7. Niat Jahat

Rayyan pura-pura pusing dan meninggalkan tempat pesta pernikahan itu. Naima dan Natalie yang sedari tadi mengawasi Rayyan pun langsung membuntuti Rayyan.

"Akkhh!"pekik Naima saat seorang pramusaji wanita menabraknya.

"Maaf, nyonya! Saya tidak sengaja!"ucap pramusaji itu sambil mengelap baju Naima yang basah oleh air putih dengan tisu.

"Kalau jalan pakai mata, dong! Main tabrak saja!"gerutu Naima.

"Maaf, nyonya!"ucap pramusaji itu sekali lagi.

Naima yang tersadar sedang membuntuti Rayyan pun mengedarkan pandangannya ke semua arah, tapi tidak menemukan Rayyan. Sedangkan pramusaji tadi tersenyum miring bergegas meninggalkan Naima.

"Ah, sial! Kemana perginya Rayyan? Kalau aku menelepon Natalie, takutnya Natalie juga kehilangan jejak seperti aku karena mengangkat teleponku,"gerutu Naima masih berusaha mencari Rayyan.

Sedangkan Natalie juga bergegas menyusul Rayyan.

"Nona, anda nona Natalie, 'kan? Putri dari pemilik perusahaan parfum terkenal itu?"tanya seorang pria tiba-tiba menghadang Natalie.

"Maaf, saya harus pergi,"ucap Natalie berusaha meninggalkan pria di depannya itu, dengan mata yang terus menatap Rayyan yang semakin menjauh.

"Tunggu, nona!"ucap pria itu langsung menegang pergelangan tangan Natalie.

"Lepaskan!"bentak Natalie, namun pria itu tidak mau melepaskan Natalie.

"Saya sudah lama menyukai nona. Tolong, temani saya malam ini!"ucap pria itu.

"A.. apa maksud kamu? Lepaskan aku!"bentak Natalie nampak ketakutan. Tempat itu terlihat sepi, Natalie takut pria di depannya itu melakukan hal buruk pada dirinya.

"Ikutlah dengan ku, nona!"ucap pria itu menarik tangan Natalie.

"Lepaskan!"pekik Natalie.

"Dugk"

"Auwh!"pekik pria itu saat Natalie tiba-tiba menginjak kakinya hingga pria itu melepaskan pegangan tangannya pada Natalie.

Natalie berlari kearah terakhir kali dirinya melihat Rayyan. Gadis itu melihat ke segala arah mencari keberadaan Rayyan. Namun tidak melihat Rayyan di mana-mana.

"Kamu tidak akan bisa menemukan Tuan,"gumam pria yang tadi menghadang dan memegang tangan Natalie. Nampak senyuman miring di bibirnya.

Karena tidak menemukan Rayyan, akhirnya Natalie pun memutuskan untuk menghubungi Naima.

"Halo,Tan! Aku kehilangan jejak Rayyan. Tadi ada pria yang menghadang aku. Aku bahkan harus menginjak kakinya agar pria itu melepaskan aku,"ucap Natalie terdengar gusar.

"Apa? Kamu juga kehilangan jejak Rayyan?"tanya Naima terkejut dan menjadi panik,"Tante tadi juga dapat masalah, karena itu Tante juga kehilangan jejak Rayyan. Sekarang, kita harus segera menemukannya. Tante sudah memberinya obat dosis tinggi. Bagaimana jika dia melakukannya dengan sembarang perempuan?"ujar Naima terlihat semakin panik.

"Kalau begitu, kita ke ruang kontrol cctv saja, Tan,"cetus Natalie.

"Ide yang bagus. Kita bertemu di ruang kontrol cctv,"sahut Naima menutup panggilan telepon dan bergegas menuju ruang kontrol cctv.

Kedua perempuan beda usia itu akhirnya bertemu di ruang kontrol cctv. Setelah berbicara dengan pihak hotel dengan pembicaraan yang lumayan alot, akhirnya Naima dan Natalie mendapatkan ijin untuk melihat semua cctv yang ada di hotel itu. Namun sayangnya, mereka tidak bisa menemukan jejak Rayyan, setelah Rayyan masuk ke dalam toilet. Bahkan Naima dan Natalie sudah meminta karyawan hotel untuk memeriksa toilet pria, tapi tidak bisa menemukan Rayyan.

Kedua wanita beda usia itu juga meminta pihak hotel untuk mengijinkan mereka memeriksa satu persatu kamar hotel. Tapi tentu saja pihak hotel tidak memberikan ijin. Karena hal itu akan menganggu tamu mereka.

"Bagaimana ini, Tan? Kita tidak bisa menemukan Rayyan. Bagaimana jika dia melakukannya dengan perempuan lain dan menikahinya?"tanya Natalie yang terlihat panik dan gusar.

"Tante juga tidak tahu,"sahut Naima yang juga terlihat panik dan khawatir. Mencoba mencari jalan keluar dari masalah mereka,"Tante akan menelepon seseorang untuk mencari Rayyan,"ucap Naima setelah berpikir beberapa saat, kemudian mengambil handphonenya dan menghubungi seseorang.

"Kita pulang saja dulu. Orang-orang Tante akan menghubungi Tante, jika mereka menemukan Rayyan,"ujar Naima.

Dengan perasaan tidak tenang, akhirnya kedua wanita itu meninggalkan hotel itu. Menunggu orang-orang suruhan Naima mencari Rayyan.

Di sisi lain.

Seorang wanita bertubuh seksi dengan gaun yang terbuka dan ketat dilapisi Coat panjang berdiri di depan empat orang pria yang bertubuh kekar. Wanita itu memakai topi lebar dengan kain tipis yang menutupi wajahnya. Sehingga keempat pria itu tidak bisa melihat dengan jelas wajah perempuan itu.

"Malam ini, aku ingin kalian merusak wajah dan mata perempuan itu. Malam ini dia berada di hotel xx. Eksekusi dia setelah dia melayani pelanggannya! Aku sudah terlalu muak padanya,. Jangan sampai kehilangan jejaknya seperti yang sudah-sudah!"ucap wanita yang wajahnya tidak terlihat jelas itu dengan tatapan tajam yang tidak bisa di lihat oleh keempat pria itu. Hanya bibirnya saja yang bisa di lihat oleh keempat pria didepannya itu.

"Baik, nona,"ucap keempat pria itu segera berlalu dari tempat itu.

Setelah keempat pria itu pergi, perempuan yang tidak lain adalah Resti itu membuka topi lebarnya, tersenyum jahat menatap kepergian empat orang pria suruhan nya.

Resti adalah wanita yang berprofesi sebagai kupu-kupu malam, sama seperti Sumi. Sebelum Aurora terjun di dunia malam, Resti adalah kupu-kupu malam tercantik yang bekerja pada Mami. Memiliki banyak pelanggan dan dipuja-puja karena kecantikan nya.

Namun setelah Aurora datang, semua pelanggannya beralih pada Aurora. Resti tidak lagi menjadi primadona seperti dulu. Dan yang membuat Resti semakin benci pada Aurora adalah pendapatan Aurora yang berkali-kali lipat dari pendapatannya. Bahkan pelanggan bersaing harga demi bisa menghabiskan malam bersama Aurora.

Semua pelanggan yang pernah menghabiskan malam dengan Resti dan Aurora sering bergunjing. Mereka mengatakan bahwa Aurora jauh lebih cantik dan lebih hebat di atas ranjang dari pada Resti dan kupu-kupu malam lainnya. Karena itu Resti semakin iri dan benci pada Aurora. Sebenarnya bukan cuma Resti yang benci pada Aurora, tapi rekan-rekan seprofesinya juga banyak yang benci dan iri pada Aurora. Iri dengan kecantikan dan pendapatan Aurora yang berkali-kali lipat lebih besar dari mereka dan diperebutkan oleh para pelanggan.

"Jika aku bisa menyingkirkan Susi, aku juga bisa menyingkirkan kamu dari jalanku. Setelah wajah dan matamu rusak, aku akan kembali menjadi primadona di tempat ini,"gumam Resti tersenyum jahat.

Ya, sebenarnya mata Sumi tidak cacat karena kecelakaan murni, tapi kecelakaan yang di atur oleh Resti. Walaupun wajah Sumi tidak secantik dirinya, tapi service ranjang Sumi yang yang memang hebat, dan bodinya yang aduhai membuat Resti benci karena sering dibandingkan dengan Sumi yang lebih hebat dalam memberikan service di atas ranjang.

Mengapa Resti tidak melakukan niat jahatnya ini dari dulu? Itu karena Aurora yang selalu memakai jaket untuk menutupi pakaian yang di gunakannya setelah keluar dari kamar hotel dan menggunakan gigi tonggos palsunya. Belum lagi Aurora yang memang berhati-hati saat mencari tempat untuk melayani pelanggan, mengingat dirinya bekerja sama dengan Sumi, membuat Resti kesulitan menemukan Aurora untuk mencelakai Aurora. Aurora benar-benar licin seperti belut.

Aurora keluar dari sebuah kamar hotel dan berjalan menuju lift. Sedangkan Sumi sudah lebih dulu keluar dengan mengenakan seragam hotel. Seperti biasa, Aurora akan menggunakan gigi tonggos palsunya di dalam lift.