Lebah Betina

Ke esokan harinya

"Ma, aku berangkat dulu!" ucap Pelangi yang melangkah dari arah tangga menuju meja makan.

Gadis itu menghampiri Rainy yang tengah sibuk menyiapkan sarapan. Ia mencium pipi Rainy hingga membuat wanita itu mengembangkan senyumnya.

"Kamu nggak pamit sama Papa nih?" tanya Sky yang tiba-tiba berada di belakang dua wanita tersebut.

Pelangi menoleh. "Eh, aku kira Papa sudah berangkat," ucap Pelangi dengan senyum yang mengembang.

"Tumben Papa jam segini masih di rumah?" tanya Pelangi seraya menatap sang papa yang sudah duduk di kursi yang biasa Sky duduki.

"Aku yang minta Papa untuk mengantarku ke sekolah," ucap seorang gadis kecil yang tiba-tiba muncul di ruang makan tersebut. Gadis kecil itu duduk di samping Sky seraya menatap Pelangi dengan senyum imutnya.

"Star?" Pelangi tersenyum.

"Ceritanya kamu nggak mau nih di antar kakak lagi?" tanya Pelangi dengan wajah yang pura-pura ngambek.

"Bukan gitu, Kak. Sekali-kali aku pengen di antar Papa, kalau Kakak sama Mama yang antar 'kan udah biasa," ucap Star dengan senyum yang mengembang.

"Ya sudah, kalau begitu aku berangkat duluan Pa, Ma, Star ... !" pamit Pelangi seraya melangkah menuju kursi sang adik dan mencium sebelah pipi gadis kecil tersebut.

Setelah itu, Pelangi mengahampiri sang papa lalu mencium pipinya sekilas dan lari meninggalkan meja makan.

"Pelangi ... sarapan dulu Sayang!" teriak Rainy yang masih sibuk menyiapkan makanan untuk keluarga kecilnya.

"Aku sudah bawa roti, Ma!" Pelangi lari mengangkat tangannya dan memperlihatkan roti yang ia pegang.

Sky yang melihat tingkah laku sang putri, ia hanya menggeleng-gelengkan kepala. "Kamu harus lebih tegas sama Pelangi, Sayang! Dia sudah remaja, tapi sikapnya ngalahin Star yang masih kecil," ucap Sky seraya menatap sang istri yang kini sudah duduk di kursi sampingnya.

Rainy tersenyum sambil mengambil makanan untuk dirinya sendiri setelah menyiapkan untuk suami dan putrinya.

"Biarkan saja dulu dia menikmati masa remajanya, Mas! Aku percaya pada putriku melebihi pada diriku sendiri," ucap Rainy tersenyum penuh ketulusan.

"Terserah kamu saja, Sayang! Aku percaya bahwa kamu menyayangi putriku bahkan melebihi aku papanya," ucap Sky tersenyum.

Rainy pun membalas senyuman suaminya. "Ya sudah, makan Mas! Nanti telat lo!" ucap Rainy tersenyum.

Sky pun menganggukkan kepalanya, lalu melanjutkan sarapannya yang masih utuh, begitupun dengan Star dan Rainy.

...****************...

Rumah sakit

Jam makan siang, Awan kini sudah selesai mengontrol pasien, pria itu kini melangkah menuju ruangannya untuk beristirahat.

Namun, ia ragu untuk masuk karena biasanya Pelangi selalu menunggunya di ruangan tersebut.

"Semoga lebah betina tidak ada di ruanganku hari ini," batin Awan seraya menarik nafasnya dalam.

Pria itu membuka pintu ruangannya perlahan. Lalu, ia bernafas dengan lega saat tidak melihat Pelangi di kursi kerjanya.

Pria itu mengembangkan senyum sambil melangkah menuju kursi kebesarannya, ia duduk sambil memejamkan mata untuk mengistirahatkan tubuhnya.

"Om Awan lama banget sih? Aku capek tahu nunggunya."

Seketika Awan terlonjak dan mencari suara gadis yang selalu menjadi pengganggunya tersebut. Awan celingukan, namun ia tidak melihat Pelangi di mana pun.

"Apa aku berhalusinasi ya? Perasaan tadi aku denger suara lebah betina?" Awan menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Aku di sini Om!" ucap Pelangi yang kini tiduran di atas lemari kayu di ruangan tersebut.

"Astaga!" Awan terkejut saat melihat Pelangi yang kini bangkit dari tidurnya dan duduk dengan kaki yang berjuntai.

"Kanapa sih Om? Kaget ya melihat kecantikanku?" tanya Pelangi sambil menaik turunkan alisnya.

"Turun!" Titah Awan penuh penekanan.

Pelangi mencebikkan bibirnya. "Nggak!"

"Turun nggak?" Awan menatap Pelangi tajam.

"Nggak, pokoknya nggak! Nggak!" teriak Pelangi sambil menatap Awan dengan wajah yang mengesalkan.

"Turun!" Awan beranjak dari tempat duduk sambil menatap Pelangi begitu tajam.

"Kalau aku turun, pasti Om Awan menyeretku keluar ruangan, aku mau di sini pokoknya," ucap Pelangi yang mengayun-ayunkan kakinya yang ber juntai ke bawah.

"Mau turun sendiri, atau aku seret paksa?" Awan menatap Pelangi dengan wajah yang dipenuhi kekesalan.

"Om Awan tidak akan bisa memaksaku," ucap Pelangi dengan senyum yang mengembang.

"Aku tahu, sebenarnya Om Awan juga cinta 'kan sama aku?" Pelangi mengedipkan sebelah matanya.

Gadis itu memakan kacang, dengan kulitnya yang berhamburan di mana-mana. Ia tidak memedulikan Awan yang kini menatapnya penuh kekesalan.

"Kamu bilang aku tidak bisa memaksamu? Okay akan kubuktikan bahwa aku bisa menyeretmu!"

Awan yang masih dikuasai emosi, ia langsung menyeret kaki Pelangi hingga reflek gadis itu jatuh ke lantai dengan benturan kepala yang membuat Awan terkejut karena pria itu tidak bermaksud untuk membuat wanita itu celaka.

"Aaaaaa ... " teriak Pelangi.

Brukkk

Tubuh Pelangi jatuh dengan kepala yang dibenturkan ke lantai. Gadis itu merasakan pusing karena benturan tersebut. Namun, hal tak membuat gadis itu kehilangan kesadarannya.

"Ah ... lebih baik aku pura-pura pingsan saja, sekali-kali aku kerjain Om Awan, biar dia tau rasa karena selalu bersikap kasar padaku!" Pelangi membatin sambil menahan senyumnya.

Awan yang tidak berniat mencelakakan Pelangi, ia langsung mengangkat kepala gadis itu dan berusaha untuk membangunkannya.

Awan berencana untuk menarik pergelangan kaki Pelangi dan akan menangkap gadis tersebut sebelum jatuh kelantai.

Namun, kaki pria itu tersandung pada sebuah kaki kursi yang ada di dekat lemari itu, hingga ia sendiri pun juga jatuh terjerembab bersamaan dengan Pelangi yang juga jatuh dari atas lemari setelah gadis itu jatuh menimpa tubuhnya dan kepalanya membentur lantai.

"Lebah betina, Please ... bangun!" Awan menepuk-nepuk pipi gadis itu.

"Maafkan aku, aku tidak sengaja!" ucap Awan dengan wajah cemas.

"Wah ... enaknya dipegang-pegang Calon suami, meskipun yang di pegang hanya pipi, tapi hangatnya hingga ke ubun-ubun," batin Pelangi.

"Lebah betina! Jangan buat aku cemas!" ucap Awan yang terus berusaha membangunkan gadis tersebut.

"Ah ... jantungku, jantungku kenapa ini? Bisa-bisa aku terkena serangan jantung beneran kalau terus di sentuh seperti ini."

Pelangi mengembangkan senyumnya hingga membuat Awan mengerutkan kening saat melihat senyuman gadis tersebut.

"Sepertinya Lebah Betina ini hanya pura-pura."

Awan pun menarik nafas lega saat ia mengetahui bahwa Pelangi hanya pura-pura pingsan.

Setelah itu, Awan mengembangkan senyumnya seraya menatap wajah Pelangi yang masih memejamkan mata.

"Dasar lebah betina sialan! Berani-beraninya dia mengerjaiku, tapi tidak apa-apalah, kalau dia pura-pura pingsan terus, aku tidak akan merasa terganggu dengan kehadirannya, lebih baik aku tinggalkan dia saja di ruangan ini, aku mau makan siang mumpung dia lagi menghayati sandiwaranya."

Awan mengembangkan senyum sambil menggendong tubuh gadis itu dan di baringkan di sofa ruangan tersebut. Lalu, Awan pun keluar dari ruangannya meninggalkan Pelangi yang masih pura-pura pingsan.

...❤️❤️❤️❤️❤️...

...TBC...

Terpopuler

Comments

Scorpio💞💙💙💙

Scorpio💞💙💙💙

kocak nih ceritanya,belum tumbuh rasa cinta si om Awan

2025-04-02

0

Laila Rosalina

Laila Rosalina

lebah betina beraksi

2023-04-13

1

Laila Rosalina

Laila Rosalina

ngga mungkin pelangi ngga ada dong awan

2023-04-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!