Dave mulai salah tingkah dan menelan salivanya, ia sangat tahu Savira mulai curiga. Ia akan membiarkan Savira tahu semuanya setelah kepergiannya, biarlah seperti ini agar Savira tidak lagi mengingat nya. walau sebenarnya jantung Dave mulai berdesir dan berdetak kencang saat ia berada di samping Savira. Dave mengambil piring diatas nakas dan menyodorkan sendok berisi nasi dan lauk kedepan bibir gadis cantik itu.
"Ayo makan dulu dan habiskan, kakak ingin kau cepat sembuh dan keluar dari rumah sakit ini. Savira gelengkan kepala "Aku sudah kenyang kak!"
Dave menghela nafas panjang dan menatap gadis di depannya dengan perasaan yang entahlah.
"Dek, kalau kau tidak makan, kakak tidak mau menemui mu lagi." ancam Dave. Savira menoleh kearah Dave dan mengerucutkan bibirnya "Kakak tidak sungguh-sungguh kan bicara begitu? atau mau mengancam ku saja?"
Dave menarik nafas dalam "Terserah kalau kau tidak percaya." kini gantian Dave yang merajuk.
"Kakak Nggak boleh pergi, Vira tidak punya teman lagi selain kak Dave."
Dave tersenyum untuk menghilangkan luka dihatinya sebab ia harus pergi meninggalkan keluarga Reno termasuk Savira.
"Ayo habiskan dulu makannya dan setelah itu minum obat nya."
Savira mengangguk dan menerima suapan dari tangan Dev, hingga nasi tandas dan tertinggal piring yang kosong. Dev tersenyum seraya memberikan air putih hangat pada gadis manja itu.
"Ini obatnya." Dave memberikan butiran obat ketangan Savira, gadis itu meminum obat yang diberikan Dave.
"Sekarang istirahat ya."
"Kakak mau kemana? bisa kah kita jalan-jalan di taman."
"Kakak masih ada urusan, nanti saja kita ke taman nya."
"Aku tidak mau, pokoknya harus sekarang! Savira merajuk seperti merasakan akan ada yang hilang dalam hidupnya, Namun ia belum menyadarinya.
Dave menghela nafas panjang akhirnya ia mengangguk dan membawa Savira ke taman belakang yang masih berada di dalam lingkungan rumah sakit.
Sepasang mata menatap dua orang manusia yang berada di taman sedang bersendau gurau, dari raut wajah keduanya terlihat pancaran kebahagian.
Pria itu tersenyum masam "Apakah kau begitu bahagia bila bersama Dave? aku akui, aku tidak bisa seperti Dave yang mudah dekat dengan siapapun, mungkin aku terlahir dengan sikap yang dingin dan keras kepala." pria itu bergumam seraya pergi meninggalkan tempat itu.
***
Hari terus berganti, sudah empat hari Vana di nyatakan menghilang. Reno dan Vano tidak tinggal diam, ia terus mencari keberadaan anak gadisnya dan melacak melalui situs-situs yang tersembunyi, hanya orang-orang tertentu yang mengetahuinya. Reno tidak ingin ada sekelompok orang lain tahu dan memanfaatkan keadaan hilangnya Vana.
Tidak main-main, Reno mendatangkan dektefif internasional untuk melacak keberadaan anak gadisnya yang menghilang secara misterius, sebab tidak ada identitas atau sidik jari si pelaku penculikan. Reno sudah mengetahui kondisi Zevana, kalau anaknya dalam kondisi sakit dan tidak baik-baik saja. Bahkan ia sempat terkejut dan frustasi saat mengetahui kondisi Vana yang mengalami kelumpuhan dari Dokter Agung dan Dokter Irwan. Dua dokter yang menangani kondisi Vana saat ini.
"Ap-apa?! tidak mungkin!! Vana menghilang!" teriak Delena yang baru mengetahui berita hilang nya anak gadisnya. Reno baru memberikan kabar setelah empat hari Vana menghilang. Sebab Reno tidak ingin isterinya frustasi dan mengalami depresi setelah kehilangan Zidan. semula Reno memang sengaja menutupinya dan berharap bisa menemukan Vana cepat. Namun, sampah sekarang anak gadisnya belum kembali.
"Zee juga mengalami kelumpuhan, walau masih ada harapan bisa di sembuhkan. kata dokter Agung dan Dr Irwan"
Seperti di sambar petir di siang bolong, Delena membelalakkan matanya dengan sempurna. "Apa aku tidak salah dengar Mas? Vana mengalami kelumpuhan?! bagaimana bisa? seru Delena saat mendengar anak gadisnya mengalami kelumpuhan.
"Belum juga bertemu dengan anakku, Vana sudah menghilang! bahkan ia mengalami kelumpuhan, begitu banyak ujian yang anak-anak ku alami, Zidan baru saja ketemu, kini Vana yang menghilang secara tiba-tiba ?!
Reno hanya menghela nafas panjang seraya menyugar rambutnya yang ikut frustasi. Kali ini ia benar-benar dibuat kalang kabut dengan menghilangnya anak gadis yang sangat ia sayangi setelah ibu dan isterinya.
Delena menatap tajam kearah Reno "Semua ini gara-gara kau Mas! seandainya saja kau berterus terang padaku, dan mengatakan tentang kondisi di Jakarta, mungkin semua ini tidak akan terjadi!"
"Jangan pernah menyalahkan sesuatu yang sudah terjadi, Dena! Ini takdir Tuhan, aku juga tidak tahu akan terjadi musibah seperti ini, karena aku bukanlah Tuhan! seru Reno dengan suara tak kalah tinggi.
Delena menangis histeris, hatinya begitu hancur berkeping-keping kala mengetahui Vana menghilang. Delena menjerit seraya meremas dadanya yang berdenyut perih, tangisannya sudah tak dapat di bendung lagi, dadanya terasa sesak dan nyeri. ibu mana yang tak sedih dan terluka setelah mengetahui kondisi anak gadisnya lumpuh dan menghilang tanpa jejak. Seketika tubuh Delena lemas seperti tak bertenaga, dadanya bergemuruh hebat dan pandangan matanya tiba-tiba mengabur, dengan cekatan Reno menangkap tubuh sang istri yang hampir jatuh ke lantai.
"Sayang......."
Delena pingsan dalam pelukan Reno.
@Maaf Bunda nulis sedikit, karena sedang kurang mood. Setelah ini bab nya akan lebih panjang lagi. untuk kisah Vana dan Nathan, akan lebih seru dan mengharu biru, sabar dulu ya All, Bunda harus selesaikan benang kusut kelurga Reno dan satu persatu perannya di muncul kan🥰
💜💜💜
@Happy reading 😍
@BERSAMBUNG_____"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 316 Episodes
Comments
Yus Warkop
kata reno jangan menyalahkan orang lain buktinya dia menyalahkan dave apa itu tidak egois .
2024-05-17
1
𝐀⃝🥀senjaHIATᴳ𝐑᭄⒋ⷨ͢⚤🤎🍉
savira mulai nyaman dengan dave...tinggal vano yang galau milih bella atau vira...aduh nanti kalau vana ketemu,nathan bakalan diamuk ga ya sama daddy reno🙈🙈😔
2023-11-30
0
Eviza Tadjuddin
selalu suka dengan cerita nya Bunda
2023-06-19
3