Oh, Ternyata?

Setelah menemui Arya, Lea menyempatkan diri menemui Chealse di meja kerjanya.

"Nggak makan siang, Cheal?" tanya Lea.

Chealse yang sedang sibuk dengan komputer di depannya langsung mendongak. "Aku udah makan," kata Chealse sembari menunjuk kotak makan di sisi mejanya.

"Oh, masih bawa bekal?" kekeh Lea sembari membuka kotak makan itu. "Masih banyak isinya."

"Iya, aku nggak selera makan akhir-akhir ini," ujar Chelsea. "Makanya aku masak sendiri makanan kesukaanku."

Lea mengambil sedikit gorengan di kotak makan Chealse dengan santai, kemudian memakannya. "Hem, seperti biasa. Ini selalu enak," kata Lea.

"Bawa aja semua, aku udah nggak mau makan," kekeh Chealse.

Tadinya, ia membawa makanan itu untuk diberikan pada Arya. Tapi istri sah Arya sekaligus sahabatnya ini justru datang membawa makan siang, membuat Chealse merasa kesal tapi ia harus menahannya. Bahkan, ia juga harus tersenyum lebar pada Lea seolah tidak apa-apa.

"Harus dipaksa makan, Cheal, nanti kamu sakit loh." Lea meletakkan kotak makan itu di depan Chealse. "Lagi pula ini jam makan siang, kerjakan nanti aja pekerjaanmu itu."

Chelsea hanya terkekeh dan mengangguk, ia pun memakan makanan itu, dan sekali lagi Lea mengambil gorengannya dengan santai.

"Aku pergi dulu, ya. Ayah mertuaku sakita, aku mau ke sana."

Lagi-lagi Chealse hanya mengangguk tanpa mengeluarkan suara, ia menatap Lea yang kini pergi dengan membawa kedua anaknya.

Ia menghela napas panjang, kemudian melempar kotak makan itu ke tempat sampah dengan kesal.

...🦋...

"Padahal Papa cuma demam, kenapa kamu harus repot-repot ke sini?"

"Aku nggak bisa tenang kalau nggak liat Papa secara langsung." Lea menarik selimut dan menyelimuti ayah mertuanya itu dengan benar.

Hari sudah malam, dan Lea tetap di rumah mertuanya karena menunggu Arya yang katanya akan menyusul.

"Tekanan darah Papa bagaimana?" tanya Lea kemudian, ia cemas ayah mertuanya itu sakit tekanan darahnya tinggi lagi.

"Normal, ini cuma demam biasa."

Pak Jaya, Ayah mertua Lea itu tersenyum mendapatkan perhatian dari menantu yang sudah ia anggap putrinya sendiri. "Oh iya, Arya di mana? Apa dia nggak akan ke sini?"

"Katanya mau nyusul, Pa, paling sebentar lagi datang."

Lea melirik jam dinding di kamar itu, sudah jam 9, pikir Lea. Seharusnya pekerjaan Arya sudah selesai jika memang pria itu tidak lembur.

"Lea, makan dulu, Nak!" Terdengar suara Ibu mertuanya memanggil dari luar.

"Makan gih!" seru Pak Arya. "Kamu makin kurus, Lea, pasti anak-anak menguras waktu dan tenagamu."

"Namanya anak-anak ya pasti menguras waktu dan tenaga, Pa," kekeh Lea. "Ya sudah, aku keluar dulu. Papa istirahat, ya."

Pak Jaya mengangguk, ia menatap Lea sambil tersenyum, merasa sangat beruntung putranya bisa menikahi wanita yang hebat seperti itu.

Lea memang sudah tidak punya orang tua lagi, ayahnya meninggal saat ia masih remaja. Sedangkan ibunya meninggal tiga tahun yang lalu, maka dari itu Lea kini mencurahkan seluruh perhatiannya pada ayah dan Ibu mertuanya, sebagai pengganti kedua orang tua kandungnya.

Di meja makan, lagi-lagi Darrel bertanya tentang ayahnya yang tak kunjung datang, dan bocah itu juga mengungkit kembali perubahan sikap sang Ayah selama ini.

"Sibuk, lembur, nggak ada waktu, banyak pekerjaan." Darrel menghela napas berat. "Ayah temanku juga Direktur, tapi masih bisa mengantar jemput dia hampir setiap hari. Katanya, pulangnya juga jam 7 atau jam 8."

"Biar nanti Nenek bicara sama ayahmu, Sayang," kata Bu Irma. "Biar dia bisa mengatur waktu untuk kalian."

"Nggak usah, Nek," tolak Darrel. "Mama sama Darrel sudah sering minta Papa sesekali nggak lembur, tapi katanya banyak pekerjaan penting."

Lea menatap wajah Darrel dengan sendu, putranya itu tampak sudah sangat kecewa pada sang Ayah yang mengingkari janjinya lagi dan lagi. Lea tak bersuara, ia tak lagi mencoba memberi pengertian pada Darrel bahwa sang Ayah sedang sibuk karena pada kenyataannya ia juga merasa Arya sudah sangat berubah.

Setelah selesai makan malam, Lea mengajak kedua anaknya pulang.

"Besok aku akan ke sini lagi, Ma," kata Lea sembari memeluk Ibu mertuanya itu.

"Boleh, tapi kalau kamu sibuk, nggak usah dipaksa. Apalagi kamu liat sendiri, Papa baik-baik aja."

Lea menghela napas berat, sebelum akhirnya mengangguk.

"Kalau begitu aku pulang dulu, Ma, Jihar juga udah ngantuk kayaknya."

"Hati-hati."

Ibu Irma menatap membantu dan cucunya itu yang kini masuk ke mobil, tak lupa ia melambaikan tangan pada mereka sambil tersenyum lebar.

"Kalian boleh tidur kalau udah ngantuk," kata Lea sembari melirik Jihan yang sejak tadi menguap. Anak-anaknya itu duduk di belakang.

"Iya, tidur di sini, Dek!" Darrel menepuk pahanya sembari sedikit bergeser agar Jihan bisa rebehah. Adiknya itu langsung merebahkan diri dengan meletakkan kepalanya di pangkuan sang Kakak, pemandangan itu membuat hati Lea menghangat.

"Di rumah nggak ada roti," gumam Lea yang teringat persediaan roti di rumahnya sudah habis. "Darrel, Mama mau mampir ke toko roti dulu, ya." Ia melirik Darrel yang kini bersender dan memejamkan mata. "Oh, sudah tidur juga rupanya."

Lea pun mengambil arah pulang yang berbeda karena toko roti yang masih buka di jam seperti ini hanya toko Crystal Bakery.

Saat sampai di toko roti itu, Lea hendak turun dari mobil tapi tiba-tiba pandangannya tertuju pada dua orang yang baru keluar dari toko tersebut.

"Mas Arya? chealsea?" Kening Lea berkerut dalam, dadanya terasa begitu sesak apalagi melihat suami dan wanita yang ia anggap sahabat itu bergandengan tangan dengan sangat mesra.

Tiba-tiba tubuh Lea panas dingin, kaki, lutut dan kedua tangannya gemetar.

Air mata Lea jatuh begitu saja saat melihat Arya berciuman dengan Chealse sebelum akhirnya mereka masuk ke dalam mobil.

Lea hampir terisak melihat pemandangan itu, tapi ia segera menutup mulutnya, tak ingin membuat kedua anaknya terganggu. Ia menoleh, dan air mata semakin deras melihat Jihat dan Darrel yang tidur dengan tenang.

Kedua anaknya itu selalu menagih waktu dan janji Arya, tapi ayah mereka selalu mengatakan sibuk bekerja. Dan sekarang Lea tahu kesibukan Arya yang sebenernya.

Lea langsung menunduk, menyembunyikan wajahnya di setir. Ia juga membekap mulutnya sendiri agar tak bersuara.

Namun, Darrel tiba-tiba membuka mata karena ia memang belum tidur sama sekali. Bocah itu juga melihat dengan jelas apa yang dilakukan sang Ayah dengan wanita yang mereka kenal sebagai teman Ibunya, wanita yang mereka panggil Tante Chill.

Darrel mengerti apa yang terjadi, tapi ia tak menangis, dan memilih berpura-pura kembali tertidur agar ibunya tidak tahu bahwa ia juga merasakan sakit yang luar biasa.

Terpopuler

Comments

Hasunah Setiadi

Hasunah Setiadi

lea jangan mudah percaya kalau suami selalu lembur, sebab ini ciri-2 suami selingkuh... ini aku tahu dari story yang sering aku baca /Frown/

2024-11-24

1

G** Bp

G** Bp

kasihan banget y... sipelakor tuh mana mau membiarkan Arya bersama keluarganya..
ada aja alasannya agar Arya terus bersamanya..dasar Arya nya pun g****k ..

2024-09-17

0

Mimik Pribadi

Mimik Pribadi

Ya tuhaaan gimana nyesek dan shock nya Lea liat suaminya gandengan dan ciuman dngn sahabat laknat nya,kasian mental Darren liat Papanya nyium Tante Chill 😡😡😭😭😭

2024-09-04

2

lihat semua
Episodes
1 Menjadi Wanita Yang Sempurna
2 Sang Pengkhianat
3 Oh, Ternyata?
4 Hati Yang Hancur
5 Melampiaskan Rasa Sakit
6 Melabrak?
7 Kemarahan Dan Kekecewaan
8 Harus Memilih
9 Pilihan Lea
10 Tidakkah Ada Penyesalan?
11 Sudah Yakin?
12 Masih Berani?
13 Bimbang?
14 Tekad Setelah Pilihan Yang Meyakinkan
15 Tamu Tak Diundang?
16 Tawaran Emas Dari Lea
17 Tentu Ada Syaratnya
18 Rencana Di Balik Semuanya
19 Selamat Datang Di Rumahku
20 Awal Dari Segalanya
21 Berbeda?
22 Keruntuhan Mulai Terlihat
23 Mulai Retak?
24 Langkah Selanjutnya
25 Cara Curang?
26 Drama Rumah Tangga Dimulai
27 Drama Selanjutanya
28 Menjadi Bapak Rumah Tangga Sejati
29 Rempong, Kan?
30 Mulai Lelah
31 Drama Masih Berlanjut
32 Kecewa Parah?
33 Sudah Tak Termaafkan
34 Sangat Retak
35 Keputusan Terakhir?
36 Mulai Sadar
37 Tidak Mau Kehilangan
38 Ternyata Sama-sama Sakit
39 Sejahat Apa?
40 Perempuan Yang Menyedihkan
41 Ingin Berjuang Kembali
42 Inikah Akhirnya?
43 Sebuah Pengakuan
44 Ternyata Dia Wanita Hebat
45 Masih Ingin Berjuang
46 Menolak Damai?
47 Harapan & Luka
48 Bagiku, Ini Belum Berakhir
49 Ayo Berdamai!
50 Langkah Yang Baru
51 Move On!
52 Dua Wanitaku
53 Lebih Dari Segalanya
54 Apalagi Yang Kamu Tunggu?
55 Mantan V Mantan
56 Niat Berkencan, Tapi....
57 Maukah Kau Menikah Denganku?
58 Jatuh Cinta Lagi
59 Ini Tidak Adil
60 Ayo Menikah!
61 Tunggu Sebentar Saja, Honey
62 Promo Rossabelle & Her Bodyguard
63 Hadiah Terindah
64 Memulai Semuanya Dari Awal (TAMAT)
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Menjadi Wanita Yang Sempurna
2
Sang Pengkhianat
3
Oh, Ternyata?
4
Hati Yang Hancur
5
Melampiaskan Rasa Sakit
6
Melabrak?
7
Kemarahan Dan Kekecewaan
8
Harus Memilih
9
Pilihan Lea
10
Tidakkah Ada Penyesalan?
11
Sudah Yakin?
12
Masih Berani?
13
Bimbang?
14
Tekad Setelah Pilihan Yang Meyakinkan
15
Tamu Tak Diundang?
16
Tawaran Emas Dari Lea
17
Tentu Ada Syaratnya
18
Rencana Di Balik Semuanya
19
Selamat Datang Di Rumahku
20
Awal Dari Segalanya
21
Berbeda?
22
Keruntuhan Mulai Terlihat
23
Mulai Retak?
24
Langkah Selanjutnya
25
Cara Curang?
26
Drama Rumah Tangga Dimulai
27
Drama Selanjutanya
28
Menjadi Bapak Rumah Tangga Sejati
29
Rempong, Kan?
30
Mulai Lelah
31
Drama Masih Berlanjut
32
Kecewa Parah?
33
Sudah Tak Termaafkan
34
Sangat Retak
35
Keputusan Terakhir?
36
Mulai Sadar
37
Tidak Mau Kehilangan
38
Ternyata Sama-sama Sakit
39
Sejahat Apa?
40
Perempuan Yang Menyedihkan
41
Ingin Berjuang Kembali
42
Inikah Akhirnya?
43
Sebuah Pengakuan
44
Ternyata Dia Wanita Hebat
45
Masih Ingin Berjuang
46
Menolak Damai?
47
Harapan & Luka
48
Bagiku, Ini Belum Berakhir
49
Ayo Berdamai!
50
Langkah Yang Baru
51
Move On!
52
Dua Wanitaku
53
Lebih Dari Segalanya
54
Apalagi Yang Kamu Tunggu?
55
Mantan V Mantan
56
Niat Berkencan, Tapi....
57
Maukah Kau Menikah Denganku?
58
Jatuh Cinta Lagi
59
Ini Tidak Adil
60
Ayo Menikah!
61
Tunggu Sebentar Saja, Honey
62
Promo Rossabelle & Her Bodyguard
63
Hadiah Terindah
64
Memulai Semuanya Dari Awal (TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!