Tiba-tiba Nathan merasakan hawa tubuh Vana dingin dan tangannya membeku. ia menyelimuti seluruh tubuh Vana hingga batas dada. Nathan begitu telaten menjaga gadisnya dan tidak ingin kehilangan cintanya lagi, walaupun dunia menentang nya ia tak peduli, Walau Reno akan membunuhnya kembali saat tahu anak gadisnya di culik, ia akan menentangnya, kini Nathan tidak peduli dengan hidupnya selama ia masih bisa mempertahankan cintanya💜
Jam dinding berdetak dengan lamban seakan ikut merasakan keheningan malam itu.
"Mommy...!!
"Daddy....!!
"Zidane....!!
Suara teriakan Vana membangunkan Nathan yang tertidur di sampingnya. ia terkejut saat melihat gadis itu mengigau memanggil kedua orang tua dan adiknya.
"Sayang... jangan bersedih, ada aku disini." bisik Nathan. seraya menaruh punggung tangannya di dahi Vana "Badannya panas! Nathan buru-buru turun dari ranjang dan berlari mencari Dokter Alvin yang ia tahan untuk tinggal di villa nya beberapa hari untuk kesembuhan Vana.
Brakk! pintu kamar dibuka kasar
"Alvin! cepat bangun. Alea suhu badannya panas!" pekik Nathan menarik selimut dari tubuh sahabatnya itu.
Pria manis itu mengucek kedua matanya dan menatap kearah Nathan dengan kening berkerut. "Ada apa...?! tanya nya sambil menahan kantuk.
"Astaga! Alea mengigau dan suhu tubuhnya panas. cepatlah kau periksa kondisinya. Aku tidak ingin Ia kenapa-napa, bila sampai kau gagal menangani kekasihku. tidak akan segan-segan aku tembak kepalamu!
Alvin mendengus kesal, lalu turun dari ranjang. ia selalu saja mendapatkan ancaman dari sahabatnya yang keras kepala.
"Dasar bucin! seru Alvin meninggalkan kamar eraya berjalan ke arah kamar utama.
Alvin memeriksa kondisi Vana yang demam tinggi, ia memberikan antibiotik ke cairan infusan. "Kau tidak usah khawatir, nanti juga panas nya turun."
Hah! Nathan menghela nafas panjang "Pergilah, jangan lama-lama memandang kekasih ku!" ucapnya tak suka
Mata Alvin mendelik "Cih! jangan asal nuduh! kau saja yang terlalu bucin!
"Dari tadi matamu tak lepas dari pandangan Alea!
"CK! Alvin berdecak seraya gelengkan kepala. "Kalau sudah bangun, beri air putih hangat." setelah berbicara Alvin keluar dari kamar.
Pagi ini jam sudah menunjukkan pukul tujuh, sejak jam tiga subuh Nathan tidak tidur lagi, ia terus menunggui Vana dan tidak ingin meninggalkan nya.
Terdengar suara isakan kecil dari pembaringan Vana. Nathan yang masih menunggu di sofa, menghentikan aktivitasnya dan menutup laptop, lalu berjalan ke ranjang gadis itu.
"Sayang..." Nathan menghela nafas dalam "Ma'afkan aku ya. Aku berjanji akan kembalikan mu pada keluarga mu." Nathan duduk di tepi ranjang seraya mengusap butiran bening Vana yang terus menetes "Kau wanita kuat, jangan lakukan hal bodoh lagi." Nathan mengusap lembut kepala gadis cantik berkulit bening itu "Jika kau ingin marah, marahlah padaku. Bila kau membenciku, aku bisa apa?! suara Nathan terdengar lirih, ada kesedihan dari setiap ucapan nya, menggambarkan kesedihan yang teramat dalam.
Vana hanya bergeming dengan tatapan kosong. Bahkan ia tidak ingin menatap wajah Nathan, pria yang pernah ia rindukan kehadirannya. Perpisahan delapan tahun lamanya telah melupakan sosok Nathan dalam ingatannya. Namun tidak bagi Nathan, cintanya semakin tumbuh dan subur, bahkan pengorbanannya tidak lah sedikit untuk wanita yang ia Cinta. Dulu Vana pernah marah pada sang Daddy dan memilih pergi dari mansion setelah mengetahui Nathan di bunuh oleh orang suruhannya. Setelah permasalahan dengan sang Daddy selesai Vana kembali lagi ke mansion. Dan Vana pernah berjanji untuk melupakan sosok Nathan, tetapi tidak mudah baginya untuk move on dari pria bermata biru itu.
Setelah tiga tahun berlalu, tiba-tiba Vana di kejutkan oleh kehadiran Nathan dan menculik dirinya yang sedang menjalani pemulihan pasca koma sepuluh hari. Sungguh, Vana sangat syok dan hampir stres dengan ingin mengakhiri hidupnya. Dia juga depresi dengan kehilangan sosok Zidan sang adik. Vana merasa hidupnya tak berguna dan kehadiran sosok Nathan tidak membuatnya bahagia, ia pun berpikir apakah cintanya untuk Nathan telah mati?! Nathan adalah cinta pertama Vana, pria bernama biru itu pernah menggoreskan luka dihatinya akibat kesalahpahaman kedua orang tua mereka di dimasa lalu.
Apakah cinta begitu kejam? haruskah permusuhan ke-dua orangtua mereka menjadi kan korban atas cinta mereka? sesungguhnya cinta tak pernah salah, cinta datang dan pergi tanpa di rencana.
***
Keadaan di rumah sakit semakin genting dengan hilangnya Vana. Tentu saja Reno sangat murka, kedua tangannya terkepal kuat dan dinding ruangan rawat inap Vana, Reno tinju berkali-kali, padahal dinding tidak punya salah. Reno sudah tidak peduli dengan rasa sakit pada punggung tangannya yang sudah terluka dan berdarah-darah. Vano yang melihat luka di punggung tangan sang Daddy merasa iba lalu menarik tangannya.
"Apa yang Daddy lakukan?! bila mau marah bukan begini caranya? ini sama saja menyakiti diri sendiri, Dad! seru Vano kesal melihat sikap sang Daddy yang konyol.
Reno mendengus kesel dan menatap Dave serta dua orang sekuriti. Dave yang merasa bersalah dengan hilangnya Vana saat ia menjaganya, hanya menunduk dan tidak berani menatap mata Reno yang di selimuti amarah.
"Tuan! terdengar seruan dari balik pintu. Laki-laki itu berjalan mendekat.
"Gimana Jack! apa kau sudah menemukan biang keroknya dan mengetahui siapa pelakunya?!
Jack menggeleng lemah "Kami sudah bekerja dengan telaten dan mencari akar dari penculikan ini, tetapi tidak ada jejak dari si penculik. Mereka sungguh rapih dan bersih dalam melakukan nya.'
"Sial! Reno menggeram kesal, suhu tubuhnya memanas walau ruangan ekslusif sudah memakai AC terbaik.
"Sepertinya orang ini sangat lihai dan tahu seluk-beluk rumah sakit ini. Lihat saja Dad, di cctv tidak ada jejak atau tanda-tanda si penculik."
"Apa mungkin Zee pergi dari rumah sakit sendri? Reno sempat berpikir, sebab ia tahu anak gadisnya bukanlah wanita lemah dan manja. segala urusannya Vana selalu mengatasinya sendiri.
"Sepertinya tidak Dad! melihat kondisi Vana rasanya tidak mungkin ia pergi sendiri tanpa bantuan seseorang, Namun, bila Vana di culik sudah pasti ada jejak yang tertinggal atau kekerasan fisik pada Dave atau sekuriti. semuanya terlihat biasa saja dan tidak terjadi apa-apa."
Reno memindai tatapannya pada Dave dan dua orang security. "Dave, kau masih ingat saat anakku masih diatas ranjang?
"Masih Om, Vana meminta aku mengecilkan AC, lalu ia tertidur setelah meminum obat."
"Jam berapa itu Dave? tanya Vano
"Kalau tidak salah, sekitar jam sepuluh Vana meminum obat dan mulai mengantuk, tadinya sempat ngobrol sebentar tak lama ia tertidur."
"Kapan kau teringat lagi saat Vana sudah tidak ada diatas ranjang?! tanya Reno dengan suara tegas penuh penekanan.
Dave menarik nafas dalam-dalam dan di hembuskan perlahan, ia masih mengatur nafasnya yang tak beraturan karena takut akan ancaman dan tekanan dari sang predator.
"Sekitar jam 12 malam saya masih memainkan ponsel, sebab tidak bisa tidur. Tak lama kemudian pintu terbuka lebar dan masuk seorang petugas medis untuk menukar termos air panas dan memberikan saya kopi, tentu saja saya tidak curiga dan meminumnya, awal saya sempat menolak tetapi petugas itu sedikit merayu dan berniat baik untuk membuatkan untuk saya"
Reno membuang nafas kasar.
"Jujur saja Om, saya sangat menyesal bila kejadian akan seperti ini."
"Apa kau masih ingat wajah laki-laki itu? tanya Vano.
Dave menggeleng lemah "Sayangnya, wajah Pria itu tertutup masker, saya pun tidak melihat name-tag di dadanya, dan anehnya saya tidak menanyakan itu, setelah menyeruput kopi tiba-tiba mata saya mengantuk, dan saya tidak ingat lagi. Saya terbagun, karena mendengar suara suster berteriak saat ia datang untuk melihat kondisi Vana, namun Vana sudah tidak ada diatas ranjang" Dave tertunduk kembali, seperti ada penyesalan atas kejadian semalam. "Ma'afkan saya Om sudah teledor. Saya siap di hukum dan menerima konsekuensi nya." ucapnya pasrah.
Vano paham akan sikap dan perilaku sahabatnya yang terlihat takut dan merasa bersalah. Ia menepuk pundak Dave untuk memberikan kekuatan.
Kini tatapan Reno beralih pada dua orang sekuriti yang sejak tadi menunduk dan menunggu mendapatkan giliran pertanyaan.
"Kalian berdua!" seru Reno, dua pria itu mengangkat wajahnya dan mengangguk, menunggu pertanyaan dari sang Macan Asia. "Apa kalian tidak periksa dan geledah dulu sebelum orang itu masuk kedalam ruangan private?! tidak semua orang untuk bisa masuk kedalam ruangan ini! bentak Reno yang mulai tersulut emosi kembali.
"Ma-af kan ka-mi tuan? awalnya datang seorang petugas medis untuk mengganti termos air, saya bilang termos sudah di ganti tadi sore, tetapi dia terus memaksa dan katanya ingin memberikan kopi pada Tuan Dave." akhirnya saya izinkan masuk, tak berapa lama dia menemui saya dan Aryo, lalu meminta saya untuk datang ke kamar, karena dokter Vana membutuhkan pertolongan. Tanpa curiga saya mengikutinya, tiba-tiba saat membuka pintu kamar ada yang menyuntikkan ke leher saya hingga saya tidak ingat apa-apa lagi."
Reno menutup matanya sejenak setelah mendengarkan cerita dua orang sekuriti, dan menghirup udara sebanyak mungkin untuk menghilangkan rasa sesak di dadanya.
"Saya akan ambil keputusan untuk kalian bertiga, karena telah teredor dan membuat hilangnya Zevana anakku! seharusnya kalian saya jebloskan kedalam penjara, tetapi saya masih punya rasa kemanusiaan." Reno menjedah ucapannya lalu menatap mereka bergantian "Saya akan memecat kalian berdua, tetapi kalian masih dalam pengawasan kami, bisa jadi kalian ikut terlibat dalam penculikan dokter Vana. Bila kalian terbukti bersalah dan bekerjasama, sudah pasti penjara menanti kalian!"
Dua orang sekuriti itu saling bersitatap, tubuh nya luruh kelantai dan bersujud di hadapan Reno. "Demi Tuhan Tuan, kami tidak terlibat sama sekali, Kami berdua menjalankan tugas dengan baik, tetapi kami juga tidak tahu kalau orang itu punya tujuan untuk menculik dokter Vana."
"Kita buktikan nanti setelah polisi datang untuk mencari bukti. Bila kalian benar-benar tidak bersalah, sudah pasti bebas, terapi rumah sakit tidak menerima kalian kembali."
Kedua orang pria itu hanya tertunduk pasrah dan menunggu hasilnya.
"Kalian tidak perlu takut, Bila kalian tidak bersalah, sudah pasti akan bebas! tukas Vano memberi penjelasan.
"Kalian berdua keluarlah! perintah Reno. mereka berdua bangkit dan melangkah keluar dengan gontai.
Kini diruangan rawat inap, tinggal mereka bertiga. Dave dan Vano duduk di sofa bersebrangan, sementara Reno masih berdiri di depan jendela dengan tatapan nanar. perasaan nya sedang tidak baik-baik saja saat ini, begitu banyak masalah dan problem dalam kehidupan keluarganya, seperti tidak ada habisnya masalah. Anak-anaknya semakin besar dan dewasa, semakin banyak pula masalah yang di hadapi. Begini kah menjadi orang berkuasa? gumamnya dalam hati.
Reno mendengus kasar dan menatap Dave dengan tatapan entahlah. "Dave!
Dave mengangkat wajahnya dan menatap pria paruh baya didepannya.
"Apa kau siap menerima resikonya? anakku Zevana, kesayangan ku telah di culik, hati ayah mana yang tidak sakit dan merasa tersiksa dengan keadaan ini?!
Tes! airmata Reno mulai berjatuhan "Aku percaya padamu sebagai sahabat dari Vano dan kalian bertiga satu sekolah yang sama. Apa sesulit itu menjaga adik dari sahabat mu?! ucapan Reno membuat Dev merasa tertekan dan menyesali kebodohannya.
Dave menelan salivanya. perasaan bersalah mulai memenuhi rongga dadanya, bahkan untuk menghirup udara saja sangat sulit.
"Dad! itu semua bukan kesalahan Dave, Dave juga sudah berusaha melakukan yang terbaik untuk menjaga Vana. sama seperti dua orang security tadi yang tidak tahu apa-apa?! bela Vano pada sahabatnya.
Reno mengangkat tangannya untuk Vano diam. "Tetap saja Dev bersalah, karena telah teledor dan tidak ada penjagaan yang ketat di rumah sakit ini, bukankah Dave seorang asisten? seharusnya dia tahu dan siap dalam kondisi apapun! tegas Reno.
"Baiklah Om, saya mengaku bersalah. sekarang hukuman dan tindakan apa yang akan Om berikan pada saya. saya akan terima keputusan Om." ucap Dave pasrah dengan mata berembun
Reno mengangguk cepat, lalu berkata "Menghilanglah dari kehidupan keluarga kami!!
Mata Vano membulat sempurna "Dad!!! pekik Vano seperti tidak terima keputusan sang Daddy.
💜💜💜💜
@Bab ini lebih panjang ya All... teruslah dukung karya Bunda 🥰🥰
@BERSAMBUNG____"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 316 Episodes
Comments
𝐀⃝🥀senjaHIATᴳ𝐑᭄⒋ⷨ͢⚤🤎🍉
haduh nathan...kamu kok pake nyulik vana segala siih.semua jadi kena imbasnya tau😔😔 ntar kalo ketahuan kamu yang nyulik vana bahaya tuuh.bisa2 ditembak sama daddy reno😩
2023-11-30
1
𝐀⃝🥀senjaHIATᴳ𝐑᭄⒋ⷨ͢⚤🤎🍉
laah kan bukan salah mereka bertiga dad...ya jangan dihukum sampe segitunya dong.kasian kan...harusnya kan malah disuruh bantuin cari vana,bukan malah dipecat🤦♀️
2023-11-30
1
𝐀⃝🥀senjaHIATᴳ𝐑᭄⒋ⷨ͢⚤🤎🍉
😅😅 disaat begini masih aja posesifnya keluar🤣🤣
2023-11-30
1