BAB 16 - Kau Milikku

"Sekali lagi aku tanya, kau yakin, Zalina? Setelah kau menyerahkan dirimu, maka tawaranku di malam pertama tidak akan berlaku lagi."

Sean sudah peringatkan lebih dahulu agar Zalina tidak menyesali keputusannya. Bisa dipastikan setelah ini, sama sekali tidak ada celah untuk Zalina pergi apapun alasannya. Mau Irham memohon dengan air mata darah sekalipun, Zalina tidak boleh kembali.

Begitu mendapat persetujuan dari Zalina, jelas Sean tidak akan menyia-nyiakan kesempatan. Istrinya yang mengizinkan, sama sekali dia tidak memaksa dan Zalina benar-benar melakukannya secara suka rela.

"Kau milikku, Zalina."

Sadar atau tidak, Zalina telah memutuskan dirinya untuk siapa. Kalimat singkat yang jelas akan mengubah hidupnya ke depan. Jika selama ini Sean sedikit membatasi dirinya, setelah penyatuan malam ini mungkin Sean akan berbeda.

Cukup sulit bagi sean menerobosnya, seperti yang sudah dia duga istrinya memang perawan. Sean yang pertama merasakan bagaimana sempitnya lorong hangat itu, terakhir dan satu-satunya tentu saja.

"Aaawwh ... aku yang pertama, Zalina?" tanya Sean usai perjuangan demi membuat miliknya terbenam dalam kehangatan.

"Ehm, pertama," jawab Zalina meringis menahan tangis kala merasakan sesak dan sakit tak terkira di pangkal pahanya.

"Maaf, tapi kau bukan yang pertama bagiku, Sayang," sesal Sean yang kemudian Zalina tanggapi dengan senyuman. Meski sedikit menyebalkan lantaran Sean mengutarakannya ketika sudah berhasil menerobos miliknya, bagi Zalina hal itu tidak sama sekali ingin dia ketahui ataupun permasalahkan.

"Aku tidak peduli, Mas ... sungguh."

Keduanya sama-sama terbakar api asmara. Seorang pendosa seperti Sean merasakan kenikmatan dalam ikatan halal bersama wanita suci tak terjamah yang sama sekali tidak peduli dengan masa lalunya.

Mungkin Zalina akan sulit mengimbangi, tapi malam ini Sean yang mendominasi. Istrinya hanya menerima dan pasrah sekalipun tubuhnya bahkan lemas lantaran memekik kesekian kali. Sean benar-benar mengutamakan kepuasan wanitanya lebih dulu.

Seperti yang Sean yakini, dia tidak akan bisa berhenti setelah melakukannya. Tubuh Zalina terlalu candu, sesuatu dalam seakan memburu dan terus ingin tanpa mengerti batas waktu.

Zalina satu-satunya wanita yang masih begitu lugu di atas ranjang. Dia menangis lantaran Sean memintanya di atas, Zalina menggeleng karena tenaganya yang seakan hampir habis.

Gila, Sean memang tidak main-main. Memberikan izin untuk dijamah artinya sudah siap lelah. Dia yang memang sudah sejak lama tidak merasakan hal ini seakan menemukan cahaya dalam ruang gelapnya.

Sesak yang sejak lama dia rasakan, kini seakan terpuaskan. Miliknya yang hampir karatan dan mungkin bosan selalu berakhir di tangan dan debut sebagai solo karir, kini benar-benar menemukan tempatnya pulang.

Rumah sesungguhnya yang jelas terasa lebih hangat dan membuat bibir Sean meracau tak karuan kala merasakan pusat kehidupannya kian menegang. Zalina yang kini pasrah mengikuti gerak tubuhnya yang semakin tak karuan, rintihannya kian menjadi kala merasakan sakit dan nikmat bersamaan.

"Zal ... Zalina, aku ...."

Suara Sean terputus-putus, nama itu selalu dia ucapkan hingga tubuhnya ambruk dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Zalina. Sean benar-benar menyukai wangi istrinya malam ini, wangi yang berhasil membuat dirinya tidak mampu menahan hassrat lebih lama lagi.

Sean telah berhasil menuntaskan pelepasannya beberapa menit lalu, Zalina tampaknya terlalu lelah kini mendengkur pelan hingga membuat Sean mengangkat tubuhnya sebentar. Keringat di keningnya benar-benar membasah, bahkan rambutnya kini terasa lembab.

Sean menyugar surai hitam sang istri begitu lembutnya. Pertempuran paling lembut dan penuh perasaan pertama yang Sean lakukan. Namun, agaknya masih cukup menyiksa diri Zalina karena istrinya sempat menangis di tengah permainan.

"Apa aku berlebihan?"

Sean menggigit bibirnya kini, kasihan sejujurnya. Sean merengkuh tubuh Zalina yang begitu lemas tak bertenaga. Sebelum turut menutup mata, Sean menghujani Zalina dengan kecupan di seluruh wajahnya sebagai ungkapan maaf dan terima kasih setelah membuat Zalina sulit begini.

.

.

Menjelang fajar, Zalina merasakan tidak nyaman di bagian bawahnya hingga berpikir hendak ke kamar mandi. Namun, dia merasakan ngilu yang cukup meyiksa dan membuatnya meringis pelan.

"Aku tahu memang sakit, tapi tidak kusangka akan begini," keluh Zalina menatap Sean yang masih terlelap dengan selimut menutup bagian tubuhnya.

Zalina berusaha bangun, tapi lupa jika saat ini dia benar-benar polos dan tidak menggunakan sehelai benang pun. Sejenak dia berpikir, pakaiannya ada di dalam kamar mandi. Zalina mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamar, lingerie kematian yang tidak seharusnya dicoba itu melayang cukup jauh, bisa dipastikan Sean melemparnya dengan tenaga dalam.

"Zalina, mau kemana?"

Suara Sean sejenak menghentikan gerakan Zalina. Mata pria itu masih memerah, dia kini duduk dan menatap wajah pucat Zalina. "Mau ke kamar mandi?" tebak Sean meneka jawaban yang paling mungkin untuk Zalina inginkan.

"Iya, bisa tolong bantu? Aku bergerak saja sulit."

Zalina jujur sekali Sean adalah penyebab utama dia bahkan sulit berdiri seperti ini. Maka jelas berani berbuat, harus berani bertanggung jawab. Tanpa perlu menunggu lama, Sean turun dari tempat tidur dan memungut celananya.

Istrinya mengalihkan pandangan, alasan paling logis jelas saja karena malu. Sean hanya tersenyum tipis, mereka baru saja selesai menghabiskan malam yang manis, sangat manis hingga Zalina menangis.

Tanpa melepaskan selimut di tubuhnya, Zalina tetap terdiam dalam gendongan Sean. Begitu setia Sean menunggu istrinya yang kini tengah buang air kecil.

"Mas keluarlah, aku mau mandi," pinta Zalina yang kemudian membuat Sean mengerutkan dahi.

"Mandi? Jam segini ... masih jam tiga, Zalina ... masuk angin bagaimana?" tanya Sean tidak habis pikir kenapa istrinya sekuat itu mandi jam segini.

"Tidak masalah, sudah sana ... nanti kupanggil lagi, Mas."

"Hm ikut mandi juga kalau begitu," ucapnya yang lagi-lagi melepas celana tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Tindakan seenak hati Sean kali ini benar-benar membuat Zalina mengelus dada. Kemana rasa malu Sean? Sepertinya sudah tidak ada karena kini dia sesantai itu di hadapan istrinya.

"Ikut mandi? Ikut mandi gimana?"

"Kau tidak lupa kalau aku bodoh, 'kan? Aku tidak tahu cara mandi wajib, sekalian praktek, Zalina agar aku tidak salah."

"T-tapi, 'kan, Mas?"

"Aku tidak akan macam-macam, hanya mandi saja."

.

.

- To Be Continue -

Terpopuler

Comments

Nanik Kusno

Nanik Kusno

modus pollllll

2024-03-30

0

anggie aremanita

anggie aremanita

modusss/Facepalm/

2024-03-23

1

bibi

bibi

wkwkeke

2024-03-09

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 01 - Awal
2 BAB 02 - Selepas Akad
3 BAB 03 - Pertama
4 BAB 04 - Sekecil Itu
5 BAB 05 - Hipnotis
6 BAB 06 - Tidak Pantas
7 BAB 07 - Pendosa
8 BAB 08 - Hamil?
9 BAB 09 - Benar-Benar Sakit
10 BAB 10 - Hama
11 BAB 11 - Keputusan Dua Keluarga
12 BAB 12 - Sedekat Ini
13 BAB 13 - Demi Aku?
14 BAB 14 - Jalan Tengah
15 BAB 15 - Kau Yakin?
16 BAB 16 - Kau Milikku
17 BAB 17 - Kuingat Dengan Istighfar
18 BAB 18 - Aku Tetap Berhak
19 BAB 19 - Berhenti Mengusiknya
20 BAB 20 - Pindah?
21 BAB 21 - Pesona Sean
22 BAB 22 - Tidak Peduli
23 BAB 23 - Kita Pacaran
24 BAB 24 - Masih Mau Jadi Pacarku?
25 BAB 25 - Langit dan Senja
26 BAB 26 - Tamu Tak Diundang
27 BAB 27 - Sehangat Itu
28 BAB 28 - Salah Sangka
29 BAB 29 - Tetap Bandung
30 BAB 30 - Tidak Adil
31 BAB 31 - Penyakit Hati
32 BAB 32 - Usai Pernikahan
33 BAB 33 - Tiba-Tiba Diam
34 BAB 34 - Hanya Milikku
35 BAB 35 - Malarindu
36 BAB 36 - Kemarahan Zean
37 BAB 37 - Hangat
38 BAB 38 - Kembali
39 BAB 39 - Apa Kita Akan Terus Bersama?
40 BAB 40 - Terpenjara
41 BAB 41 - Tabur Tuai
42 BAB 42 - Menyerah
43 BAB 43 - Kacau
44 BAB 44 - Semua Demi Kamu
45 BAB 45 - Jodoh Cerminan Diri
46 BAB 46 - Obat Paling Nyata
47 BAB 47 - Bebas? Bisa
48 BAB 48 - Pikirkan Lagi
49 BAB 49 - Hanya Sementara
50 BAB 50 - Sambutan
51 BAB 51 - Ikatan Batin
52 BAB 52 - Setelah Sekian Lama
53 BAB 53 - Satu-Sama (Kerinduan)
54 BAB 54 - Ruang Rindu
55 BAB 55 - Bayang-Bayang
56 BAB 56 - Senandung Hijrah
57 BAB 57 - Bantu Aku
58 BAB 58 - Terima Kasih
59 BAB 59 - Cukup Sekali!!
60 BAB 60 - Melukis Senja
61 BAB 61 - Secebis Kerinduan
62 BAB 62 - Kita Pulang, Nak
63 BAB 63 - Memang Salah!!
64 BAB 64 - Permintaan Maaf
65 BAB 65 - Terlampau Buruk
66 BAB 66 - Dejavu
67 BAB 67 - Tidak Akan Pergi
68 BAB 68 - Diam-Diam Menghanyutkan
69 BAB 69 - Sangat Lama
70 BAB 70 - Sama, Seperti Abi
71 BAB 71 - Bukan Bank ASI
72 BAB 72 - Gundah
73 BAB 73 - Tetap Pendendam
74 BAB 74 - Mama Posesif
75 BAB 75 - Salah Menduga
76 BAB 76 - Orang Yang Sama
77 BAB 77 - Pria Arogan
78 BAB 78 - Hukuman
79 BAB 79 - Sisa Bencana
80 BAB 80 - Familiar
81 BAB 81 - Pemegang Kebenaran
82 BAB 82 - Tidak Terduga
83 BAB 83 - Lindungi Aku
84 BAB 84 - Andai
85 BAB 85 - Tamat
86 BAB 86 - Menuntut Balas
87 BAB 87 - Malu
88 BAB 88 - Terhina
89 BAB 89 - Berkaca Sebelum Mencela!
90 BAB 90 - Cemburu?
91 BAB 91 - Takut Berpaling
92 BAB 92 - Harus Pergi
93 BAB 93 - Bantu Aku
94 BAB 94 - Jangan Berlebihan
95 BAB 95 - Tidak Lucu
96 BAB 96 - Memang Licik
97 BAB 97 - Berandai-Andai
98 BAB 98 - Maaf
99 BAB 99 - Wanita Hanya Ingin Dimengerti
100 BAB 100 - Pemain Lama
101 BAB 101 - Perbaiki Sendiri
102 BAB 102 - Astaghfirullah, Suamiku
103 BAB 103 - Bandara
104 BAB 104 - Bukan Halusinasi
105 BAB 105 - Mencoba Baik
106 BAB 106 - Bertanggung Jawab
107 BAB 107 - Bukan Anakku
108 BAB 108 - Sama-Sama Panik
109 BAB 109 - Tidak Seburuk Itu
110 BAB 110 - Tidak Perlu Dibalas
111 BAB 111 - Malu Semalu-Malunya
112 BAB 112 - Pertama Kali
113 BAB 113 - Tidak Sesuai Rencana
114 BAB 114 - Tidak Berkhayal
115 BAB 115 - Zalina's Big Boy
116 BAB 116 - Pemaksa
117 BAB 117 - Ketetapan Takdir
118 BAB 118 - Best Partner
119 BAB 119 - Petaka Yang Sesungguhnya
120 BAB 120 - Jangan Menyeretku
121 BAB 121 - Jalan Tengah
122 BAB 122 - Usaha
123 BAB 123 - Negosiasi
124 BAB 124 - Di atas Materai
125 BAB 125 - Beres!!
126 BAB 126 - Tidak Suka
127 BAB 127 - Garis Miring
128 BAB 128 - Diagnosa dr. Sean
129 BAB 129 - Tak Terduga
130 BAB 130 - Akan Sangat Lama
131 BAB 131 - Tetap Anti
132 BAB 132 - Menghalalkan Segala Cara
133 BAB 133 - Berhasil
134 BAB 134 - Satu Sama
135 BAB 135 - Bukan Manusia Biasa
136 BAB 136 - Bodoh
137 BAB 137 - Bukan Anak Kecil
138 BAB 138 - Saling Melengkapi
139 BAB 139 - Sempurna
140 BAB 140 - Percaya Padaku.
141 BAB 141 - Sesuai Harapan
142 BAB 142 - Tidak Bisa Diatur
143 BAB 143 - Tanggung Jawab
144 BAB 144 - Tokoh Utama Dalam Kisahnya
145 BAB 145 - Cinta Pertama dan Terakhir
146 BAB 146 - Minta Pertolongan
147 BAB 147 - Sama-Sama
148 BAB 148 - Jangan Menyakiti Hatimu
149 BAB 149 - Sambil Menyelam Minum Air
150 BAB 150 - Double Date
151 BAB 151 - Tidak Ada Yang Sia-Sia
152 BAB 152 - Janji Kita
153 BAB 153 - Lolipop
154 BAB 154 - Sedikit Hukuman
155 BAB 155 - Cepat Sekali
156 BAB 156 - Dalam Dekapmu ~ Tamat
157 Visual Cast Pernikahan Tak Terduga
158 Extra Part 01
159 Extra Part 02
160 Extra Part 03
161 Extra Part 04
162 Extra Part 05
163 Extra Part 06 - Edisi Ana - Axel
164 Promo Karya Baru - Istri Tak Ternilai
165 Extra Part 07 - Edisi Ana - Axel
166 Extra Part 08 - Edisi Ana - Axel
167 Extra Part 09 - Edisi Ana - Axel
168 Extra Part 10 - Edisi Ana - Axel
169 Extra Part 11 - Edisi Ana - Axel
170 Extra Part 12 - Edisi Ana - Axel
171 Extra Part 13 - Edisi Ana - Axel
172 Extra Part 14 - Edisi Ana - Axel
173 Extra Part 15 - Edisi Ana - Axel
174 Extra Part 16 - Edisi Ana - Axel
175 Extra Part 17 - Edisi Ana - Axel
176 Extra Part 18 - Edisi Ana - Axel
177 Extra Part 19 - Edisi Ana - Axel
178 Extra Part 20 - Edisi Ana - Axel
179 Extra Part 21 - Edisi Ana - Axel
180 Extra Part - New Normal
181 Extra Part - Kabar Baik/Buruk?
182 Extra Part - The Last Extra Part
183 BONUS VISUAL
Episodes

Updated 183 Episodes

1
BAB 01 - Awal
2
BAB 02 - Selepas Akad
3
BAB 03 - Pertama
4
BAB 04 - Sekecil Itu
5
BAB 05 - Hipnotis
6
BAB 06 - Tidak Pantas
7
BAB 07 - Pendosa
8
BAB 08 - Hamil?
9
BAB 09 - Benar-Benar Sakit
10
BAB 10 - Hama
11
BAB 11 - Keputusan Dua Keluarga
12
BAB 12 - Sedekat Ini
13
BAB 13 - Demi Aku?
14
BAB 14 - Jalan Tengah
15
BAB 15 - Kau Yakin?
16
BAB 16 - Kau Milikku
17
BAB 17 - Kuingat Dengan Istighfar
18
BAB 18 - Aku Tetap Berhak
19
BAB 19 - Berhenti Mengusiknya
20
BAB 20 - Pindah?
21
BAB 21 - Pesona Sean
22
BAB 22 - Tidak Peduli
23
BAB 23 - Kita Pacaran
24
BAB 24 - Masih Mau Jadi Pacarku?
25
BAB 25 - Langit dan Senja
26
BAB 26 - Tamu Tak Diundang
27
BAB 27 - Sehangat Itu
28
BAB 28 - Salah Sangka
29
BAB 29 - Tetap Bandung
30
BAB 30 - Tidak Adil
31
BAB 31 - Penyakit Hati
32
BAB 32 - Usai Pernikahan
33
BAB 33 - Tiba-Tiba Diam
34
BAB 34 - Hanya Milikku
35
BAB 35 - Malarindu
36
BAB 36 - Kemarahan Zean
37
BAB 37 - Hangat
38
BAB 38 - Kembali
39
BAB 39 - Apa Kita Akan Terus Bersama?
40
BAB 40 - Terpenjara
41
BAB 41 - Tabur Tuai
42
BAB 42 - Menyerah
43
BAB 43 - Kacau
44
BAB 44 - Semua Demi Kamu
45
BAB 45 - Jodoh Cerminan Diri
46
BAB 46 - Obat Paling Nyata
47
BAB 47 - Bebas? Bisa
48
BAB 48 - Pikirkan Lagi
49
BAB 49 - Hanya Sementara
50
BAB 50 - Sambutan
51
BAB 51 - Ikatan Batin
52
BAB 52 - Setelah Sekian Lama
53
BAB 53 - Satu-Sama (Kerinduan)
54
BAB 54 - Ruang Rindu
55
BAB 55 - Bayang-Bayang
56
BAB 56 - Senandung Hijrah
57
BAB 57 - Bantu Aku
58
BAB 58 - Terima Kasih
59
BAB 59 - Cukup Sekali!!
60
BAB 60 - Melukis Senja
61
BAB 61 - Secebis Kerinduan
62
BAB 62 - Kita Pulang, Nak
63
BAB 63 - Memang Salah!!
64
BAB 64 - Permintaan Maaf
65
BAB 65 - Terlampau Buruk
66
BAB 66 - Dejavu
67
BAB 67 - Tidak Akan Pergi
68
BAB 68 - Diam-Diam Menghanyutkan
69
BAB 69 - Sangat Lama
70
BAB 70 - Sama, Seperti Abi
71
BAB 71 - Bukan Bank ASI
72
BAB 72 - Gundah
73
BAB 73 - Tetap Pendendam
74
BAB 74 - Mama Posesif
75
BAB 75 - Salah Menduga
76
BAB 76 - Orang Yang Sama
77
BAB 77 - Pria Arogan
78
BAB 78 - Hukuman
79
BAB 79 - Sisa Bencana
80
BAB 80 - Familiar
81
BAB 81 - Pemegang Kebenaran
82
BAB 82 - Tidak Terduga
83
BAB 83 - Lindungi Aku
84
BAB 84 - Andai
85
BAB 85 - Tamat
86
BAB 86 - Menuntut Balas
87
BAB 87 - Malu
88
BAB 88 - Terhina
89
BAB 89 - Berkaca Sebelum Mencela!
90
BAB 90 - Cemburu?
91
BAB 91 - Takut Berpaling
92
BAB 92 - Harus Pergi
93
BAB 93 - Bantu Aku
94
BAB 94 - Jangan Berlebihan
95
BAB 95 - Tidak Lucu
96
BAB 96 - Memang Licik
97
BAB 97 - Berandai-Andai
98
BAB 98 - Maaf
99
BAB 99 - Wanita Hanya Ingin Dimengerti
100
BAB 100 - Pemain Lama
101
BAB 101 - Perbaiki Sendiri
102
BAB 102 - Astaghfirullah, Suamiku
103
BAB 103 - Bandara
104
BAB 104 - Bukan Halusinasi
105
BAB 105 - Mencoba Baik
106
BAB 106 - Bertanggung Jawab
107
BAB 107 - Bukan Anakku
108
BAB 108 - Sama-Sama Panik
109
BAB 109 - Tidak Seburuk Itu
110
BAB 110 - Tidak Perlu Dibalas
111
BAB 111 - Malu Semalu-Malunya
112
BAB 112 - Pertama Kali
113
BAB 113 - Tidak Sesuai Rencana
114
BAB 114 - Tidak Berkhayal
115
BAB 115 - Zalina's Big Boy
116
BAB 116 - Pemaksa
117
BAB 117 - Ketetapan Takdir
118
BAB 118 - Best Partner
119
BAB 119 - Petaka Yang Sesungguhnya
120
BAB 120 - Jangan Menyeretku
121
BAB 121 - Jalan Tengah
122
BAB 122 - Usaha
123
BAB 123 - Negosiasi
124
BAB 124 - Di atas Materai
125
BAB 125 - Beres!!
126
BAB 126 - Tidak Suka
127
BAB 127 - Garis Miring
128
BAB 128 - Diagnosa dr. Sean
129
BAB 129 - Tak Terduga
130
BAB 130 - Akan Sangat Lama
131
BAB 131 - Tetap Anti
132
BAB 132 - Menghalalkan Segala Cara
133
BAB 133 - Berhasil
134
BAB 134 - Satu Sama
135
BAB 135 - Bukan Manusia Biasa
136
BAB 136 - Bodoh
137
BAB 137 - Bukan Anak Kecil
138
BAB 138 - Saling Melengkapi
139
BAB 139 - Sempurna
140
BAB 140 - Percaya Padaku.
141
BAB 141 - Sesuai Harapan
142
BAB 142 - Tidak Bisa Diatur
143
BAB 143 - Tanggung Jawab
144
BAB 144 - Tokoh Utama Dalam Kisahnya
145
BAB 145 - Cinta Pertama dan Terakhir
146
BAB 146 - Minta Pertolongan
147
BAB 147 - Sama-Sama
148
BAB 148 - Jangan Menyakiti Hatimu
149
BAB 149 - Sambil Menyelam Minum Air
150
BAB 150 - Double Date
151
BAB 151 - Tidak Ada Yang Sia-Sia
152
BAB 152 - Janji Kita
153
BAB 153 - Lolipop
154
BAB 154 - Sedikit Hukuman
155
BAB 155 - Cepat Sekali
156
BAB 156 - Dalam Dekapmu ~ Tamat
157
Visual Cast Pernikahan Tak Terduga
158
Extra Part 01
159
Extra Part 02
160
Extra Part 03
161
Extra Part 04
162
Extra Part 05
163
Extra Part 06 - Edisi Ana - Axel
164
Promo Karya Baru - Istri Tak Ternilai
165
Extra Part 07 - Edisi Ana - Axel
166
Extra Part 08 - Edisi Ana - Axel
167
Extra Part 09 - Edisi Ana - Axel
168
Extra Part 10 - Edisi Ana - Axel
169
Extra Part 11 - Edisi Ana - Axel
170
Extra Part 12 - Edisi Ana - Axel
171
Extra Part 13 - Edisi Ana - Axel
172
Extra Part 14 - Edisi Ana - Axel
173
Extra Part 15 - Edisi Ana - Axel
174
Extra Part 16 - Edisi Ana - Axel
175
Extra Part 17 - Edisi Ana - Axel
176
Extra Part 18 - Edisi Ana - Axel
177
Extra Part 19 - Edisi Ana - Axel
178
Extra Part 20 - Edisi Ana - Axel
179
Extra Part 21 - Edisi Ana - Axel
180
Extra Part - New Normal
181
Extra Part - Kabar Baik/Buruk?
182
Extra Part - The Last Extra Part
183
BONUS VISUAL

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!