"Titipan dari mama..." Ratu tersenyum lebar saat meletakkan sebuah kotak bekal di atas meja Prince.
"Kata mama, semoga kamu menyukainya. Mama juga gak keberatan untuk memberikannya setiap hari kalau kamu mau."
Prince menatap wajah Ratu sekilas. Ia membuka kotak bekal yang ternyata isinya hanya roti sandwich yang bisa ia dapatkan di rumahnya dengan rasa yang lebih enak karena dibuat langsung oleh Romlah.
"Terima kasih. Akan ku makan nanti."
Biar bagaimana pun, Prince yang dididik baik oleh orang tuanya tidak lupa untuk menghargai orang lain meski ia tidak menyukai orang tersebut.
Ratu tersenyum senang. Ia masih berdiri di samping meja Prince. Ia berharap pria itu mengajaknya bicara lagi.
"Sudah selesai, kan?" tanya Prince yang heran karena Ratu masih berdiri di tempatnya.
Ratu mengangguk.
"Kenapa belum pergi juga?"
Ratu mendengus kesal karena terpaksa pergi dari meja Prince. Saat is berbalik, Prince bicara lagi.
"Ah, Ya. Jangan suka mencari masalah, terutama dengan dia kalau kamu masih ingin sekolah disini."
"Karena aku tidak akan membiarkanmu bertindak sesukamu dan berlindung dibalik jabatan orang tuamu."
Ratu tahu betul, siapa orang yang Prince maksud. Siapa lagi jika bukan gadis cupu yang selalu saja Prince bela.
Apa istimewanya si cupu itu sih? Sampai-sampai Prince membelanya mati-matian. Atau ... jangan-jangan gadis itu menggunakan ilmu pelet? Batin Ratu saat ia sudah duduk di kursinya.
Jam istirahat, Ella pergi ke toilet untuk buang air kecil. Ia sempatkan diri merapihkan rambutnya di depan cermin.
Ella keluar dari toilet dan lagi-lagi ia menghela nafas karena Ratu dan dua orang temannya sudah berdiri mencegatnya.
Ella pura-pura memperbaiki letak kaca matanya. Ia tahu, pasti akan ada masalah yang sebentar lagi menimpanya.
"Kamu belajar ilmu pelet dari mana, hah?"
Kening Ella mengkerut seketika.
"Kalau mau menggunakannya, jangan pada Prince! Dia milikku. Cari saja murid lain."
Ella menipiskan bibirnya menahan senyum. Ia tak percaya, di zaman modern seperti ini masih saja ada yang percaya dengan hal seperti itu.
"Jangan diam saja. Kamu mengerti tidak?"
Ella mengangguk.
"Bagus. Ingat! Jangan Prince." Ratu mengacungkan jari telunjuknya di depan wajah Ella.
"Ratu, katakan padanya, jangan juga Samuel," bisik Lyla yang takut pacarnya dipelet oleh Ella.
"Ya, jangan Samuel juga."
"Jangan Ervan!" sambung Cleo. "Dia gebetanku!"
Dalam hatinya, Ella tertawa geli. Bagaimana bisa ada manusia aneh seperti mereka.
Kalau bukan karena malas berurusan dengan mereka, mungkin aku sudah terbahak saat ini juga. Astaga! Mereka hidup di zaman apa sih? Ilmu pelet? Ya ampun. Ilmu biologi, fisika dan kimia saja sukses membuat otakku stres.
Beberapa hari berlalu, Ratu mulai jarang memintanya untuk mengerjakan tugas. Sebab, Ella selalu menghindar dan selalu masuk ke dalam kelas saat sudah datang ke sekolah. Dan di dalam kelas juga ada Prince. Ratu tidak akan berani bertindak di depan Prince.
Menjelang sore, Ella menunggu ibunya di depan gerbang komplek perumahan mewah tempat Prince tinggal.
Ia harusnya datang ke rumah Prince, tapi ia tidak mau karena malas bertemu pria itu.
"Ibu akan pulang malam, La. Pak Rion akan mengadakan acara makan malam di rumah bersama keluarga besarnya," ucap Romlah sambil memberikan sebuah paperbag berisi makanan kepada Ella.
"Simpan di kulkas kalau masih ada sisanya, La. Besok akan ibu hangatkan lagi untuk sarapan."
Ella mengangguk. "Kalau ku bagikan ke anak-anak, boleh gak, bu?" tanya Ella. Biasanya akhir pekan seperti ini akan ada anak-anak kecil yang bermain bola disamping rumahnya.
Romlah mengangguk. "Jangan semuanya, juga La."
"Iya, Bu. Apa perlu aku menjemput ibu nanti malam?"
Romlah menggeleng. "Ibu berani pulang sendirian."
Ella kembali ke rumah bersama tukang ojek yang mengantarkannya. Tanpa ia sadari, Ratu melihat Ella bersama Romlah saat gadis itu masuk ke dalam gerbang komplek dengan mobilnya.
"Apa hubungan si cupu itu sama ba-bu di rumah Prince?" Ratu bertanya-tanya.
Ia penasaran sebab melihat dengan jelas wanita yang dipanggil ibu oleh Prince itu nampak akrab dengan Ella.
Ratu membulatkan matanya. "Jangan-jangan pembantu itu ibunya si cupu?"
Ratu memukul stir. "Kenapa aku baru tahu sekarang!" Ia kesal.
"Pantas saja Prince gak suka kalau aku mengganggunya. Ternyata ia anak pembantu kesayangan Prince." Ratu tersenyum puas. Ia punya kartu As yang bisa ia pergunakan kapanpun ia mau.
Niatnya untuk sekedar bertamu ke rumah Prince ternyata membawanya pada sebuah fakta mengejutkan. Selama ini ia tidak pernah melihat Ella berada di rumah Prince. Dan ia juga belum pernah melihat orang tua Ella datang ke sekolah.
Ratu sampai di depan rumah Prince yang pagarnya tertutup rapat dengan security yang bersiap untuk membukanya.
Dari spion mobilnya, Ratu melihat Romlah yang mengendarai sepeda motor bergerak semakin mendekat. Romlah berhenti di samping mobilnya.
"Bi, Princenya ada di rumah?" tanya Ratu yang tidak ingin masuk jika pria itu tidak ada di dalam.
Romlah cukup terkejut saat Ratu tiba-tiba bertanya padanya. "Mas Prince belum pulang, Non. Tidak ada orang di rumah. Semuanya belum pulang."
Ratu akhirnya memutuskan untuk putar balik saja. Percuma ia masuk kalau tidak ada siapapun yang bisa di temui.
Ratu melajukan mobilnya lumayan cepat. Tapi, ia mulai melambat saat melihat seorang gadis berpakaian persis seperti yang Ella pakai tadi tengah dibonceng di sebuah sepeda motor matic.
Saat sepeda motor itu berbelok di sebuah gang, Ratu bisa melihat dengan jelas wajah Ella seluruhnya. Ella sedang berbicara dengan pria yang memboncengnya. Mereka terlihat akrab karena memang pria itu merupakan tetangga Ella yang baru lulus sekolah tahun lalu.
"Dia memang gadis itu. Tapi, dimana kaca matanya? Dan rambutnya, mengapa kelihatan seperti habis ke salon?"
Ratu merasa heran karena Ella tidak mengikat rambutnya yang sepanjang punggung. Rambut Ella bahkan tidak tampak kusut meski sebagian tertutup helm dan sebagian tidak.
Padahal udara sangat kotor, tapi wajah Ella malah tampak segar. Ella yang memakai celana jeans dan kaos oblong itu juga tampak menarik dan berbeda dari Ella yang ia lihat di sekolah.
"Mengapa dia bisa kelihatan berbeda sekali?"
Ratu membulatkan matanya. "Apa jangan-jangan Prince memang menyukainya?"
"Dia memang terlihat cantik tanpa kaca mata bulat itu."
"Ya, pasti Prince mempunyai perasaan padanya. Bukan hanya karena dia anak pembantu kesayangan Prince, tapi karena Prince tahu betul seperti apa dia di luar sekolah."
"Bisa-bisanya Prince tertarik pada gadis yang memakai baju murahan seperti itu."
Ratu menggigit ujung kukunya. Ia mulai panik karena fikirannya sendiri. Ia merasa harus memikirkan rencana agar Prince bisa melihat ke arahnya. Atau ia harus membuat Ella menjauhi Prince.
"Ya, aku akan mengatur rencana untuk membuat si cupu itu menjauh dari Prince. Enak saja mau merebut calon suamiku."
"Dia fikir, dia siapa yang mau bersaing denganku!"
"Kita lihat saja. Finally, aku atau kamu yang akan memenangkan Prince." Ratu tersenyum sinis. Ia percaya diri akan bisa mendapatkan pria pujaannya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Andi Muh.taufik Andi sayyid
......
2023-03-04
2
Andi Sayyid
lanjut..
2023-03-04
3
Andi Syafaat
lanjut...
2023-03-04
3