Sinar dan Surya saling tatap mendengar ucapan Marlin. Sebenarnya hubungan mereka selama 2 bulan terakhir, baik-baik saja. Surya sudah tidak ketus lagi pada Sinar dan Sinar pun sudah tak kesal, malahan mereka sering bercanda jika hanya berdua saja. Tapi, untuk hal yang di tanyakan Marlin pada mereka, tak pernah sedikit pun mereka terpikirkan dengan hal itubatau mencoba memikirkannya.
"Maaf, Nyonya. Kami tidak memikirkan itu. Hubungan saya dan Tuan Muda hanya sebatas pelayan dan Tuannya, tidak lebih." jelas Sinar jujur.
"Padahal saya berharap..."
"Sinar, tolong aku mau istirahat," ujar Surya.
Sinar mengiyahkan permintaan Surya dengan mengangguk. Lalu pamit pada Marlin untu membawah Surya.
"Aku mau istirahat. Tinggalkan aku sendiri, dan jangan ada yang mengganggu!" pinta Surya.
"Baik."
Sinar membantu Surya untuk bangkit dari kursi rodanya untuk berpindah ke tempat tidur, namun tiba-tiba...
Buukk
Sinar sudah bertumpuh di dada Surya saat ini. Karena hilang keseimbangan keduanya terjatuh bersama, beruntunglah ada kasur yang menyambut tubuh mereka saat jatuh.
Netra keduanya tak lepas dari pandangan wajah masing-masing, tampa suara, jantung mereka berdetak tak karuan.
Deg deg deg deg
Dug dug dug dug
Suara jantung mereka, bergetar hebat, namun keduanya belum juga sadar. Dengan keadaan yang sama, tanpa sengaja Sinar menyentuh bagian sens1tif pria itu, dan...
"4h...," des4han keluar dari bibir Surya. Memang seperti itulah dia, tak bisa kompromi dengan g4irahnya.
"Hm, maaf!" ucap Sinar dan segera ingin beranjak dari sana, namun cegahan Surya membuatnya tak bisa berkutik.
Surya mengunci pinggang wanita itu hingga dia tak bisa bangkit, dan...
Pak
"Lepaskan!" ucap Sinar dengan melayangkan jarinya di kening Surya.
"Auh!" Reflek tangan itu terlepas dari Sinar dan dia segera bangkit dari dada Surya yang terkapar di atas tempat tidur.
"Kau ini kejam sekali!" sungut Surya dengan mengusap keningnya yang si sentil oleh Sinar.
"Siapa suruh! Cari kesempatan dalam kesempitan!" ucap Sinar ketus dan menyembunyikan wajahnya yang telah memerah karena malu.
"Hei, kau yang menindihku! Kenapa jadi aku yang salah?"
"Lalu, kenapa kau diam? Tidak bangun!" kesal Sinar.
"Kau yang di atas,,aku di bawahmu!"
"Iya, seharusnya kau tidak diam!"
"Lalu aku harus apa?" tanya Surya tak kalah ketus.
Begitulah perdebatan mereka terjadi, sedangkan di luar kamar, seseorang sedang menempel di pintu seperti cicak, mendengarkan perdebatan mereka yang menurutnya aneh.
"Auh! Apa yang kau lakukan? Jangan kasar-kasar, pelan-pelan bisa, kan!" ucap Surya saat Sinar mencoba membantuhnya untuk bersandar di sandaran tempat tidur.
"Tidak bisa! Aku mau cepat! Mau p1pis. Akh!" Sinar memekik saat Surya mengcengkram tangannya.
Marlin yang berada di depan pintu, bergidik ngeri, mendengar apa yang terjadi pada mereka berdua.
"Iiiiiihh, kenapa mereka kasar sekali?" Entah apa yang ada di pikiran Marlin. Dia pergi dari sana dengan berlari kecil dengan pemikirannya sendiri.
Di dalam kamar, Sinar telah berada dalam kamar mandi milik Surya dan itu membuat Surya sangat kesal. Pasalnya dia tidak suka jika kamar mandinya di pakai oleh orang lain, selain dirinya.
"Sinar, keluarlah! Tinggalkan aku," ucap Surya.
"Ok. Panggil aku, jika kau butuh sesuatu!" Sinar keluar dari kamar itu dan mengunci pintu rapat setelah pergi.
"Sinar! Kamu nggak apa-apa?" tanya Marlin saat Sinar tengah duduk di dapur menghilangkan penatnya.
"Tidak. Memangnya ada apa Nyonya?" tanya Sinar bingung.
"Kamu bener nggak apa-apa?" tanya Marlin lagi, meyakinkan dirinya jika tidak terjadi sesuatu pada Sinar.
"Tidak. Sebenarnya, ada apa?" tanya Sinar lagi, bingung.
"Oh, emp. Nggak pa-pa. Ya sudah, saya ke kamar dulu."
"Ada apa?" gumam Sinar, bingung, setelah kepergian Marlin.
Di dalam kamar, Surya terngiang-ngiang dengan ucapan Marlin padanya dan Sinar. Tidak bisa di bohongi lagi, kebersamaannya dengan Sinar selama ini, telah menumbuhkan rasa simpatik terhadap Sinar. Dia tak ingin lagi mengakhiri hubungan mereka, tapi dia pun tak tahu dengan Sinar.
"Apa Sinar punya.perasaan yang sama denganku? Lalu bagaimana dengan Aldrick? Aku salah, telah memberinya harapan. Bagaimana denganku, setelah ini?" batin Surya yang sudah sangat mendambahkan Sinar.
.
.
.
.
Ayo, disubcribe, ya😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments