Orang tua serba putih kembali tersenyum. Dia bisa mendengar dengan jelas ucapan Qiao Feng barusan.
"Tidak, Feng'er. Kau tidak sedang bermimpi. Kalau tidak percaya, coba saja cubit pipimu," katanya dengan suara halus.
Sebagai anak yang penurut, maka dia pun segera melakukan apa yang diperintahkan oleh si orang tua. Qiao Feng mencubit pipinya sendiri. Dan ternyata hasilnya sakit.
"Rupanya semua ini nyata," ucapnya perlahan sambil menggaruk-garuk kepala.
Melihat tingkah bocah itu, orang tua serba putih merasa terhibur. Dia kembali tertawa untuk yang kesekian kalinya.
"Jadi bagaimana, apakah kau bersedia menjadi muridku?"
"Tentu saja. Tentu saja aku bersedia," jawab Qiao Feng dengan cepat. "Tapi ..."
"Tapi apa?" potongnya.
"Aku belum mengetahui nama Tuan. Jadi, mana bisa seperti ini? Bagaimana mungkin ada seorang murid yang tidak mengenal siapa gurunya?"
Jawaban yang cerdas!
Jawaban itu membuat si orang tua serba putih semakin yakin bahwa dia memang tidak salah memilih Qiao Feng menjadi muridnya.
"Baiklah. Aku akan memperkenalkan diri lebih dulu,"
Ia menuangkan arak ke dalam cawan sampai penuh. Kemudian segera menghabiskannya. Setelah itu, si orang tua mulai bicara lagi.
"Namaku Liong Kiam. Aku berasal dari Kekaisaran Yuan ini. Orang-orang menyebutku si Pertapa Cahaya Putih,"
"Maaf Tuan, tapi aku tidak pernah mendengar namamu sebelumnya,"
"Tentu saja kau tidak pernah mendengar. Jangankan dirimu, mungkin semua gurumu sebelumnya juga sama. Dan kau tahu kenapa alasannya?"
"Aku tidak tahu," jawab Qiao Feng jujur.
"Itu karena umurku sudah sangat tua. Aku bukan terlahir di zaman ini, melainkan di beberapa zaman sebelumnya,"
"Benarkah?" anak itu tampak terkejut. Tapi dia pun sepertinya mulai tertarik dengan cerita orang tua yang mengaku bernama Liong Kiam dan berjuluk Pertapa Cahaya Putih tersebut.
"Memang begitu kenyataannya, Feng'er. Kalau masih ada, usiaku sekarang mungkin sudah lebih dari lima ratus tahun,"
"Apa? Lima ratus tahun?"
Hampir saja Qiao Feng melompat tinggi karena saking terkejutnya.
Apakah orang tua itu mengatakan hal yang sebenarnya? Benarkah dia tidak sedang berbohong?
Walaupun dirinya sering mendengar bahwa ahli bela diri yang sudah mencapai tahap sempurna bisa berumur sangat panjang, tapi karena ini baru pertama kalinya ia mendengar sekaligus menyaksikan langsung, maka wajar apabila Qiao Feng tidak segera percaya.
Cukup lama dia terdiam sambil mengingat-ingat kembali ucapan Pertapa Cahaya Putih. Dan beberapa saat berikutnya, tiba-tiba Qiao Feng teringat akan satu kalimat yang membuatnya lebih terkejut lagi.
"Tuan Pertapa, maaf sebelumnya. Tapi masih ada satu ucapanmu yang masih membuatku bingung," ucapnya lagi.
"Ucapan yang mana?" tanyanya lagi.
"Yang dimaksud Tuan masih ada,"
"Oh, maksudku adalah kalau diriku masih ada di dunia ini,"
"Aku masih belum mengerti maksudmu, Tuan Pertapa,"
"Baiklah, baiklah. Aku akan menjelaskannya supaya kau tidak bingung lagi," kata si Pertapa Cahaya Putih.
Ia menghela nafas beberapa kali. Setelah itu, dirinya segera melanjutkan lagi bicaranya.
"Kalau saja aku masih hidup di dunia ini, mungkin sekarang usiaku sudah lebih dari lima ratus tahun. Asal kau tahu saja Feng'er, apa yang kau lihat tentang diriku sekarang, sebenarnya ini hanya sebagiannya saja. Aku hanya serpihan energi dari diriku yang seutuhnya,"
Qiao Feng lagi-lagi dibuat terkejut. Tapi dia tidak memotong pembicaraan orang tua itu. Ia sedang menunggu Pertapa Cahaya Putih melanjutkan kembali ucapannya.
"Sedangkan diriku yang seutuhnya, sudah lama sekali menghilang dari dunia ini. Kejadian tersebut sudah berlangsung lebih dari empat ratus tahun silam,"
Pertapa Cahaya Putih menghentikan ceritanya. Ia menarik nafas panjang dan berat. Wajahnya tiba-tiba terlihat murung. Sepertinya dia sedang bersedih memikirkan dirinya.
"Jadi, Tuan Pertapa sudah lama meninggal?" tanya Qiao Feng memastikan lagi.
"Tepat sekali,"
"Kalau boleh tahu, kenapa Tuan bisa meninggal?"
"Itu karena aku dibunuh dengan cara licik oleh seorang Raja iblis yang tidak terkalahkan,"
"Aih ... kalau begitu, Tuan Pertapa Cahaya Putih ini pasti dulunya adalah tokoh terkenal dalam dunia bela diri," ucap Qiao Feng membayangkan masa lalunya.
Pertapa Cahaya Putih tersenyum simpul sambil menganggukkan kepalanya beberapa kali.
Apa yang dia katakan barusan memang tidak salah. Dulu, ratusan tahun silam, Pertapa Cahaya Putih adalah salah satu sosok paling dikagumi dalam dunia bela diri.
Ia disegani kawan dan ditakuti lawan. Kekuatannya tidak perlu ditanyakan lagi. Semua ahli bela diri sudah mengetahui akan kebenaran tersebut.
Selama dia berkelana dalam dunia persilatan, entah sudah berapa banyak tokoh-tokoh sesat yang berhasil dia bunuh. Entah berapa banyak pula orang-orang yang pernah mendapatkan pertolongannya.
Pertapa Cahaya Putih memang terkenal sebagai tokoh sakti yang jarang menemukan tandingan. Sayang sekali, hidup tokoh sakti itu harus berakhir mengenaskan.
Dia dibunuh dengan cara licik oleh seorang tokoh sesat yang belum menemukan tandingan. Alasan kenapa ia dibunuh tak lain adalah supaya menghancurkan semangat dan kekuatan para pendekar yang berasal dari aliran putih.
Sebab menurut berita yang beredar, Pertapa Cahaya Putih bukan hanya dikenal sebagai tokoh sakti, malah dia pun dikatakan berperan sebagai pemimpin para pendekar pembela kebenaran.
Keadaan di dalam ruangan goa itu sepi sunyi. Dua orang yang sedang duduk berhadapan saling menutup mulutnya masing-masing.
Hingga beberapa waktu kemudian, terdengar Qiao Feng bicara lagi.
"Tuan Pertapa, kalau boleh tahu, kenapa kau masih bisa ada di dunia ini? Bukankah tadi sudah dikatakan bahwa dirimu telah lama meninggal?"
Qiao Feng adalah anak yang cerdas. Ia selalu ingin mengetahui setiap hal sampai mendalam. Rasa penasarannya benar-benar tinggi. Maka dari itulah dia ingin tahu sepenuhnya tentang Pertapa Cahaya Putih tersebut.
"Ceritanya cukup panjang, Feng'er. Tapi supaya kau tidak penasaran, biarlah aku menceritakan garis besarnya saja," katanya sambil berhenti sebentar untuk minum arak.
Sementara itu, Qiao Feng tampak mengangguk setuju. Mendengar garis besar ceritanya saja, itu sudah lebih daripada cukup.
"Aku masih berada di dunia ini, tak lain adalah tepat sebelum ajalku tiba, aku telah melepaskan sebagian energiku untuk hidup lebih lanjut lagi. Walaupun kemudian tidak bisa hidup secara sempurna, tapi setidaknya aku masih bisa mencari penerus dan melanjutkan kembali impian yang belum tercapai,"
Dalam dunia bela diri, mereka yang sudah menjadi ahli bela diri dan mencapai tahap sempurna, memang bisa melakukan hal-hal diluar nalar manusia.
Termasuk juga Pertapa Cahaya Putih. Apa yang tidak bisa dilakukan oleh orang lain, justru bisa dia lakukan!
"Oh, rupanya begitu," anak itu menganggukkan kepala. "Kalau boleh tahu, kenapa Tuan Pertapa ingin mencari penerus? Dan impian apa pula yang belum tercapai di masa hidupmu?"
"Kau ini selain pintar dan cerdas, juga sedikit cerewet," kata Pertapa Cahaya Putih seraya tertawa. Sebelum Qiao Feng berbicara, buru-buru ia melanjutkan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 224 Episodes
Comments
Gan Gian
alurnya terlalu lambat thorr jadi agak membosankan
2024-03-26
0
Chafidzoh Roesanto
up up up lagi
2023-09-15
1
Ungke Uto
mau jadi wartawan kayaknya nih Qiao Feng😂😂
2023-09-08
1