"Ini Mbak Ida yang memasak semua?" Tanya Diftha penuh selidik, saat pria itu baru pulang dari kantor dan langsung mendapati meja yang penuh dengan makanan.
"Tadi yang bawa mbak Shara, Pak!"
"Katanya tadi pagi di rumah Mbak Shara habis ada acara," ujar Mbak Ida lagi.
"Acara apa? Shara akhirnya lamaran?" Seloroh Diftha seraya terkekeh sekaligus berlalu keluar dari dapur. Pria itu merogoh ponselnya dari dalam saku, membukanya, lalu langsung menempelkannya di telinga.
Diftha akan langsung menghubungi Shara.
"Halo!"
"Halo. Apa aku mengganggu?" Tanya Diftha to the point karena khawatir kalau-kalau Shara sedang ada tamu atau sedang melakukan sesuatu.
"Tidak!"
"Ada apa?" Gantian Shara yang melontarkan pertanyaan pada Diftha.
"Tadi pagi ada acara apa di rumah? Kenapa bawa banyak sekali makanan-".
"Itu untuk Gizta!" Kalimat Diftha sudah dipotong oleh Shara dengan cepat.
"Gizta juga tak makan sebanyak ini, Sha!" Tukas Diftha lagi sembari geleng-geleng kepala. Sementara Shara malah tergelak di ujung telepon.
"Kau habiskan kalau begitu!" Masih terdengar kekehan dari Shara.
"Jadi, sebenarnya tadi pagi ada acara apa di rumahmu?" Diftha mengulangi pertanyaannya yang pertama tadi karena Shara belum menjawabnya.
"Kau lamaran?" Cecar Diftha lagi.
"Bukan!!" Sanggah Shara cepat sambil kembali tergelak di ujung telepon.
"Pacar saja tak punya, bagaimana mau lamaran?" Gumam Shara kemudian yang sebenarnya lumayan keras juga untuk bisa didengar oleh Diftha.
Apa ini sebuah kesengajaan?
"Oh, jomblo?" Tanya Diftha kemudian to the point.
"Iya! Kenapa? Mau meledek?"
"Sama sekali tidak! Karena kebetulan aku juga jomblo," tukas Diftha seraya terkekeh.
"Masa, sih? Nggak percaya!"
"Terserah! Tapi kenyataannya begitu!"
"Jomblonya sudah bertahun-tahun juga malahan," ujar Diftha lagi yang malah pamer tentang statusnya pada Shara.
Entahlah!
Mengobrol bersama Shara entah itu secara langsung atau via telepon begini rasanya begitu menyenangkan!
"Akhiri kalau begitu, Pak Diftha!"
"Apa perlu aku yang turun tangan untuk mengakhiri status jomblo anda?"
"Maksudnya turun tangan? Kau mau jadi pacarku, begitu?" Tanya Diftha to the point yang langsung membuat suasana menjadi hening karena Shara yang tiba-tiba langsung diam.
Kriik! Kriik! Kriik!
"Eh, aku salah ngomong, ya?" Tanya Diftha kemudian dengan nada canggung. Cukup lama hingga akhir terdengar jawaban dari Shara.
"Emmmmmm....." Shara hanya bergumam cukup lama dan seperti bingung mau mengatakan apa.
"Kau pernah keluar malam, Sha?" Tanya Diftha akhirnya sekali lagi.
"Keluar malam? Ke minimarket? Pernah beberapa kali bersama Bapak atau Ibuk."
Diftha benar-benar harus menepuk keningnya sendiri dengan jawaban polos Shara.
Tapi sepertinya Shara tak sepolos itu!
Apa Shara hanya pura-pura, ya?
"Maksudku, pergi keluar bersama seorang pria." Diftha akhirnya memperjelas pertanyaannya.
"Bapakku juga pria."
"Ck! Shara!!!" Geram Diftha mulai geregetan.
"Hehe, aku jomblo bertahun-tahun sama sepertimu, Dift!"
"Atau sepertinya aku jomblo tak laku." Kembali terdengar kekehan dari Shara.
"Mustahil! Kau cantik begitu, masa iya tidak laku-" Diftha langsung menjeda kalimatnya, saat pria itu sadar kalau ia baru saja memuji Shara dengan terang-terangan, seolah Diftha sedang tertarik pada terapis dari Gizta tersebut.
Ah, tapi Diftha memang merasakan something pada Shara....
"Kau tadi bilang aku cantik, ya? Ya ampun! Apa aku salah dengar?"
"Tidak! Kau memang cantik, Sha!" Puji Diftha sekali lagi sembari tersenyum sendiri. Diftha sedang membayangkan ekspresi wajah Shara saat ini dan andai gadis itu ada di hadapannya.
"Besok malam kau ada acara?" Tanya Diftha selanjutnya.
"Besok malam....."
"Mau mengajakku kemana memang?"
Diftha langsung tertawa kecil mendengar pertanyaan spontan dari Shara.
"Nonton konser," jawab Diftha akhirnya.
Eh, tapi Diftha memang punya dua tiket konser musik jazz hadiah dari klien yang siang tadi menemui Diftha.
Tadinya Diftha berniat untuk tak datang, meskipun tiket yang Diftha pegang adalah tiket VIP. Tapi setelah mengobrol bersama Shara, mendadak Diftha ingin datang bersama gadis itu.
"Konser apa?"
"Konser musik jazz," jawab Diftha lagi.
"Wow!"
"Jadi bagaimana?" Tanya Diftha memastikan.
"Jemput aku besok malam dan bicara pada Bapak dan Ibuk."
"Berani?"
"Beranilah!" Jawab Diftha penuh percaya diri.
"Baiklah, aku tunggu!"
"Ngomong-ngomong, besok Gizta ada jadwal terapi?" Tanya Diftha selanjutnya yang sudah ganti membahas tentang Gizta.
"Tidak! Besok aku ada jadwal melatih anak-anak ge-"
Tuut tuut!
Telepon tiba-tiba terputus sebelum kalimat terakhir Shara selesai.
Diftha langsung memeriksa ponselnya sendiri untuk memastikan kenapa telepon mendadak terputus. Tapi ponsel Diftha baik-baik saja!
Diftha akhirnya kembali menghubungi nomor Shara, namun hanya ada operator yangenjawab dan mengatakan nomor sedang tidak aktif.
Ya ampun!
Sepertinya ponsel Shara baru saja kehabisan baterei!
.
.
.
Terima kasih yang sudah mampir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
keke global
ga sabar nunggu konfliknya
2023-03-04
0