Samurai Oni
Peramal kuno telah mengungkapkan bahwa keturunan dari klan Yamamoto telah melahirkan seorang anak yang akan menjadi Shogun sekaligus pahlawan tuk membebaskan negeri ini.
“Benarkah? Syukurlah!” Shogun negeri Shinpi-tekina. Bernama Hatekayama, merasa senang dengan berita bahagia itu.
Anak yang lahir dari klan Yamamoto menjadi cahaya bagi seluruh penduduk maupun klan di negeri Shinpi-tekina ini. Dinamakan Yamamoto Akio, sebagai penghormatan kelak ia yang akan menjadi pahlawan negeri ini.
Meskipun bakatnya berpedang diakui. Sejak kecil pun gerakannya sudah gesit dan penuh taktik. Melawan orang dewasa juga bukanlah tandingannya lagi. Namun, sifat buruknya perlahan menyebar.
“Anak itu menjahili anak sebayanya? Ah, sudahlah. Itu hal yang wajar bagi anak-anak.” Shogun menganggap itu hanyalah kejahilannya semata.
Seiring berjalannya waktu hingga Akio berusia 10 tahun. Lagi-lagi kenakalannya telah membuat anak sebayanya terus mengadu pada orang tua mereka masing-masing sampai ke telinga Shogun saat ini.
“Eh? Dia mencuri? Itu tidak dibenarkan. Pastikan kau menjaga anak itu dengan hati-hati. Jangan ajari yang buruk-buruk,” ucap Shogun Hatekayama.
“Tetapi—”
Akio memang anak seperti itu pada dasarnya. Sudah nakal dan ilmu berpedangnya pun kerap kali disalahgunakan.
Ketika menginjak usia remaja,
“Apa? Dia menghajar Yakuza? Sendirian?” tanya Shogun yang sudah semakin tua, nampak ia tak percaya.
“Ya, benar.”
Lalu, usia yang semakin dewasa pun sifat buruknya selalu terdengar bahkan hingga ke setiap sudut wilayah dalam negeri. Shogun Hatekayama mendesah lelah seraya memijat keningnya perlahan guna meredakan emosi.
“Sekarang dia berusia 18 tahun. Bagaimana kabar Akio?” tanya Shogun.
“Buruk. Maksud saya sifatnya jauh lebih buruk dari sebelumnya. Tempo hari, Akio menghajar penegak hukum.”
“Hah?!”
Stres ini tidak dialami hanya Shogun seorang. Melainkan klan Yamamoto pun klan yang lainnya. Mereka sudah angkat tangan semua jika menyangkut Akio yang bermasalah itu.
“USIR DIA!”
Pada akhirnya ramalan yang menunjuk Akio sebagai pahlawan pembuka negeri Shinpi-tekina harus ditepis sebab sifat keburukannya itu.
Yamamoto Akio, tidak. Sekarang nama klan-nya pun harus dicabut agar tak menodai klan itu lebih lama lagi. Hanya dengan nama Akio, ia kini diusir ke puncak gunung jauh dari wilayah manapun termasuk klan Yamamoto yang berada di kaki gunung tersebut.
Meski terdengar Akio masih berada di daerah wilayah gunung, namun jalan yang ditempuh menuju puncak itu berbeda dari wilayah Yamamoto.
Sekarang, sudah dua tahun berlalu. Akio sampai saat ini tidak diketahui bagaimana kabarnya kecuali rumor mengenai Samurai Oni mulai tersebar.
***
Shinpi-tekina, berarti gaib. Negeri ini berdiri di sebuah pulau sendiri yang dikelilingi laut dengan arus deras. Tidak ada yang bisa masuk juga keluar. Negeri yang sekarang dikatakan hanyalah dongeng atau juga sebagian orang berkata bahwa negeri ini menghilang dari peta.
Ada satu alasan lain mengapa disebut Shinpi-tekina ialah kehadiran para yokai (siluman dan sejenisnya) yang seringkali memorak-porandakan puluhan rumah.
“Nak, jangan keluar, sudah malam! Nanti ada yokai datang dan memakanmu,” peringat seorang Ibu pada anaknya yang masih kecil.
“Baiklah, Ibu. Tapi, aku pikir mereka tidak akan muncul sekarang. Apalagi di saat bunga sakura bermekaran,” pikirnya.
“Yokai 'kan tidak peduli tentang hal itu. Lalu kalau malam biasanya akan muncul Oni juga, dan sangat berbahaya jika keluar di malam seperti ini.”
“Baik!”
Si anak akhirnya menurut dan masuk ke dalam sementara sang Ibu nampak sedang membereskan sesuatu, setelah beberapa saat ia membawa sebuah karung kecil dan pergi ke dapur.
Di sana ia bertemu dengan seorang lelaki yang tengah asik menyantap buah-buahan dalam keranjang.
“Hah ...siapa?” Wanita itu ketakutan, kedua kakinya enggan melangkah karena pria asing masuk ke dalam dapur miliknya. Tentu saja ia jadi sulit berpikir dan takut.
Namun, setelah cahaya rembulan masuk ke celah jendela lantas menyorot lengan kirinya yang berwarna merah, ia terjatuh di tempat.
Bruk!
“ONI!??!”
“IBU! Ada apa?!”
Anaknya pun sampai terkejut mendengar teriakan Ibunya, lantas bergegas menuju ke dapur.
“Ah, gawat.” Bahkan sudah ketahuan, ia masih mengambil beberapa buah-buahan di sana. Lalu pergi melewati pintu depan.
Dengan kaki cepatnya, ia berlari kencang. Pergi dari satu rumah ke rumah lainnya sembari memakan makanan yang sudah ia curi. Tangan kiri yang berwarna merah terang itu sangat mencolok di bawah sinar rembulan. Dan perlahan sosoknya diketahui oleh beberapa warga yang kebetulan keluar setelah mendengar jeritan keras.
“Gawat, aku tidak boleh berlari ke jalanan. Aku harus ke atap!”
Pria berambut panjang dan acak-acakkan itu lantas melompat ke atas, berlarian di setiap atap rumah para warga yang jauh lebih pendek dari rumah tinggi di seberangnya guna menghindari cahaya bulan serta agar tidak dikejar lebih cepat dari amukan warga yang melolong bagai mahluk buas.
“Hei, siapa pun! Berikan senjata padaku! Aku akan menusuknya!”
“Percuma melawannya, kita harus menangkapnya. Gunakan jebakan!”
“Hei, kau pikir itu hanya seekor kera atau anjing saja? Lihat tangannya! Tangannya merah menyala, sudah jelas dia adalah yokai oni!” pekik salah satu warga.
“Kalau begitu kita semakin tidak boleh menyerang sembarang, argh! Apa itu?!”
Tiba-tiba saja para warga yang tengah dalam pengejaran si tangan merah justru terhenti karena sesuatu datang mendekat ke arah mereka. Di satu sisi pula, seorang samurai dari Klan Uchigoro bersama bawahannya datang dan memperingatkan para warga untuk tidak berkeliaran di saat malam hari.
“Hei, kalian semua! Cepat masuk! Yokai akan datang!!” peringatnya dengan suara lantang.
“Tuan! Yokai terkutuk juga muncul dari arah sana!” teriak salah satu pengikutnya sambil menunjuk ke belakang Uchigoro.
“Apa?!”
Hanya Klan Uchigoro yang baru saja turun tangan sebab ini adalah wilayahnya. Namun ia nampak kesulitan, terlebih kedatangan si tangan merah yang diduga menjadi satu gerombolan yokai membuat mereka kerepotan.
Si tangan merah telah terlepas dari amukan para warga dan sekarang ia telah berusaha keras untuk menghindari klan Uchigoro. Meski dirinya sudah berhasil bersembunyi, sayangnya ia malah terjebak dalam kepungan para yokai.
BRAK!!
Tubuhnya terlempar hingga menabrak beberapa susunan kotak kayu di dekat perumahan warga. Semua barang curiannya pun terlepas dari genggamannya.
“Yo-yokai? Aduh! Kenapa s*al sekali aku ini?!” gerutunya lantas bergegas lari dari sana.
Dan seperti yang diduga, beberapa yokai telah mengepung si tangan merah dari belakang juga. Depan, belakang dan sisi samping pun tak ada celah baginya tuk melarikan diri.
Mahluk-mahluk yang berasap hitam, yokai terkutuk sudah siap mengoyak daging si tangan merah. Geramannya terdengar seperti orang kelaparan.
Pada saat yang bersamaan pula, sosok samurai bertopeng Oni datang dari arah belakang si tangan merah.
“Siapa?!”
Angin kencang menerbangkan banyak kelopak bunga sakura, kedatangannya yang begitu jelas terasa membuat para yokai bergidik. Namun sosok bertopeng oni yang hanya memakai pedang kayu tetap menebas semua yokai terkutuk itu di depan si tangan merah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments