakah dia benar-benar ingin melihat aku mati?'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 224 Episodes
Comments
Chafidzoh Roesanto
hahaha
2023-09-19
1
K4k3k 8¤d¤
💓🤞💓🤞💓🤞💓🤞💓
2023-08-15
0
K4k3k 8¤d¤
semangat semangat terus semangat thor lanjutin update sampai tamat ditunggu sama para reader yang setia menanti mu update kembali
2023-08-15
1