Rombongan study tour Mayra sampai di kota Bogor saat waktu menunjukan pukul setengah 11 siang. Semua mahasiswa diarahkan untuk makan siang terlebih dulu baru ke Vila sebelum melanjutkan acara ke salah satu pabrik untuk melihat kegiatan apa saja yang dilakukan dipabrik tersebut.
"Kamu mau makan apa, May? Biar aku ambilkan sekalian ya? Kamu duduk aja, pasti capek," ujar Heaven selalu setia mengikuti Mayra.
"Nggak usahlah, aku ambil sendiri aja," tolak Mayra langsung, ia tidak secapek itu hingga makan saja harus diambilkan.
"Habis ini kita masih ada kegiatan, malam juga katanya mau api unggun di Vila, kamu hemat-hemat tenaga aja May, mana disini udaranya dingin banget gini," ucap Heaven sok perhatian.
Mayra tidak begitu merespon ucapan Heaven, sejujurnya ia sangat risih dengan pria ini karena terus-menerus mendekatinya. Tapi Heaven juga tipe orang yang keras kepala, mau Mayra mengusir dan menolaknya, pria itu tetap saja masih kembali mendekati Mayra.
Disisi lain, Daniel masih dengan sikapnya yang mengikuti Mayra ke dalam restoran, pria itu memesan tempat privat agar bisa mengawasi Mayra tanpa sepengetahuan wanita itu. Tapi, baru saja ia masuk, ia sudah dibuat kesal dengan pemandangan Heaven yang terus mendekati Mayra.
"Pria itu benar-benar kurang ajar, aku harus memberikannya pelajaran agar tidak terus mendekati Mayra," gumam Daniel diiringi dengusan kecil.
"Tuan ingin memesan apa?" Tanya Riko senantiasa menemani Tuannya.
"Riko, aku punya tugas untukmu," ucap Daniel mengabaikan pertanyaan Riko, ia memiliki rencana lain untuk membuat pria sialan itu menjauhi Mayra.
"Tugas apa, Tuan?" Riko mengernyitkan dahinya heran.
Daniel tersenyum sinis, ia lalu mengucapkan tugas yang ia berikan pada Riko. Setelah itu ia kembali duduk dengan tenang seraya menatap Mayra.
******
Mayra memakan makan siangnya dengan tenang, ia sesekali menatap kearah kirinya, ia seperti sedang diawasi seseorang, tapi begitu ia menoleh, ia tidak bisa menemukan siapapun.
Mungkin hanya perasaanku saja.
"May, kamu katanya pindahan dari Surabaya, kenapa memilih pindah kesini?" Tanya Heaven kepo.
"Nggak apa-apa," sahut Mayra cuek, bukan hal penting juga untuk menjawab pertanyaan Heaven.
"Terus kamu tinggal disini sama siapa? Kasih alamat kamu dong, siapa tahu aku pengen mampir," ujar Heaven masih mencoba sok akrab.
Mayra menyelesaikan makan siangnya, ia menatap Heaven dengan tatapan datarnya. "Aku tinggal sendiri, tapi aku punya anjing spider yang galak jika ada orang yang tidak dikenal menggangguku apalagi sampai datang ke rumahku," ucap Mayra dingin dan ketus, ia berharap kalau Heaven segera pergi meninggalkannya, ia benar-benar tidak nyaman dengan pria itu.
"May kamu kok-"
Ucapan Heaven terputus tatkala tiba-tiba ada seorang pelayan yang terjatuh dan tidak sengaja menumpahkan secangkir kopi panas ke tangan Heaven hingga basah ke baju-bajunya.
"Aduh, aduh, panas!" Heaven berteriak seraya mengibaskan tangannya yang terkena tumpahan kopi.
"Astaga Heaven!" Mayra pun berseru karena sangking kagetnya.
"Maaf Tuan, saya tidak sebagai Tuan," ucap Pelayan itu mencoba membantu Heaven tapi pria itu menepis tangannya dengan kasar.
"Dasar pelayan bo doh! Apa kau tidak bisa berjalan dengan benar? Lain kali gunakanlah matamu!" Bentak Heaven segera berlari ke kamar mandi, ia tidak betah dengan panas yang terasa begitu membakar.
Daniel yang melihat hal itu tersenyum puas, siapa suruh menjadi pria yang suka mendekati istri orang, sekarang rasakan itu, batin Daniel puas sekali karena rencananya berhasil.
******
Mayra mengikuti serangkaian acara kunjungan kerja itu dengan hati yang cukup senang, ia banyak mendapatkan ilmu yang selama ini tidak pernah ia ketahui. Sampai menjelang sore, akhirnya mereka semua kembali ke Vila yang sudah dipesan untuk menginap.
Sesampainya di Vila Mayra memutuskan langsung berjalan menuju kamarnya karena ia cukup lelah dan ingin segera beristirahat. Namun, saat ia berjalan ke kamarnya, ia tidak sengaja menabrak seseorang hingga tas mereka terjatuh.
"Apa kau tidak punya mata?" Ternyata orang yang ditabrak oleh Mayra adalah Ayunda, wanita itu terlihat sangat kesal.
"Maaf, aku tidak sengaja," ucap Mayra mengambil tas yang terjatuh itu lalu menyerahkan kepada pemiliknya.
"Makanya kalau jalan pakai mata, jangan pakai dengkul!" seru Ayunda melirik Mayra dengan sinis, sedetik kemudian ia mengernyitkan dahinya. "Eh, tunggu dulu," ucap Ayunda menatap Mayra lekat-lekat.
"Ada apa ya?" Tanya Mayra heran.
"Ternyata benar kau wanita itu, kau istrinya Daniel 'kan?" kata Ayunda akhirnya mengenali siapa Mayra, ia sempat melihat foto pernikahan Daniel yang ada di ponsel Ibunya beberapa waktu lalu.
Mayra sedikit terkejut saat mendengar tuduhan itu. "Bukan, kau salah orang," ucap Mayra mengelak.
"Jangan bohong kamu, istrinya Daniel 'kan?" kata Ayunda masih tidak melepaskan Mayra begitu saja.
"Jangan mengada-ada, aku baru saja pindah kesini, mana mungkin aku menjadi istri orang," ucap Mayra seraya buru-buru meninggalkan Ayunda.
Ayunda masih berdiri ditempatnya, ia yakin tidak salah lihat. Meskipun wanita yang bersama Daniel dirias dan wanita yang ditemuinya tadi polos tanpa make up, Ayunda yakin jika mereka orang yang sama.
"Aku sangat yakin dia orangnya, aku tidak mungkin salah," gumam Ayunda.
*******
Seharian itu hal yang dilakukan Daniel benar-benar sangat tidak berguna, ia mengikuti Mayra kemana wanita itu pergi. Ia benar-benar sudah seperti sasaeng fans yang sibuk mengikuti idolanya secara diam-diam.
Bahkan hingga malam hari, Daniel masih mengikuti Mayra ke Vila tempat wanita itu menginap, ia rela membayar mahal seorang penjaga Vila agar mau memberikannya satu kamar di dalam Vila itu tanpa sepengetahuan orang lain.
"Aku akan membayar sisanya besok," ucap Daniel memberikan segepok uang pada penjaga Vila.
"Wah, ini sudah lebih dari cukup Tuan." Penjaga Vila itu tentu saja kesenangan karena Daniel memberikan bayaran yang sangat mahal.
"Tidak apa-apa, kau boleh pergi sekarang," ucap Daniel mengusir penjaga itu.
Daniel langsung masuk ke kamarnya, ia membersihkan diri lalu menikmati minuman di sisi jendela kamar. Dari jaraknya berdiri, ia bisa bagian belakang Vila yang menunjukkan sebuah kolam renang. Disana, terlihat beberapa mahasiswa kampus sedang menyiapkan acara api unggun dan barbeque.
Daniel terus mengawasi tempat itu, berharap bisa menemukan Mayra disana, tapi wanita itu sama sekali tidak terlihat.
"Dimana dia?" gumam Daniel.
******
Mayra baru saja selesai membersihkan dirinya, ia tidak turun kebawah untuk mengikuti acara yang dibuat teman-temannya itu karena kegiatan itu bukan kampus yang mengadakan. Ia lebih memilih membaca bukunya di kamar dan beristirahat daripada mengikuti acara yang tidak jelas itu.
"May, kamu nggak turun?" Tanya Cantika teman satu kamarnya, wanita itu sudah terlihat tapi dengan gaun malamnya yang sangat minim.
"Enggak, aku mau istirahat aja," jawab Mayra seadanya.
"Kenapa? Cuma seru-seruan aja loh May, mumpung kalau malem gini semua dosen nggak ada disini," ucap Cantika merias wajahnya dicermin.
"Aku capek, lain kali aja ikutan," ucap Mayra masih dengan sikap enggannya.
"Oke deh, aku cabut dulu ya." Cantika sudah selesai merias dirinya, ia segera beranjak meninggalkan Mayra untuk berpesta dengan teman-teman yang lain.
Mayra hanya mengangguk singkat, ia melanjutkan membaca bukunya hingga matanya tidak tahan untuk terpejam. Ia hampir saja terjatuh dalam alam mimpinya, tapi ia malah merasa sangat haus.
"Pakai haus segala sih, mana dapurnya jauh," gumam Mayra dengan malas menyeret langkahnya turun dari ranjang, ia tidak bisa tidur jika belum minum air putih. Seharusnya tadi ia menyiapkannya terlebih dulu, tapi ia lupa, akhirnya sekarang mau tak mau harus turun untuk mengambil air putih.
Happy Reading.
TBC.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Afternoon Honey
💖
2023-11-11
1
Nona Muda❤️
Padahal tinggal ngomong loh Niel, nggak perlu jadi penguntit, wkwkwkwk
2023-03-09
3
Bucinnya Rajendra 💞
Nggak capek apa sok jual mahal Mulu si Daniel 🤣
2023-03-09
2