Susu di dalam gelas sudah tandas ia minum, lalu Vana memecahkan gelas ke lantai. Vana benar-benar sudah putus asa, entah apa yang ada dalam pikirannya saat ini, bahkan setan pun tertawa bahagia. Seharusnya Vana bahagia dengan kehadiran Nathan Cinta pertamanya, Namun, melihat Pria tampan bermata biru itu malah membuatnya merasa bersalah pada dirinya sendiri.
Vana mengambil pecahan gelas dari lantai dengan tangan bergetar. dan ia mulai menyayatkan ke pergelangan tangannya.
"Selamat tinggal mommy, Daddy, kak Vano, Savira, Zidane. Maaf aku harus pergi, tidak ada gunanya lagi aku hidup." airmata Vana terus berjatuhan bersama goresan di pergelangan tangannya yang terasa nyeri.
Vana merasakan kepalanya berat, dan matanya gelap gulita, nafasnya sudah tercekat di tenggorokan. Tubuhnya luruh ke lantai dengan bersimbah darah.
Sementara Nathan sedang menerima kedatangan Dokter Alvin, dokter yang akan menangani kondisi Vana. Pria itu sudah menghubungi nya saat sudah sampai Bali tadi subuh.
"Bagaimana keadaan gadis itu?!
"Dia dinyatakan lumpuh sementara, saya mendengar nya saat tak sengaja lewat ruangan Dokter Agung, dokter yang menangani kondisi Alea."
"Boleh aku lihat kondisinya?"
"Tetapi...." Nathan tidak meneruskan kata-katanya, ia mendesah panjang.
"Kenapa?!
"Kondisinya sedang tidak baik, ia mengalami perubahan saat tahu kakinya lumpuh dan kecewa padaku karena telah membawanya kemari."
Alvin yang ternyata sahabatnya masa SMA. Hanya menggeleng lemah seraya menepuk pundak Nathan "Kau terlalu berani ambil resiko."
"Ayo kita lihat kondisinya."
Nathan mengangguk dan melangkah kearah kamar utama, tangannya mengetuk pintu dahulu sebelum membukanya, sebab ia takut Vana masih marah padanya dan mengusir kembali.
Tok, tok, tok...
"Alea, boleh aku masuk."
Tidak ada Jawaban atau suara isakan Vana di dalam kamar.
Tok, Tok, Tok...
"Alea....!!
"Lebih baik buka saja Pintunya, takut terjadi apa-apa. padanya" perintah Dr Alvin, seakan memiliki insting yang kuat.
Nathan membuka pintunya perlahan, ia pun mulai merasakan tidak enak hati sejak tadi.
JEGLEK!
"ALEA!!!!! pekik Nathan saat melihat Vana sudah tergeletak di lantai dengan pergelangan tangan berdarah. Nathan terlihat panik dan ketakutan, ia menggendong tubuh Vana yang mulai dingin keatas ranjang.
"Ya Tuhan Alea, kenapa kau lakukan ini? Kenapa kau jadi nekad dengan melukai pergelangan tangan mu sendiri?!
"Alvin! cepat lakukan pertolongan untuk Alea ku! teriaknya dengan nafas tersengal dan perasaan gusar.
"Aku juga sedang melakukan nya. Ambil tas kerja ku di sofa."
Gegas Nathan keluar kamar dan mengambil tas dinas milik Alvin, lalu kembali lagi ke kamar dan memberikan pada Dokter muda itu. Alvin mulai sibuk menangani kondisi Vana yang memprihatinkan. Dengan cepat ia membalut luka pergelangan tangan Vana dengan perban, lalu memberikan infusan.
Dua puluh menit kemudian, Dokter Alvin sudah selesai mengobati luka dan menangani Vana dengan cepat dan telaten. Sementara Nathan hanya menatap nanar wajah wanita yang di cintai seraya menggenggam tangan Vana yang tidak terluka. Bola matanya mulai berkaca-kaca, perasaan bersalah terus menghantam jiwanya.
"Bagaimana kondisi Alea? tanya Nathan cemas.
Dokter Alvin menarik nafas dalam-dalam dan di hembuskan perlahan "Untung saja kita tidak terlambat datang. Goresan lukanya tidak sampai dalam dan masih bisa diselamatkan, Namun sangat menghawatirkan dengan sikis nya yang mulai terganggu, sepertinya ia mengalami depresi, tekanan darahnya sangat rendah.
Nathan menoleh kearah Vana dan mengusap lembut kepalanya, sudut matanya mulai berair dan berjatuhan.
"Apa Alea sudah tidak apa-apa? ia masih belum sadarkan diri."
"Sabar bro! sudah ku bilang darah nya rendah, sudah pasti ia sangat lemas, apalagi tadi mengeluarkan banyak darah. Air infusan itu membantu untuk memulihkan daya tahan tubuhnya."
"Kalau begitu aku keluar dulu, kalau ada apa-apa panggil aku!"
Nathan mengangguk dan membiarkan Alvin keluar dari kamarnya. Nathan terus berada di samping Vana tanpa ingin beranjak dari ranjang.
"Sayang... ma'afkan aku, sungguh aku tidak berniat untuk menyakiti dan melukai mu. Aku sangat mencintaimu. Aku tidak berniat menjauhi mu dari kelurga Tuan Reno Mahesa, tetapi aku hanya ingin menjaga dan melindungimu." Nathan membiarkan airmata nya terus berjatuhan, lalu ia ikut berbaring di samping Vana seraya menggenggam erat tangan gadis putih berparas cantik itu, walau tanpa makeup sekalipun.
Tiba-tiba Nathan merasakan hawa tubuh Vana dingin dan tangannya membeku. ia menyelimuti seluruh tubuh Vana hingga batas dada. Nathan begitu telaten menjaga gadisnya dan tidak ingin kehilangan cintanya lagi, walaupun dunia menentang nya ia tak peduli, Walau Reno akan membunuhnya kembali saat tahu anak gadisnya di culik, ia akan menentangnya, kini Nathan tidak peduli dengan hidupnya selama ia masih bisa mempertahankan cintanya💜
@Cinta itu buta, Cinta tidak pernah kita minta. namun ia datang dan pergi sesuka hati. kata orang cinta itu tidak ada logika nya. tetapi banyak orang yang terluka dan tergila-gila karena cinta 🥰
💜💜💜
@Mana nih dukungannya, Bunda nulis udah kaya kereta api loh... dua bab hari ini cin🥰
@BERSAMBUNG_____"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 316 Episodes
Comments
❤️⃟Wᵃf❦DέȽΜɑɌ❦•§¢• ⍣⃝ꉣꉣ🍉
alhamdulillah syukur vana sempat diselamatkan, temani vana terus nathan takut dia nekad lagi hurmm.
2024-07-01
0
𝐀⃝🥀senjaHIATᴳ𝐑᭄⒋ⷨ͢⚤🤎🍉
syukurlah vana masih selamat...janhan tinggalkan vana sendirian ya nathan.takutnya nanti kalau dia nekat lagi😔😔 semoga nathan dan vana bisa bersatu🤲
2023-11-30
0
Sony Sondang
makin sedih bun sama kisah cinta mereka sangat rumit antara cinta dan dendam dimasa lalu para orang tua
2023-07-07
1