Bab 2 ~ Bahan gosip ~

Maya sangat marah saat Dimas tidak menuruti keinginannya,padahal dia sudah janji sama tetangga sebelah akan pergi ke pasar untuk membeli baju yang baru datang dari kota.

"Sial..Melinda saja selalu ganti baju dan tas branded setiap datang ke pengajian,belum lagi perhiasan yang menghiasi seluruh tangan dan lehernya.Apes banget memang punya menantu tidak berguna seperti Amira." Sungut Maya lalu dia pergi meninggalkan rumah menuju rumah sahabatnya.

Dia pergi menuju rumah Melinda yang tidak jauh dari rumahnya,ternyata disana sudah berkumpul teman-teman satu tongkrongannya.

"Ehh...Maya sudah datang,kenapa dengan wajahmu,kok sepertinya tidak senang begitu?" Tanya Melinda.Mereka semua duduk di sopa sambil menunggu kedatangan Maya.

"Biasalah...Lihat menantu tidak berguna dirumah membuat emosiku selalu naik,coba kalian bayangkan aku minta uang tiga ratus ribu sama anakku dia tidak berani kasih karena takut sama istrinya yang tidak berguna itu."Ucap Maya menjelaskan menantunya kepada semua teman-temannya.

"Dasar menantu tidak tau diri!! kamu sih bodoh Maya,kalau menantu mu sikapnya kurang ajar seperti itu kamu harus memberinya pelajaran,coba kamu lihat menantuku,dia punya pekerjaan setiap bulan ada gaji pastinya dia juga baik sama aku,coba lihat kalung ku ini kamu tau menantuku yang membelinya." Ucap Melinda dia berusaha memamerkan semua perhiasan miliknya.

Mendengar kata-kata Melinda,Maya semakin emosi apalagi saat melihat Melinda memamerkan semua perhiasannya.Hatinya semakin panas rasanya dia sudah tidak sabar untuk pulang ke rumahnya dan memaksa Amira untuk bekerja di rumah orang kaya di desanya.

"Makanya Bu Maya,jangan terlalu baik kepada menantu yang ada mereka akan semena mena dan malas bekerja." Ucap Melinda.

"Kalau tidak suruh saja anakmu menikah lagi cari wanita yang lebih baik,toh anakmu tidak terlalu jelek dan anakmu juga punya kerjaan." Ucap Melinda semakin memanas-manasi keadaan.

Maya hannya diam saja,dia tidak yakin jika Dimas mau menceraikan istrinya,lagian yang dia inginkan Amira bekerja seperti dulu sebelum dia sakit agar bisa memberikan uang yang banyak untuknya.

Setelah puas membahas masalah menantu masing-masing,mereka akhirnya membubarkan diri apalagi saat ini hari sudah mulai gelap.Seharian Maya tidak melakukan apa pun yang dia tau hannya gosip dengan semua gengnya.

Maya membuka pintu rumah,dia sudah melihat Amira dan Dimas duduk di atas sopa yang usang,emosi Maya semakin besar saat melihat Amira sedang tersenyum kepada suaminya dia langsung berpikiran yang aneh-aneh dia berpikir Dimas sedang memberikan uang kepada menantunya itu.

" Dimas...Mana uang yang mama minta,cepatlah besok aku dan Melinda akan mengambil baju yang sudah kami pesan,apa kamu tega membiarkan ibu malu karena tidak membayar baju yang sudah dipesan bisa-bisa ibu di maki penjualnya." Ucap Maya berbohong.

Amira menghela napas panjang,bukannya keberatan kalau suaminya memberikan uang kepada ibunya tapi di saat pertengahan bulan seperti ini itu sangat sulit.

"Kenapa kamu menghela napas panjang,kamu keberatan kalau aku meminta uang kepada anakku?" Tanya Maya dia menatap Amira dengan sinis melihat wajah Amira sekali dia menyiramnya dengan air minum yang ada di atas meja.

"Bu...Jujur saja, aku tidak keberatan kalau ibu minta uang kepada mas Dimas tapi ibu kan tau sekarang akhir bulan gaji mas Dimas tinggal sedikit jadi nanti akhir bulan kita makan apa?" Jawab Amira hingga membuat amarah Maya semakin memuncak lalu melayangkan pukulan keras ke wajah Amira.

"Plak...Dasar kamu tidak tau diri,kalau kamu cemburu Dimas memberikan uang kepadaku lebih baik kamu pergi dari rumah ini,dasar menantu tidak berguna kamu,aku sudah muak melihat mu di rumah ini." Maya memaki Amira,dia benar-benar marah wajahnya memerah dan dadanya naik turun menahan emosi.

Amira memegangi wajahnya yang baru saja ditampar mertuanya sekuat tenaga rasanya sangat berdenging saat mendapat tamparan sangat membekas di hatinya.

"Ajari istri mu yang tidak berguna itu Dimas, mama sangat kesal dan marah kepada wanita itu." Ucap Maya lalu meninggakan mereka berdua di ruang tamu rumah sederhana mereka.

Kali ini Dimas benar-benar kaget melihat mamanya yang begitu kasar memberikan pukulan kepada istrinya,belum sempat menegur ibunya dia sudah pergi meninggakan mereka.

Amira sangat marah saat mertuanya dengan berani memukulnya,hatinya semakin sakit saat suaminya tidak berbicara apa pun kepadanya bahkan membiarkan ibunya pergi begitu saja.

Amira meninggakan suaminya lalu masuk kedalam kamarnya hari ini dia benar-benar kecewa,kepada suaminya dan juga mertuanya yang sudah berani kasar kepadanya.

Setahun pernikahannya dengan suaminya,ini pertama kalinya dia merasakan sedih yang luar biasa.

Amira mengambil tasnya,lalu memasukkan beberapa pakaiannya kedalam malam ini rencananya dia ingin kembali ke rumah tantenya dia sangat kecewa kepada mertua dan suaminya.

"Amira...Kamu mau ngapain,kenapa kamu memasukkan pakaianmu kedalam tas kamu mau kemana?" Dimas dengan kasar menarik tas Amira lalu menyimpannya ke atas lemari yang sangat tinggi.

"Amira aku minta maaf,mungkin ibu sedang ada masalah hingga dia begitu emosi." Ucap Dimas dengan santai tampa memikirkan perasaanya.

Amira tersenyum kecut,dia sangat kecewa dengan sikap suaminya yang terlalu membela ibunya tanpa memikirkan perasaanya sedikit pun.

"Mas...Aku di tampar ibumu, kamu bilang ibu ada masalah gampang sekali kamu bilang begitu mas,besok-besok dia akan menghajar ku." Ucap Amira dia keluar dari dalam kamar lalu mengambil sapu dan membawanya ke dalam kamarnya.

Amira berusaha mengambil tasnya, setelah dapat dia keluar dari dalam kamar sambil membawa tas miliknya.Dimas mengejarnya lalu menarik tangannya.

"Amira kamu mau jadi istri durhaka kepada suamimu?"

"Biarkan saja dia pergi,kita lihat siapa yang mau menerimanya,dia sudah wanita penyakitan dan menjadi menantu tidak berguna,sudah kamu pergi dari rumah ini,kamu menantu pembawa sial di rumah ini."

" Bu....Bisa tidak jangan memperkeruh suasana,ini rumah tanggaku bu, jangan terlalu ikut campur harusnya ibu minta maaf kepadanya sebesar apa pun emosi ibu kepada menantu ibu tolong jangan sampai kasar ibu bisa di laporkan." Ucap Dimas.Mendengar pembelaan dari suaminya hati Amira mulai melemah ini yang dia harapkan dari tadi.

Dimas membawa Amira masuk kembali ke dalam kamar dan meninggalkan ibunya yang masih emosi di ruangan tamu.

"Lihat aku akan membuatmu tidak betah di rumah ini,dasar menantu tidak tau malu,penyakitan sudah setahun menikah sampai hari ini dia tidak bisa hamil karena penyakitnya untuk apa mempertahankan istri yang tidak berguna seperti itu." Ucapnya lalu masuk kedalam kamarnya.

💗💗💗bersambung 💗💗💗

Terpopuler

Comments

Siti Mutrikah

Siti Mutrikah

lanjut

2025-04-13

0

Allenn

Allenn

Pengen tau mertuanya bisa apa.. selain belanja n gosip🧐

2024-07-11

1

Bzaa

Bzaa

semoga saja mertua bgni cm ada di novel🤲

2024-07-06

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ~ Pengenalan ~
2 Bab 2 ~ Bahan gosip ~
3 Bab 3 ~ Cari masalah ~
4 Bab 4 ~ Mendekati ~
5 Bab 5 ~ Hannya bisa sabar ~
6 Bab 6 ~ Perasaan yang sudah mulai memudar ~
7 bab 7 ~ Bertemu teman baik ~
8 Bab 8 ~ Kehilangan uang ~
9 Bab 9 ~ Tidak mau kalah ~
10 Bab 10 ~ Kepercayaan ~
11 Bab 11 ~ Semakin mantap ~
12 Bab 12 ~ Memberinya ijin ~
13 Bab 13 ~ Kehidupan baru ~
14 Bab 14 ~ Aku mencintai mu ~
15 Bab 15 ~ Kebohongan ~
16 Bab 16 ~ Pamer ~
17 Bab 17 ~ Semakin tidak tau diri ~
18 Bab 18 ~ Di marahi ~
19 Bab 19 ~ Kejadian yang tidak terduga ~
20 Bab 20 ~ Enaknya jadi orang kaya ~
21 Bab 21 ~ Menikah siri ~
22 Bab 22 ~ Setuju ~
23 Bab 23 ~ Gelisah ~
24 Bab 24 ~ Menjaganya ~
25 Bab 25 ~ Sangat marah ~
26 Bab 26 ~ Sangat sedih ~
27 Bab 27 ~ Pria Arongan ~
28 Bab 28 ~ Mulai terlihat aslinya ~
29 Bab 29 ~ Pria penuh sandiwara ~
30 Bab 30 ~ Mulai menyesal ~
31 Bab 31 ~ Wanita Bodoh ~
32 Bab 32 ~ Kebohongan ~
33 Bab 33 ~ Aku tidak peduli lagi ~
34 Bab 34 ~ Aku minta maaf ~
35 Bab 35 ~ Tidak ada kata maaf untukmu ~
36 Bab 36 ~ Emang enak ~
37 Bab 37 ~ Menjijikkan ~
38 Bab 38 ~ Kabur ~
39 bab 39 ~ Kehidupan yang berantakan ~
40 Bab 40 ~ Tampa dia aku sudah bahagia ~
41 Bab 41 ~ Pertemuan ~
42 Bab 42 ~ Serba salah ~
43 Bab 43 ~ Aku tidak tau dia anak siapa ~
44 Bab 44 ~ Calon nyonya besar ~
45 Bab 45 ~ Menyesal ~
46 Bab 46 ~ Menemui Amira ~
47 Bab 47 ~ Wanita tidak tau malu ~
48 Bab 48 ~ Kehilangan berlian ~
49 Bab 49 ~ Tanggung jawab ~
50 Bab 50 ~ Pria kejam ~
51 Bab 51 ~ Kamu sombong ~
52 Bab 52 ~ Ikhlas ~
53 Bab 53 ~ Semua ada waktunya ~
54 Bab 54 ~ Sehari bersama anak ~
55 Bab 55 ~ Korban ~
56 Bab 56 ~ Hancur ~
57 Bab 57 ~ Akhirnya menderita ~
58 Bab 58 ~ Bertemu keluarga mantan ~
59 Bab 59 ~ Kesibukan ~
60 Bab 60 ~ Menyadari ~
61 Bab 61 ~ Rahasia Tuhan ~
62 Bab 62 ~ Kesabaran berbuah manis ~
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Bab 1 ~ Pengenalan ~
2
Bab 2 ~ Bahan gosip ~
3
Bab 3 ~ Cari masalah ~
4
Bab 4 ~ Mendekati ~
5
Bab 5 ~ Hannya bisa sabar ~
6
Bab 6 ~ Perasaan yang sudah mulai memudar ~
7
bab 7 ~ Bertemu teman baik ~
8
Bab 8 ~ Kehilangan uang ~
9
Bab 9 ~ Tidak mau kalah ~
10
Bab 10 ~ Kepercayaan ~
11
Bab 11 ~ Semakin mantap ~
12
Bab 12 ~ Memberinya ijin ~
13
Bab 13 ~ Kehidupan baru ~
14
Bab 14 ~ Aku mencintai mu ~
15
Bab 15 ~ Kebohongan ~
16
Bab 16 ~ Pamer ~
17
Bab 17 ~ Semakin tidak tau diri ~
18
Bab 18 ~ Di marahi ~
19
Bab 19 ~ Kejadian yang tidak terduga ~
20
Bab 20 ~ Enaknya jadi orang kaya ~
21
Bab 21 ~ Menikah siri ~
22
Bab 22 ~ Setuju ~
23
Bab 23 ~ Gelisah ~
24
Bab 24 ~ Menjaganya ~
25
Bab 25 ~ Sangat marah ~
26
Bab 26 ~ Sangat sedih ~
27
Bab 27 ~ Pria Arongan ~
28
Bab 28 ~ Mulai terlihat aslinya ~
29
Bab 29 ~ Pria penuh sandiwara ~
30
Bab 30 ~ Mulai menyesal ~
31
Bab 31 ~ Wanita Bodoh ~
32
Bab 32 ~ Kebohongan ~
33
Bab 33 ~ Aku tidak peduli lagi ~
34
Bab 34 ~ Aku minta maaf ~
35
Bab 35 ~ Tidak ada kata maaf untukmu ~
36
Bab 36 ~ Emang enak ~
37
Bab 37 ~ Menjijikkan ~
38
Bab 38 ~ Kabur ~
39
bab 39 ~ Kehidupan yang berantakan ~
40
Bab 40 ~ Tampa dia aku sudah bahagia ~
41
Bab 41 ~ Pertemuan ~
42
Bab 42 ~ Serba salah ~
43
Bab 43 ~ Aku tidak tau dia anak siapa ~
44
Bab 44 ~ Calon nyonya besar ~
45
Bab 45 ~ Menyesal ~
46
Bab 46 ~ Menemui Amira ~
47
Bab 47 ~ Wanita tidak tau malu ~
48
Bab 48 ~ Kehilangan berlian ~
49
Bab 49 ~ Tanggung jawab ~
50
Bab 50 ~ Pria kejam ~
51
Bab 51 ~ Kamu sombong ~
52
Bab 52 ~ Ikhlas ~
53
Bab 53 ~ Semua ada waktunya ~
54
Bab 54 ~ Sehari bersama anak ~
55
Bab 55 ~ Korban ~
56
Bab 56 ~ Hancur ~
57
Bab 57 ~ Akhirnya menderita ~
58
Bab 58 ~ Bertemu keluarga mantan ~
59
Bab 59 ~ Kesibukan ~
60
Bab 60 ~ Menyadari ~
61
Bab 61 ~ Rahasia Tuhan ~
62
Bab 62 ~ Kesabaran berbuah manis ~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!