Beberapa waktu kemudian, setelah sekitar enam bulan berlalu, tanpa terasa kemampuan Qiao Feng sudah meningkat pesat.
Dari yang tadinya hanya Pendekar Bumi tahap empat, sekarang dia sudah mencapai tingkatan Pendekar Langit tahap tiga.
Dalam usianya yang baru menginjak empat belas tahun, dia sudah mencapai tahap setinggi itu?
Kalau saja hal ini sampai tersebar ke dunia luar, niscaya beritanya akan langsung menggemparkan. Semua orang pasti tidak akan percaya dengan hal tersebut.
Untunglah selama ini Pertapa Cahaya Putih tidak mengizinkan Qiao Feng keluar dari hutan. Walaupun anak itu mencoba untuk membantah, ia pasti tetap tidak akan mampu melakukannya.
Sebab tanpa sepengetahuan Qiao Feng, Pertapaan Cahaya Putih sebenarnya sudah melindungi hutan belantara itu dengan kekuatannya.
Hutan yang sangat luas tersebut dibuat tidak bisa dilihat oleh orang-orang. Sehingga dari luar, tidak akan ada satu pun pendekar yang dapat memasukinya.
Walaupun suatu saat nanti akan ada tokoh sakti yang masuk, pasti dia tidak bisa masuk ke tempat lebih dalam dengan mudah. Sebab orang tua itu pun telah memasang perangkap di sana sini.
Di Kekaisaran Yuan, mungkin tidak akan ada orang yang bisa melewati perangkap tersebut, kecuali hanya dia sendiri.
Maka dari itulah, selama berguru kepada Pertapa Cahaya Putih, Qiao Feng tidak pernah lagi melihat dunia luar.
###
Waktu terus berjalan. Tanpa terasa sudah lima tahun Qiao Feng berguru kepada tokoh sakti tersebut. Selama lima tahun belakangan, Pertapa Cahaya Putih telah banyak mewariskan ilmu-ilmunya kepada anak itu.
Qiao Feng yang dulu masih anak-anak, kini telah berubah menjadi satu sosok pemuda yang tampan dan bertubuh tinggi kekar.
Yang berubah dari dirinya bukan hanya wajah dan postur tubuh saja. Malah kekuatannya juga meningkat sangat pesat. Sekarang, tanpa disadari, Qiao Feng justru telah mencapai tingkat Pendekar Surgawi tahap lima.
Melihat semua kemajuan muridnya, Pertapa Cahaya Putih tentu saja merasa sangat senang sekaligus bangga. Akhirnya apa yang dia bayangkan lima tahun lalu tidak salah.
Qiao Feng benar-benar anak yang sangat luar biasa!
Bakatnya dalam mempelajari ilmu bela diri sangat besar. Sehingga dia bisa dengan muda mencerna ilmu atau jurus-jurus yang dia ajarkan kepadanya.
Saat itu, waktu menunjukkan sore hari. Qiao Feng baru saja selesai melatih ilmu pedangnya. Karena tidak ada kegiatan lain lagi, dengan segera dirinya masuk kembali ke dalam goa.
"Apakah latihanmu sudah selesai, Feng'er?" tanya Pertapa Cahaya Putih yang saat itu sedang duduk sambil minum arak.
"Sudah, guru," jawabnya sambil berjalan menghampiri.
Begitu dirinya tiba, Pertapa Cahaya Putih langsung memberikan satu cawan arak kepada dirinya.
Sedikit catatan, Pertapa Cahaya Putih adalah orang yang sangat gemar minum arak. Ia lebih memilih tidak menyantap makanan apapun daripada tidak minum arak, walau itu hanya satu hari.
Baginya, arak adalah segalanya. Dengan arak dia bisa mengurangi kesedihan dan penyesalan di masa lalu. Dengan arak pula dia bisa mendapatkan tenaga.
Maka dari itu, tidak heran apabila tanpa sadar Qiao Feng pun telah mengikuti jejak gurunya.
Di usianya yang masih sembilan belas tahun, ia justru telah berubah menjadi setan arak. Takaran minumnya sangat banyak. Mungkin tidak berada jauh di bawah gurunya sendiri.
"Feng'er, di hutan ini sebenarnya ada satu siluman yang menjadi penguasanya. Siluman itu berbentuk kera. Kalau tidak salah, orang-orang sekitar kota ini menyebutnya Siluman Kera Api,"
"Siluman Kera Api?" tanya Qiao Feng sambil mengerutkan kening.
"Benar," jawab Pertapa Cahaya Putih membenarkan.
"Tapi, kenapa aku baru mendengarnya, guru?"
Dia sudah lama tinggal di tengah-tengah hutan itu bersama gurunya. Tapi selama ini, Qiao Feng tidak pernah mendengar bahwa di hutan tersebut ada siluman yang bernama Kera Api.
"Itu karena kau belum pernah berkunjung ke tempatnya. Siluman Kera Api tidak pernah keluar dari sarang kecuali untuk melakukan hal-hal tertentu. Selain itu, aku sendiri juga tidak pernah memberitahumu soal ini,"
"Hemm ... jadi, kenapa sekarang guru menceritakannya kepadaku?"
Setelah mendengar penjelasan barusan, Qiao Feng jadi yakin bahwa gurunya mempunyai maksud tertentu.
"Aku ingin kau membunuhnya dan membawakan Mustika Siluman yang dia miliki,"
Pemuda itu seketika termenung. Ia cukup terkejut dengan perintah yang diberikan oleh Pertapa Cahaya Putih.
Mampukah dia membunuh dan membawakan Mustika Siluman itu?
Untuk beberapa saat Qiao Feng masih belum bicara. Jujur saja, dalam hal ini ia merasa kurang yakin.
"Kenapa kau diam saja, Feng'er? Apakah kau tidak sanggup melakukan perintahku?" tanya Pertapa Cahaya Putih setelah cukup lama Qiao Feng membungkam mulut.
"Ah, tidak guru," katanya sambil menggelengkan kepala. "Aku ... aku sangat sanggup melakukan tugasmu,"
"Bagus. Kalau begitu segera laksanakan,"
"Ka-kapan aku harus melakukannya?"
"Sekarang!"
"Sekarang?" Qiao Feng kaget. Hampir saja dia melompat dari tempat duduknya.
"Kenapa? Kau tidak siap?" tanya orang tua itu sambil mengerutkan kening.
"Si-siap, guru. Aku sangat siap. Hanya saja ..."
"Hanya saja apa?" tanya Pertapa Cahaya Putih memotong ucapannya.
"Aku tidak mengetahui di mana sarang Siluman Kera Api itu,"
"Jangan khawatir,"
Pertapa Cahaya Putih tiba-tiba bangkit berdiri. Dia kemudian berjalan keluar dengan langkah ringan.
Melihat gurunya keluar, dengan segera Qiao Feng pun mengikuti dari belakangnya.
Beberapa saat kemudian, guru dan murid itu sudah tiba di depan goa. Pertapa Cahaya Putih menghentikan langkahnya dan mengibaskan tangan kanan.
Wushh!!!
Segulung angin mendadak berhembus membawa kepulan debu dan daun-daun kering. Setelah keadaan kembali seperti semula, kini di depan mereka sudah ada seekor burung gagak hitam bermata merah. Ukurannya sama seperti burung pada umumnya, begitu juga ciri-ciri lainnya.
Tapi terlepas dari semua itu, Qiao Feng sangat yakin bahwa burung gagak tersebut mempunyai kelebihan tersendiri.
"Bawa muridku ke sarang Siluman Kera Api," kata Pertapa Cahaya Putih kepada burung gagak tersebut.
Koakk!!! Koakk!!!
Burung itu bersuara. Seolah-olah dia mengerti ucapannya.
"Nah, Feng'er, pergilah sekarang. Burung gagak ini akan menunjukkan di mana sarang siluman penguasa hutan," ucapnya.
"Baik, guru. Sekarang juga aku akan pergi," Qiao Feng mengangguk.
Burung gagak hitam tadi tiba-tiba terbang setinggi orang dewasa. Qiao Feng segera mengikuti ke mana arah yang ia tunjuk.
Setelah kepergian muridnya, Pertapa Cahaya Putih sempat terlihat tersenyum sebelum akhirnya masuk kembali ke dalam goa.
Malam akhirnya datang menyapa bumi. Keadaan di hutan sangat gelap. Untunglah rembulan sudah muncul di atas langit, sehingga cahayanya bisa mengusir kegelapan yang mencekam.
Entah sudah berapa jauh jarak yang Qiao Feng tempuh. Hanya saja semenjak berangkat pertama kali, burung gagak hitam itu tidak pernah berhenti.
"Apakah sarangnya masih jauh?" tanyanya seakan-akan burung gagak itu adalah manusia.
Koakk!!!
Ia bersuara satu kali. Lalu terbang lebih cepat lagi.
Setelah sekitar dua puluh tombak kemudian, gagak hitam tersebut tiba-tiba berhenti. Ia bertengger di sebuah dahan pohon yang berukuran cukup besar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 224 Episodes
Comments
herry bjb
cerita proses mc jadi kuat secara instan hampir sama seperti kebanyakn novel..tinggal lihat bab perjalanan kehidupan mc apakah cenderung sama dg novel lainyg monoton penyajiannya atau ada pmbeda yg menarik
2023-09-27
2
Chafidzoh Roesanto
yezzzzzz
2023-09-15
1
K4k3k 8¤d¤
💟🙏💟🙏💟🙏💟🙏💟
2023-08-15
0