Suara decitan roda melewati lorong-lorong rumah sakit yang terdengar lirih. Seorang petugas rumah sakit memakai pakaian putih-putih memasuki sebuah ruangan private milik Dokter Vana.
"Malam Pak, izin masuk kedalam ruangan Dokter Vana, ingin menaruh termos air dan mengganti selimut."
"Apa sudah izin dari Dokter jaga? tanya sekuriti yang menjaga pintu depan.
"Bukankah sudah seharusnya mengganti termos air dengan yang baru? dan seorang suster meminta ku menggantikan selimut Dokter Vana." ujar pria itu dengan wajah tertutup masker putih.
"Ini sudah jam setengah dua belas, jam tujuh tadi baru saja termos air panas sudah di ganti."
Pria itu terus mencari akal agar bisa masuk ke dalam ruangan private Vana. "Tadi ada seseorang yang datang ke pantry meminta air panas dan kopi untuk di antar ke ruangan private Dokter Vana. Saya hanya menjalankan tugas Pak!
"Bisa jadi Tuan Dave yang meminta kopi." tukas teman sekuriti itu.
"Ya sudah masuklah!" akhirnya dua security itu mengizinkan pria yang memakai pakaian serba putih masuk ke dalam ruangan rawat inap Vana.
Gegas laki-laki itu masuk kedalam ruangan rawat inap Vana dengan perasaan lega. kaki lebar nya berhenti tepat di depan pintu ruangan rawat inap Zevana. laki-laki itu membuka handle pintu lalu masuk ke dalam ruangan sambil mendorong meja roda.
"Malam tuan, saya ingin mengantar kopi." pria itu mengambil segelas kopi di atas meja dorong dan memberikan nya pada Dave.
Dave mengeryitkan alisnya "Kapan aku meminta kopi? sepertinya kau salah orang."
"Tadi ada petugas medis datang ke pantry dan meminta akubbuatkan kopi untuk Tuan Dave!"
"Petugas medis?!"
"Saya sudah membuatnya Tuan, silakan di minum." bujuk laki-laki berkulit putih itu.
"Tapi aku baru saja selesai minum kopi sejam yang lalu. lihat cangkirnya saja masih ada." Dave menunjuk dengan dagu nya. "Ya sudah lah tidak apa-apa nanti aku akan minum." Dave menaruh diatas meja tamu.
"Saya ingin menukar termos ini dulu." laki-laki itu berjalan kearah ranjang Vana yang tertutup gorden hijau, lalu meletakkan termos keatas nakas. pria itu menatap wajah panah yang sedang terlelap dengan pulas lalu menurunkan maskernya.
"Alea... Kau tampak cantik bila sedang tertidur" Pria itu tersenyum lebar, ada binar cahaya dan kebagian dari bola matanya. Pria itu mengusap lembut tangan Vana "Sudah bisa melihatmu saja, aku sudah bahagia. Aku tidak bisa jauh darimu. Disini, di tempat ini aku selalu menunggumu."
Dari celah gorden, pria itu mengintip kegiatan Dave yang sedang fokus pada ponselnya. Tampa sadar ia mengambil kopi di atas meja lalu menyeruputnya perlahan.
"Bagus... habis kan kopi itu." gumamnya pelan.
"Hey! Cepatlah keluar dari ruangan ini, lama sekali hanya menukar termos."
"Sebentar tuan, tak sengaja saya menumpahkan air panas ke lantai, saya bersihkanlah dulu." dustanya.
Masih dari celah gorden pria itu melihat Dave menguap berkali-kali, hingga tanpa sadar Dave tertidur lelap di atas sofa. Pria itu menyeringai, lalu tersenyum puas "Syukurlah, obat tidurnya bekerja."
Pria tampan berpostur tinggi tegap itu, duduk di sisi ranjang, lalu menggenggam tangan Vana. "Alea aku sangat merindukanmu, cepatlah sembuh."
Tiba-tiba pria itu mengeluarkan suntikan dari bajunya dan menyuntikan ke leher Vana.
"Ma'afkan aku sayang, bila harus membawa mu pergi dari sini. Aku tidak ingin kehilanganmu lagi." ucapnya seraya mengusap lembut pucuk kepala Vana.
"Aku harus membereskan semua ini sebelum pergi dari sini. laki-laki itu mendongak ke atas plafon dan melihat CCTV. Dengan tergesa-gesa ia mulai menjalankan aksinya, lalu memutuskan kabel cctv agar kepergiannya tidak terlihat.
"Di sini sudah aku bereskan, tinggal aku bereskan dua security itu yang berjaga di depan pintu private.
Pria itu keluar dari ruangan Vana dan berjalan kearah pintu. "Pak! di panggil Tuan Dave di ruangan Dr Vana."
"Tuan Dave memanggil ku? ada apa ya..?!
Pria itu gelengkan kepala "Saya tidak tahu!"
Sekurity itu berjalan ruangan Vana, laki-laki itu mengikuti dari belakang dan saat ia sudah berada di depan pintu, Pria itu membekap mulut sekuriti, lalu menusukkan jarum suntik ke lehernya. seketika pria penjaga itu ambruk dan tidak sadarkan diri. Laki-laki itu menarik tubuh sekuriti dan menaruhnya di lorong yang berada dekat dengan ruangan rawat inap Vana.
"Tersisa satu lagi yang harus aku bereskan! pria tampan beraura dingin Namun terlihat maskulin, berjalan mendekati sekuriti satunya.
"Pak tolong cepat, temannya tiba-tiba pingsan di dalam! serunya pura-pura Panik.
"Bagaimana bisa ia pingsan, dari tadi baik-baik saja."
"Kalau bapak tidak percaya lihat saja sendiri! ucapnya meyakinkan. Pria tinggi besar itu berjalan kearah ruangan kamar Vana. saat ia membuka pintu handle. Laki-laki itu langsung menusukan jarum ke lehernya, lalu menyeretnya di samping temannya.
"Aku harus secepatnya pergi dari sini sebelum mereka semua menyadarinya."
pria bertubuh atletis bermata biru itu berlari mengambil kursi roda dan membawa masuk kedalam kamar Vana. Dengan cepat ia menggendong tubuh Vana dan mendudukkan nya di kursi roda. Tak lupa ia menutup wajah Vana dengan masker dan menyelimuti sebagian tubuhnya.
"Ma'afkan aku sayang, kita akan pergi dari sini. Mungkin aku pria egois, tetapi, semua ini aku lakukan demi cinta ku yang begitu besar padamu."
Pria itu mendorong kursi roda yang diatasnya ada Vana. lalu berjalan dengan langkah cepat. Pria itu berhasil melewati penjagaan sekuriti yang sudah ia bius. Kursi roda melewati lorong-lorong panjang rumah sakit, hingga saat berbelok ia tak sengaja menabrak seorang dokter.
"Ma'af, saya terburu-buru." ucapnya panik
Dokter itu bergeming dan menatap curiga orang diatas kursi roda. Tampa peduli tatapan atau curigaan dokter itu, laki-laki yang wajahnya tertutup masker terus mendorong kursi roda.
"Tunggu! pekiknya, Pria itu berhenti tanpa menoleh kebelakang. Dokter berkacamata minus itu berjalan mendekat dan bertanya padanya.
"Siapa dia? Kenapa kau terburu-buru membawanya pergi? tanya nya mengintimidasi.
"Dia ibuku, Dokter sudah membolehkan nya pulang."
"Membolehkan pulang di jam satu dinihari? Siapa Dokter yang menanganinya?
"Ahh, sial! kenapa juga harus kepergok Dokter jaga malam. Bisa-bisa semua rencana ku berantakan. Apa yang harus aku lakukan, agar dokter itu tidak curiga? Pria itu terus memutar otaknya agar bisa secepatnya terlepas dari pertanyaan Dokter tinggi kurus itu.
"Dok, saya tidak ada waktu untuk berdebat dengan dokter. yang terpenting ibuku sudah sehat dan harus kembali pulang untuk beristirahat. jadi tolong jangan halangi kepulangan kami."
Dokter yang nametag bernama Agung terlihat curiga. ia memicingkan matanya dan menatap kearah Vana. Jantung pria yang berdiri di belakang kursi roda berdebar kencang, nafasnya tersengal dan mulai tidak nyaman saat tangan Dokter agung ingin melepas masker Vana.
"Ma'af Dok, saya harus secepatnya pulang! laki-laki itu menarik tangan Dokter Agung saat hampir melepas masker Vana.
"Dok!
Seru salah seorang suster yang berjalan kearahnya.
"Ada apa sus..?!
"Nyonya Adelia mengalami kontraksi hebat, anaknya harus segera dilahir kan."
Seperti lupa dengan tujuannya, gegas dokter Agung bersama dua orang suster meninggalkan laki-laki yang sudah memerah wajahnya menahan amarah. Tak ingin berlama-lama di rumah sakit, Pria itu secepatnya mendorong tubuh Vana hingga sampai lobby. Sampai di lobby ia mengangkat tubuh Vana dan membawanya ke parkiran.
Seketika tubuh Vana menggeliat, Pria itu sempat khawatir dan takut kalau Vana bangun dan menggagalkan rencananya untuk membawanya pergi.
"Syukurlah dia tertidur lagi." pria itu bernafas lega dan membuka pintu mobil setelah kunci otomatis terbuka. Ia menaruh tubuh Vana di samping kemudi lalu memasang seat belt. Pria itu memutari mobil dan masuk kedalam sport biru miliknya. Akhirnya ia bisa bernafas lega dan menghirup udara dalam-dalam.
Pria bermata biru itu menoleh kesamping dan mendekati wajah wanita yang sangat ia cintai "Sekarang kau sudah bebas sayang. kita akan selalu bersama dan aku tidak akan membiarkan mu pergi." gumam pria itu seraya tersenyum lebar, lalu mencium kening Vana.
Mobil sport biru metalik melaju dengan cepat meninggalkan rumah sakit "Pelita" milik keluarga Reno.
💜💜💜💜
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 316 Episodes
Comments
❤️⃟Wᵃf❦DέȽΜɑɌ❦•§¢• ⍣⃝ꉣꉣ🍉
astaga diculik pula anak yg lain, makin bertambah masalah keluarga reno, semoga cepat selesainya.
2024-07-01
0
𝐀⃝🥀🍁senjaᴳ𝐑᭄Ꮶ͢ᮉ᳟🤎⒋ⷨ͢⚤❀∂я❣
astaga....nathan nekat banget sih nyulik vana.semoga ga jadi masalah besar kedepannya😱
2023-11-30
0
Sony Sondang
semoga saja tidak jd bomerang buat km nath...cara km salah dengan menculik vana yg ada akan menambah masalah di keluarga mahesa...
2023-07-07
1