Bab. 2

Atiyah Afsana Rosemalia dan Fariz Siddiq Aziz penasaran melihat reaksi dari kakaknya itu. Mereka saling berpandangan satu sama lainnya, Fariz mengangkat bahunya tandanya tidak mengerti dengan apa yang terjadi.

"Mbak kenapa, Mbak baik-baik saja kan?" Tanyanya Atiyah seraya memegang lengannya Aida.

Aida menyeka air matanya itu lalu menatap ke arah adik bungsunya itu,"Abang Fahri mengalami kecelakaan," jawabnya Aida yang mengeraskan suara tangisannya ketika selesai berbicara.

"Apa! Kenapa bisa terjadi seperti itu!?" Tanyanya Fariz.

"Mbak juga tidak tahu, Atiyah tolong pesankan Mbak tiket sekarang juga, Mbak akan berangkat ke Banjarmasin," pintanya Aida yang segera bangkit dari duduknya itu lalu berjalan ke arah lemari.

"Innalilahi wa innailaihi rojiun, yang sabar yah Mbak kami selalu bersamamu," imbuhnya Fariz yang berusaha untuk menguatkan hati dan perasaannya Aida Izzatih Jasmine.

"Coba kamu hubungi nomor hpnya Tante Mariana katakan padanya jika Abang Fahri Hamzah kecelakaan,apa dia juga bersedia ikut bersama Mbak ke Banjar atau enggak," ujarnya Aidah sembari mengambil koper besar dari atas lemarinya itu.

"Assalamualaikum Tante,saya Fariz mau berikan kabar, tapi saya harap Tante harus sabar," tuturnya Fariz Siddiq Aziz.

"Waalaikum salam, maksudnya Nak?" Tanyanya balik Bu Mariana.

"Bang Fahri mengalami kecelakaan,dia tabrakan di tol dan katanya perawat dari sana kondisinya Abang cukup parah dan harus dioperasi," imbuhnya Fariz.

"Astagfirullah aladzim, ya Allah… apa yang telah terjadi kepada putraku," pungkasnya Ibu Mariana.

Fariz tak lupa mengeraskan volume suara telponnya itu kemudian menatap ke arah kakaknya itu, "Katanya Mbak Aida apa Tante juga pengen ikut bareng Mbak Aida,"

"Iya Tante harus ikut bareng Mbak mu, tolong jemput Tante yah saya akan bareng Aysiah juga," tuturnya Ibu Mariana.

"Baik Tante akan saya sampaikan kepada Mbak Aida,"

Sambungan telpon pun putus, Fariz segera meminta kepada Atiyah untuk menambah tiketnya menjadi tiga. Atiyah dan Fariz tidak ikut bersama mereka, karena mereka harus kuliah sehingga mereka tidak ikut berbeda dengan Aysiah yang sudah lulus kuliah.

Berselang beberapa jam kemudian, Aida dan adik iparnya serta Ibu mertuanya sudah berangkat ke Banjarmasin Kalimantan Selatan. Air matanya sesekali menetes membasahi pipinya Aida dengan mulutnya yang selalu komat kamit membaca beberapa ayat suci Al-Quran agar jiwa, pikiran dan perasaannya itu bisa tenang.

"Ya Allah… hidup dan mati kami ada dalam genggaman tanganmu maka bantulah kami ya Allah… berikanlah umur yang panjang dan kesembuhan terhadap suamiku, jangan Engkau panggil suamiku secepat ini ya Allah yah Rahman yah Rohim," gumamnya Aida yang tidak bisa memejamkan matanya di dalam pesawat selama dalam perjalanan berbeda dengan kedua orang yang bersamanya yang masih sanggup untuk mendengkur halus malah.

Kurang lebih satu jam lebih perjalanan yang mereka tempuh hingga sampai di bandara di Banjar. Aida segera dijemput oleh salah satu rekan kerjanya Fahri di kapal.

"Apa Anda Istrinya Kep, Fahri Hamzah Noel?" Tanyanya seorang pria yang kira-kira seumuran dengan Fahri yang pandangan matanya selalu tertuju pada Aysiah Agnia Noel adik satu-satunya Fahri.

"Benar sekali, apa Anda Pak Farid Aksay Hardja?" Tebaknya Aida yang sebelumnya mereka sudah saling berkenalan lewat telpon.

"Iya betul Bu,mari ikut saya kita langsung ke rumah sakit saja," imbuhnya Farid Aksay yang tersenyum tipis ke arah Aysiah.

Mereka segera meninggalkan parkiran bandara, menuju rumah sakit. Fatih sudah selesai dioperasi plastik dan beberapa luka dibagian tubuhnya pun sudah diobati. Aida tanpa menunggu mama mertua dan iparnya segera berlari ke arah dalam rumah sakit. Ia tidak ingin terlambat walau sedikitpun.

Hingga ia hampir saja tabrakan dengan seseorang yang berjas serba hitam itu yang baru saja keluar dari salah satu pintu ruangan perawatan icu.

"Maaf Pak saya tidak sengaja," ucapnya Aida yang meminta maaf kepada pria yang sama sekali tidak dikenalnya.

"Tidak apa-apa Bu," jawab Fadli Sadana Emier.

Aida segera meninggalkan Fadli yang berjalan ke arah ICU. Aidah semakin menetes membasahi pipinya itu ketika melihat kondisi dari Fahri yang masih tidak sadarkan diri itu. Fadhli menatap ke arah Aidah dengan tatapan matanya yang cukup tajam itu bak elang yang siap menerkam mangsanya.

"Perempuan yang cukup cantik,apa Tuan Muda Fatih akan tertarik padanya nanti? Semoga Tuan Muda mengerti dan menerima semua yang sudah aku rencanakan ini karena, Alhamdulillah semuanya cukup berjalan lancar," gumamnya Fadli lalu memakai kacamata hitamnya.

Aida belum diijinkan langsung untuk mengunjungi Fahri yang baru saja keluar dari masa kritisnya. Jam tangan dipergelangan tangannya menunjukkan pukul sembilan malam.

"Ibu, sebaiknya ibu pulang saja ke hotel, biarkan saya saja yang menjaga Abang Fahri," usulnya Aida.

Bu Mariana memeluk tubuh anak satu-satunya menantu perempuannya itu, "Kamu jaga diri baik-baik, ingat kesehatanmu juga harus kamu jaga Nak, insya Allah… Mama sama adikmu Aysiah akan balik dulu," ujarnya Bu Mariana Alia Noel.

"Pak Farid saya minta tolong untuk diantarkan mama dengan adikku kasihan mereka sama sekali tidak tahu jalan di Banjar entar kesasar lagi, kasihan gadis cantik seperti ipar ku ini, jika harus kesasar," candanya Aida yang melihat dan mengetahui gerak gerik sahabat dari suaminya itu sudah memperlihatkan apabila ada sesuatu yang tersembunyi dan terselubung dari setiap tatapannya Farid Emier Hardja.

"Ish… ish Mbak Aida bisa saja deh," tukasnya Aysiah yang tersenyum simpul yang senang dengan perkataan dari kakak iparnya itu.

"Cepat lah jalannya Aysiah, Mama sudah mengantuk Nak," teriaknya Bu Mariana yang melihat anaknya bukannya berjalan malahan saling tatap-tatapan dengan pria yang baru dalam hitungan detik itu lihatnya.

Aida berjalan kembali ke kaca pemisah antara pasien dengan anggota keluarga yang menjaga. Aida menyentuh kaca itu yang kembali menangis tersedu-sedu meratapi nasib malang suaminya itu.

"Abang saya yakin Abang akan segera sembuh total dari penyakitnya Abang dan semoga wajahnya Abang tidak apa-apa dan bisa kembali normal seperti sebelumnya," lirihnya Aidah.

"Hemmm," deheman seseorang membuat Aidah mengalihkan pandangannya ke arah sumber suara.

Aidah tersenyum manis menanggapi seruan dari seorang pria yang berusaha Aidah Ingat.

"Anda laki-laki yang tadi sore aku senggol itu kan?" Terkanya.

"Benar sekali Bu, perkenalkan saya adalah Fadli Sadana Khalid perwakilan dari perusahaan yang ditempati pak Fahri bekerja selama ini," ujar Fadli sambil mengulurkan tangannya ke arah depannya Aidah Izzatih Jasmine.

Aidah tanpa ragu menyambut uluran tangannya Fadli untuk berjabat tangan," saya Aidah Izzathi Jasmin Aziz istrinya Kapten Fahri," sembari tersenyum ramah.

Mereka berbincang-bincang santai hingga tengah malam. Aida pamit kepada Fadli Sadana Khalid, karena sudah waktunya adzan shalat Subuh berkumandang dari musholah rumah sakit. Aida berjalan menyusuri koridor rumah sakit, hingga tanpa sengaja sudut ekor matanya melihat seorang perempuan yang terbaring lemah di atas salah satu bangkar rumah sakit yang kebetulan didorong oleh beberapa perawat.

Perasaan penasaran dan kepo ingin mengetahui apa yang terjadi pada pasien tersebut," maaf suster apa yang terjadi dengan pasiennya?" Tanyanya Aida.

"Pasien baru saja mengalami kecelakaan maut di kilometer 20 tol, bersama dengan suaminya tapi, sayangnya suaminya meninggal dunia dalam perjalanan ke rumah sakit dan calon anak mereka harus keguguran kandungannya," ungkap suster tersebut yang segera meninggalkan Aydah yang spontan berdiri dengan berbagai macam pertanyaan yang tiba-tiba muncul dalam benaknya hingga ia melupakan niat dan tujuan awalnya untuk melaksanakan shalat subuh.

"Ya Allah… kalau gak salah itu kan tempat kecelakaannya juga Abang Fahri suamiku seperti yang dijelaskan oleh Farid tadi," gumamnya Aida.

Terpopuler

Comments

Amaira Singkil

Amaira Singkil

lanjut kk author

2023-03-21

0

Chaca Lee💗

Chaca Lee💗

kasihan aida ditinggal setelah nikah eh malah Fahri selingkuh

2023-03-17

1

pensi

pensi

Aamiin semoga abangnya bisa sehat seperti sedia kala.

2023-03-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!